PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
a.Fator Endogen
2
yang mengakibatkan terjadinya ulkus pada kaki gangguan motorik juga akan
mengakibatkan terjadinya atrofi pada otot kaki sehingga merubah titik tumpu yang
menyebabkan ulsestrasi pada kaki klien. Apabila sumbatan darah terjadi pada
pembuluh darah yang lebih besar maka penderita akan merasa sakit pada tungkainya
sesudah ia berjalan pada jarak tertentu.
Adanya angiopati tersebut akan menyebabkan terjadinya penurunan asupan
nutrisi, oksigen serta antibiotika sehingga menyebabkan terjadinya luka yang sukar
sembuh (Levin, 1993) infeksi sering merupakan komplikasi yang menyertai Ulkus
Diabetikum akibat berkurangnya aliran darah atau neuropati, sehingga faktor angipati
dan infeksi berpengaruh terhadap penyembuhan Ulkus Diabetikum.(Askandar 2001).
2.1.3 Tanda-tanda Luka diabetik
Luka diabetikum biasanya muncul pada bagian-bagian tubuh sulit dijangkau oleh
aliran darah seperti ujung jari kaki atau pun jari tangan. Biasanya pada luka
diabetikum
1. Masa penyembuhan luka mengalami fase penyembuhan sangat lambat dan
sulit sulit disembuhkan.
2. Luka biasanya mengalami pembusukan jaringan secara perlahan.
3. Luka diabetikum biasanya menimbulkan aroma busuk
4. Ada pula luka yang mengeluarkan gas.
5. Luka pada penderita diabetikum biasanya menimbulkan gatal-gatal
3
5. Derajat IV : Gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau tanpa
selulitis.
6. Derajat V : Gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai.
Pengkajian luka harusnya dilakukan secara holistic yang bermakna bahwa pengkajian
luka bukan hanya menentukan mengapa luka itu ada namun juga menemukan
berbagai factor yang dapat menghambat penyembuhan luka. (Carvile K 1998). Faktor
–faktor penghambat penyembuhan luka didapat dari pengkajian riwayat penyakit
klien. Faktor yang perlu diidentifikasi antara lain :
1. Faktor Umum
a. Usia
b. Penyakit Penyerta
c. Vaskularisasi
d. Status Nutrisi
e. Obesitas
f. Gangguan Sensasi atau mobilisasi
g. Status Psikologis
h. Terapi Radiasi
i. Obat-obatan
2. Faktor Lokal
a. Kelembaban luka
b. Penatalaksanaan manajemen luka
c. Suhu Luka
d. Tekanan, Gesekan dan Pergeseran
e. Benda Asing
f. Infeksi Luka
4
Sedangkan pada penatalaksanaan perawatan luka perawat harus mengevaluasi setiap
pasien dan lukanya melalui pengkajian terhadap :
a. Hitam atau Nekrotik yaitu eschar yang mengeras dan nekrotik, mungkin
kering atau lembab.
5
b. Kuning atau Sloughy yaitu jaringan mati yang fibrous, kuning dan slough.
6
e. Kehijauan atau terinfeksi yaitu terdapat tanda-tanda klinis infeksi seperti
nyeri, panas, bengkak, kemerahan dan peningkatan exudate.
2. Perfusi
b. Perabaan kaki dingin
c. Sianosis
d. Kebiruan/iskemik
e. Nyeri saat istirahat / aktivitas
3. Mengkaji Vaskulerisasi :
Pemeriksaan pengisian kapiler
Teknik : Klien dalam posisi supine, tinggikan kedua kaki 45 derajat sampai salah
satu atau kedua kaki menjadi pucat, minta klien untuk segera duduk,
menggantungkan kaki dan menggoyangkan kakinya sampai warna kaki kembali
seperti semula. Waktu pengisian kapiler:
a. 10-15 detik normal
7
b. 15-25 detik iskemi sedang
c. 25-40 detik iskemi berat
d. 40+ detik iskemi sangat berat
4. Extent/ukuran luka
Luas Luka ……………….cm2
5. Depth/kedalaman luka
a. Grade 1: Luka hanya sampai lapisan dermis
b. Grade 2: Luka sudah menembus lapisan subkutis yang meliputi fasia, otot atau
tendon
c. Grade 3 : luka sudah sampai sendi dan tulang
6. Infeksi
a. Bengkak
b. Eritema
c. Nyeri
d. Hipertermi Lokal
e. Sekret (warna, konsistensi, jumlah, bau)
f. Maserasi
g. Krepitasi
h. Osteomilitis
i. Abses
j. Sepsis sendi
k. Fascilitis
7. SENSASI
a. Rasa tebal/baal/pegal
b. Rasa terbakar/tertusuk/teriris
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penyembuhan luka selalu terjadi melalui tahapan yang berurutan mulai dari
proses inflamasi, proliferasi, pematangan dan penutupan luka. Pada gangren, tindakan
debridement yang baik sangat penting untuk mendapatkan hasil pengelolaan yang
memadai
3.2 Saran
a. Merawat Luka tersebut agar tidak terkontaminasi
b. Menghilangkan jaringan Oleh bakteri dan benda asing yang terkontaminasi
sehingga Pasien dilindungi terhadap kemingkinan invasi bakteri.
c. Menghilangkan jaringan yg sdh mati dalam persiapan penyembuhan luka.