Anda di halaman 1dari 4

STEP 1

1. Koplik’s spot = bercak pada lesi kulit akibat reaksi radang, menyeluruh pada mukosa buccal dan
faring yang meluas ke jaringan limfonodi dan membrane mukosa trakeobronkial. Bercaknya
berwarna putih dikelilingi oleh eritem (merah)
2. Conjunctival injection = infeksi pada konjungtiva/konjungtivitis ditandai dengan sclera merah
akibat diapedesis sel inflamasi keluar dari pembuluh darah
3. Maculopapular rash = macula dan papula. Maculopapula merupakan lesi berwarna merah
didalamnya ada cairan

STEP 2

1. Why body temperature increase ?


2. Why the patient cough, runny nose and konjungtivitis ?
3. Why the patient leukopenia ?
4. What is the correlation between vaccine and patient’s condition ?
5. Why the patient get hyperemic pharynx and koplik’s spot ?
6. Why the patient reddish spot accompanied by itching ?
7. Why the patient occurs the submandibular swelling ?
8. Why the patient occurs the erythematous maculopapular rash entire body ?
9. Why the patient get nose secretions positive ?
10. Why the patient get conjunctival injection ?
11. The pathophysiology and pathogenesis of viral infection ?
12. What are clinical features ?
13. What are diagnosis and different diagnosis ?
14. Management for diagnosis ?
STEP 3

1. Why body temperature increase ?


Virus paramyxovirus , genus : morbilivirus
Paramyxoviridae (morbili virus)  masuk ke saluran nafas  ditangkap makrofag  menyebar
ke kelenjar limfe  mengalami replikasi  virus dilepas ke dalam aliran darah (viremia primer)
 virus sampai di RES  replikasi kembali  viremia sekunder (sudah menyebar ke seluruh
tubuh)  reaksi peradangan  pengeluaran mediasi kimia  mempengaruhi thermostat dalam
hipotalamus  sel set point meningkat  peningkatan suhu tubuh
2. Why the patient cough, runny nose and konjungtivitis ?
Pathogen  masuk saluran pernafasan  ada pertahanan tubuh  reflex batuk dan musin /
lender pada hidung meningkat  untuk mengeluarkan pathogen dan tubuh
Pathogen (ex virus) ke saluran nafas  ke sal limfe  replikasi  ke mata  inflamasi 
vasodilatasi vaskuler  edem + rubor (kemerahan)  konjungtivitis

3. Why the patient leukopenia ?


Pathogen (ex : virus)  penularan melalui airborne  terinfeksi  replikasi di epitel nasofaring
 virus mengandung protein H (hemaglutinin) untuk attach/penempelan ke sel yang sehat dan
protein F(fusion) untuk masuk membrane  transkripsi  translasi  merusak dinsing sel
untuk mengeluarkan virus baru  viremia  ada sistem imun  makrofag sebagai APC 
mempresentasikan ke sel T sel T aktif  mengeluarkan IL-4 (untuk menstimulasi sel B
memproduksi immunoglobulin) IgE  crosslink antibody  sinyal mediator + sitokin inflamasi
 KGB  viremia primer  sumsum tulang  tempat pembentukan sumsum tulang 
inflamasi  viremia turun  pembentukan leukosit turun
4. What is the correlation between vaccine and patient’s condition ?
Paramyxovirus  morbilivirus = pengeluaran lewat airborne , nanti terhirup . apabila imunnya
rendah bisa terkena virusnya. Untuk mencegah : dengan vaksin
a. Vaksin I : 9 bulan
Vaksin II : 2 tahun
b. Vaksin 15 bulan

Apabila sudah terkena campak  tidak akan terkena campak lagi

Viremia  KGB terlebih dahulu  viremia primer ( sumsum tulang, hepar, lien, pembuluh
darah)  viremia sekunder (kulit, GIT, paru, otak)

5. Why the patient get hyperemic pharynx and koplik’s spot ?


Reaksi peradangan  mediator inflames  ke faring menyebabkan vasodilatasi pembuluh
darah  infeksi faring atau disekitar faring  hiperemi faring . reaksi radang menyebabkan
proliferasi endotel kapiler  eksudasi serum  mukosa buccal  eritem  koplik’s spot
6. Why the patient reddish spot accompanied by itching ?
Viremia kedua/sekunder  kulit  terjadi proliferasi endotel  tergantung di subepidermal
(tegang dan sulit untuk pecah) sedangkan di intraepidermal (mudah pecah)  terjadi eksudasi
serosa endotel (diapedesis)  ruam (merah)
7. Why the patient occurs the submandibular swelling ?
Virus  replikasi di nasofaring  ke darah mediator inflamasi  inflamasi  masuk ke KGB
 submandibular merupakan salah satu kelenjar getah bening  terjadi pembengkakan
8. Why the patient occurs the erythematous maculopapular rash entire body ?
Viremia sekunder  bisa ke kulit  proliferasi endotel kapiler pada kornum dermis  eksudasi
serum  ruam  dari belakang telinga lalu wajah, leher, dada, ekstremitas atas lalu ekstremitas
bawah
9. Why the patient get nose secretions positive ?
Viremia sekunder  saluran pernafasan  pertahanan tubuh  lender hidung meningkat 
mengeluarkan pathogen dari tubuh
10. Why the patient get conjunctival injection ?
Virus  viremia primer  pembuluh darah ke seluruh tubuh  ke mata  di mata akan
bereplikasi  ada makrofag  mediator-mediator inflamasi  inflamasi  terjadi eksudasi
(perpindahan sel-sel dari pembuluh darah ke interstitial )  conjunctival injection
11. The pathophysiology and pathogenesis of viral infection ?
Pathogenesis
Pathophysiology
12. What are clinical features ?
Fase 1 (inkubasi) : 10-14 hari demam
Fase 2 (prodromal) : 3-5 hari demam, batuk, konjungtivitis, runny nose, ruam, rash membrane
mukosa (koplik’s spot), ruam pada tubuh (maculopapular rash) awalnya macula saja di balakang
telinga, posterior pipi lalu lama kelamaan menjadi maculopapula dan menyeluruh ke seluruh
tubuh
Fase 3 (recovery) : ruamnya menghilang, batuknya persistent
13. What are different diagnosis ?
(ada 3 : viral infection, bacteri infection, alergi obat)
 Rubella (campak jerman)
Lebih ringan, tanpa batuk
 Roseola infantum
Batuk ringan, ada demam tetapi demam mereda setelah ruam muncul
 Parovirus (fifth disease)
Ruam makulopapular, tetapi tidak ada fase prodromal
 Scarlet fever
Nyeri di tenggorokan, demam, tidak ada konjungtivitis dan coryza
 Kawasaki
Demam tinggi, konjungtivitis, ruam, tidak ada batuk dan koplik’s spot, ada nyeri dan
pembengkakan sendi
14. Management for diagnosis ?
 Tanpa komplikasi  supportive
- Tirah baring
- Antipiretik (paracetamol 10-15 mg/kg/BB/dosis diberikan setiap 4 jam)
- Cairan cukup
- Suplemen nutrisi
- Vit. A sebagai immunomodulator dan menurunkan risiko komplikasi
1.) 200.000 IU  umur 12 bulan atau lebih
2.) 100.000 IU  6 bulan
3.) 50.000  kurang dari 6 bulan
4.) Tambahan 1 dosis tunggal dengan dosis sesuai umur antara minggu kedua dan
keempat  defisiensi vit. A
 Komplikasi
- Otitis media, pneumonia bacterial  antibiotik
- Diare  derajat dehidrasi
 Edukasi

STEP 4

Maculopapular rash

Alergi obat Infeksi virus Infeksi bakteri

Anda mungkin juga menyukai