Anda di halaman 1dari 2

Nama:syaiful

las:XI/sos 1
Mapel:Sosiologi

Tinta Anak Jalanan, Sebuah Potret Realita Sosial


Masalah anak jalanan, bukan sesuatu yang baru untuk dikaji. Semakin banyaknya para
pengamen, dari balita sampai remaja bahkan tua, banyak juga kita jumpai diantara mereka
yang menjadi tukang bersih-bersih kaca mobil. Hal ini mereka lakukan untuk
memperjuangkan hidup, mereka seakan melupakan bahaya yang sangat mengancam
keselamatan mereka. Semakin banyak kendaraan menjadikan peluang kecelakaan semakin
meningkat, baik antar kendaraan maupun dengan pengguna jalan yang lain dalam hal ini
yaitu anak jalanan.

Ironis sekali memang, banyaknya kendaraan yang mengancam keselamatan mereka justru
mereka anggap sebagai peluang keberuntungan karena hasil yang mereka peroleh semakin
banyak meski tak jarang mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari para pengendara.
Semangat anak jalanan begitu besar, mengabaikan panas matahari dan dinginnya angin
malam.

Fenomena anak jalanan ini seakan sudah menjadi sahabat karib dari apa yang disebut
kemiskinan. Banyaknya generasi bangsa yang tumpah menjadi anak jalanan sudah barang
tentu inilah gambaran kemiskinan di Indonesia yang terintrepentasi dari wajah-wajah
mereka para pengamen, glandangan, dan lain-lain.

Keberadaan mereka di jalanan seolah menjadi dilema, mereka dianggap menggangu


kelancaran lalu lintas, serta menggangu keindahan tata kota namun sebenarnya
kemiskinanlah yang menjadikan mereka melakukan hal itu. Suatu contoh tidak jarang
ditemukan anak jalanan seusia pelajar Sekolah Dasar (SD), harus jadi pengamen, tukang
bersih-bersih setelah pulang sekolah sampai malam hari tidak peduli panas, hujan serta
bahaya mengancam mereka.

Berjalan sepanjang jalan, bernyanyi dari satu tempat ke tempat yang lain atau “mangkir”
tepat di lampu lalu lintas. Dengan alat seadanya mereka melakukan aktivitas tersebut,
aktivitas yang kini telah dianggap biasa dan layak oleh banyak orang. Mengapa mereka
seperti itu?, apa memang layak aktivitas yang dilakukan para anak jalanan yang masih
menyandang status pelajar ini?.

Menurut Ahmad(30) dan Nisa(25) praktisi pendidikan mengatakan, banyak pelajar usia SD
yang hampir seharian ada dijalanan, memeras keringat, mengumpulkan nilai rupiah dengan
alasan untuk membantu orang tua. Hasil dari ngamen, bersih-bersih bahkan minta-minta
digunakan untuk uang saku di hari esoknya saat mereka ganti status sebagai pelajar. Dana
bantuan oprasional sekolah (BOS) ternyata belum mampu seutuhnya mengentaskan mereka
dari kemiskinan , karena meskipun uang tanggunagan bulanan sudah dari bantuan oprasional
sekolah (BOS), untuk memperjuangkan cita-cita mereka dibangku sekolah, untuk
menorehkan tinta-tinta emas dari potensi yang mereka miliki, uang saku serta kebutuhan
harian masih menjadi salah satu penyebab utama para pelajar ini harus beralih fungsimenjadi
anak jalanan saat mereka keluar dari ligkungan sekolah.

Demi sebuah pena, dengan semangat luar biasa menjalani realita hidup yang demikian, apa
tidak ada jalan lain?, jalan yang mampu mengembalikan hak belajar mereka, hak istirahat
mereka di rumah yang selama ini dirampas oleh kerasnya jalanan demi mempertahankan
hidup.

Dari hal-hal diatas penulis berusaha salah satu solusi untuk masalah tersebut, dengan
pengadaan bantuan untuk anak jalanan, dengan membuat suatu kelompok untuk menjadi
suka rela untuk mendata anak jalanan dan juga mencari orang yang mau menjadi donator
baik tetap atau tidak.

Berusaha terus sosialisasi ke banyak masyarakat luas berharap banyak diantara mereka mau
ikut menjadi anggota donatur menginfaqkan sebagian hartanya untuk anak jalanan. Semakin
banyak orang menjadi pendonatur berarti semakin banyak yang terhentas dari kerasnya
jalanan. Sehingga mereka bisa lebih banyak waktunya digunakan untuk belajar.untuk para
pendonatur. Fenomena seperti ini sebenarnya bisa dimanfaatnkan para pendonatur sebagai
sarana untuk ladang pahala. Oleh karena itu bisa dimulai dari sekarang setelah membaca
tulisan ini, mulai dari hal yang kecil.dan mulai dari diri sendiri mulai peka terhadap
lingkungan sekitar. Karena sebaik-baiknya manusia adalah yang berguna atau bermanfaat
bagi orang lain.(Vina Z, aktivis dan pemerhati anak jalanan di Magelang)

Anda mungkin juga menyukai