Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH TEKNOLOGI PUPUK

INDUSTRI PUPUK NPK

Dosen Pengajar : Ir. Mustafa, MT.


Disusun oleh :

Fredyansyah Ramadhan 17208011

Muhammad Viqri 17208021

Dorothea V Sormin 17208024

Aksoh Hasana Hasibuan 17208027

FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI


JURUSAN TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN
MEDAN
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini sebagai tugas mata
kuliah Teknologi Pupuk. Kami menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan
semaksimal mungkin. Namun tentunya sebagai manusia biasa tentu tidak akan luput
dari kesalahan dan kekurangan. Harapan kami, semoga bias menjadi koreksi di masa
mendatang agar lebih baik dari sebelumnya. Taklupa kami ucapkan terimah kasih
kepada Ir. Mustafa, MT. selaku dosen mata kuliah Teknologi Pupuk. Pada dasarnya
makalah ini kami sajikan khusus untuk membahas tentang “Industri Pupuk NPK”.
Untuk lebih jelas simak pembahasan dalam makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini
bias memberikan manfaat yang besar kepada kita semua.
Makalah ini masih banyak memiliki kekurangan, Oleh karena itu saran dan kritik
yang membangun sangat kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini di massa
mendatang. Sebelum dan sesudahnya kami ucapkan terimahkasih.

Pontianak , 08 Januari 2020

Penulis

DAFTAR ISI
2
KATA PENGATAR........................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................5
1.3 Tujuan.............................................................................................5
BAB II PEMBAHASAAN
2.1 Penggolongan Pupuk........................................................................6
2.2 Definsi pupuk NPK..........................................................................6
2.3 Pengaruh Unsur NPK pada Tumbuhan...............................................7
BAB III APLIKASI / PENERAPAN
3.1 Gejala Kekurangan Kandungan Unsur NPK pada Tanaman...............12
3.2 Karakteristik Pupuk NPK................................................................12
BAB IV PEMBAHASAN
2.6 Diagram Alir Proses Pembuatan Pupuk NPK Produksi Pabrik...........14
2.7 Proses Pembuatan Pupuk NPK........................................................14
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan...................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................21

BAB 1
3
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peranan pupuk dalam industri pertanian mengambil peranan yang sangat penting
guna memenuhi kebutuhan pangan nasional. Indonesia sebagai negara agraris dengan
sebagian besar penduduk bermata pencaharian dari bertani, memiliki tanggung jawab
besar untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat yang cukup besar. Hal ini tentu
berpengaruh terhadap meningkatnya kebutuhan pasar akan proses produksi pangan
secara nasional. Untuk memenuhi kebutuhan pasar akan pangan dibutuhkan
teknologi industry di bidang pangan yang cukup memadai. Penggunaan pupuk
menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan produksi panen hasil pertanian
dengan waktu masa tanam sesingkat mungkin guna memperoleh efisiensi (Asnawi,
2016).
Menurut Brady dan Buckman (1969) dalam Kadekoh dan Amirudin (2007),
pemupukan yang ideal adalah apabila unsur hara yang diberikan dapat melengkapi
unsur hara yang tersedia menjadi tepat. Penyerapan unsur hara oleh tanaman
semestinya dapat segera diperbaharui sehingga kandungan unsur hara didalam tanah
tetap seimbang.
Pemupukan adalah pemberian bahan berupa pupuk atau bahan-bahan lain seperti
bahan organik, bahan kapur, pasir ataupun tanah liat ke dalam tanah yang bertujuan
untuk menambahkan unsur hara ke dalam tanah (Hasibuan, 2006). Pupuk
digolongkan menjadi dua jenis yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk
anorganik memiliki kelebihan dalam memenuhi sifat kimia tanah seperti
penambahan unsur hara yang tersedia di dalam tanah, tetapi penggunaan pupuk
anorganik secara berlebihan akan berdampak terhadap penurunan kualitas tanah dan
lingkungan. Salah satu jenis pupuk anorganik yang biasa digunakan dalam budidaya
tanaman adalah pupuk NPK Majemuk, Urea, TS, dan lain-lain. Pemberian pupuk
organik pada tanaman budidaya dapat meningkatkan produktivitas tanah karena
bahan organik memiliki kemampuan untuk memperbaiki sifat anorganik, fisika
maupun biologi tanah (Suwahyono, 2011).

4
Salah satu cara memenuhi ketersediaan unsur hara dapat diatasi dengan cara
pemupukan. Pupuk makro adalah pupuk yang diperlukan tanaman dalam jumlah
besar dibandingkan pupuk yang lain. Kebutuhan pupuk makro yang dibutuhkkan
tanaman dapat diberikan dalam jumlah dan perbandingan yang sesuai dengan
kebutuhan tanaman dengan pemberian pupuk majemuk N, P, K (Putri, 2016).
Pupuk N, P, K mengandung berbagai unsur hara yaitu nitrogen, fosfor, kalium
dan sulfur. Nitrogen dimanfaatkan tanaman untuk merangsang pertumbuhan tanaman
secara keseluruhan dan merangsang pertumbuhan vegetatif seperti daun, fosfor
digunakan tanaman untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman
dan merangsang pembungaan dan pembuahan, kalium berfungsi dalam proses
fotosintesis, pengangkutan hasil asimilasi, enzim dan mineral termasuk air, dan sulfur
yang berfungsi sebagai pembentukan asam amino dan pertumbuhan tunas (Shinta,
2014).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana karakteristik pupuk NPK?
2. Apa saja manfaat penambahan pupuk NPk pada tanaman?
3. Bagaimana proses pembuatan pupuk NPK?
4. Bagaimana proses pembuatan pupuk NPK sendiri?

1.3 Tujuan Penulisan


Penulisan makalah ini bertujuan diantaranya :
1. Untuk mengetahui karakteristik pupuk NPK
2. Untuk mengetahui manfaat pupuk NPK
3. Untuk mengetahui macam-macam pupuk NPK
4. Untuk mengetahui proses pembuatan pupuk NPK

5
BAB II
TEORI / STUDI LITERATUR

2.1 Penggolongan Pupuk


Pupuk digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik dan pupuk an-organik.
Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk bidup yang diolah
melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai. Contohnya adalah
pupuk kompos (berasal dari sisa-sisa tanaman) dan pupuk kandang (berasal dari
kotoran temak). Pupuk an-organik atau pupuk buatan adalah jenis pupuk yang
dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki
persentase kandungan hara yang tinggi. Contoh pupuk an-organik adalah urea, TSP,
dan Gandasil, Menurut unsur hara yang dikandungnya dapat dibagi menjadi dua,
yakni pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pada pupuk tunggal, jenis unsur hara
yang dikandungnya hanya satu macam. Pupuk majemuk adalah pupuk yang
mengandung lebih dari satu jenis unsur hara. Contoh pupuk majemuk antara lain
diamonium phosphat yang mengandung unsur nitrogen dan fosfor, serta pupuk
NPK Phonska yang mengandung unsur nitrogen, fosfor dan kalium. Menurut cara
aplikasinya, pupuk dibedakan menjadi dua, yakni pupuk daun dan pupuk akar.
Pupuk daun di berikan lewat penyemprotan pada daun tanaman. Contohnya
Gandasil B dan D, Grow More, dan Vitabloom, Pupuk akar diserap tanaman Iewat
akar dengan arah penebaran di tanah. Contohnya pupuk urea, NPK, dan Dolomit
(Malini, 2015)

2.2 Definsi pupuk NPK


Pupuk majemuk merupakan pupuk yang memiliki kandungan unsur hara paling
lengkap. Pupuk majemuk berkualitas prima memiliki besar butiran yang seragam
dan tidak terlalu higoskopis sehingga tahan disimpan dan tidak mudah
Menggumpal (Novizan, 2005).

6
2.3 Pengaruh Unsur NPK pada Tumbuhan
2.3.1 Elemen Primer (Malini, 2015)
2.3.1.1 Pengaruh Nitrogen (N):
Nitrogen adalah bagian penting dari senyawa yang mengatur
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Nitrogen dalam tanaman adalah
subjek yang sangat penting. Ada lebih banyak nitrogen pada tanaman di
banding unsur lain, dengan pengecualian dari karbon hidrogen dan
oksigen. Nitrogen dapat ditemukan di berbagai bagian tanaman dalam
bentuk yang berbeda. Ada nitrogen didaun, biji-bijian, jaringan tanaman
dan akar tanaman. Nitrogen dapat berfungsi sebagai bagian dari struktur
tanaman atau terlibat dalam proses kehidupan. Nitrogen membentuk
bagian dari klorofil pada tumbuhan. Klorofil adalah bagian hijau daun dan
batang. Energi cahaya diambil oleh klorofil dan digunakan untuk membuat
gula untuk tanaman.Pada akar, nitrogen ditemukan dalam protein dan
enzim.
2.3.1.2 Pengaruh Fosfor (P)
Fosfor sangat penting untuk pertumbuhan dan kesehatan tanaman. Ini
membantu dalam mengkonversi energi matahari dan bahan kimia lainnya,
seperti nitrogen, menjadi makanan yang dapat digunakan bagi tanaman.
Kekurangan fosfor akan menyebabkan terhambat, tanaman tampak sakit-
sakitan yang menghasilkan buah kualitas yang lebih rendah atau bunga.
Fosfor harus dicampur dengan air bagi tanaman untuk dapat
menyerapnya dari tanah. Fosfor dipecah dan dikombinasikan dengan
bahan kimia lainnya sebelum tanaman mampu menyerapnya. Fosfor
kemudian dicampurkan dengan bahan kimia lainnya untuk membentuk
ion. Fosfor (P) berikatan dengan hidrogen (H) dan oksigen (O) untuk
membuat larutan tanah. Setelah solusi tanah terbentuk, tanaman dapat
menyerap fosfor melalui sistem akar mereka.
2.3.1.3 Pengaruh Kalium (K)
Kalium merupakan satu-satunya kation monovalen yang essensial bagi
tanaman. Peran utam kalium dalam tanaman adalah sebagai aktivator
berbagai enzim. Kalium adalah salah satu dari unsur hara utama yang

7
diperlukan tanaman dan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan tingkat
produksi tanaman. Tanpa kalium tanaman tidak mampu mencapai
pertumbuhan dan hasil maksimal.
Adanya K-tersedia yang cukup dalam tanah, menjamin vigor dari
tanaman. Apabila kalium cukup tersedia dalam tanaman maka tanaman
lebih tahan terhadap berbagai patogen serta merangsang pertumbuhan
akar. Pertumbuhan akar yang lebih baik ini akan membuat penyerapan
hara yang lebih banyak sehingga dapat digunakan dalam proses
metabolisme, terutama sintesis protein dari asam amino dan ion amonium.
Hasil sintesis ini dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi
tanaman. Kalium berpengaruh khusus dalam absorbsi unsur hara,
pengaturan pernapasan, transpirasi, kerja enzim dan berpengaruh terhadap
translokasi fotosintat.
Kalium berperan dalam translokasi fotosintat karena kalium mengatur
sistem transportasi, akibatnya fotosintat bisa ditransfer ke bagian yang
membutuhkan, sehingga tidak terjadi penumpukkan fotosintat pada tempat
berlangsungnya fotositesis
Di dalam tanaman kalium sangat mobil dan sesuai dengan peranannya
maka sebagian besar kalium terdapat dibagian vegetatif tanaman terutama
dalam jaringan muda..

2.3.2 Elemen Sekunder


2.3.2.1 Kalsium (Ca)
Kalsium diberikan pada tanaman bermanfaat dianaranya untuk :
 Membantu pertumbuhan meristem.
 Menjamin pertumbuhan dan berfungsinya ujungujung akar yang
wajar.
 Mempengaruhi pertumbuhan ujung dan bulubulu akar.
 Merangsang pembentukan bulu-bulu akar
 Berperan dalam pembuatan protein atau bagian yang aktif dari
tanaman

8
 Memperkeras batang tanaman dan sekaligus merangsang
pembentukan biji
 Menetralisir asam-asam organik yang dihasilkan pada saat
metabolisme
 Kalsium yang terdapat dalam batang dan daun dapat menetralisirkan
senyawa atau suasana keasaman tanah
2.3.2.2 Magnesium (Mg)
Ada beberapa manfaat unsur elemen sekund Magnesium untuk tanaan
diantaranya :
 Menyusun klorofil.
 Magnesium merupakan bagian tanaman dari klorofil
 Merupakan salah satu bagian enzim yang disebut Organic
pyrophosphatse dan Carboxy peptisida
 Berperan dalam pembentukan buah
2.3.2.3 Belerang (S)
Manfaat belerang untuk tanman dianaranya :
 Berperan dalam pembentukan bintil-bintil akar
 Merupakan unsur yang penting dalam beberapa jenis protein dalam
bentuk cystein, methionine serta thiamine
 Membantu pertumbuhan anakan produktif
 Merupakan bagian penting pada tanamantanaman penghasil minyak,
sayuran seperti cabai, kubis dan lain-lain
 Membantu pembentukan butir hijau daun
2.3.2.4 Besi (Fe)
Manfaat besi untuk tanaman diantaranya :
 Zat besi penting bagi pembentukan hijau daun (klorofil)
 Berperan penting dalam pembentukan karbohidrat, lemak dan protein
 Zat besi terdapat dalam enzim Catalase, Peroksidase, Prinodic
hidroginase dan Cytohrom oxidase
2.3.2.5 Mangan (Mn)
Manfaat Mangan untuk tanaman diantaraya :

9
 Diperlukan oleh tanaman untuk pembentukan protein dan vitamin
terutama vitamin C
 Berperan penting dalam mempertahankan kondisi hijau daun pada
daun yang tua
 Berperan sebagai enzim feroksidase dan sebagai aktifator macam-
macam enzim
 Berperan sebagai komponen penting untuk lancarnya proses
asimilasi
2.3.2.6 Tembaga (Cu)
Manfaat tembaga unuk tanaman diantaranya :
 Diperlukan dalam pembentukan enzim seperti, Ascorbic acid
oxydase, Lacosa, Butirid Coenzim A. dehidrosenam
 Berperan penting dalam pembentukan hijau daun (khlorofil)
2.3.2.7 Seng (Zn)
Manfaat seng untuk tanaman diantaranya :
 Dalam jumlah yang sangat sedikit dapat berperan dalam
mendorong perkembangan pertumbuhan
 Berfungsi dalam pembentukan hormon tumbuh (auxin) dan penting
bagi keseimbangan fisiologis
 Berperan dalam pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan biji/buah
2.3.2.8 Molibdenum (Mo)
Manfaat moblibdenum untuk tanaman diantaranya :
 Berperan dalam mengikat (fiksasi) N oleh mikroba pada
leguminosa
 Sebagai katalisator dalam mereduksi N
 Berguna bagi tanaman jeruk dan sayuran
2.3.2.9 Boron (Bo)
Manfaat boron pada tanaman diantaraya :
 Bertugas sebagai transportasi karbohidrat dalam tubuh tanaman
 Meningkatkan mutu tanaman sayuran dan buah-buahan

10
 Berperan dalam pembentukan/pembiakan sel terutama dalam
titik tumbuh pucuk, juga dalam pembentukan tepung sari, bunga
dan akar
 Boron berhubungan erat dengan metabolism Kalium (K) dan
Kalsium (Ca)
 Unsur hara Bo dapat memperbanyak cabang-cabang nodule
untuk memberikan banyak bakteri dan mencegah bakteri parasit
2.3.2.10 Khlor (Cl)
Manfaat khlor pada tanaman dintarnya :
 Memperbaiki dan meninggikan hasil kering dari tanaman seperti:
tembakau, kapas, kentang dan tanaman sayuran
 Banyak ditemukan dalam air sel semua bagian tanaman
 Banyak terdapat pada tanaman yang mengandung serat seperti
kapas, sisal

BAB 1II
11
APLIKASI / PENERAPAN

3.1 Gejala Kekurangan Kandungan Unsur NPK pada Tanaman


3.1.1 Gejala kekuranga nitrogen
Anda dapat mengetahui apakah tanaman Anda perlu nitrogen saat
pertumbuhan mereka terhambat dengan batang lemah dan warnanya yang
akan menguning atau berubahnya warna daun.
3.1.2 Gejala kekurangan fosfor
Tanpa fosfor yang cukup Anda akan melihat pertumbuhan terhambat,
mungkin semburat ungu untuk daun dan buah hasil panen rendah.
3.1.3 Gejala kekurangan kalium
Tanaman yang kekurangan kalium akan memiliki ketahanan yang rendah
terhadap penyakit, terik daun dan hasil panen yang sedikit. Tomat
merupakan tanaman yang menunjukkan efek dari kekurangan kalium
dengan jelas.

3.2 Karakteristik Pupuk NPK


Produk pupuk majemuk NPK variasinya sangat banyak, karena dapat dibuat
sesuai dengan permintaan mengikuti jenis dan kebutuhan tanaman. Semua bahan
baku dari unsur N (Nitrogen), P (Fosfat), dan K (Kalium) dipilih yang berkualitas
tinggi dan diproses dengan menggunakan proses mechanical blending untuk
menjadikan produk pupuk NPK (Zaini, 2012).
Tabel 3.1 contoh komposisi NPK pada merk Pelangi.

12
Pupuk NPK di pasaran mempunyai kandungan berbagai macam, 15: 15: 15 (NPK
Ponska), 16: 16: 16 (NPK Mutiara), 20: 10: 10 (NPK Pelangi) dan lain sebagainya.
Pupuk NPK Ponska dengan analisis 15.15.15 menunjukan pupuk tersebut
mengandung 15% N total, 15% P2O5, dan 15% K2O. Analisis pupuk selalu tertera
pada kemasan pupuk. Jenis pupuk yang sama belum tentu mengandung analis yang
sama, biasanya berbeda sekitar l atau 2%.
Fungsi pupuk majemuk seperti NPK 15.15.15. atau NPK 16.16.16 menunjukan
ketersediaan unsur hara yang seimbang. Fungsi pupuk majemuk dengan variasi
analisis seperti ini antara lain (Novizan, 2003) :
a. Mempercepat perkembangan bibit
b. Sebagai pupuk pada awal penanarnan
c. Sebagai pupuk susulan saat tanaman memasuki fase generatif seperti saat mulai
berbunga atau berbuah
Pupuk NPK 20.20.20 memiliki unsur hara yang lebih tinggi daripada
NPK 15.15.15, tetapi sifatnya sangat higroskopis sebingga mudah sekali
menggumpal. Karena itu, variasi analisis pupuk seperti ini sebaiknya tidak dipilih
karena bagian yang menggumpal tidak dapat digunakan.

13
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Diagram Alir Proses Pembuatan Pupuk NPK Produksi Pabrik


Gambar 4.1 Diagram alir Pembuatan NPK

Reaksi yang terjadi pada Pabrik pupuk NPK (Setyanto, dkk, 2009)
• Reaksi antara asam fosfat dan amonia
H3PO4 + NH3 → (NH4) H2PO4 (Mono Amonium Phsophate)
(NH4)H2PO4 + NH3 → (NH4)2HPO4 ( Diamonium Phosphate)
• Reaksi anatar asam sulfat dan amonia
H2SO4 + 2NH3 → (NH4)2SO4 (Amonium Sulfat)

4.2 Proses Pembuatan Pupuk NPK


4.2.1 Pengumpanan Bahan Baku
Bahan baku padat diumpankan ke dalam Pug Mill dengan dosis tertentu. Bahan
baku cair berupa amoniak dan asam fosfat direaksikan di dalam Pipe Reactor.
Pengumpanan bahan baku ada 2 yaitu secara Conveyor dan Pneumatic. Urea, ZA,
KCl, Filler, Magnesit, dan Dolomite dapat diumpankan ke dalam Hopper kecil
menggunakan Payloader. Hopper yang diletakkan di atas Belt Conveyor akan

14
memindahkan bahan-bahan tersebut ke Bucket Elevator di dekat gudang
penyimpanan. Bahan baku yang melewati Belt Conveyor pertama akan terlebih
dahulu melewati Filter Magnetik untuk mengambil benda - benda yang berupa logam
yang terikut dalam bahan baku. Selanjutnya bahan-bahan tersebut akan dipindahkan
ke pabrik lewat Belt Conveyor kedua. Dolomite dan bahan baku butiran kecil
dimasukkan ke dalam Bin dengan sistem transportasi Pneumatic. Tiga Bin dengan
kapasitas besar digunakan untuk menyimpan urea, ZA, KCl, dan Filler. Sedangkan
Bin terakhir digunakan untuk Spillage yang dapat dipakai sebagai bahan baku
cadangan. Semua penampung bahan baku dilengkapi dengan 4 buah Big Blaster (Air
Knocker) yang bekerja dengan bantuan Plant Air. Blaster ini berfungsi untuk
mencegah terbentuknya gumpalan dan akumulasi bahan baku di dalam Bin.”
Penyiapan Slurry dan Proses Granulasi Bahan baku padat yang telah tercampur
homogen di dalam Pug Mill dialirkan ke dalam Granulator. Pug mill terdiri atas
Double Screw Inclined Conveyor yang mengontakkan dan mencampurkan semua
bahan baku dan Recycle Solid serta memungkinkan penambahan bahan baku cair /
gas seperti asam sulfat, steam, dan amoniak untuk meningkatkan produktivitas unit
granulasi. Asam Sulfat dapat ditambahkan pada bahan baku padat melalui
Distributing Pipe sedangkan steam dan amoniak diumpankan melalui Sparger di
dasar Granulator. Plant Air digunakan untuk membantu pengadukan dan produk
keluaran Pug Mill dialirkan secara gravitasi ke dalam Drum Granulator dan
mengalami proses granulasi. Granulasi ini merupakan proses utama dalam
pembuatan Phonska Granular. Pada proses granulasi terjadi reaksi kimia dan fisis
antara berbagai bahan baku dengan senyawa P2O5 yang berasal dari asam fosfat.
Asam fosfat dinetralkan dengan amoniak dan proses netralisasi ini berlangsung di
dalam reaktor yang dipasang sedemikian rupa sehingga slurry Amonium Fosfat
(mengandung sedikit sulfat) yang dihasilkan langsung tertuang ke dalam Granulator.
Asam fosfat yang diumpankan ke dalam reaktor pipa berasal dari unit Scrubbing dan
Steam bertekanan sedang digunakan untuk membersihkan reaktor pipa. Untuk
melengkapi proses netralisasi asam agar mencapai grade yang diinginkan atau untuk
menetralkan asam sulfat yang diumpankan ke dalam Granulator maka dipasang
Ammonia System Sparger. Jenis Sparger yang digunakan adalah Ploughshare yang
dipasang di dasar Granulator, sehingga amoniak yang terbawa ke dalam Scrubber

15
dapat diminimalkan. Penggunaan amoniak cair dilakukan untuk memudahkan
pengontrolan temperatur pada Granulator. Pengontrolan temperatur ini sangat
penting agar produk yang diinginkan memiliki kandungan urea yang tinggi dengan
kandungan NPK yang sesuai.

4.2.2 Pengeringan, Pemilahan, dan Penggilingan Produk


Produk keluaran Granulator dimasukkan ke dalam Dryer untuk mengurangi
kadar air hingga mencapai 1,5 % sesuai dengan spesifikasi produk NPK yang
diinginkan. Dryer berbentuk Rotary Drum dan Dryer ini akan mengeringkan padatan
keluaran granulator hingga kadar airnya mencapai 1 - 1,5 % menggunakan udara
pengering dengan arah Co - Current. Combustion Chamber menggunakan bahan
bakar gas sebagai media pemanas. Terdapat 3 buah Fan yang menyuplai udara ke
dalam Dryer. Combustion Fan yang menyediakan udara dengan kuantitas
stoikiometri untuk pembakaran, Quench Air Fan yang digunakan untuk
mendinginkan daerah Furnace dan terakhir Air Fan yang digunakan untuk mengatur
kondisi udara yang dibutuhkan untuk mencapai temperatur di dalam Dryer yang
diinginkan. Drum Dryer juga dilengkapi dengan Grizzly (pemisah bongkahan) untuk
menghancurkan gumpalan yang dapat menyumbat aliran keluaran Dryer menuju
Elevator. Apabila gumpalan sampai keluar, Grizzly akan mengangkat dan
membuangnya ke dalam Hopper lalu diumpankan ke dalam Lump Crusher.
Gumpalan yang telah hancur akan bergabung dengan keluaran Dryer pada Conveyor.
Belt Conveyor tersebut dilengkapi dengan pemisah magnetik untuk memisahkan
material besi yang terbawa dalam produk yang dapat merusak Screen atau Crusher.
Timbangan dapat dipasang untuk memeriksa jumlah produk di dalam proses
granulasi / Loop Recycle. “Produk dapat diumpankan kembali ke dalam proses
melalui suatu Pay Loader, melalui Spillage Recovery System yang dilengkapi dengan
Hopper kecil dan Belt Conveyor atau dapat dikirim kembali ke gudang penyimpanan
bahan baku untuk proses selanjutnya. Screen feeder pertama berguna untuk
mengoptimalkan distribusi produk yang akan melewati Screen. Screen bertipe
Double Deck digunakan karena memiliki efisiensi yang tinggi dan kemudahan dalam
pemeliharaan dan pembersihannya. Terdapat dua penyaring, satu beroperasi
sedangkan yang lain sebagai cadangan, dilengkapi dengan Motor Vibrator dan Self

16
Cleaning System. Produk dengan ukuran yang sesuai (on size) dari penyaring
diumpankan langsung ke Small Recycle Regulator Bin. Produk oversize yang telah
dipisahkan dijatuhkan secara gravitasi ke dalam Pulverizer yang terdiri atas Double
Opposed Rotor Chain Mill atau Tripple Rotor Mill yang dapat digunakan untuk
beban besar dengan Rubber Line Casing. Terdapat Diverter untuk mengganti jalur
penyaring dan Crusher secara bergantian jika akan dilakukan perbaikan atau terjadi
masalah dalam pengoperasiannya.
Produk undersize jatuh secara gravitasi ke dalam Recycle Belt Conveyor sedangkan
produk onsize diumpankan ke Recycle Regulator Bin yang terletak di atas Recycle
Regulator Belt Conveyor. Keluaran Recycle Conveyor dimasukkan ke dalam
Granulator Elevator yang menampung semua aliran recycle bersama-sama dengan
bahan baku padat yang akan diumpankan ke dalam Pug Mill. Granulator dilengkapi
dengan Flexing Rubber Panels untuk menghindari penumpukan produk. Granulator
juga dilengkapi dengan Lump Kicker agar tidak ada gumpalan yang tersisa di dalam
drum yang dapat mengganggu aliran padatan dan menjaga agar gumpalan tersebut
tidak terbawa ke dalam Dryer. Lump Kicker akan mengeluarkan gumpalan ke dalam
Grizzly yang akan membuat gumpalan tersebut terpisah - pisah akibat aksi
perputaran. Produk kering kemudian diumpankan ke Double Deck Screen yang akan
memilah - milah produk menjadi produk on size, oversize, dan undersize. Produk
oversize akan dimasukkan ke dalam Crusher kemudian dikembalikan ke dalam Pug
Mill bersama-sama dengan produk undersize, debu dari Cyclone, dan sebagian
produk jadi. Produk on size akan mengalami perlakuan produk akhir.

4.2.3 Produk Akhir


onsize memiliki temperatur tinggi sehingga perlu didinginkan di dalam
Fluidized Bed Cooler. Produk dingin kemudian dilapisi oleh Coating Oil dan Coating
Powder di dalam Coating Drum. Produk ini perlu dilapisi karena sifatnya yang
higroskopis. Produk yang telah dilapisi akan masuk ke unit bagging dan siap
dipasarkan.

17
4.2.4 Produk Utama (Pupuk NPK)
Produk utama yang dihasilkan dari unit produksi ini adalah pupuk NPK dengan
spesifikasi sebagai berikut: NPK (Ollyvianti dan Rahmawati,2010)
 Bau : Tanpa bau
 Penampilan :Butiran berwarna merah muda
 Kelarutan : mudah larut dalam air
 Spesifik Gravity : < 1
 pH : 5 – 8
 % N : 14 – 16
 % P2O5 : 14 – 16
 % K2O : 14 -16
 % H2O : 1,5 maksimum
 % Sulfur : 10
 Ukuran butiran : mesh -4+10 minimal 70%

4.2.5 Produk Samping


Dalam proses produksi pupuk NPK tidak memiliki produk samping. Hal
ini dikarenakan produk yang tidak sesuai dengan standart yang ditentukan
langsung di recycle sehingga tidak memiliki produk samping.

4.2.6 Cara membuat pupuk NPK sendiri


1. Tentukan lebib dahulu kandungan pupuk NPK yang akan dibuat, Dicontohkan
akan membuat pupuk NPK dengan kandungan 15:15:l5.
2. Hitung kebutuhan pupuk NPK yang akan dibuat. Misalnya akan membuat 200
kg pupuk NPK dengan kandungan 15:15:15.
3. Hitung jumlah masing-masing unsur hara yang dibutuhkan.
Unsur N : 15% x 200 = 30 kg
Unsur P : 15% x 200 = 30 kg
Unsur K : l5% x 200 = 30 kg
4. Konversikan kebutuhan masing-masing unsur hara dengan pupuk tunggal yang
telah dipersiapkan (Urea, SP36, KCl)

18
Kandungan N dalam urea adalab 54% rnaka untuk mendapatkan N 30 kg maka
kita butuh Urea 100/54 x 30 = 55,5 kg Urea
Untuk mendapatkan unsur P 30 kg kita butuh SP36 100/36 x 30 = 83,3 kg SP36.
Sedangkan kebutuhan unsur K sebesar 30 kg akan kita peroleh dari KCI
100/45 x 30 = 66,6 kg.
5. Oleh karena itu NPK dengan komposisi 15:15:15 sebanyak 200 kg setara
dengan Urea 55,5 kg + SP36 83,3 kg+ KCl 66,6 kg.

19
BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
1. Pupuk didefinisikan pupuk yang memiliki kandungan unsur hara paling
lengkap.
2. Pupuk NPK termasuk jenis pupuk an-organik yang paling umurn digunakan.
3. Pupuk NPK juga termasuk jenis pupuk majemuk karena memakai lebih dari
satu unsur hara.

20
`DAFTAR PUSTAKA

Asnawi, I. 2016. Proses Produksi Pupuk PT. Pupuk Kaltim. Pascasarjana. Universitas
Muslim Indonesia, Makassar.
Hasibuan, B.E. 2006. Pupuk dan Pemupukan. Universitas Sumatera Utara.Medan.
Kadekoh, I dan Amirudin, .2007. Pertumbuhan dan Hasil Jagung Pulut (Zea mays
certain) Pada Bebagai Dosis Bokasi Gamal dan Pupuk NPK dalam System Alley
Cropping. Jurnal Agrisain 8(1):10-17.
Malini, R. 2015. Makalah Pembuatan Pupuk NPK PIK.
Ollyvianti, P.M dan Rahmawati, S. W., 2000. NPK Fertilizer Plant Made of Composed
Raw Material, Ie Urea, ZA, KCl, NH 3, and H3PO4 Trough Mixed Acid Process.
ITS. Surabaya
Putri, S, L., 2016. Pengaruh Pemberian Dosis Pupuk Npk Dan Pupuk Hayati Terhadap
Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Sedap Malam (Polianthes tuberosa L.)
Fakultas Pertanian. Universitas Lampung.
Setyanto, A., Purwanto, F., dan Anurogo, D.S. 2009. Optimasi Struktur Proses dan
Penerapan Metodologi Six Sigma di Unit NPK Phonska- PT Petrokimia Gresik.
Jurnal Rekayasa Proses. Vol. 3 No.1.
Shinta, Kristiani, Warisnu, A. 2014. Pengaruh Aplikasi Pupuk Hayati Terhadap
Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.).
Jurnal Sains Dan Seni Pomits. 2(1) : 2337-3520.
Suwahyono, U. 2011. Petunjuk Praktis Penggunaan Pupuk Organik Secara Efektif dan
Efisien. Penebar Swadaya. Jakarta.
Zaini, Z. 2012 Pupuk Majemuk dan Pemupukan Hara Spesifikasi Lokasi Pada Padi
Sawah. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Vol. 7 No.1.

21

Anda mungkin juga menyukai