Anda di halaman 1dari 5

Analisa Performance Ammonia Converter Pabrik Pupuk

Sebelum dan Sesudah Turn Around (TA)

David Bahrin*, Indira Nur Sakinah, Farra Unzilah Kendari Putri


*Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Jln. Raya Palembang Prabumulih Km. 32
Inderalaya Ogan Ilir (OI) 30662
Email: davidbahrin@unsri.ac.id

Abstrak
Ammonia converter merupakan salah satu alat penting dalam produksi amoniak khususnya di Unit
Amoniak Pabrik Pupuk. Performance reaktor ammonia converter mempengaruhi produktivitas dan
efisiensi di pabrik amoniak dilihat dari peningkatan produksi NH 3 yang di dapat dari hasil keluaran
ammonia converter. Analisa performance dilakukan menggunakan simulasi aspen hysys 3.2. dengan
prinsip perhitungan secara kesetimbangan dan kinetika. Hasil analisa pun akan dibandingkan sebelum dan
sesudah Turn Around (TA). Berdasarkan teknik proses pada pabrik pupuk, hasil konversi dihitung
menggunakan Microsoft Excel karena tidak terdapat data aktual untuk flowrate. Didapatkan hasil konversi
sebelum TA yaitu konversi N2 sebesar 25,7088% dan konversi H2 sebesar 25,8984%. Hasil konversi untuk
data setelah turn around yaitu konversi N2 sebesar 25,6191% dan konversi H2 sebesar 26,0366%.
Penggantian katalis dan pengecekan operasi alat pada saat TA yang membuat kondisi operasi ammonia
converter lebih membaik dibandingkan sebelum TA. Beberapa faktor lainnya yang mempengaruhi yaitu
temperatur inlet, tekanan inlet, dan rasio H2/N22.

Kata Kunci: ammonia converter, perfomance, analisa

Abstract
Ammonia converter is one the essential properties in producing ammonia at ammonia unit. Performance
of ammonia converter will affect the productivity and efficiency of ammonia plant, which can be analysed
by the ammonia product. Performance analysed by simulation of aspen hysys 3.2. with the equilibrium and
kinetic calculation. Results of the analysis will be compared between the result of calculation with before
and after turn around data. Conversion calculation method used by process engineer is goal seek method
using Microsoft Excel due to incomplete actual data (flowrate). Result of N2 conversion after turn around
is 25,6191% and 26,0366% for H2 conversion. Result of N2 conversion before turn around is 25.6191%
and 25.8984% for H2 conversion. Catalyst renewal and operating equipment adjustment during turn
around improving the operating conditions of ammonia converter. Several factors which affect the
improvement are inlet temperature, inlet pressure, and H2:N2 ratio.

Keyword: ammonia converter, performance, analysis

1. PENDAHULUAN produksi meningkat sebear 20% dari kapasitas


Ammonia Converter merupakan reaktor terpasang. Namun pada waktu tertentu operasi
berkatalis yang berfungsi sebagai tempat reaksi yang terjadi pada Unit Amoniak Pabrik Pupuk
pembentukan NH3 (amoniak) dari hidrogen (H2) sering mengalami kendala pada kinerja
dan nitrogen (N2). Reaktor ammonia converter kompresor, demikian pula katalis yang berada
sangat berpengaruh terhadap produktivitas dan pada ammonia converter telah berumur tua dan
efisiensi di pabrik amoniak yang dapat dilihat belum diganti dari batas umur pemakaiannya.
dari peningkatan produksi NH3 hasil keluaran Hal tersebut yang menjadi latar belakang
ammonia converter. Kontrol dan evaluasi penelitian dalam membuat artikel ini. Parameter
terhadap peralatan ini sangat diperlukan untuk yang menjadi pertimbangan pada reaktor
mendapatkan proses yang lebih optimal. Unit ammonia converter, antara lain temperatur,
Amoniak Pabrik Pupuk merupakan unit pabrik tekanan, pressure drop dan rasio H2/N2, sehingga
tua yang sudah beroperasi sejak tahun 1976 dapat mengetahui faktor pengendalian proses
dimana telah mengalami Ammonia Optimization yang dilakukan untuk menjaga agar kapasitas
Project (AOP) untuk meningkatkan efisiensi produksi dapat dihasilkan sesuai dengan yang
pemakaian energi meningkat sebesar 10% dan ditentukan. Sehingga, dilakukan perbandingan
Jurnal Teknik Kimia No. 1, Vol. 25, Januari 2019 Page 13
kinerja ammonia converter sebelum dan sesudah Titik kesetimbangan reaksi sintesa amoniak
Turn Around (TA). tergantung pada kondisi operasi. Kadar amoniak
Proses sintesa amoniak terjadi pada dalam gas keluaran reaktor sekitar 15-20% mol.
ammonia converter (105-D), dimana gas sintesa Gas yang tidak terkonversi dikembalikan ke
(N2 dan H2) dari unit pemurnian gas sintesa akan reaktor untuk mendapatkan produksi yang
direaksikan menjadi produk amoniak. Ammonia maksimal.
converter berisikan 75 m3 promoted iron Kenaikan temperatur menurunkan derajat
catalyst. Katalis diletakkan di dalam internal kesetimbangan dari amoniak dan akan
basket yang terdiri dari beberapa catalyst bed mempercepat reaksi karena reaksi yang terjadi
yang terpisah di dalam reaktor. Volume bed bersifat eksotermis. Ketika temperatur
semakin bawah akan semakin besar, hal ini meningkat, maka laju reaksi akan meningkatan,
dilakukan untuk membatasi panas reaksi yang namun konsentrasi kesetimbangan amoniak akan
eksotermis pada bed paling atas (dimana terjadi mengurangi konversi hidrogen dan nitrogen
reaksi tercepat), sehingga converter dapat dijaga terhadap amoniak. Ketika temperatur operasi
pada temperatur yang diinginkan. Penggunaan meningkat, maka konsentrasi kesetimbangan
aliran gas quench yang masuk katalis bed amoniak akan berkurang.
bertujuan untuk mengontrol temperatur Temperatur yang rendah akan
converter untuk memungkinkan terbentuknya memaksimalkan umur katalis. Secara umum,
nilai panas reaksi yang mantap. Reaksi yang kinerja katalis stabil pada temperatur 1050˚F
terjadi di dalam ammonia converter adalah (566˚C), namun katalis akan mengalami
sebagai berikut: penurunan kestabilan apabila berada di atas
N2 + 3H2 → 2 NH3 (eksotermis) temperatur tersebut. Kebanyakan converter
Reaksi yang terjadi pada ammonia didesain untuk memberikan konversi yang
converter bersifat eksotermis, kenaikan optimal dengan terlokasinya temperatur
temperatur mengakibatkan kesetimbangan reaksi maksimum atau hot spot pada bagian bed atas
bergeser ke kiri (reaktan), sehingga hal tersebut dan mengalami penurunan menuju keluarannya.
menyebabkan produk yang dihasilkan akan Tekanan sangat mempengaruhi
berkurang karena akan kembali terurai menjadi kesetimbangan dan laju reaksi. Peningkatan
reaktan. tekanan dapat meningkatkan konsentrasi
NH3 yang dihasilkan pada bed pertama kesetimbangan amoniak dan kecepatan laju
sangat tinggi dengan temperatur yang terus reaksi. Hal ini akan mempengaruhi terhadap
meningkat. Jika temperatur terus meningkat dan meningkatnya konversi pada tekanan tinggi.
mencapai kesetimbangan, maka reaksi akan Tekanan desain pada ammonia loop berkisar
bergeser ke kiri yang menyebabkan NH3 terurai 2000-3000 psig (142-212 kg/cm2) dengan adanya
kembali menjadi reaktan. Penyeimbangan kalor kompresor sentrifugal.
yang berkurang tersebut, dilakukan quenching Feed syn-gas yang menuju ke seksi sintesa
sehingga temperatur sebelum masuk bed kedua idealnya mempunyai perbandingan H2 terhadap
turun. Reaksi di atas bergeser ke kanan, sehingga N2 berkisar 3:1. Perbandingan dalam feed syn-
jumlah NH3 akan bertambah meskipun hanya gas boleh diubah sedikit dari 3:1 untuk
mengalami sedikit peningkatan dan seterusnya mendapatkan perbandingan optimum H2:N2
sampai bed terakhir, sehingga didapatkan produk dalam campuran gas yang masuk converter.
dengan hasil yang diharapkan. Berdasarkan desain pada pabrik, rasio H2/N2
Salah satu peninjauan kinerja ammonia yang baik berkisar diantara 2,8-3,2. Perubahan
converter ialah perbandingan komposisi antara jumlah rasio H2/N2 akan berdampak pada
data desain dan data aktual untuk mengetahui kenaikan atau menurunnya konversi di dalam
optimal atau tidaknya performa dari ammonia ammonia converter. Variabel operasi utama yang
converter. Konsentrasi tiap komposisi pada gas digunakan untuk mengontrol rasio hidrogen dan
keluaran secara desain dapat diamati pada tabel, nitrogen adalah komposisi dari make up atau
sebagai berikut: fresh feed gas.
Metana dan argon adalah komponen inert
Tabel 1. Komposisi Gas Keluar pada 105-D (Desain)
yang terdapat pada aliran syn gas. Komponen ini
Komponen % Vol
tidak berbahaya terhadap katalis sintesa dan tidak
Ar 4,30
mengalami reaksi sintesa, namun dapat
N2 17,30
membawa dampak negatif terhadap laju reaksi
CH4 8,85
dan kesetimbangan. Konsentrasi inert bervariasi
H2 52,35
pada setiap indusri sekitar 1%-20%. Konsentrasi
NH3 17,20
inert secara umum dapat diatur secara minimum
(Sumber: Manual Operation Ammonia Plant, Pabrik
Pupuk) dengan melakukan purging syn gas pada loop.

Jurnal Teknik Kimia No. 1, Vol. 25, Januari 2019 Page 13


14
Pengeluaran gas-gas inert secara kontinyu K dan konversi pada tiap bed semakin menurun
harus dijaga melalui pipa header yang masuk dari bed 1 sampai bed 4. Pengaruh temperatur
kompresor recyle dikirim ke sistem purge gas. terhadap nilai K ditunjukkan pada grafik berikut:
Aliran purge gas diperlukan untuk mengontrol
konsentrasi CH4 dan gas-gas inert lainya agar 8
dapat dijaga serendah mungkin di daerah sintesa,
karena akan mengakibatkan penurunan konversi, 6
kenaikan tekanan dan mengurangi kapasitas 4
produksi.
Katalis sintesa terbuat dari oksida besi yang 2
mengandung potasium, kalsium, dan oksida 0
aluminium sebagai stabilizer dan motor, dan

ln K
diisikan ke dalam ammonia converter dalam -2
keadaan teroksidasi. Katalis harus diaktifkan -4
terlebih dahulu sebelum melakukan proses
sintesa dengan cara reduksi. -6
-8
2. METODOLOGI PENELITIAN
Pendekatan analisis kinerja ammonia -10
converter sebelum dan setelah Turn Around (TA) -12
dilakukan pada pabrik proses pembentukan 0 10 20 30
amoniak pabrik pupuk. Tahapan metodologi
1/T × 104 (k-1)
meliputi pengumpulan data, pengolahan data dan
perhitungan, serta analisis data dan hasil
perhitungan. Gambar 1. Grafik ln K terhadap 1/T × 104
Metode yang digunakan untuk menganalisa Persamaan laju reaksi didasarkan pada
performance ammonia converter (105-D) ialah adsorpsi nitrogen pada permukaan katalis. Pada
simulasi Aspen Hysys 3.2 dengan prinsip kesetimbangan, laju reaksi ke kanan sama
menghitung konstanta kesetimbangan dan dengan laju reaksi ke kiri. Persamaan laju reaksi
ordinat reaksi untuk mendapatkan komposisi sintesis amonia, atau konsumsi nitrogen,
oulet serta menggunakan prinsip kinetika reaksi. dinyatakan pada persamaan (1) dalam satuan
Perhitungan konversi data aktual dihitung (kmol N2/kg cat h) berdasarkan buku Kinetics of
menggunakan Microsoft Excel. the Synthesis of Ammonia on Promoted Iron
Catalysts (Pyzhev dan Temkin, 1940).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Dengan nilai tetapan laju reaksi ke arah kanan
Berdasarkan data desain yang didapat dari dan kiri masing-masing seperti pada persamaan
bagian process engineer pabrik, data ammonia (2) dan (3).
converter yang didapat yaitu temperatur,
tekanan, % mol inlet, %mol outlet, dan flowrate. 87090
Data desain untuk konversi pada ammonia k1 =1.79×104 exp (- )
RT
converter pabrik pupuk diasumsikan sebelum
dan sesudah TA dianggap sama. Data aktual
yang didapatkan dari bagian process engineer 198464
pabrik pupuk tidak terdapat kondisi operasi pada k-1 =2.57×1016 exp (- )
RT
tiap bed, hanya terdapat temperatur inlet dan
outlet. Data aktual secara keseluruhan reaktor
pada saat sebelum dan sesudah TA yang
didapatkan yaitu %mol, tekanan, pressure drop, 1 P1.5
H2 PNH
2rNH3 =- rN2 = (k1 pN -k-1 1.53 )
dan temperatur inlet. ρcat 2 P
NH3 PH2
Terdapat hubungan antara kesetimbangan
dan temperatur berdasarkan persamaan 13.11
pada buku Smith, (1984). Hubungan Keq Keterangan:
berbanding terbalik dengan temperatur, sehingga rN2 = laju konsumsi N2
apabila temperatur semakin membesar maka rNH3 = laju konsumsi NH3
nilai K akan semakin menurun. Nilai K yang ρcat = massa jenis katalis
semakin menurun membuat nilai konversi k1 = konstanta reaksi ke arah kanan
semakin menurun pula. Temperatur dari bed 1 k-1 = konstanta reaksi ke arah kiri
sampai bed 4 semakin membesar sehingga nilai R = tetapan gas ideal

Jurnal Teknik Kimia No. 1, Vol. 25, Januari 2019 Page 13


15
T = temperatur reaksi setelah TA lebih besar dari hasil konversi
PNH3 = tekanan parsial NH3 sebelum TA walaupun tidak terlalu jauh berbeda.
PN2 = tekanan parsial N2 Pada saat TA, data konversi sebelum TA di
PH2 = tekanan parsial H2 analisa untuk melihat penurunan kinerja reaktor.
Berdasarkan hasil perhitungan laju reaksi Beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja
data desain keseluruhan didapatkan sebesar tersebut ialah katalis dan kondisi operasi reaktor.
1866,0860 kmol N2/hr dan konversi sebesar Sehingga, pada saat TA dilakukan penggantian
33,4648%. Pada data performance test, konversi katalis dan perbaikan kondisi operasi alat.
total yang didapatkan dari penjumlahan konversi Penggantian katalis dan perbaikan kondisi
tiap bed pada saat katalis berumur 2 tahun operasi alat tersebut membuat konversi setelah
sebesar 36,2029% sedangkan konversi total yang TA lebih besar dibandingkan sebelum TA.
didapatkan dari penjumlahan konversi tiap bed Hasil perhitungan konversi kesetimbangan
pada saat katalis berumur 10 tahun sebesar dihitung berdasarkan prinsip termodinamika dan
29,0214%. Berdasarkan perhitungan tersebut, hasil tersebut merupakan konversi maksimum
konversi yang dihasilkan pada saat umur katalis yang dapat dicapai pada proses pembentukan
2 tahun lebih baik dibandingkan dengan konversi amoniak di ammonia converter. Konversi yang
pada saat umur katalis 10 tahun. Hal ini dihasilkan lebih besar dibandingkan dengan hasil
disebabkan karena adanya proses turn around perhitungan konversi kinetika karena pada
dengan penggantian katalis dan pengecekan perhitungan konversi kinetika dipengaruhi oleh
operasi alat sehingga konversi dan kondisi faktor katalis yaitu berat dan densitas katalis.
operasi menjadi lebih baik. Katalis mempercepat laju reaksi pembentuk
Perhitungan laju reaksi dan konversi data amoniak untuk mencapai kesetimbangan
desain untuk tiap bed dari bed 1 sampai bed 4 sehingga hasil perhitungan konversi lebih rendah
cenderung menurun. Laju reaksi dan hasil dibandingkan hasil perhitungan konversi
konversi data desain pada saat setelah turn kesetimbangan.
around didapatkan lebih besar dibandingkan
dengan sebelum turn around. Kondisi operasi 50,00%
pada saat setelah turn around juga lebih rendah
45,00%
dibandingkan dengan sebelum turn around A
sehingga biaya operasi yang dibutuhkan lebih 40,00%
rendah pada saat setelah turn around. 35,00%
Perhitungan konversi data desain ammonia
30,00%
Konversi

converter pada pabrik pupuk berdasarkan


25,00% B
flowrate. Data desain tersebut menghasilkan
konversi N2 sebesar 26,33% dan konversi H2 20,00%
sebesar 26,33%. Hasil tersebut diasumsikan 15,00%
sama untuk hasil konversi sebelum dan sesudah
10,00% C
turn around, hal tersebut dikarenakan tidak
adanya data desain reaktor secara keseluruhan. 5,00%
Perhitungan konversi data aktual ammonia 0,00%
converter pada pabrik pupuk berdasarkan %mol. Bed 1 Bed 2 Bed 3 Bed 4
Metode yang digunakan untuk perhitungan
konversi ini berdasarkan dari process engineer Gambar 2. Perbandingan Hasil Perhitungan Konversi
pabrik pupuk, yang menggunakan Microsoft Kesetimbangan dan Kinetika (Katalis
Excel yang akan menghasilkan konversi H2 dan Berumur 2 dan 10 Tahun) Tiap Bed
N2. Data aktual flowrate pada pabrik pupuk tidak Reaktor Ammonia Converter
dihitung pada inlet maupun outlet ammonia Keterangan Grafik:
converter. Data yang terdapat hanya memberikan A = Konversi Kesetimbangan
data flowrate keluaran kompresor dan aliran B = Konversi Kinetika (Katalis 2 Tahun)
C = Konversi Kinetika (Katalis 10 Tahun)
recycle keluaran flash drum amoniak. Sehingga
Faktor-faktor yang menyebabkan konversi
digunakan perhitungan konversi pada Microsoft
kurang mencapai konversi maksimal adalah
Excel karena tidak adanya data tersebut.
temperatur inlet, tekanan inlet, pressure drop,
Hasil konversi yang didapatkan untuk data
rasio H2/N2, dan mekanisme reaksi kimia.
sebelum turn around (TA) yaitu konversi N2
sebesar 25,7088% dan konversi H2 sebesar 4. KESIMPULAN
25,8984%. Hasil konversi untuk data setelah TA 1) Perhitungan kesetimbangan dengan prinsip
yaitu konversi N2 sebesar 25,6191% dan termodinamika merupakan konversi
konversi H2 sebesar 26,0366%. Hasil konversi maksimum yang dapat dicapai pada reaksi

Jurnal Teknik Kimia No. 1, Vol. 25, Januari 2019 Page 13


16
pembentukan amoniak yaitu 44,7% pada
bed 1.
2) Hasil perhitungan konversi dengan prinsip
kinetika lebih rendah dibandingkan dengan
hasil perhitungan konversi kesetimbangan
karena terdapat faktor katalis pada
perhitungan laju reaksi yaitu densitas dan
berat katalis.
3) Semakin tinggi temperatur maka nilai K
akan semakin rendah sehingga menurunkan
nilai konversi pembentukan amoniak.
4) Perhitungan konversi data aktual menggu-
nakan metode goal seek pada Microsoft
Excel yaitu sebesar 25,7088% pada
sebelum turn around dan sebesar 25,6191%
pada setelah turn around. Hasil konversi
tidak berbeda secara signifikan, namun
kondisi operasi pada saat setelah turn
around lebih baik daripada sebelum turn
around.
5) Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi
pembentukan amoniak yaitu temperatur
inlet, tekanan inlet, pressure drop, rasio
H2/N2, dan mekanisme reaksi kimia.

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah. A. 2010. Evaluasi Kinerja dan
Prekdiksi Pergantian Katalis Ammonia
Converter Pada Pabrik Ammonia. http://e-
jurnal.pnl.ac.id/index.php/JST
R/article/view/188/(accessed 17.02.18)
Anonim. PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri)
Proses Produksi Amonia. (Online):
www.pusri.co.id/ina/amonia-proses-
produksi-amonia/(accessed 21.02.18)
Felder, R. M. 1986. Elementary Principles of
Chemical Processes 2th edition. New York:
John Wiley & Sons.
Levenspiel, O. 1962. Chemical Reaction
Engineering 3th edition. New York:
Mc.Graw Hill Book Company.
Lide, D. R. 1913. CRC Handbook of Chemistry
and Physics. New York: CRC Press LLC.
Perry, R. H. 1996. Chemical Engineering
Handbook 7th edition. New York:
Mc.Graw Hill Book Company.
Pyzhev, V., dan Temkin. 1940. Kinetics of the
Synthesis of Ammonia on Promoted Iron
Catalysts. USSR: Jour Phys Chem.
Smith, J. M., et al. 1984. Chemical Engineering
Thermodynamics 6th Edition. New York:
Mc.Graw Hill Book Company.
Smith, J. M., et al. 2005. Introduction to
Chemical Engineering Thermodynamics
7th Edition. Singapore: Mc.Graw Hill Book
Company.

Jurnal Teknik Kimia No. 1, Vol. 25, Januari 2019 Page 13


17

Anda mungkin juga menyukai