Makalah Pupuk NPK
Makalah Pupuk NPK
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini sebagai tugas mata
kuliah Teknologi Pupuk. Kami menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan
semaksimal mungkin. Namun tentunya sebagai manusia biasa tentu tidak akan luput
dari kesalahan dan kekurangan. Harapan kami, semoga bias menjadi koreksi di masa
mendatang agar lebih baik dari sebelumnya. Taklupa kami ucapkan terimah kasih
kepada Ir. Mustafa, MT. selaku dosen mata kuliah Teknologi Pupuk. Pada dasarnya
makalah ini kami sajikan khusus untuk membahas tentang “Industri Pupuk NPK”.
Untuk lebih jelas simak pembahasan dalam makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini
bias memberikan manfaat yang besar kepada kita semua.
Makalah ini masih banyak memiliki kekurangan, Oleh karena itu saran dan kritik
yang membangun sangat kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini di massa
mendatang. Sebelum dan sesudahnya kami ucapkan terimahkasih.
Penulis
DAFTAR ISI
2
KATA PENGATAR........................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................5
1.3 Tujuan.............................................................................................5
BAB II PEMBAHASAAN
2.1 Penggolongan Pupuk........................................................................6
2.2 Definsi pupuk NPK..........................................................................6
2.3 Pengaruh Unsur NPK pada Tumbuhan...............................................7
BAB III APLIKASI / PENERAPAN
3.1 Gejala Kekurangan Kandungan Unsur NPK pada Tanaman...............12
3.2 Karakteristik Pupuk NPK................................................................12
BAB IV PEMBAHASAN
2.6 Diagram Alir Proses Pembuatan Pupuk NPK Produksi Pabrik...........14
2.7 Proses Pembuatan Pupuk NPK........................................................14
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan...................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................21
BAB 1
3
PENDAHULUAN
4
Salah satu cara memenuhi ketersediaan unsur hara dapat diatasi dengan cara
pemupukan. Pupuk makro adalah pupuk yang diperlukan tanaman dalam jumlah
besar dibandingkan pupuk yang lain. Kebutuhan pupuk makro yang dibutuhkkan
tanaman dapat diberikan dalam jumlah dan perbandingan yang sesuai dengan
kebutuhan tanaman dengan pemberian pupuk majemuk N, P, K (Putri, 2016).
Pupuk N, P, K mengandung berbagai unsur hara yaitu nitrogen, fosfor, kalium
dan sulfur. Nitrogen dimanfaatkan tanaman untuk merangsang pertumbuhan tanaman
secara keseluruhan dan merangsang pertumbuhan vegetatif seperti daun, fosfor
digunakan tanaman untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman
dan merangsang pembungaan dan pembuahan, kalium berfungsi dalam proses
fotosintesis, pengangkutan hasil asimilasi, enzim dan mineral termasuk air, dan sulfur
yang berfungsi sebagai pembentukan asam amino dan pertumbuhan tunas (Shinta,
2014).
5
BAB II
TEORI / STUDI LITERATUR
6
2.3 Pengaruh Unsur NPK pada Tumbuhan
2.3.1 Elemen Primer (Malini, 2015)
2.3.1.1 Pengaruh Nitrogen (N):
Nitrogen adalah bagian penting dari senyawa yang mengatur
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Nitrogen dalam tanaman adalah
subjek yang sangat penting. Ada lebih banyak nitrogen pada tanaman di
banding unsur lain, dengan pengecualian dari karbon hidrogen dan
oksigen. Nitrogen dapat ditemukan di berbagai bagian tanaman dalam
bentuk yang berbeda. Ada nitrogen didaun, biji-bijian, jaringan tanaman
dan akar tanaman. Nitrogen dapat berfungsi sebagai bagian dari struktur
tanaman atau terlibat dalam proses kehidupan. Nitrogen membentuk
bagian dari klorofil pada tumbuhan. Klorofil adalah bagian hijau daun dan
batang. Energi cahaya diambil oleh klorofil dan digunakan untuk membuat
gula untuk tanaman.Pada akar, nitrogen ditemukan dalam protein dan
enzim.
2.3.1.2 Pengaruh Fosfor (P)
Fosfor sangat penting untuk pertumbuhan dan kesehatan tanaman. Ini
membantu dalam mengkonversi energi matahari dan bahan kimia lainnya,
seperti nitrogen, menjadi makanan yang dapat digunakan bagi tanaman.
Kekurangan fosfor akan menyebabkan terhambat, tanaman tampak sakit-
sakitan yang menghasilkan buah kualitas yang lebih rendah atau bunga.
Fosfor harus dicampur dengan air bagi tanaman untuk dapat
menyerapnya dari tanah. Fosfor dipecah dan dikombinasikan dengan
bahan kimia lainnya sebelum tanaman mampu menyerapnya. Fosfor
kemudian dicampurkan dengan bahan kimia lainnya untuk membentuk
ion. Fosfor (P) berikatan dengan hidrogen (H) dan oksigen (O) untuk
membuat larutan tanah. Setelah solusi tanah terbentuk, tanaman dapat
menyerap fosfor melalui sistem akar mereka.
2.3.1.3 Pengaruh Kalium (K)
Kalium merupakan satu-satunya kation monovalen yang essensial bagi
tanaman. Peran utam kalium dalam tanaman adalah sebagai aktivator
berbagai enzim. Kalium adalah salah satu dari unsur hara utama yang
7
diperlukan tanaman dan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan tingkat
produksi tanaman. Tanpa kalium tanaman tidak mampu mencapai
pertumbuhan dan hasil maksimal.
Adanya K-tersedia yang cukup dalam tanah, menjamin vigor dari
tanaman. Apabila kalium cukup tersedia dalam tanaman maka tanaman
lebih tahan terhadap berbagai patogen serta merangsang pertumbuhan
akar. Pertumbuhan akar yang lebih baik ini akan membuat penyerapan
hara yang lebih banyak sehingga dapat digunakan dalam proses
metabolisme, terutama sintesis protein dari asam amino dan ion amonium.
Hasil sintesis ini dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi
tanaman. Kalium berpengaruh khusus dalam absorbsi unsur hara,
pengaturan pernapasan, transpirasi, kerja enzim dan berpengaruh terhadap
translokasi fotosintat.
Kalium berperan dalam translokasi fotosintat karena kalium mengatur
sistem transportasi, akibatnya fotosintat bisa ditransfer ke bagian yang
membutuhkan, sehingga tidak terjadi penumpukkan fotosintat pada tempat
berlangsungnya fotositesis
Di dalam tanaman kalium sangat mobil dan sesuai dengan peranannya
maka sebagian besar kalium terdapat dibagian vegetatif tanaman terutama
dalam jaringan muda..
8
Memperkeras batang tanaman dan sekaligus merangsang
pembentukan biji
Menetralisir asam-asam organik yang dihasilkan pada saat
metabolisme
Kalsium yang terdapat dalam batang dan daun dapat menetralisirkan
senyawa atau suasana keasaman tanah
2.3.2.2 Magnesium (Mg)
Ada beberapa manfaat unsur elemen sekund Magnesium untuk tanaan
diantaranya :
Menyusun klorofil.
Magnesium merupakan bagian tanaman dari klorofil
Merupakan salah satu bagian enzim yang disebut Organic
pyrophosphatse dan Carboxy peptisida
Berperan dalam pembentukan buah
2.3.2.3 Belerang (S)
Manfaat belerang untuk tanman dianaranya :
Berperan dalam pembentukan bintil-bintil akar
Merupakan unsur yang penting dalam beberapa jenis protein dalam
bentuk cystein, methionine serta thiamine
Membantu pertumbuhan anakan produktif
Merupakan bagian penting pada tanamantanaman penghasil minyak,
sayuran seperti cabai, kubis dan lain-lain
Membantu pembentukan butir hijau daun
2.3.2.4 Besi (Fe)
Manfaat besi untuk tanaman diantaranya :
Zat besi penting bagi pembentukan hijau daun (klorofil)
Berperan penting dalam pembentukan karbohidrat, lemak dan protein
Zat besi terdapat dalam enzim Catalase, Peroksidase, Prinodic
hidroginase dan Cytohrom oxidase
2.3.2.5 Mangan (Mn)
Manfaat Mangan untuk tanaman diantaraya :
9
Diperlukan oleh tanaman untuk pembentukan protein dan vitamin
terutama vitamin C
Berperan penting dalam mempertahankan kondisi hijau daun pada
daun yang tua
Berperan sebagai enzim feroksidase dan sebagai aktifator macam-
macam enzim
Berperan sebagai komponen penting untuk lancarnya proses
asimilasi
2.3.2.6 Tembaga (Cu)
Manfaat tembaga unuk tanaman diantaranya :
Diperlukan dalam pembentukan enzim seperti, Ascorbic acid
oxydase, Lacosa, Butirid Coenzim A. dehidrosenam
Berperan penting dalam pembentukan hijau daun (khlorofil)
2.3.2.7 Seng (Zn)
Manfaat seng untuk tanaman diantaranya :
Dalam jumlah yang sangat sedikit dapat berperan dalam
mendorong perkembangan pertumbuhan
Berfungsi dalam pembentukan hormon tumbuh (auxin) dan penting
bagi keseimbangan fisiologis
Berperan dalam pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan biji/buah
2.3.2.8 Molibdenum (Mo)
Manfaat moblibdenum untuk tanaman diantaranya :
Berperan dalam mengikat (fiksasi) N oleh mikroba pada
leguminosa
Sebagai katalisator dalam mereduksi N
Berguna bagi tanaman jeruk dan sayuran
2.3.2.9 Boron (Bo)
Manfaat boron pada tanaman diantaraya :
Bertugas sebagai transportasi karbohidrat dalam tubuh tanaman
Meningkatkan mutu tanaman sayuran dan buah-buahan
10
Berperan dalam pembentukan/pembiakan sel terutama dalam
titik tumbuh pucuk, juga dalam pembentukan tepung sari, bunga
dan akar
Boron berhubungan erat dengan metabolism Kalium (K) dan
Kalsium (Ca)
Unsur hara Bo dapat memperbanyak cabang-cabang nodule
untuk memberikan banyak bakteri dan mencegah bakteri parasit
2.3.2.10 Khlor (Cl)
Manfaat khlor pada tanaman dintarnya :
Memperbaiki dan meninggikan hasil kering dari tanaman seperti:
tembakau, kapas, kentang dan tanaman sayuran
Banyak ditemukan dalam air sel semua bagian tanaman
Banyak terdapat pada tanaman yang mengandung serat seperti
kapas, sisal
BAB 1II
11
APLIKASI / PENERAPAN
12
Pupuk NPK di pasaran mempunyai kandungan berbagai macam, 15: 15: 15 (NPK
Ponska), 16: 16: 16 (NPK Mutiara), 20: 10: 10 (NPK Pelangi) dan lain sebagainya.
Pupuk NPK Ponska dengan analisis 15.15.15 menunjukan pupuk tersebut
mengandung 15% N total, 15% P2O5, dan 15% K2O. Analisis pupuk selalu tertera
pada kemasan pupuk. Jenis pupuk yang sama belum tentu mengandung analis yang
sama, biasanya berbeda sekitar l atau 2%.
Fungsi pupuk majemuk seperti NPK 15.15.15. atau NPK 16.16.16 menunjukan
ketersediaan unsur hara yang seimbang. Fungsi pupuk majemuk dengan variasi
analisis seperti ini antara lain (Novizan, 2003) :
a. Mempercepat perkembangan bibit
b. Sebagai pupuk pada awal penanarnan
c. Sebagai pupuk susulan saat tanaman memasuki fase generatif seperti saat mulai
berbunga atau berbuah
Pupuk NPK 20.20.20 memiliki unsur hara yang lebih tinggi daripada
NPK 15.15.15, tetapi sifatnya sangat higroskopis sebingga mudah sekali
menggumpal. Karena itu, variasi analisis pupuk seperti ini sebaiknya tidak dipilih
karena bagian yang menggumpal tidak dapat digunakan.
13
BAB IV
PEMBAHASAN
Reaksi yang terjadi pada Pabrik pupuk NPK (Setyanto, dkk, 2009)
• Reaksi antara asam fosfat dan amonia
H3PO4 + NH3 → (NH4) H2PO4 (Mono Amonium Phsophate)
(NH4)H2PO4 + NH3 → (NH4)2HPO4 ( Diamonium Phosphate)
• Reaksi anatar asam sulfat dan amonia
H2SO4 + 2NH3 → (NH4)2SO4 (Amonium Sulfat)
14
memindahkan bahan-bahan tersebut ke Bucket Elevator di dekat gudang
penyimpanan. Bahan baku yang melewati Belt Conveyor pertama akan terlebih
dahulu melewati Filter Magnetik untuk mengambil benda - benda yang berupa logam
yang terikut dalam bahan baku. Selanjutnya bahan-bahan tersebut akan dipindahkan
ke pabrik lewat Belt Conveyor kedua. Dolomite dan bahan baku butiran kecil
dimasukkan ke dalam Bin dengan sistem transportasi Pneumatic. Tiga Bin dengan
kapasitas besar digunakan untuk menyimpan urea, ZA, KCl, dan Filler. Sedangkan
Bin terakhir digunakan untuk Spillage yang dapat dipakai sebagai bahan baku
cadangan. Semua penampung bahan baku dilengkapi dengan 4 buah Big Blaster (Air
Knocker) yang bekerja dengan bantuan Plant Air. Blaster ini berfungsi untuk
mencegah terbentuknya gumpalan dan akumulasi bahan baku di dalam Bin.”
Penyiapan Slurry dan Proses Granulasi Bahan baku padat yang telah tercampur
homogen di dalam Pug Mill dialirkan ke dalam Granulator. Pug mill terdiri atas
Double Screw Inclined Conveyor yang mengontakkan dan mencampurkan semua
bahan baku dan Recycle Solid serta memungkinkan penambahan bahan baku cair /
gas seperti asam sulfat, steam, dan amoniak untuk meningkatkan produktivitas unit
granulasi. Asam Sulfat dapat ditambahkan pada bahan baku padat melalui
Distributing Pipe sedangkan steam dan amoniak diumpankan melalui Sparger di
dasar Granulator. Plant Air digunakan untuk membantu pengadukan dan produk
keluaran Pug Mill dialirkan secara gravitasi ke dalam Drum Granulator dan
mengalami proses granulasi. Granulasi ini merupakan proses utama dalam
pembuatan Phonska Granular. Pada proses granulasi terjadi reaksi kimia dan fisis
antara berbagai bahan baku dengan senyawa P2O5 yang berasal dari asam fosfat.
Asam fosfat dinetralkan dengan amoniak dan proses netralisasi ini berlangsung di
dalam reaktor yang dipasang sedemikian rupa sehingga slurry Amonium Fosfat
(mengandung sedikit sulfat) yang dihasilkan langsung tertuang ke dalam Granulator.
Asam fosfat yang diumpankan ke dalam reaktor pipa berasal dari unit Scrubbing dan
Steam bertekanan sedang digunakan untuk membersihkan reaktor pipa. Untuk
melengkapi proses netralisasi asam agar mencapai grade yang diinginkan atau untuk
menetralkan asam sulfat yang diumpankan ke dalam Granulator maka dipasang
Ammonia System Sparger. Jenis Sparger yang digunakan adalah Ploughshare yang
dipasang di dasar Granulator, sehingga amoniak yang terbawa ke dalam Scrubber
15
dapat diminimalkan. Penggunaan amoniak cair dilakukan untuk memudahkan
pengontrolan temperatur pada Granulator. Pengontrolan temperatur ini sangat
penting agar produk yang diinginkan memiliki kandungan urea yang tinggi dengan
kandungan NPK yang sesuai.
16
Cleaning System. Produk dengan ukuran yang sesuai (on size) dari penyaring
diumpankan langsung ke Small Recycle Regulator Bin. Produk oversize yang telah
dipisahkan dijatuhkan secara gravitasi ke dalam Pulverizer yang terdiri atas Double
Opposed Rotor Chain Mill atau Tripple Rotor Mill yang dapat digunakan untuk
beban besar dengan Rubber Line Casing. Terdapat Diverter untuk mengganti jalur
penyaring dan Crusher secara bergantian jika akan dilakukan perbaikan atau terjadi
masalah dalam pengoperasiannya.
Produk undersize jatuh secara gravitasi ke dalam Recycle Belt Conveyor sedangkan
produk onsize diumpankan ke Recycle Regulator Bin yang terletak di atas Recycle
Regulator Belt Conveyor. Keluaran Recycle Conveyor dimasukkan ke dalam
Granulator Elevator yang menampung semua aliran recycle bersama-sama dengan
bahan baku padat yang akan diumpankan ke dalam Pug Mill. Granulator dilengkapi
dengan Flexing Rubber Panels untuk menghindari penumpukan produk. Granulator
juga dilengkapi dengan Lump Kicker agar tidak ada gumpalan yang tersisa di dalam
drum yang dapat mengganggu aliran padatan dan menjaga agar gumpalan tersebut
tidak terbawa ke dalam Dryer. Lump Kicker akan mengeluarkan gumpalan ke dalam
Grizzly yang akan membuat gumpalan tersebut terpisah - pisah akibat aksi
perputaran. Produk kering kemudian diumpankan ke Double Deck Screen yang akan
memilah - milah produk menjadi produk on size, oversize, dan undersize. Produk
oversize akan dimasukkan ke dalam Crusher kemudian dikembalikan ke dalam Pug
Mill bersama-sama dengan produk undersize, debu dari Cyclone, dan sebagian
produk jadi. Produk on size akan mengalami perlakuan produk akhir.
17
4.2.4 Produk Utama (Pupuk NPK)
Produk utama yang dihasilkan dari unit produksi ini adalah pupuk NPK dengan
spesifikasi sebagai berikut: NPK (Ollyvianti dan Rahmawati,2010)
Bau : Tanpa bau
Penampilan :Butiran berwarna merah muda
Kelarutan : mudah larut dalam air
Spesifik Gravity : < 1
pH : 5 – 8
% N : 14 – 16
% P2O5 : 14 – 16
% K2O : 14 -16
% H2O : 1,5 maksimum
% Sulfur : 10
Ukuran butiran : mesh -4+10 minimal 70%
18
Kandungan N dalam urea adalab 54% rnaka untuk mendapatkan N 30 kg maka
kita butuh Urea 100/54 x 30 = 55,5 kg Urea
Untuk mendapatkan unsur P 30 kg kita butuh SP36 100/36 x 30 = 83,3 kg SP36.
Sedangkan kebutuhan unsur K sebesar 30 kg akan kita peroleh dari KCI
100/45 x 30 = 66,6 kg.
5. Oleh karena itu NPK dengan komposisi 15:15:15 sebanyak 200 kg setara
dengan Urea 55,5 kg + SP36 83,3 kg+ KCl 66,6 kg.
19
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
1. Pupuk didefinisikan pupuk yang memiliki kandungan unsur hara paling
lengkap.
2. Pupuk NPK termasuk jenis pupuk an-organik yang paling umurn digunakan.
3. Pupuk NPK juga termasuk jenis pupuk majemuk karena memakai lebih dari
satu unsur hara.
20
`DAFTAR PUSTAKA
Asnawi, I. 2016. Proses Produksi Pupuk PT. Pupuk Kaltim. Pascasarjana. Universitas
Muslim Indonesia, Makassar.
Hasibuan, B.E. 2006. Pupuk dan Pemupukan. Universitas Sumatera Utara.Medan.
Kadekoh, I dan Amirudin, .2007. Pertumbuhan dan Hasil Jagung Pulut (Zea mays
certain) Pada Bebagai Dosis Bokasi Gamal dan Pupuk NPK dalam System Alley
Cropping. Jurnal Agrisain 8(1):10-17.
Malini, R. 2015. Makalah Pembuatan Pupuk NPK PIK.
Ollyvianti, P.M dan Rahmawati, S. W., 2000. NPK Fertilizer Plant Made of Composed
Raw Material, Ie Urea, ZA, KCl, NH 3, and H3PO4 Trough Mixed Acid Process.
ITS. Surabaya
Putri, S, L., 2016. Pengaruh Pemberian Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Hayati Terhadap
Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Sedap Malam (Polianthes tuberosa L.)
Fakultas Pertanian. Universitas Lampung.
Setyanto, A., Purwanto, F., dan Anurogo, D.S. 2009. Optimasi Struktur Proses dan
Penerapan Metodologi Six Sigma di Unit NPK Phonska- PT Petrokimia Gresik.
Jurnal Rekayasa Proses. Vol. 3 No.1.
Shinta, Kristiani, Warisnu, A. 2014. Pengaruh Aplikasi Pupuk Hayati Terhadap
Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.).
Jurnal Sains Dan Seni Pomits. 2(1) : 2337-3520.
Suwahyono, U. 2011. Petunjuk Praktis Penggunaan Pupuk Organik Secara Efektif dan
Efisien. Penebar Swadaya. Jakarta.
Zaini, Z. 2012 Pupuk Majemuk dan Pemupukan Hara Spesifikasi Lokasi Pada Padi
Sawah. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Vol. 7 No.1.
21