PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja adalah masa yang penuh gejolak, masa yang penuh dengan
mengisi kehidupan mereka kelak. Rasa ingin tahu dari remaja kadang-kadang
kurang di sertai pertimbangan rasional dan pengetahuan yang cukup akan akibat
lanjut dari suatu perbuatan. Selain itu, kurangnya informasi mengenap seks dari
sekolah atau lembaga formal serta berbagai informasi seks dari media massa
keputusan yang diambil mengenai masalah cinta dan seks begitu kompeks dan
seks merupakan sala satu problem terbesar dari kaum remaja dimana pun di
penyalagunaan obat, merupakan akibat buruk petualangan cinta dan seks yang
sesaat karena tidak adanya kejelasan pendidikan seks dari berbagai pihak akan
1
menimbulkan berbagai masalah seksual, di usia remaja dorongan seks yang
timbul akan semakin meluap atau semakin liar jika tidak diberi bimbingan
dalam hal ini pendidikan seks yang di berikan sepatutnya berkaitan dengan
norma-norma yang berlaku di masyarakat, apa yang di larang, apa yang lazim
Pendidikan seks yang hanya berupa larangan atau berupa kata-kata “tidak
boleh” tanpa adanya penjelasan lebih lanjut sangat tidak efektif, kenapa tidak
efektif karena pendidikan seperti ini tidak cukup untuk mempersiapkan remaja
mereka pada aktivitas seksual lebih dini yang bisa berdampak pada
keadaan sehat secara fisik, mental dan social secara utuh tidak semata-mata
babas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan
seluruh dunia terjadi pada orang mudah yang berusia dibawah 25 tahun. Di
2
dingiinkan, penyakit menular seksual (PMS), termasuk HIV/AIDS dan masalah
kesehatan reproduksi serius lainya. Sampai dengan juni 2015 terdapat sekitar
34,3 juta orang dewasa dan anak mengidap HIV/AIDS yang meninggal ternyata
95% dari jumlah tersebut berada di negara berkembang, 52000 kasus terjai di
Lingkungan remaja saat ini mendapat sorotan yang utama karena pada masa
pada 450 responden dari kota dengan kisaran rentang usia 15-24 tahun,
seks di usia 16-18 tahun, sementara 16% lainya mengaku pengalaman seks itu
yang tepat di mana pencegahan yang tepat dimana yang tepat dituntut suatu
tingkat pengetahuan atau pemahaman yang baik tentang pendidikan seks terkait
dengn pengetahuan akan bahaya seks bebas di kalangan remaja dengan tidak
ekonomi.
Remaja sebagai aset sumber daya masa depan bangsa, diharapkan memiliki
3
besar masih berada dalam insitusi pendidikan dan keagamaan. Sudah saatnya
dapat diberikan oleh orang tua ataupun oleh guru di sekolah, juga oleh para
ulama atau pemuka agama lainnya, yang perlu menjadi perhatian adalah
pendidikan seks yang harus diajarkan dalam koridor nilai-nilai agama dimana
SMP Satap 6 Makale Selatan adalah salah satu SMP yang ada di Kabupaten
Tana Toraja Sulawesi Selatan. Sekolah ini memiliki jumlah siswa sebanyak 125
orang. Siswa kelas VII 50 orang di bagi 2 kelas 25 orang dalam satu
dan lingkungan pergaulan dengan sikap remaja terhadap seks bebas di SMP
B. Rumusan Masalah
pergaulan dengan sikap remaja terhadap seks bebas di SMP Satap 6 Makale
Selatan.
C. Tujuan Penilitian
1. Tujuan Umum
4
Mengetahui hubungan pengetahuan dan lingkungan pergaulan
dengan sikap remaja terhadap seks bebas di Smp Satap 6 Makale Selatan.
2. Tujuan Khusus
Makale Selatan
Selatan
Selatan
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Ilmiah
bagi siswa agar mengetahui dan menjauhi atau tidak melakukan seks bebas.
5
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menembah wawasan siswa
tentang bahaya dan dampak seks bebas sehingga mereka menghindari hal
tersebut.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Defenisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
2. Tahapan Pengetahuan
2013) meliputi
a) Tahu (know)
(recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
b) Memahami (comprehension)
7
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
c) Aplikasih (apliication)
d) Analisis (analysis)
e) Sintesis (synthesis)
yang baru.
f) Evaluasi (evaluation)
8
akan sangat efektif bila orangtua dan sekolah menyampaikan pesan-pesan
2011).
a) Pendidikan
dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah (baik formal maupun non
b) Informasi/media Massa
9
Informasi adalah”that of which one is apprised or told: intelligence,
informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui, namun ada pula yang
d) Lingkungan
10
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik
timbal balik ataupun tidak, yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh
setiap individu.
e) Pengalaman
f) Usia
bertambah usia akan berkembang pula daya tangkap dan pola pikiranya
11
masalah , dan kemamapuan verbal pada usia ini dilaporkan hampir tidak
menamba pengetahuanya.
a) Konsep Pendidikan
(Budiman,2013).
(budiman 2013).
12
masa belajar tertentu. Pendidikan nonformal adalah pendidikan yang
b) Konsep Seksualitas
suatu hal yang sangat melekat pada manusai. Seksualitas tidak bias
5. Pendidikan Seksual
13
Pendidikan seksualitas adalah pendidikan yang sangat mengurangi
dengan topik seks bebas dan remaja mungkin tidak merasa nyaman
saja hal ini berdampak pada perkembangan umur mereka baik orang
14
Tujuan utama dari pendidikan seks di sekolah adalah perkenalan
perilaku seksual.
menyimpang/kekerasan seksual.
tindakan seksual.
Healstead &Reiss,2007).
15
B. Tinjaun Tentang Kesehatan Reproduksi
1. Pengertian
jasmani, dan rohani dan buakn hanya terlepas dari ketidak hadiran
melahirkan anak yang sehat serta dalam kondisi siap merawat anak yang
di inginkan.
tidak sehat, dan tidak adanya fasilitas yang mampu mengatasi gangguan
jasmani dan rohani. Dan tidak adanaya akses informasi merupakan factor
16
b. Fakyor budaya dan lingkungan, antara lain adalah praktek
reproduksi
d. Factor biologis, antara lain cacat sejak lahir, cacat pada saluran
manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa
budaya masa remaja pada umumnya dimulai pada usia 10-13 tahun dan
relative mandiri.
17
Aspek perubahan pada remaja, Yakni perubahan fisik atau biologis
sebut pubertas . Perubahan fisik yang dapat diamati seperti pertambahan berat
badan dan tinggi badan biasanya disebut pertumbuhan dan kematangan seksual
organ seksual, mulai tumbunya rambut kemaluan, perubahan suara, dan jugaa
ejakulasi pertama melalui wet dream (mimpi basa). Sedangkan pada putri
2. Perubahan psikologis
yang sifatnya eksperimen dan ekplolariif.tindakan dan sikap seperti ini jika
18
Masa remaja merupakan masa dimana banyak terjadi perubahan fisik sebagai
secara khusus. Masa remaja sering di sebut juga sebagai masa pancaoba , masa
krisis, dan masa pencarian identitas . Kenakalan remaja sering terjadi pada
kehidupan keluarga dan kebutuhan akan identitas diri, remaja mulai membanta
meraka belum cukup mampu untuk berdiri sendiri oleh karena itu sering terjerumus
kedalam kegiatan –kegiatan yang menyimpang dari aturan atau disebut dengan
kenalan ramaja. Bentuk kenakalan remaja itu adalah perilaku seks remaja pranikah
(seks bebas)
berhubungan dengan dorongan seksual yang datang baik dari dalam dirinya
remaja untuk aktif secara seksual lebih dini.Dan adanya persepsi bahwa dirinya
memiliki risiko lebih rendah atau tidak beresi kosama sekali yang berhubungan
seksualnya pada saat sebelum nenikah . Anak remeja mengira bahwa kehamilan
tidak akan terjadi pada sanggama yang pertama kali atau merasa bahwa dirinya tidak
akan pernah terinfeksi HIV/AIDS karena pertahanan tubunya cukup kuat. (Soekidjo
2007).
19
3. Dampak Perilaku Seksual Praremaja Terhadap Kesehatan Reproduksi
(Soekidjo), yaitu:
c. Psikologis misalnya perasaan terpojok yang sangat dilimatis, hamil sabagai aib
dalam keluarga, perasaan bersalah, cemas dan malu serta persaan deprisi ,
pesimis terhdap masa depan dan kadang di sertai perasaan marah dan benci pada
a. Defenisi
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar kita dan mempengaruhi
lingkungan social adalah semua orang manusia lain yang mmempengaruhi kita.
Pengaruh lingkungan social tersebut ada yang kita terima secara langsung dan
tidak langsung. Pergaualan adalah kontak langsung antara satu individu lain
berkembangnya jiwa sesorang . Hal-hal yang tidak baik yang diterimanya dalam
interaksi menjadi hal yang biasa baginya. Lingkungan dan pergaulan yang tidak baik
20
dapat mempengaruhi seseorang untuk melanggar norma-norma yang ada di dalam
lebih suka dengan pergaulan bebas dengan teman sebaya,karena teman sebaya dapat
di jadikan teman akrab dan teman curhat (curahan hati).Walaupun orang tua
dijadiakan teman untuk bicara, tetapai remaja lebih suka bercerita dan bergaul
1. Menurut siapa yang terlibat dalam pergaulan itu, maka pergaualan dibedahkan
menjadi:
membedahkan meliputi,:
21
c) Pergaulan yang bersifat pedagogis
1. Lingkungan keluaga
adalah orang tuanya, saudaranya atau mungkin kerabat dekat yang tinggal
adalah status social ekonomi, suasana keluarga adalah status social ekonomi,
2. Lingkungan sekolah
terarah dan terpogram dengan baik. Pergaulan sekolah berarti segala kegiatan
3. Lingkungan masyarakat
Remaja yang tinggal bersama orang tua maupun dikos-kosan tidak lepas dari
b. Teman bergaul
22
c. Midia massa
1. Defenisi Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Keadaan mental dam syaraf dari kesiapan, yang
terhadap respon individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan dengannya
sebagai berikut
a. Kesadaran
b. Perasaan
c. Perilaku
Allpor (dalam Budiman, 2013) menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga pokok
yaitu:
Ketiga komponen ini secara bersama-asam membentuk sikap yang utuh (total
a. Menerima (receiving)
diberikan (objek)
23
b. Merespon (responding)
c. Menghargai (valuing)
Bertanggung jawab atas segala sesuau yang telah dipilinya dengan segala resiko
2. Komponen Sikap
Sikap remaja adalah kecenderungan yang relative stabil yang dimiliki sesorang
pengalaman individu unik terhadap diri sendiri, orang lain, benda, situasi atau
kondisi sekitarnya.
Sikap terdiri dari tiga komponen yang saling menunjang (Budiman, 2013) yaitu
a. Komponen Kognitif
bagi objek sikap. Komponen kognitif dalm sikap terhadap hubungan seksual
secara bebas adalah apa yang dipercaya seseorang mengenai hubungan seksual
secara bebas tersebut. Berdasarkan apa yang kita lihat atau apa yang telah kita
ketahui kemudian terbentuklah suatu ide atau gagasan mengenai sifat atau
b. Komponen afeksi
24
Merupakan pengertian perasaan yang mengandung emosional. Pengertian
apa yang kita percayai sebagai seuatu yang mempunyai arti benar bagi objek
sacara bebas.
c. Komponen konatif
Komponene ini sering pula disebut dengan komponen perilaku, yang mana
sesuatu dalam diri seseorang individu sangat berkaitan dengan objek sikap yang
mengenainya.
pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media masa, institusi atau
lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor-faktor emosi individu, antara
lain:
a. Pengalaman pribadi
Kesan yang kuat dapat menjadi dasar pembentukan sikap pengalaman pada
individu. Oleh karena itu akan lebih mudah terbentuknya faktor emosional
25
dan lebih lama membekas jika situasinya sangat melibatkan emosi dan benar-
b. Pengaruh kebudayaan
Kebudayaan yang ada dimna seseorang itu tinggal dan dibesarkan memiliki arti
atau tidak kebudayaan telah menanamkan rasa sikap sesorang terhadap berbagai
Orang lain yang hidup dan berada di sekitar kita merupakan bagian dari
komponen social yang sedikit lebih banyak dpat mempengaruhi sikap individu
seperti ini lebih di pengaruhi oleh motivasi berafiliasi dan keinginan untuk
d. Media Massa
pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengartikan opini individu. Adanya
informasi baru mengenai suatu hal akan memberiakan landasan kognitif bagi
terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugesti yang dibawa oleh
informasih yang cukup kuat akan memberikan dasar efektif dalam menilai
26
e. Tingkat pendidikan
Prestasi belajar yang didapatkan oleh sesorang individu untuk mengetahui taraf
f. Pengaruh Emosional
1. Defenisi Remaja
Menurut WHO, remaja adalah suatu masa ketika individu berkembang dari
dan pola indentifikasi dari msa kanak-kanak menjadi dewasa, terjadi peralihan
dari ketergantungan social ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relative
lebih mandiri.
27
dan pertumbuhan organ seks secara khusus. Masa remaja sering juga sebagai
masa pancaroba, masa krisis, dan masa pencarian identitas diri. Kenakalan
dengan kehidupan keluaraga dan kebutuhan akan indentitas diri serta kebutuhan
akan popularitas. Dalam usaha untuk mencari identitas diri , remaja mulai
serta niali sendiri yang berbeda dengan orang tuanya. Sebenarnya mereka belum
mampu untuk berdiri sendiri oleh karena itu sering terjerumus ke daam kegiatan-
remaja. Salah satu bentuk kenakalan remaja itu adalah perilaku seks remaja
kanak-kanak ke masa dewasa atau masa usia belasan tahun, di mana masa
remaja juga merupakan masa yang penuh gejolak. Pada masa ini mood
(suasana hati beruba secara cepat, perubahan mood ( swing) yang drastic
ini hanya merupakan suatu tanda –tanda fisik dan bukan sebagai
28
Untuk dapat memahami remaja, maka perlu dilihat berdasarkan
a. Dimensi Biologis
bulu di ketiak dan sekitar vagina yang terjadi pada remaja putri
bulu di ketiak dan sekitar alat kelamin pada remaja putera, secara
b. Dimensi Kiognitif
periode ini remaja sudah memiliki pola piker sendiri dalam usaha
29
masa lalu dan sekarang untuk diteranfoemasikan menjadi konklusi,
dimana pola pikir yang digunakan masih sangat sederhana dan belum
mampu melihat masalah dari berbagai dimensi. Hal ini biasa saja
lainya juga diakibatkan oleh pola asuh orang tua yang cenderung
c. Demensi moral
30
membuat penilain tersendiri dengan lingkungan mereka, misalnya:
ditamankan kepadanya.
ini diterima misalnya, saat kecil anak diterapkan nilai moral yang
mengatakan bahwa korupsi itu tidak baik, pada masa remaja ia akan
dalam kondisi tertentu. Hal ini akan menimbulkan konflik nilai bagi
remaja. Konflik nilai dalam diri remaja akan menjadi masalah besar,
31
keluarnya, sehingga remaja tidak mempercayai nilai-nilai yang
nilai-nilai tersebut.
tersebut akan mencari jawaban diluar lingkaran orang tua dan nilai
yang dianutnya.
d. Dimensi Psikologis
jati diri atau identitasnya sendiri, ia tidak mau menurut begitu saja
keinginan orang tuanya tanpa pemikiran lebih jauh. Salah satu upaya
lain para remaja untuk mengetahui diri mereka sendiri adalah melalui
tes –tes psikologis, atau dikenal dengan tes minat dan bakat, tes ini
32
awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 tahun sedangkan persalinan
sebagai berikut.
33
Masa remaja ditandai dengan awitan perubahan fisik pada masa
tahap berikut
a. Masa peural
Yaitu bagian akhir dari masa anak sekolah, anak yang tidak suka
b. Masa Pra-pubertas
34
melepaskan diri dari ikatan orangtuanya untuk mengungkapkan
c. Masa Pubertas
wanita.
d. Masa Adolesen
Masa ini berada pada usia 17-20 tahun. Sifat dan perilaku yang
(Koes Irianto,2010).
35
perkembangan lainya (arif Gunawan, 2011). Adapun rinciaanya adalah
sebagai berikut:
langsung dan dampak jangka panjang dari apa yang terjadi pada masa
peralihan dalam periode ini, sering kali sesorang merasa bingung dan
(3) perubahan tubuh, minat dan peran yang dituntut oleh lingkungan
yang menimbulkan masalah baru, (4) karena perubahan minat dan pola
36
perilaku maka terjadi pula perubahan nilai, (5) kebanyakan remaja
Pada periode ini membawa masalah yang sulit untuk ditangani baik
bagi anak pria maupun anak wanita. Hal ini disebabkan oleh dua alasan
diselesikan oleh orang tua atau guru, sedangkan individu dituntut untuk
untuk mandiri maka seringkali menolak untuk dibantu oleh oarng tua
pakaian, dan benda lainya yang dapat dilihat oleh orang lain.
Masa remaja ini seringkali diikuti oleh individu itu sendiri dan
berinterksi dengan remaja. Hal ini membuat para remaja itu sendiri
37
merasa takut untuk menjalankan perannya dan enggan meminta
sebagaimana yang mereka inginkan dan bukan sebagai dia sendiri. Hal
ini terytama terlihat pada aspirasinya yang tidak realistis ini tidak
sekedar untuk dirinya namun bagi keluarga dan teman. Semkin tidak
realistic aspirasi mereka maka akan semakin marah dan kecewa apabila
38
b. Ketidakstabialan emosi
petunjuk hidup.
g. Senang berekperimentasi
h. Senang berekpplorasi
kegiatan berkeompok.
dilahirkan dengan dua macam kekuatan biolagis, yaitu eros dan nafsu
tanatos. Kekuatan ini ”menguasai” semua orang atau semua benda yang
39
sebagai suatu proses yang kompleks. Perkembangan tahapan seksual pada
keutuhan ego seseorang. Bila Oedipus complex tidak teratasi, maka remaja
akan selalu dihadapakan pada keterikatan seksual dengan orang tua dan
deviasi seksual pada masa dewasa kelak, yang mana keduanya ini
positif dan juga ke hal negative, dampak negative salah satunya adalah
seks bebas, tidak dapat di pungkir , seks bebas tidak banyak dilakukan oleh
remaja.
Seks bebas secara umum adalah hubungan seks yang dilakukan diluar
40
dan pembunuhan bayi akibat hubungan di luar nikah, terkena penyakit
kelamin termasuk HIV/AIDS, stress pasca trauma serta bunuh diri (dadang
yang dilakukan pada tahun 2006 tercacatat sekitar 18% remaja melakukan
hubungan seks pranika, kelompok remaja yang masuk dalam penelitian ini
Foundation pada tahun 2011 yang melibatkan mahasiswa SMP dan SMA
pertama saat duduk di bangku sekolah. Pola hidup seks bebas remaja
ini berhasil diwujudkan oleh pasangan yang telah mabuk cinta. Hal ini
dapat terjadi karena tidak adanya orang yang dapat membantunya untuk
terpusat pada masalah dosa dan status social semata. Akibatnya, dengan
41
alasan “alasan cinta harus rela menyerakan segalanya”,seorang perempuan
ke hal negative dari padahal yang positif yaitu istilah”anak gaul”. Istilah
ini menjadi ikon bagi dunia remaja masa kini yang ditandai dengan
nongkrong di kafe, mal, fun, berpakain serba sempit dan ketat kemudian
inilah yang menjadi korban dari pergaulan bebas dan terjebak dalam
pergaulan bebas. Jika peran orang rua lebih memberikan perhatian pada
tidak lepas dari peran orang tua dan keluarga (arif Gunawan,2011).
42
semua nilia yang didapat, baik dari orang tua maupun dari sekolahnya.
yang di inginkan.
begitu juga jika remaja tersebut tidak mendapat cinta dan perhatian
yang cukup dari orang tuanya, dia akan mencarinya di luar rumah
Adanya perhatian dan cinta yang cukup dari orang tua dan anggota
43
penting. Pandangan ini tidak sebatas masalah seksual, tetapi juga
dalam masalah segala hal, baik tentang apa yang seharusnya dilakukan
d) Rasa penasaran
yang di harapkanya.
e) Pelampiasan diri
Faktor ini tidak hanya datang dari diri sendiri. Misalnya karena
bahwa sudah tidak ada lagi yang dapat dibanggkan dalam dirinya.
pergaulan bebas.
44
f) Bacaan/film pornografi.
kisah seksual yang ekspilit. Artinya, orang tua perlu memantau bahan
bacaan anak remajanya karena tidak semua bahan bacaan baik untuk
dibaca.
g) Pergaulan bebas
Umum, remaja yang melakukan seks bebas dan aborsi adalah korban
(orang tua dan anak). Akibatnya, remaja tersebut merasa terakan, sehingga
45
a) Kerisaun seksual pada diri anak, tanpa disertai perasaan heteroseksual
jiwanya,
mengarah pada tingkalaku tuna susila dan amoral lainya. Sebagai akibat
lebih jauh dari tangka laku seks bebas, maka akan terjadi hal-hal berikut.
(Soetjiningsih,2004):
46
a) Maraknya pelajuran yang dilakukan oleh gadis-gadis remaja.
b. Bertanggung jawab atas diri sendiri dan jangan biarkan orang lain
memaksa
47
c. Melindungi kesehatan dan emosi apabila ada yang mengajak
pornografi.
BAB III
HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep
antara suatu konsep terhadap konsep lain, atau antara suatu variabel dengan
48
Dari hasil uraian yang telah dikemukakan pada tujauan pustaka yang
disusun baik variabel yang bersifat independen maupun variabel yang bersifat
1. Pengetahuan
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
PENGETAHUAN
49
SIKAP REMAJA
TERHADAP
SEKS BEBAS
LINGKINGAN
PERGAULAN
Keterangan:
: Variabel indenpenden
:Variabel dependen
: Arah hubunga
B. Hipotesis Penelitian
50
BAB 1V
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Nurjayati 2013)
51
pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan dengan menggunakan
instrument kuesioner.
Surat izin
Pengambilan data
52
Variabel Indenpenden:Pengetahuan,Kesehatan Variabel Dependen: Sikap Remaja
Reproduksi Dan Lingkungan Pergaualan Terhadap Seks Bebas
C. Identifikasi variabel
merupakan ciri atau sikap yang dikaji, suatu sifat yang dimiliki bermacam-
53
variabel indenpendenya adalah hubungan antara pengetahuan dan
lingkungan pergaulan.
2. Variabel dependen(bebas)
variabel (setiadi,2013)
Defenisi operasional
objektif
skor ≥ 13
54
- kurang jika
responden
mandapat
skor <13
pergaulan 25
-kurang jika
responden
mendapat<25
bebas responden
mendapat <
35
E. Sampling Desain
55
1. Populasi
teliti (Natoatmodjo,2010)
2. Sampel
a) Kriteria inklus
b) Kriteria Eksklusi
c) Besar Sampel
56
(Sumber:Nursalam, konsep dan penerapan metediologi penelitian,
2008).
N
𝑛=
1 + 𝑁(𝑑)2
93
𝑛 = 1+93
93
𝑛 = 1+9 (0,01)2
= 48
Keterangan :
N =jumlah populasi(93)
n = Besar sampel(48)
3. Teknik sampling
sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya
57
sampel yang respresentative ( Margono,2012). Teknik sampling dalam
F. Lokasi Penelitian
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
pengumpulan karakter subjek yang di perlukan . Dalam penelitian ini, ada dua
data yang dikumpulkan yaitu data primer dan data sekunder. Setelah
izin kepada Kepala Sekolah atau pihak SMP Satap 6 Makale Selatan.
1. Data primer
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari literature terkait, serta Tata Usaha SMP Satap 6
Makle Selatan. Data ini digunakan sebagai data lengkap untuk data
58
H. Instrument Pengumpulan Data
pertanyaan tersebut mengacu pada konsep atau teori yang telah diuraikan
pada pada tijauan pustaka. Pada penelitian ini, kuesioner untuk pengetahuan
mendapat skor ≥ 13 dan kurang jika responden mendapat skor< 13. Kuesioner
menggunakan skala likert yang hasil ukurnya positif jika responden mendapat
skor ≥ 25 dan negative jika responden mendapat mendapat skor < 25 , sikap
I. Pengolahan Data
1. Editing
2. Koding
59
3. Tabulasi
dan kriteria.
J. Analisa Data
1. Analisa Univariat
distrubusi frekuensinya.
2. Analisa Bivariat.
maksud tersebut, uji statistic yang akan digunakan adalah uji chi –
program SPSS.
K. Etika Penelitian
Etika penelitian ini bertujuan untuk melindungi hak –hak subjek antara
60
akan terjadi selama proses pengumpulan data. Jika responden bersedia di
pengumpulan.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
61
DAFTAR PUSTAKA
Kreator
sikap dalam
penelitian.jakarta:Salemba Medika
Penerbit Orchid
Yogyakarta
2019
:Sagung Seto
62
63