Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KIMIA

HALOGEN
Kelompok 7

Disusun oleh:
Adi Sumardi
Daffa Khoirun Inuni
M. Syaddad Alfayedh
Nissa Cesara Nurafafa
Nurbaiti Handayani
Risyda Apriyanti

SMAN 3 KOTABUMI
Tahun Pelajaran 2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Halogen adalah kelompok unsur kimia yang berada pada golongan VII A
ditabel periodik. Kelompok ini terdiri dari: fluor (F), klor (Cl), brom (Br),
yodium (I),astatin (At), dan unsur ununseptium (Uus) yang belum
ditemukan. Halogen menandakan unsur-unsur yang menghasilkan garam
jika bereaksi dengan logam.Unsur golongan VIIA ini merupakan unsur
nonlogam paling reaktif. Unsur-unsur initidak ditemukan di alam dalam
keadaan bebas, melainkan dalam bentuk garamnya.

Mereka membutuhkan satu tambahan elektron untuk mengisi orbit


elektron terluarnya,sehingga cenderung membentuk ion negatif bermuatan
satu. Ion negatif ini disebution halida, dan garam yang terbentuk oleh ion
ini disebut halida.Keberadaan Unsur – Unsur Halogen Unsur-unsur halogen
di alam, semuanya ditemukan dalam keadaan diatomik.Hal ini terjadi
karena unsur-unsur halogen tidak stabil jika berdiri sendiri. Oleh karenaitu,
unsur halogen harus berikatan agar stabil.Unsur-unsur halogen dapat
ditemukan di beberapa tempat. Fluorin dapatditemukan di atas permukaan
tanah. Klorin dapat ditemukan di dalam air laut. Bromin juga dapat
ditemukan di dalam air laut. Begitu juga dengan iodin, yang
dapatditemukan di dalam air laut. Astatin dapat ditemukan dari pemboman
bismuth dengan partikel alfa.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :

a). Apa yang dimaksud dengan halogen?

b). Apa saja sifat-sifat dari unsur halogen?

c). Seperti apakah reaksi-reaksi unsur halogen?

d). Apa saja kegunaan dari unsur halogen?

e). Bahaya apakah yang bisa ditimbulkan dari unsur halogen?

f). Bagaimanakah cara untuk membuat senyawa halogen?

g). Apakah haloge terdapat di alam?

h). Manfaat dari halogen itu apa?


1.3 Tujuan Penulisan

Tujuannya adalah untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan


mengenai unsur halogen, sifat unsur halogen, reaksi-reaksi, kegunaan serta
bahaya dan cara membuat halogen.

1.4 Manfaat Penulisan

a) Menambah ilmu pengetahuan.

b) Mengetahui lebih banyak mengenai unsure halogen.

c) Menyelesaikan salah satu tugas mata pelajaran kimia kelas XII


semester 1.

BAB II
2.1. Pengertian Halogen

Halogen adalah unsur-unsur golongan VIIA atau sekarang lebih


dikenal dengan golongan 17 dalam tabel sistem periodik unsur, yang
mempunyai elektron valensi 7 pada subkulit ns²np⁵. Istilah halogen
berasal dari istilah ilmiah bahasa Perancis dari abad ke-18 yang diadaptasi
dari bahasa Yunani, yaitu halo genes yang artinya ‘pembentuk garam’
karena unsur-unsur tersebut dapat bereaksi dengan logam membentuk
garam. Halogen merupakan sekumpulan unsur nonlogam yang saling
berkaitan erat, lincah, dan berwarna terang. Dan secara alamiah bentuk
molekulnya diatomik.

Untuk mencapai keadaan stabil (struktur elektron gas mulia) atom-


atom ini cenderung menerima satu elektron dari atom lain atau dengan
menggunakan pasangan elektron secara bersama hingga membentuk
ikatan kovalen. Atom unsur halogen sangat mudah menerima elektron dan
membentuk ion bermuatan negatif satu. Ion negatif disebut ion halida, dan
garam yang terbentuk oleh ion ini disebut halida.

Halogen digolongkan sebagai pengoksidator kuat karena


kecenderungannya membentuk ion negatif. Selain itu, halogen adalah
golongan yang paling reaktif karena unsur-unsurnya memiliki konfigurasi
elektron pada subkulit ns2 np5.

Golongan halogen terdiri dari beberapa unsur yaitu Fluorin (F),


Klorin (Cl), Bromin (Br), Iodin (I), Astatin (At) dan unsur Ununseptium yang
belum diketahui dengan jelas.

2.2. Sifat-Sifat Unsur Halogen

a. Sifat kimia halogen

Terdiri atas:

1. Kereaktifan

Beberapa hal yang mempengaruhi kereaktifan, diantaranya : harga


kereaktifan halogen F > Cl > Br > I, kereaktifan halogen dipengaruhi
kelektronegatifannya, ikatan halogen dan jari-jari atom.

Semakin besar kelektronegatifan semakin reaktif karena semakin mudah


menarik elektron. ( F > Cl > Br > I )

Semakin kecil energi ikatan halogen, semakin mudah diputuskan ikatan


tersebut sehingga makin reaktif halogen. ( F < Cl < Br < I )
Dalam satu golongan jari-jari atom dari unsur halogen semakin
bertambah dari flour sampai astatin makin besar jari jari atom semakin
kurang reaktif. ( F < Cl < Br < I )

2. Kereaktifan fluor dan klor

Pada suhu kamar, fluorin berupa gas yang tidak berwarna atau agak
kekuning-kuningan dan klorin juga berupa gas dengan warna hijau pucat.
Keduanya sama seperti oksigen dapat membantu dalam reaksi pembakaran.
Hidrogen dan logam-logam aktif akan terbakar pada salah satu gas
inidengan cara membebaskan panas dan cahaya. Reaktifitas fluor lebih
besar dibandingkan dengan klor, yang dapat dibuktikan dengan terbakarnya
bahan-bahan biasa termasuk kayu dan plastic apabila berada dalam
keadaan atmosfer fluor.

3. Kereaktifan brom

Brom pada suhu kamar merupakan cairan minyak berwarna merah


tua dan mempunyai tekanan uap yang sangat tinggi. Brom cair merupakan
salah satu reagensia laboratorium umum yang paling berbahaya, karena
efek uap itu terhadap mata dan saluran hidung. Hanya 0,1 ppm bisa
ditoleransi tanpa efek yang membahayakan. Cairan ini njuga dapat
menimbulkan luka bakar yang parah, bila mengenai kulit.bromin kuran
greaktif bila dibandingkan dengan Klor.

4. Kereaktifan iodium

Iodium dapat menguap pada temperature biasa, membentuk gas


berwarna ungu-biru berbau tidak enak (perih). Kristal iodine dapat melukai
kulit. Sedangkan uapnya dapat melukai mata dan selaput lender.iodin
kurang reaktif jika dibandingkan dengan Klor.

5. Kelarutan

Kelarutan halogen dari fluor sampai iodin dalam air semakin


berkurang. Fluor selain larut juga bereaksi dengan air, karena sangat reaktif
membentuk asam florida

2F2(g) + 2H2O(l) → 4HF(aq) + O2(g)


Iodin sukar larut dalam air, tetapi mudah larut dalam larutan yang
mengandung ion I- karena membentuk ion poliiodida I3-, misalnya I2 larut
dalam larutan KI.

I2(s) + KI(aq) → KI3(aq)

Karena molekul halogen nonpolar sehingga lebih mudah larut dalam


pelarut nonpolar, misalnya CCl4, aseton, kloroform, dan sebagainya.

6. Titik didih dan titik lebur

Semua halogen mempunyai titik lebur dan titik didih yang rendah kerana
molekul-molekul halogen ditarik bersama oleh daya Van der Wals yang
lemah dan hanya sedikit tenaga diperlukan untuk mengatasinya. Semakin ke
bawah, titik lebur dan titik didih halogen meningkat.

7. Titik didih dan titik lebur

Halogen digolongkan sebagai pengoksidator kuat karena

kecenderungannya mudah mengikat elektron atau mudah tereduksi.

Data potensial reduksi:

F2 + 2e- → 2F- Eo = +2,87 Volt

Cl2 + 2e- → 2Cl- Eo = +1,36 Volt

Br2 + 2e- →2Br- Eo = +1,06 Volt

I2 + 2e- → 2I- Eo = +0,54 Vol

Potensial reduksi F2 paling besar sehingga akan mudah mengalami


reduksi dan disebut oksidator terkuat. Sedangkan terlemah adalah I2
karena memiliki potensial reduksi terkecil.

Sifat oksidator: F2 > Cl2 > Br2 > I2

Sifat reduktor : I- > Br- > Cl- > F-

Reduktor terkuat akan mudah mengalami oksidasi mudah melepas


elektron ion iodida paling mudah melepas electron sehingga bertindak
sebagai reduktor kuat.
8. Sifat asam

Sifat asam yang dapat dibentuk dari unsur halogen, yaitu: asam halida (HX),
dan oksilhalida.

a. Asam halida (HX)

Pada suhu kamar semua asam halida (HX) berupa gas, tidak
berwarna dan berbau menusuk. Asam halida terdiri dari asam fluorida (HF),
asam klorida (HCl), asam bromida (HBr), dan asam iodida (HI). Kekuatan
asam halida bergantung pada kekuatan ikatan antara HX atau kemudahan
senyawa halida untuk memutuskan ikatan antara HX.

Dalam golongan VII A, semakin keatas ikatan antara atom HX semakin kuat.
Urutan kekuatan asam :

HF < HCl < HBr < HI

Titik didih asam halida dipengaruhi oleh massa atom relative (Mr) dan
ikatan antar molekul :

1. Semakin besar Mr maka titik didih semakin tinggi.

2. Semakin kuat ikatan antarmolekul maka titik didih semakin tinggi.

3. Pengurutan titik didih asam halida:

HF > HI > HBr > HCl

Pada senyawa HF, walaupun memiliki Mr terkecil tetapi memiliki


ikatan antar molekul yang sangat kuat “ikatan hydrogen” sehingga titik
didihnya paling tinggi.

b. Asam Oksihalida

Asam oksihalida adalah asam yang mengandung oksigen. Halogennya


memiliki bilangan oksidasi ( +1, +3, dan +7 ) untuk Cl, Br, I karena oksigen
lebih elektronegatifan. Pembentukannya :

Cl2O + H2O → 2HClO

Cl2O3 + H2O → 2HClO2

Cl2O5 + H2O → 2HClO3

Cl2O7 + H2O → 2HClO4

2.3 kegunaan halogen


1. Florin

Gas F2 diproduksi secara komersial untuk bahan bakar nuklir


uranium, berfungsi untuk memisahkan U-235 dan U-238 dengan cara
difusi. Logam uranium direaksikan dengan gas fluorin berlebih
menghasilkan uranium heksafluorida, UF6 (padatan berwarna putih dan
mudah menguap). Adapun senyawa-senyawa flourin digunakan sebagai:
Kegunaan senyawa fluorin, antara lain:

a. CCl2F2 (freon-12), digunakan sebagai zat pendingin pada lemari es


dan AC.

b. Na2SiF6, bila dicampur dengan pasta gigi akan berfungsi untuk


menguatkan gigi.

c. Teflon, bahan plastik tahan panas.

d. Asam fluoride (HF), digunakan untuk mengukir (menyeketsa) kaca


karena dapat bereaksi dengan kaca.

2. Klorin

Gas Cl2 digunakan sebagai bahan dasar industri plastik, seperti


vinilklorida (CH2=CHCl) untuk industri PVC (bahan untuk pipa plastik). Cl2
juga digunakan sebagai disinfektan untuk membunuh kuman yang dapat
menyebabkan berbagai penyakit. Adapun kegunaan senyawa klorin, antara
lain:

a. NaCl, digunakan sebagai garam dapur.

b. KCl, digunakan untuk pupuk.

c. NH4Cl, digunakan sebagai elektrolit pengisi batu baterai.

d. NaClO, dapat mengoksidasi zat warna (pemutih), sehingga dapat


digunakan sebagai bleaching agent, yaitu pengoksidasi zat warna.

e. Kaporit (Ca(OCl)2), digunakan sebagai disinfektan pada air.

f. ZnCl2, sebagai bahan pematri atau solder.

g. Kloroform (CHCl3), digunakan sebagai pelarut dan obat bius pada


pembedahan.

3. Bromin
Bromin digunakan dalam industri untuk membuat senyawa
metilbromida. Kegunaan senyawa-senyawa bromin antara lain:

a. NaBr, sebagai obat penenang saraf.

b. AgBr, untuk film fotografi. AgBr dilarutkan dalam film gelatin,


kemudian film dicuci dengan larutan Na2S2O3 untuk menghilangkan
kelebihan AgBr sehingga perak akan tertinggal pada film sebagai bayangan
hitam.

c. CH3Br, sebagai bahan campuran zat pemadam kebakaran.

d. C2H4Br2, ditambahkan pada bensin agar timbal (Pb) dalam bensin


tidak mengendap karena diubah menjadi PbBr2.

4. Iodin

Iodin digunakan untuk membuat senyawa AgI sebagai film fotografi


dan KI sebagai nutrisi dan makanan ternak.

a. I2 dalam alkohol, digunakan sebagai antiseptik luka agar tidak


terkena infeksi.

b. KIO3, sebagai tambahan yodium dalam garam dapur.

c. NaI, bila ditambahkan pada garam dapur dapat digunakan untuk


mengurangi kekurangan yodium yang akan menyebabkan penyakit gondok.

d. Iodoform (CHI3), sebagai disinfektan untuk mengobati luka pada


kepala.

2.4 pembutan halogen

1. Pembuatan Fluorin (F2)

Fluorin diperoleh melalui proses elektrolisis garam hidrogen fluorida,


KHF2 dilarutkan dalam HF cair, kemudian ditambahkan LiF 3% (agar suhu
turun sampai ±100oC). Elektrolisis dilakukan pada tempat terbuat dari baja,
di mana sebagai katode baja dan sebagai anoda karbon (grafit).

Reaksi

KHF2 → K+ + HF2-

HF2- → H+ + 2F
Katode: 2H+ + 2e → H2

Anoda : 2F- → F2 + 2e

Reaksi di atas perlu digunakan diafragma (pemisah berupa monel),


untuk mencegah terjadinya reaksi antara H2 dan F2 maka gas F2 yang
terbentuk dapat ditampung dalam wadah yang terbuat dari aliasi Cu
dengan Ni

2. Pembuatan Klorin (Cl2)

Air laut dan garam batu merupakan sumber utama Cl, untuk
mendapatkan Cl dapat dilakukan elektrolisis leburan NaCl, dan elektrolisis
larutan NaCl.

Proses Downs

Elektrolisis leburan NaCl (NaCl cair)

Katode (besi) : Na+ + e → Na

Anoda (karbon) : 2Cl- → Cl2 + 2e

Pada proses di atas sebelum NaCl dicairkan, NaCl dicampurkan


dengan sedikit NaF (agar titik lebur turun dari 800oC menjadi 600oC. Kontak
(reaksi) antara logam Na dan gas Cl2 terbentuk digunakan lapisan besi tipis.

3. Pembuatan Bromin (Br2)

Air laut juga sumber utama Br. Setiap 1 m3 air laut terdapat 3 kg
bromin (Br2). Bromin didapatkan dengan cara mengoksidasi ion bromida
yang terdapat dalam air laut.

Cl(g) + 2Br–(aq) → 2Cl-(aq) + Br2(g)

Br2 dalam air dapat mengalami hidrolisis.

Br2(g) + H2O(l) → 2H+(aq) + Br–(aq) + BrO–(aq)

Reaksi hidrolisis dapat dicegah dengan cara menambahkan H2SO4


pada air laut hingga pHnya 3,5. Setelah pH air laut 3,5, baru dialiri gas Cl2
dan udara. Gas Br2 yang diperoleh dimurnikan dari Cl2 dengan cara
destilasi.

4. Pembuatan Iodin (I2)

Yodium di alam hanya terdapat natrium Iodat (NaIO3). Yodium dibuat


secara reduksi ion yodat dengan produksi natrium hidrogensulfit.

( IO3- + 6H+ + Se → ½I2 + 3H2O ) x 2


( HSO3- + H2O → HSO4- + 2H+ + 2e ) x 5

Ganggang laut (mengandung KI) dikeringkan, abu dari ganggan laut


dicampur dengan air panas dan disaring. Larutan yang terjadi diuapkan
sementara zat-zat yang kurang larut mengkristal. Sisa larutan kemudian
dialiri gas Cl2.

2KI(aq) + Cl2(g) → 2KCl(aq) + I2(g)

5. Pembuatan Astatin (At)

Astatin diperoleh dari penembakan Bi dengan partikel α (He). Astatin


bersifat radioaktif dan mempunyai waktu paropendek (8,1 jam)

v ALKALI

Logam-logam alkali dapat dibuat dengan elektrolisis lelehan


garamnya atau mereduksi garamnya. Elektrolisis larutan garam logam alkali
tidak akan menghasilkan logam alkali karena harga potensil elektroda lebih
negatif dari pada air. Ini dapat diperoleh dengan elektrolisis lelehan LiCl
sebagai berikut.

LiCl(l) → Li+(l) + Cl-(l)

Katoda: Li+(l) + e → Li

Anoda: Cl–(l) → ½Cl2(g) + e

Natrium dibuat dari elektrolisis lelehan natrium klorida yang


dicampur dengan kalsium klorida disebut proses Down. Fungsi dari kalsium
klorida untuk menurunkan titik cair sehingga lebih efisien (dari 800oC
sampai 500oC).

NaCl(l) → Na+(l) + Cl–(l)

Na+(l) + e → Na(l)

Cl–(l) → ½Cl2(g) + e

Logam kalium, rubidium, dan cesium dibuat dengan mereduksi


lelehan garam kloridanya.

Na(s) + KCl(l) NaCl(l) + K(s)

Na(s) + RbCl(l) NaCl(l) + Rb(s)

Na(s) + CsCl(l) NaCl(l) + Cs(s)

Kalium, rubidium, dan cesium yang terbentuk mudah menguap, maka harus
dikeluarkan dari sistem kesetimbangan, sehingga kesetimbangan bergeser
ke zat hasil.
v ALKALI TANAH

Alkali tanah mempunyai harga potensial elektroda sangat negatif,


sehingga pembuatan logam alkali tanah dilakukan dengan cara elektrolisis
lelehan garamnya, kecuali berilium. Berilium dapat dibuat dengan
mereduksi garam flouridanya.

BeF2 + Mg → MgF2 + Be

Magnesium, kalsium, stonsium, dan barium dibuat dengan

BAB III

3.1 Kesimpulan

Halogen adalah unsur-unsur golongan VIIA atau sekarang


lebih dikenal dengan golongan 17 dalam tabel sistem periodik unsur, yang
mempunyai elektron valensi 7 pada subkulit ns²np⁵. Istilah halogen
berasal dari istilah ilmiah bahasa Perancis dari abad ke-18 yang diadaptasi
dari bahasa Yunani, yaitu halo genes yang artinya ‘pembentuk garam’
karena unsur-unsur tersebut dapat bereaksi dengan logam membentuk
garam. Halogen merupakan sekumpulan unsur nonlogam yang saling
berkaitan erat, lincah, dan berwarna terang. Dan secara alamiah bentuk
molekulnya diatomik.

3.2 Saran

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata


sempurna, maka dari itu untuk membangun perbaikan pada penyusunan
selanjutnya, kami membutuhkan kritik dan saran dari para pembaca. kami
mohon maaf jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan
makalah ini. Sekian makalah dari kami, guna menyelesaikan tugas kimia.
Semoga dapat menjadi salah satu sumber ilmu bagi kita semua.

Anda mungkin juga menyukai