Anda di halaman 1dari 15

KELAINAN DAN INTERAKSI GENETIK

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok dalam mata kuliah fatofisiologi

Disusun oleh :

Daniel Tri Agustin

Henny Nopiyanti

Mega sari

Natasya

Nurul izati

Dosen Pembimbing : H. Abdul Kadir Hasan, SST,M.kes

PRODI DIII KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMESKES PANGKALPINANG TAHUN AJARAN


2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat-
Nya lah kami akhirnya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Kelainan dan interaksi
genetik” ini dengan baik dan tepat waktu. Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih
kepada dosen pembimbing kami yang bernama H. Abdul Kadir Hasan, SST,M.kes yang telah
memberikan banyak bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam menyusun makalah ini.

Meskipun kami berhasil menyelesaikan makalah ini dengan baik, namun kami menyadari
bahwa masih akan adanya kekurangan serta kekeliruan di dalam resume ini, sehingga kami akan
sangat terbuka dengan kritik, saran serta masukan dari berbagai pihak. Akhir kata kami juga
berharap agar makalah ini sangat bermanfaat bagi para pembaca guna menambah wawasan
tentang “Kelainan dan Interaksi Genetik”.
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN GEN DAN KROMOSOM


Gen merupakan sebuah unit informasi genetik yang tersandi dalam
genetika. Gen adalah unit molekul DNA atau RNA yang membawa informasi
mengeni urutan asam amino lengkap suatu protein, atau yang menentukan
struktur lengkap suatu molekul rRNA (RNA ribosom) atau tRNA (transfer RNA).
Terlibat dalam mengkode protein dan mewariskan keturunan. Fungsi gen yaitu
mengatur perkembangan dan proses metabolisme serta menyampaikan informasi
genetika dari suatu generasi ke generasi berikutnya (Murray et al., 2009).
Gen terbagi menjadi dua yaitu, genotip dan fenotip. Genotip suatu
organisme adalah susunan genetiknya, termasuk informasi di dalam gennya.
Segala karateristik potensial dan sifat suatu organisme tersandi pada genotipnya.
Fenotip suatu organisme adalah sifat yang sesungguhnya atau yang terekspresi
(Murray et al., 2009). 22 Letak gen dalam kromosom yaitu setiap gen menempati
lokus tertentu yang tetap dalam kromosom. Lokasi yang diperuntukkan bagi gen
dalam kromosom disebut Lokus (kromomer). Gen-gen yang membawa sifat
bagian tubuh yang sama dan lokusnya bersesuaian disebut gen homolog. Lokus
tertentu dapat mengandung satu gen atau lebih (Murray et al., 2009).
Secara keseluruhan kumpulan gen yang terdapat di dalam setiap sel individu organisme disebut
sebagai genom. Dengan perkataan lain genom suatu organisme adalah kumpulan semua gen
yang dimiliki oleh organisme tersebut pada setiap selnya.

Kromosom adalah suatu struktur makromolekul yang berisi DNA di mana informasi genetik
dalam sel disimpan. Kata kromosom berasal dari kata “khroma” yang berarti warna dan “soma” yang
berarti badan. Tipe dan jumlah kromosom tiap makhluk hidup berbeda-beda. Dengan mikroskop cahaya
seluruh kromosom dapat dibedakan satu dengan yang lain dari penampilannya karena ukuran
kromosom dan posisi sentromer berbeda. Masing-masing kromosom memiliki suatu pola pita atau garis
tertentu ketika diberi zat pewarna tertentu. Tampilan visual kromosom setiap individu dinamakan
kariotipe. Kromosom yang membentuk pasangan, memiliki panjang, posisi sentromer, dan pewarnaan
yang sama dinamakan kromosom homolog. Kedua kromosom dari setiap pasangan membawa gen (unit
instruksi yang mempengaruhi sifat herediter) yang mengendalikan karakter warisan yang sama.

Kromosom dibedakan menjadi autosom (kromosom tubuh) dan gonosom (kromosom seks).
Autosom merupakan kromosom yang tidak menentukan jenis kelamin, sedangkan gonosom merupakan
kromosom penentu jenis kelamin. Suatu kromosom terdiri dari beberapa bagian, yaitu kromatid,
kromomer, sentromer atau kinetokor, satelit dan telomer.
Kromatid adalah salah satu dari dua lengan hasil replikasi kromosom yang masih melekat satu
sama lain pada bagian sentromer. Istilah lain untuk kromatid adalah kromonema (jamak:
kromonemata). Kromonema merupakan filamen yang sangat tipis yang terlihat selama proses profase.
Kromomer adalah struktur berbentuk manik-manik yang merupakan akumulasi dari materi kromatin
yang terkadang terlihat saat interfase (Murray et al., 2009). 25 Sentromer adalah daerah konstriksi atau
pelekukan di sekitar pertengahan kromosom. Pada sentromer terdapat kinetokor. Kinetokor adalah
bagian kromosom yang merupakan tempat pelekatan benang-benang spindel selama pembelahan inti
dan merupakan tempat melekatnya lengan kromosom (Triwibowo, 2005). Satelit adalah bagian
kromosom yang bebentuk bulatan dan terletak di ujung lengan kromatid. Satelit terbentuk karena
adanya pelekukan sekunder di daerah tersebut. Telomer adalah daerah terujung pada kromosom yang
berfungsi untuk menjaga stabilitas bagian ujung kromosom agar DNA di daerah tersebut tidak terurai.

Menurut letak sentromer pada lengan kromatid, kromosom dibagi menjadi empat macam
bentuk yaitu: a. Kromosom telosentrik adalah kromosom yang letak sentromernya diujung suatu
kromatid. b. Kromosom akrosentrik adalah kromosom yang letak sentromernya berada pada posisi
ujung dengan bagian tengah kromatid. c. Kromosom submetasentrik adalah kromosom yang letaknya
tidak berada ditengah-tengah lengan kromatid sehingga kromatid tidak terbagi sama panjangnya. d.
Kromosom metasentrik adalah kromosom yang letak sentromernya ditengah-tengah lengan kromatid
sehingga sentromer membagi kromatid menjadi dua bagian.

2. Struktur Gen Prokariot Pada prokariot, secara umum gen tersusun atas promoter, bagian
struktural, dan terminator (Murray et al., 2009). Gambar 7. Struktur Gen Prokariotik (Murray et al.,
2009) a. Promoter Promoter adalah urutan DNA spesifik yang berperan dalam mengendalikan
transkripsi gen struktural dan terletak di 27 daerah upstream (hulu) dari bagian struktural gen. Fungsi
promoter adalah sebagai tempat awal pelekatan enzim RNA polimerase yang nantinya melakukan
transkripsi pada bagian struktural. Pada prokariot bagian penting promotornya disebut sebagai Pribnow
box pada urutan nukleotida -10 dan -35. Biasanya berupa TATA box. Pribnow box merupakan daerah
tempat pembukaan heliks DNA untuk membentuk kompleks promotor terbuka. Jadi, di TATA box itulah
DNA dipisahkan dan di luar TATA box helix DNA tetap berikatan. Gambar 8. Protomer (Triwibowo, 2005)
b. Operator Operator merupakan urutan nukelotida yang terletak di antara promotor dan bagian
struktural dan merupakan tempat pelekatan protein represor (penekan atau penghambat ekspresi gen).
Jika ada represor yang melekat di operator, maka RNA polimerase kearah ekspresi gen tidak bisa
berlangsung (Triwibowo, 2005). 28 Gambar 9. Operator (Triwibowo, 2005) Pada gambar di atas,
operator disimbolkan dengan warna ungu yang berada di antara promotor (merah) dan structural gene
(hijau). Selain adanya supresor, terdapat juga enhancer. Kerja supresor untuk menghambat, sedangkan
enhancer meningkatkan transkripsi dengan meningkatkan jumlah RNA polimerase. Namun letaknya
tidak pada lokasi yang spesifik seperti operator, ada yang jauh di upstream atau bahkan downstream
dari titik awal transkripsi. c. Coding Region (Bagian Struktural) Gen struktural merupakan bagian yang
mengkode urutan nukleotida RNA. Transkripsi dimulai dari sekuens inisiasi transkripsi (ATG) sampai
kodon stop (TAA/TGA/TAG). Pada prokariot tidak ada sekuens intron (yang tidak dapat diekspresikan)
sehingga semuanya berupa ekson. Namun kadang pada Archaebacteria dan bakteriofag ada yang
memiliki intron. 29 d. Terminator Dicirikan dengan struktur jepit rambut/hairpin dan lengkungan yang
kaya akan urutan GC yang terbentuk pada molekul RNA hasil transkripsi. Pada organisme prokariot
diketahui ada tiga kelompok utama organisasi gen, yaitu (Murray et al., 2009): 1. Gen independen
adalah gen yang ekspresinya tidak tergantung pada ekspresi gen lain sehingga gen tersebut tidak akan
diekspresikan terus menerus (disebut sebagai ekspresi konstitutif) selama selnya masih tumbuh. 2. Unit
transkripsi adalah sekelompok gen yang secara fisik terletak berdekatan dan diekspresikan bersama–
sama karena produk ekspresi gen– gen tersebut diperlukan dalam suatu rangkaian proses fisiologi yang
sama. Contoh unit transkripsi adalah rangkaian gen yang mengkode rRNA dan tRNA. 3. Kelompok gen
adalah beberapa gen yang secara fisik terletak pada lokus yang berdekatan dan produk ekspresi gen–
gen tersebut diperlukan dalam rangkaian proses fisiologi yang sama, meskipun masing–masing gen
tersebut dikendalikan secara independen, misalnya kelompok gen yang berperan dalam proses
penambatan nitrogen pada bakteri Rhizobium sp. 4. Operon adalah sekelompok gen struktural yang
terletak berdekatan dan ekspresinya dikendalikan oleh satu promoter yang sama. Masing–masing
bagian struktural tersebut mengkode protein yang berbeda tetapi protein– protein tersebut diperlukan
untuk proses metabolisme yang sama. Operon 30 merupakan salah satu ciri khas organisasi gen pada
prokariot. Sistem operon tidak ditemukan di dalam organisasi gen pada eukariot. Dengan adanya sistem
operon, maka rRNA hasil transkripsi gen prokariot bersifat polisistronik karena satu molekul mRNA
mengkode lebih dari satu protein (Triwibowo, 2005). 3. Struktur Gen Eukariot Struktur gen eukariot
secara umum hampir sama dengan prokariot, yaitu memiliki promotor, bagian struktural, dan
terminator. Perbedaan antara keduanya hanya pada bagian strukturalnya, yang mana terdapat intron
dan ekson. Perbedaan utama antara organisasi gen pada prokariot dengan eukariot adalah bahwa
bagian struktural gen prokariot (bakteri) tidak mengandung intron (Murray et al., 2009). Gambar 10.
Struktur Gen Eukariotik (Murray et al., 2009) Intron adalah sekuens nukleotida yang tidak akan
ditemukan “terjemahannya” di dalam rangkaian asam amino protein yang dikode oleh suatu gen. Intron
akan ditranskripsi kemudian mengalami pemotongan 31 sehingga tidak akan mengalami translasi.
Sekuens nukleotida yang akan diterjemahkan disebut sebagai ekson. Pada genom eubakteri, diketahui
tidak ada intron, tetapi pada genom arkhaebakteri tertentu diketahui terdapat intron (Murray et al.,
2009). Gen pada organisme eukariot dapat dikelompokkan menjadi 3 kelas yaitu: 1. Gen kelas satu, yaitu
gen-gen yang mengkode pembentukan rRNA 5,8s, rRNA 18s, dan rRNA 28s. Ketiga molekul rRNA
tersebut digunakan dalam pembentukan ribosom. 2. Gen kelas II, yaitu gen–gen yang mengkode sintesis
semua molekul protein. Gen–gen tersebut terlebih dahulu akan disalin menjadi molekul rRNA,
selanjutnya mRNA akan ditranslasi menjadi rangkaian asam amino yang menyusun suatu protein. 3. Gen
kelas III, yaitu gen–gen yang mengkode pembentukan molekul tRNA dan rRNA 5s. Molekul tRNA
digunakan untuk membawa asam amino yang akan disambungkan menjadi molekul protein dalam
proses translasi. Seperti telah disebutkan sebelumnya, sebagian besar bagian struktural gen pada
eukariot tingkat tinggi tersusun atas ekson (bagian yang mengkode asam–asam amino) dan intron
(bagian yang tidak akan diterjemahkan menjadi urutan asam amino). Meskipun demikian tidak semua
gen eukariot terinterupsi oleh intron. Pada waktu gen ditranskripsi, sebenarnya bagian intron juga akan
ditranskripsikan tetapi selanjutnya akan dipotong dari transkrip (mRNA) primer. Selanjutnya hanya
ekson–ekson saja yang akan 32 disambungkan menjadi mRNA yang matang (mature mRNA) (Murray et
al., 2009).

2.2 KELAINAN KROMOSOM

KELAINAN KROMOSOM YANG SERING DITEMUKAN


 Trisomi 13 (sindroma Pat
Trisomi 13 atau sindroma Patau disebabkan oleh adanya 3 untai kromosom 13 pada
tiap sel penderita, sehingga jumlah total kromosom pada tiap selnya adalah 47.
Kelainan ini dapat menyebabkan gangguan berat pada perkembangan otak,
jantung, ginjal, bibir dan rongga mulut (bibir sumbing) juga pertumbuhan jari tangan
dan kaki. Namun kelainan ini sangat jarang terjadi dengan frekuensi 1 dari 8000
sampai 10.000 bayi yang lahir dan biasanya jika gejalanya sangat berat dapat
menyebabkan kematian beberapa jam atau beberapa minggu setelah kelahiran.

 Trisomi 18 (sindroma Edward)

Trisomi 18 atau sindroma Edward disebabkan oleh adanya 3 untai kromosom 18 pada
tiap sel penderita. Berlebihnya jumlah kromosom 18 ini jarang terjadi dengan frekuensi
1 dari 1500 bayi yang lahir dan gejalanya adalah retardasi mental berat, gangguan
pertumbuhan, ukuran kepala dan pinggul yang kecil, dan kelainan pada tangan dan
kaki.

 Trisomi 21 (sindroma Down)

Sindrom Down (bahasa Inggris: Down syndrome) merupakan kelainan genetik yang
terjadi pada kromosom 21 pada berkas q22 gen SLC5A3,[1] yang dapat dikenal dengan
melihat manifestasi klinis yang cukup khas. Kelainan yang berdampak pada
keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental ini pertama kali dikenal pada tahun
1866 oleh Dr.John Longdon Down. Karena ciri-ciri yang tampak aneh seperti tinggi
badan yang relative pendek, kepala mengecil, hidung yang datar menyerupai orang
Mongoloid maka sering juga dikenal dengan mongolisme. Pada tahun 1970an para ahli
dari Amerika dan Eropa merevisi nama dari kelainan yang terjadi pada anak tersebut
dengan merujuk penemu pertama kali sindrom ini dengan istilah sindrom Down dan
hingga kini penyakit ini dikenal dengan istilah yang sama.
Sindrom down adalah suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental
anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom. Kromosom ini
terbentuk akibat kegagalan sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri saat
terjadi pembelahan.
Sindrom down adalah suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental
anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom. Kromosom ini
terbentuk akibat kegagalan sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri saat
terjadi pembelahan.
Sampai saat ini belum ditemukan metode pengobatan yang paling efektif untuk
mengatasi kelainan ini. Pada tahap perkembangannya penderita Down syndrom juga
dapat mengalami kemunduran dari sistim penglihatan, pendengaran maupun
kemampuan fisiknya mengingat tonus otot-otot yang lemah. Dengan demikian penderita
harus mendapatkan dukungan maupun informasi yang cukup serta kemudahan dalam
menggunakan sarana atau fasilitas yang sesuai berkaitan dengan kemunduran
perkembangan baik fisik maupun mentalnya. Pembedahan biasanya dilakukan pada
penderita untuk mengoreksi adanya defek pada jantung, mengingat sebagian besar
penderita lebih cepat meninggal dunia akibat adanya kelainan pada jantung tersebut.
Dengan adanya leukemia akut menyebabkan penderita semakin rentan terkena infeksi,
sehingga penderita ini memerlukan monitoring serta pemberian terapi pencegah infeksi
yang adekuat.
Fungsi kromosom Tiap untaian kromosom membawa informasi genetik yang
sangat menentukan proses pertumbuhan dan perkembangan janin dan juga fungsi
tubuh untuk kehidupan sehari-hari. Proses pertumbuhan ini meliputi pembentukan
protein-protein tubuh, sehingga kelainan genetik atau struktur dan jumlah kromosom
akan sangat mempengaruhi pembentukan protein-protein tubuh dan dapat
mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan janin atau bayi yang tidak normal.
Kelainan kromosom pada janin bisa diturunkan dari salah satu orang tua yang
membawa kelainan kromosom, bisa juga terjadi secara spontan (dengan sendirinya)
pada saat proses reproduksi. Usia ibu pada saat hamil juga salah satu faktor penyebab
kelainan kromosom. resiko terjadinya kelainan kromosom pada janin adalah 4 kali lebih
besar jika ibu berusia 35 tahun atau lebih.
2.3 SINGLE GEN ATAU KELAINAN MENDEL
Kelainan genetika lainnya yaitu single gene atau monogenetic disorders.Kelainan genetika ini
bisa menyebabkan penyakit Huntington dan Cystic Fibrosis.Hanya saja jenis penyakit ini
memang agak jarang ditemui meskipun ada juga beberapa orang yang menderita penyakit
Huntington.

2.4 . Kelainan Multifaktoral

Kelainan genetika multifaktoral disebabkan bukan hanya oleh kelainan gen saja, melainkan
melibatkan juga lingkungan dan interaksi antara gen dengan lingkungan tersebut. Pada kelainan
multifaktoral ini, meski kecilnya peranan gen terhadap muncul dan berkembangnya penyakit,
interaksi dengan lingkungan bisa menyebabkan penyakit yang diderita menjadi lebih
berpotensial. Penyakit kelainan genetika yang disebabkan kelainan multifaktoral diantaranya:

 Alergi Banyak penelitian ilmiah menyatakan bahwa alergi didasari oleh faktor keturunan.
Apabila orang tua memiliki kecenderungan alergi, kemungkinan besar alergi akan diturunkan
kepada anakanaknya. Alergi memiliki reaksi yang bermacam-macam, bahkan ada yang dapat
membahayakan jiwa.Alergi yang dipicu oleh allergen yang masuk ke dalam tubuh.Beberapa
alergi yang reaksinya mengancam nyawa diantaranya adalah alergi kacang dan alergi sengatan
tawon, dapat menyebabkan sesak nafas.

 Albino Albino adalah penyakit yang terjadi karena hilangnya pigmen atau zat warna
kulit.Padahal pigmen memiliki fungsi sebagai pelindung kulit dari sinar ultraviolet.Oleh karena
itu orang yang mengalami albino rentan terhadap kanker kulit jika terpapar sinar matahari secara
terus menerus. Albino sendiri berasal dari bahasa latin Albus yang artinya putih. Meskipun putih,
namun ini adalah bukan putih sehat.

 Asma Asma adalah penyakit yang menyerang saluran pernafasan.Asma mengakibatkan saluran
pernafasan menyempit sementara. Umumnya hal ini disebabkan oleh peradangan di saluran
pernafasan yang menyebabkan saluran nafas bereaksi secara berlebihan terhadap suatu
rangsangan, misalnya debu, asap dan pollen.

 Buta warna Buta warna adalah suatu keadaan yang tidak normal pada sel mata karena sel
kerucut telah rusak sehingga tidak mampu menangkap warna tertentu.Pada umumnya buta warna
adalah disebabkan oleh faktor genetik, dimana ansestornya memiliki penyakit buta
warna.Penderita buta warna tidak dapat mengenali satu atau beberapa warna sekaligus.

 Obesitas Obesitas adalah suatu keadaan dimana berat badan melebihi batas paling tinggi
kelebihan berat badan dan tubuh didominasi mayoritas lemak. Orang yang mengalami obesitas
umumnya susah mengendalikan nafsu makan. Salah satu penyebab obesitas adalah gen atau
keturunan. Gen tersebut menyebabkan fungsi menahan nafsu makan tidak bekerja dengan baik,
ditambah dengan kebiasaan gaya hidup yang tidak baik dengan memakan-makanan yang tinggi
lemak dan rendah nutrisi seperti junk food.

 Kanker payudara Penyakit ini adalah penyakit yang ditakuti oleh perempuan, meskipun
sebenarnya penyakit kanker jenis ini bisa juga mengancam kaum pria.Kanker ini menyerang
pada jaringan payudara atau sekitar sel mamae.Gejala yang dialami pada umumnya kulit
berwarna kemerahan, berisisik dan menebal di sekitar area payudara dan puting.Jika sudah
memasuki fase lebih lanjut, maka dapat mengeluarkan cairan dari puting, namun bukan
ASI.Gejala yang paling umum dapat dideteksi adalah adanya benjolan atau bengkak pada
payudara.

 Diabetes Penyakit yang merupakan efek dari buruknya pengelolaan gula darah oleh tubuh ini
juga bisa disebabkan oleh faktor genetik.Resiko penurunan yang tinggi dialami jika salah satu
keluarga dalam rantai atas memiliki penyakit ini.Resiko yang sangat besar adalah ketika kedua
orang tua mengidap penyakit diabetes juga, meningkat menjadi 70%. Faktor lain adalah obesitas,
olahraga dan pola makan tidak sehat.

 Gangguan bipolar Penyakit ini adalah suatu kondisi yang mengakibatkan depresi karena stres
yang ringan.Penyakit ini diakibatkan oleh ketidakseimbangan zat kimia dalam otak atau karena
bisa jadi faktor keturunan atau genetik.Penyakit ini beresiko diturunkan, jika salah satu orang tua
menderita penyakit ini maka kemungkinannya naik hingga 15 persen.

 Hipotirodi Hipotiroid adalah macam penyakit keturunan yang terjadi ketika tubuh tidak
menghasilkan hormon tiroksin dalam jumlah yang cukup.Gejala penyakit ini umumnya adalah
mudah lelah dan penurunan berat badan yang berlebihan.Penyakit ini pada umumnya menyerang
perempuan.Para ahli mengatakan bahwa penyakit ini memiliki resiko untuk diturunakan pada
keturunan. Jika ada saudara diatas ibu yang memiliki tiroid yang tidak bagus, maka akan ada
resiko 20 kali lebih besar.

 Kolesterol tinggi Kolesterol tinggi juga dapat menurun.Kolesterol memang sebuah jenis lemak
yang dibutuhkan oleh tubuh untuk melakukan beberapa hal, namun tidak baik jika dalam jumlah
yang besar.Kolesterol tinggi dapat memicu serangan jantung dan stroke. Jika ada salah satu
anggota keluarga yang memiliki kadar kolesterol tinggi, dalam dunia kedokteran ini disebut
sebagai Familial Hypercholesterolaemenia yang umumnya disebabkan oleh perubahan gen,
dimana lemak tidak bermetabolisme dengan baik di dalam darah sehingga menumpuk di
pembuluh darah atau arteri.

 Tekanan darah tinggi Tekanan darah tinggi juga dapat disebabkan oleh faktor
keturunan.Hipertensi sendiri adalah suatu keadaan dimana tekanan darah manusia berada di atas
normal yakni diatas 120/90 mmHg.Penyakit ini umumnya tidak disadari karena sangat jarang
menimbulkan gejala yang tampak.Penyakit ini dapat diketahui dengan mengukur tekanan darah
sebelum dan sesudah makan, dimana gula darah manusia berbeda tingkatnya yang
mempengaruhi juga tekanan darah.Jika tekanan darah pada dua keadaan tersebut dalam ambang
normal, berarti anda baikbaik saja.Menurut beberapa ahli, penyakit ini memiliki resiko
diturunkan yang memiliki rasio sekitar 15% atau lebih.Ini artinya adalah 15 bayi dari 100 bayi
yang lahir dari orang tua yang hipertensi, dipastikan hipertensi juga. Demikian adalah penyakit
salah satu faktor penyebabnya adalah keturunan.Meskipun begitu, faktor keturunan pada
penyakit-penyakit diatas umumnya hanya sebagai faktor dorman saja. Faktor ini akan menjadi
penyakit jika didukung oleh gaya hidup yang tidak sehat seperti stres, pola makan tidak teratur
dan tidak bergizi, obesitas dan lain-lainnya.

 Parkinson Gejala penyakit Parkinson tidak banyak diketahui. Pada banyak kasus yang terjadi
awal dari gejala penyakit Parkinson diawali dengan gemetar pada bagian tangan ketika sedang
beristirahat. Penyakit ini memiliki kecendurungan diturunkan meskipun factor genetik tidak
memegang peanan utama. Penyakit ini beresiko diturunkan jika memiliki orangtua, saudara, atau
kerabat dekat dengan gangguan Parkinson.
2.5 kelainan mitokondria

Anda mungkin juga menyukai