Anda di halaman 1dari 16

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................


A. Latar Belakang ...............................................................................
B. Rumusan Masalah ...........................................................................
C. Tujuan Penulisan .............................................................................

BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................


A. Pengertian Hakikat .........................................................................
B. Pengertian Manusia ........................................................................
C. Hakikat Manusia ............................................................................
D. Tujuan Penciptaan Manusia ............................................................
E. Potensi yang dimiliki Manusia .......................................................
F. Fungsi dan Peran Manusia ..............................................................
G. Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba dan Khalifah Allah SWT
H. Firman Allah tentang Manusia .......................................................

BAB III PENUTUP ..................................................................................


Kesimpulan dan Saran ...................................................................

Daftar Pustaka ............................................................................................


KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah untuk mata kuliah
Agama Islam. Makalah ini menjelaskan atau mengambil tema tentang Hakikat
Manusia Dalam Islam. Harapan kami semoga hasil makalah ini dapat
bermanfaat.
Kami sangat berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Ibu Aisyah selaku
dosen mata kuliah Agama Islam yang telah memberikan ilmunya kepada kami
selaku Mahasiswa.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal. Terlepas dari itu semua,
kami menyadari sepenuhnya kekurangan dari segi susunan. Tiada
kesempurnaan di muka bumi ini. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami
menerima segala kritikan juga saran.

Wassalamualaikum wr.wb

Medan, April 2019


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ‘manusia’ diartikan sebagai ‘makhluk


yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain); insan; orang’ (1989:558).
Menurut pengertian ini manusia adalah makhluk Tuhan yang diberi potensi
akal dan budi, nalar dan moral untuk dapat menguasai makhluk lainnya demi
kemakmuran dan kemaslahatannya. Dalam Bahasa Arab, kata ‘manusia’ ini
bersepadan dengan kata-kata nas, basyar, insan, mar’u, ins dan lain-lain.
Meskipun bersinonim, namun kata-kata tersebut memiliki perbedaan dalam
hal makna spesifiknya.

Kehadiran manusia tidak terlepas dari asal usul kehidupan di alam semesta.
Manusia hakikatnya adalah makhluk ciptaan Allah SWT. Pada diri manusia
terdapat perpaduan antara sifat ketuhanan dan sifat kemakhlukan. Dalam
pandangan islam, sebagai makhluk ciptaan Allah SWT manusia memiliki tugas
tertentu dalam menjalankan kehidupannya di dunia ini. Untuk menjalankan
tugasnya manusia dikaruniakan akal dan pikiran oleh Allah SWT. Akal dan
pikiran tersebut yang akan menuntun manusia dalam menjalankan perannya.
Dalam hidup di duniam manusia diberi tugas kekhalifaan, yaitu tugas
kepemimpinan,wakil Allah di muka bumi, serta pengelolaan dan pemiliharaan
alam.

Memikirkan dan membicarakan hakikat manusia inilah yang menyebabkan


orang tak henti-hentinya berusaha mencari jawaban yang memuaskan tentang
manusia itu sendiri, yaitu apa darimana dan mau kemana manusia itu.

Oleh karena itu, pada makalah ini kami akan membahas tentang hakikat
manusia dalam filsafat pendidikan islam yang meliputi hakikat Allah
menciptakan manusia, apa hakikat manusia, mengapa manusia memerlukan
pendidikan, dan mengapa manusia bisa di didik. Semoga dengan pembahasan
ini dapat menambah wawasan bagi kita dalam memahami hakikat diri kita
sebagai manusia di muka bumi ini.
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Hakikat dan Manusia itu?


2. Apa saja Hakikat Manusia itu?
3. Apa tujuan penciptaan manusia serta fungsi dan peran manusia?
4. Apa saja potensi yang dimiliki manusia?
5. Bagaimanakah tanggung jawab manusia sebagai hamba dan khalifah
Allah SWT?
6. Apa saja firman Allah SWT tentang manusia?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian hakikat dan manusia


2. Untuk mengetahui apa saja hakikat manusia itu
3. Untuk mengetahui tujuan penciptaan manusia serta fungsi dan peran
manusia
4. Untuk mengetahui apa saja potensi yang dimiliki manusia
5. Untuk mengetahui tanggung jawab manusia sebagai hamba dan
khalifah Allah SWT
6. Untuk mengetahui firman Allah SWT tentang manusia
BAB II
PEMBAHASAN
HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM

A. Pengertian Hakikat
Menurut Bahasa hakikat berarti kebenaran atau sesuatu yang sebenar-
benarnya atau asal segala sesuatu. Dapat juga dikatakan hakikat itu adalah inti
dari segala sesuatu atau yang menjadi jiwa sesuatu. Karena itu dapat dikatakan
hakikat syariat adalah inti dan jiwa dari suatu syariat itu sendiri. Dikalangan
tasauf orang mencari hakikat diri manusia yang sebenarnya Karen aitu muncul
kata-kata diri mencari sebenar-benar diri. Sama dengan pengertian itu mencari
hakikat jasad, hati, roh, nyawa, dan rahasia.
Roh adalah salah satu komponen penting yang menentukan ciri
kemanusiaan manusia. Setelah proses-proses fisik berlangsung dalam
penciptaan manusia, pemasukan roh menjadi unsur penentu yang
membedakan manusia dengan dunia hewan. Sebagaimana banyak dari aspek
fisik manusia yang hakekatnya belum diketahui manusia, ruh merupakan
misteri besar yang dihadapi manusia. Al-Qur’an surah Shaad ayat 71-72 :

Dari penjelasan ayat diatas jelas hakikat manusia terdiri dari dua unsur
pokok yaitu gumpalan tanah dan hembusan Ruh Ilahi melalui proses yang tidak
dijelaskan rinciannya. Ia adalah kesatuan dari kedua unsur tersebut
yang tidak dapat dipisahkan. Manusia al-Qur’an memenuhi kehidupan
hidupnya yang bersumber dari gumpalan darah tersebut, memenuhinya
dengan cara manusia, bukan dengan cara binatang. Demikian pula dalam
memenuhi kebutuhan-kebutuhan ruhaniah pun dengan cara manusia bukan
dengan cara malaikat. Sebab kalau tidak, ia akan menjadi binatang atau
malaikat, yang keduanya akan membawa ia jauh dari hakikat kemanusiaannya.
Ruh adalah getaran Ilahiyah yaitu getaran sinyal ketuhanan sebagaimana
rahmat, nikmat, dan hikmah yang kesemuanya sering terasakan sentuhannya,
tetapi sukur dipahami hakikatnya. Sentuhan getaran ruhaniyah itulah yang
menyebabkan manusia dapat mencerna nilai-nilai belas kasih, kejujuran,
kebenaran, keadilan dan sebagainya1.

Istilah nafs banyak tersebar dalam al-Qur’an. Meski termasuk dalam


wilayah abstrak yang sukar dipahami, istilah nafs memiliki pengertian yang
sangat terkait dengan aspek fisik manusia. Gejolak nafs dapat dirasakan
menyebar ke seluruh bagian tubuh manusia karena tubuh manusia merupakan
kumpulan dari bermilyar-milyar sel hidup saling berhubungan. Nafs bekerja
sesuai dengan bekerjanya sistem biologis manusia 2.

Perpisahan antara nafs dan fisik disebut maut dan ini adalah peristiwa
yang paling misterius dalam kehidupan manusia sebelum ia menjumpai
peristiwa-peristiwa lainnya di dunia yang lain pula.
Seperti dikemukakan diatas bahwa pembahasan tentang manusia, asal
kejadian, potensi dan keistimewaan yang dimilikinya, merupakan pembahasan
yang mungkin dapat mengantarkan kepada pengetahuan tentang hakikat
manusia.

B. Pengertian Manusia
Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh
Allah SWT. Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu
konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah di muka bumi ini. Al-
Qur’an menerangkan bahwa manusia berasal dari tanah.
Dalam Al-Qur’an istilah manusia ditemukan 3 kosa kata yang berbeda
makna manusia, akan tetapi memiliki substansi yang berbeda yaitu kata
basyar, insan dan al-nas. Kata basyar dakam Al-Qur’an disebutkan 37 kali salah
satunya Al-Kahfi (Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu).
Kata basyar selalu dihubungkan pada sifat-sifat biologis, seperti asalnya dari
tanah liat, atau lempung kering (al-hijr: 33, ar-ruum: 20), manusia makan dan
minum (al-mu’minun:33).Kata insan disebutkan dalam Al-Qur’an sebanyak 65
kali, kata Al-Nas disebut sebanyak 240 kali. Dengan demikian Al-Qur’an
memandang manusia sebagai makhluk biologis, psikologis, dan social. Manusia
sebagai basyar diartikan sebagai makhluk social yang tidak biasa hidup tanpa
bantuan orang lain dan atau makhluk lain.
 Asal Mula Manusia Berdasarkan Al-Qur’an (Nabi Adam A.S.)
Saat Allah SWT merencanakan penciptaan manusia, ketika Allah
milai “cerita” tentang asal-usul manusia, Malaikat Jibril seolah
khawatir karena takut manusia akan berbuat kerusakan di muka
bumi. Di dalam Al-Qur’an, kejadian itu diabadikan.
“…Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat,
“Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah
liat kering(yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka,
apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah
meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu
kepadanya dengan bersujud” (QS. Al-Hijr:28-29).
Firman inilah yang membuat malaikat bersujud kepada manusia,
sementara iblis tetap dalam kesombongannya dengan tidak
melaksanakan firman Allah. Inilah dosa yang pertama kali dilakukan
oleh makhluk Allah yaitu kesombongan. Karena kesombongan
tersebut iblis menjadi makhluk paling celaka dan sudah dipastikan
masuk neraka. Kemudia Allah menciptakan Hawa sebagai teman
hidup Adam. Allah berpesan pada Adam dan Hawa untuk tidak
mendekati salah satu buah di surge, namun iblis menggoda mereka
sehingga terjebaklah Adam dan Hawa dalam kondisi yang
menakutkan. Allah menghukum Adam dah Hawa sehingga diturunkan
kebumi dan pada akhirnya Adam dan Hawa bertaubat. Taubat
mereka diterima oleh Allah, namun Adam dan Hawa menetap di
bumi 3.
Adam adalah ciptaan Allah yang memiliki akal sehingga memiliki
kecerdasan, bisa menerima ilmu pengetahuan dan bisa mengatur
kehidupan sendiri. Inilah keunikan manusia yang Allah ciptakan untuk
menjadi penguasa di dunia, untuk menghuni dan memelihara bumi
yang Allah ciptakan. Dari Adam inilah cikal bakal manusia diseluruh
permukaan bumi. Melalui pernikahannya dengan Hawa, Adam
melahirkan keturunan yang menyebar ke berbagai benua di seluruh
penjuru bumi; menempati lembah, gunung, gurun pasir dan wilayah
lainnya diseluruh penjuru bumi. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah
SWT yang berbunyi :
“… Dan sesungguhnya Kami muliakan anak-anak Adam; Kami
angkut mereka di daratan dan di lautan; Kami berikan mereka rezeki
dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang
sempurna atas kebanyak makhluk yang telah Kami ciptakan.”(QS. Al-
Isra’[17]:70)

C. Hakikat Manusia

Hakikat Manusia adalah sebagai berikut :


1. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan
hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas
tingkah laku intelektual dan sosial.
3. Seseorang yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif
mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan
nasibnya.
4. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus
berkembang tidak pernah selesai selama hidupnya.
5. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha
untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan
membuat dunia lebih baik untuk ditempati.
6. Individu yang mudah terpengaruh oleh lingkungan terutama dalam
bisang sosial.

D. Tujuan Penciptaan Manusia


Tujuan penciptaan manusia adalah menyembah kepada penciptanya yaitu
Allah. Pengertian penyembahan kepada Allah tidak bisa diartikan secara
sempit, dengan hanya membayangkan aspek ritual yang tercermin dalam
shalat saja. Penyembahan berarti ketundukan manusia dalam hukum Allah
dalam menjalankan kehidupan di muka bumi, baik yang menyangkut hubungan
manusia dengan tuhan maupun manusia dengan manusia.
Oleh karena penyembahan harus dilakukan secara suka rela, karena Allah
tidak membutuhkan sedikitpun pada manusia karena termasuk ritual-ritual
penyembahannya.
Penyembahan yang sempurna dari seorang manusia adalah akan
menjadikan dirinya sebagai khalifah Allah di muka bumi dalam mengelola alam
semesta. Keseimbangan pada kehidupan manusia dapat terjaga dengan
hukum-hukum kemanusiaan yang telah Allah ciptakan.

E. Potensi Yang Dimiliki Manusia


Potensi yang dimiliki manusia dapat dikelompokkan kepada dua
hal, yaitu potensi fisik dan potensi ruhaniah. Potensi ruhaniah
adalah akal,qolb, dan nafsu.
1. Aql
Kata tersebut dari segi Bahasa berarti pengikat, penghalang. Al-
Qur’an menggunakannya bagi sesuatu yang mengungkap atau
menghalangi seseorang terjerumus ke dalam kesalahan atau
dosa.
Kata Aql mengandung arti sebagai :
a. Dorongan untuk memahami dan menggambarkan sesuatu.
b. Dorongan moral.
c. Daya untuk mengambil pelajaran dan kesimpulan serta
hikmah4.
2. Nafs
Nafs (nafsu) dalam Al-Qur’an bisa diartikan sebagai totalitas
manusia seperti yang terkandung di dalam Q.S. Al-Maidah ayat
: 32 dan juga bisa diartikan sebagai tingkah laku seperti dalam
Q.S. Al-Ra’d ayat :11.
Nafs diciptakan Allah dalam keadaan sempurna yang
berfungsi menampung serta mendorong manusia berbuat
kebaikan dan keburukan, dank arena itu sisi dalam manusia
inilah yang oleh Al-Qur’an dianjurkan untuk diberi perhatian
lebih besar.
Firman Allah dalam Al-Quran Surah Al-Syams ayat 7-8 :
“Demi nafs serta penyempurnaan ciptaan Allah mengilhamkan
kepadanya kesaksian dan ketaqwaan”.
Mengilhamkan berarti memberi potensi agar manusia melalui
nafs dapat menangkap makna baik dan buruk, serta dapat
mendorongnya untuk melakukan kebaikan dan keburukan.
Walaupun Al-Qur’an menegaskan bahwa nafs berpotensi
positif dan negative, namun diperoleh pula isyarat bahwa pada
hakikatnya potensi positif manusia lebih kuat dari potensi
negatifnya, hanya saja daya tarik keburukan lebih kuat dari
daya tarik kebaikan5. Karena itu manusia dituntut agar
memelihara kesucian nafs, dan tidak mengotorinya
sebagaimana dalam firman Allah Q.S. Al-Syams: 9-10.

3. Qolb
Kata qolb terambil dari kata yang bermakna “membalik”.
Karena seringkali ia berbolak-balik. Qolb amat berpotensi
untuk tidak konsisten. Al-Qur’an pun menggambarkan
demikian, ada yang baik ada pula yang sebaliknya.
Qolb adalah wadah dari pengajaran, kasih sayang, takut dan
keimanan. Qolb menampung hal-hal yang disadari oleh
pemiliknya. Ini merupakan salah satu perbedaan antara Qolb
dan Nafs.
Al-Qur’an menggambarkan bahwa ada kalbu yang disegel :
F. Fungsi Dan Peran Manusia
Berpedoman pada Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 30-36, status
dasar manusia yang mempelopori oleh Adam A.S. adalah sebagai
khalifah. Jika khalifah diartikan sebagai penerus ajaran Allah maka peran
yang dilakukan adalah penerus pelaku ajaran Allah dan sekaligus
menjadi pelopor membudayakan ajaran Allah SWT.
Peran yang hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana
yang ditetapkan oleh Allah diantaranya adalah :
1. Belajar
2. Mengajarkan Ilmu
3. Membudayakan Ilmu

Oleh karena itu semua yang dilakukan harus untuk kebersamaan sesama
umat manusia dan hamba Allah, serta pertanggung jawabannya pada 3 instansi
yaitu pada diri sendiri, pada masyarakat, pada Allah SWT.

G. Tanggung Jawab Manusia Sebagai Hamba dan Khalifah Allah


SWT
1) Tanggung Jawab Manusia Sebagai Hamba Allah SWT
Makna dari kata hamba adalah ketaatan, ketundukan, dan
kepatuhan manusia hanya layak diberikan kepada Allah SWT yang
dicerminkan dalam ketaatan, kepatuhan dan ketundukan pada
kebenaran dan keadilan.
Dalam Al-Qur’an dinyatakan dengan “Quu Anfusakun Waahlikun
Naran”(Jagalah Dirimu dan Keluargamu Dengan Iman dari Api
Neraka)

2) Tanggung Jawab Manusia Sebagai Khalifah Allah SWT


Tugas hidup yang di muka bumi ini adalah tugas kekhalifaan, yaitu
tugas kepemimpinan, wakil Allah di muka bumi, serta pengelolaan
dan pemeliharaan alam.
Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang kekuasaan.
Manusia menjadi khalifah memegang mandate tuhan untuk mewujud
kemakmuran di muka bumi. Kekuasaan yang diberikan manusia
bersifat kreatif yang memungkinkan dirinya mengolah serta
mendayagunakan apa yang ada di muka bumi untuk kepentingan
hidupnya.
Oleh karena itu hidup manusia, hidup seorang muslim akan
dipenuhi dengan amaliah4.Kerja keras yang tiada henti sebab bekerja
sebagai seorang muslim adalah membentuk amal saleh.

H. Firman Allah SWT Tentang Manusia

- Manusia diciptakan oleh Allah untuk menyembah kepada-Nya

- Manusia ditugaskan untuk mengemban amanah (tugas keagamaan)


- Manusia ditugaskan untuk menjadi khalifah di bumi

- Manusia ditugaskan untuk menyuruh kepada yang makruf dan


mencegah dari yang mungkar
BAB III
PENUTUP

- Kesimpulan
Manusia ialah makhluk ciptaan Allah yang luar biasa. Pada hakekatnya,
manusia adalah makhluk Allah yang paling sempurna di bumi dengan segala
kelebihan akal, hati nurani dan daya pikir serta memiliki kemampuan untuk
mengelola segala macam karunia dari Allah di bumi ini. Akan tetapi manusia
juga sebagai makhluk sosial yang tidak di pungkiri dalam menjalankan
kehidupannya pasti memerlukan bantuan orang lain.
Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah tentunya harus tunduk dan
patuh terhadap segala peraturan Allah, menjalankan perintahNya dan
menjahui segala laranganNya. Karena pada dasarnya semua peraturan yang
Allah ciptakan untuk mengatur segala kehidupan bertujuan untuk
menciptakkan kehidupan yang damai, tentram dan membahagiakan.
Manusia dalam islam memiliki peran dan fungsi yaitu sebagai khalifah
serta tanggung jawab sebagai hamba Allah yang harus selalu tunduk
kepadaNya dan tanggung jawab sebagai khalifah.

- Saran
Dari penulisan makalah ini kami menyarankan agar kita sebagai
manusia harus menjadi individu yang berguna untuk diri sendiri dan
orang lain. Manusia itu tidak sepenuhnya sempurna, dalam
kehidupan yang kita jalani pasti selalu ada masalah yang tidak bisa
kita selesaikan, oleh karena itu kita juga membutuhkan bantuan dari
orang lain karena kita adalah makhluk sosial.
Daftar Pustaka

https://tafsirq.com/
http://ciputrauceo.net/blog/2015/2/5/contoh-makalah-mahasiswa-yang-benar-beserta-
pedoman-pembuatan-makalah
https://desiyunita0628.wordpress.com/2015/02/17/makalah-agama-hakikat-manusia-
menurut-islam/
https://sukirman722.wordpress.com/2014/05/23/makalah-hakikat-manusia-dalam-islam/
https://sukirman722.wordpress.com/2014/05/23/makalah-hakikat-manusia-
dalam-islam/
https://www.academia.edu/37512539/MAKALAH_HAKIKAT_MANUSIA_MENURUT_IS
LAM
https://www.academia.edu/37693959/Makalah_Hakikat_Manusia_Menurut_Islam
HAKIKAT MANUSIA MENURUT ISLAM

Disusun Oleh :

- M. Haikal Alfansyah (181402010)


- Alvino Vianda Putra (181402121)
- Nabila Rizka (181402142)

S-1 TEKNOLOGI INFORMASI


FAKULTAS ILMU KOMPUTER - TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019

Anda mungkin juga menyukai