Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Luka diabetik adalah luka yang terinfeksi disertai dengan adanya jaringan yang
mati. Komplikasi Diabetes Mellitus (DM) yang paling berbahaya adalah komplikasi
pada pembuluh darah. Pembuluh darah besar maupun kecil ataupun kapiler penderita
DM mudah menyempit dan tersumbat oleh gumpalan darah (angiopati diabetik)
Jika sumbatan terjadi di pembuluh darah sedang atau besar di tungkai
(makroangopati diabetik) tungkai akan lebih mudah mengalami gangren diabetik,
yaitu luka pada kaki yang merah kehitam-hitaman dan berbau busuk. Bila sumbatan
terjadi pada pembuluh darah yang lebih besar, penderita DM akan merasa tungkainya
sakit sesudah ia berjalan pada jarak tertentu, karena aliran darah ke tungkai tersebut
berkurang dan disebut claudicatio intermitten.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian Diabetik ?
b. Apa penyebab – penyebab luka Diabetik ?
c. Apa tanda – tanda luka Diabetik ?
d. Apa saja derajat luka Diabetik ?
e. Bagaimana Pengkajian luka Diabetik ?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian Diabetik
b. Untuk mengetahui penyebab – penyebab luka Diabetik
c. Untuk mengetahui tanda – tanda luka Diabetik
d. Untuk mengetahui derajat luka Diabetik
e. Untuk mengetahui Pengkajian luka Diabetik
1.4 Manfaat
Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada luka diabetik

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Luka Diabetik


2.1.1 Pengertian tentang Diabetik
Ulkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lendir dan ulkus
adalah kematian jaringan yang luas dan disertai invasif kuman saprofit. Adanya
kuman saprofit tersebut menyebabkan ulkus berbau, ulkus diabetikum juga
merupakan salah satu gejala klinik dan perjalanan penyakit DM dengan neuropati
perifer, (Andyagreeni, 2010).
Ulkus Diabetik merupakan komplikasi kronik dari Diabetes Melllitus sebagai
sebab utama morbiditas, mortalitas serta kecacatan penderita Diabetes. Kadar LDL
yang tinggi memainkan peranan penting untuk terjadinya Ulkus Uiabetik untuk
terjadinya Ulkus Diabetik melalui pembentukan plak atherosklerosis pada dinding
pembuluh darah, (zaidah 2005).
2.1.2 Penyebab-penyebab luka Diabetik
Faktor-faktor yang berpengaruh atas terjadinya ulkus diabetikum dibagi
menjadi faktor endogen dan ekstrogen.

a.Fator Endogen

1.) Genetik, metabolik.


2.) Angiopati diabetik.
3.) Neuropati diabetik.
b. Faktor Ekstrogen
1) Trauma.
2) Infeksi.
3) Obat.
Faktor utama yang berperan pada timbulnya ulkus Diabetikum adalah angipati,
neuropati dan infeksi.adanya neuropati perifer akan menyebabkan hilang atau
menurunnya sensai nyeri pada kaki, sehingga akan mengalami trauma tanpa terasa

2
yang mengakibatkan terjadinya ulkus pada kaki gangguan motorik juga akan
mengakibatkan terjadinya atrofi pada otot kaki sehingga merubah titik tumpu yang
menyebabkan ulsestrasi pada kaki klien. Apabila sumbatan darah terjadi pada
pembuluh darah yang lebih besar maka penderita akan merasa sakit pada tungkainya
sesudah ia berjalan pada jarak tertentu.
Adanya angiopati tersebut akan menyebabkan terjadinya penurunan asupan
nutrisi, oksigen serta antibiotika sehingga menyebabkan terjadinya luka yang sukar
sembuh (Levin, 1993) infeksi sering merupakan komplikasi yang menyertai Ulkus
Diabetikum akibat berkurangnya aliran darah atau neuropati, sehingga faktor angipati
dan infeksi berpengaruh terhadap penyembuhan Ulkus Diabetikum.(Askandar 2001).
2.1.3 Tanda-tanda Luka diabetik
Luka diabetikum biasanya muncul pada bagian-bagian tubuh sulit dijangkau oleh
aliran darah seperti ujung jari kaki atau pun jari tangan. Biasanya pada luka
diabetikum
1. Masa penyembuhan luka mengalami fase penyembuhan sangat lambat dan
sulit sulit disembuhkan.
2. Luka biasanya mengalami pembusukan jaringan secara perlahan.
3. Luka diabetikum biasanya menimbulkan aroma busuk
4. Ada pula luka yang mengeluarkan gas.
5. Luka pada penderita diabetikum biasanya menimbulkan gatal-gatal

2.1.4 Derajat Luka Diabetik


Klasifikasi :Wagner (1983). membagi gangren kaki diabetik menjadi enam
tingkatan yaitu:
1. Derajat 0 Tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan
kemungkinandisertai kelainan bentuk kaki seperti “ claw,callus “.
2. Derajat I : Ulkus superfisial terbatas pada kulit.
3. Derajat II : Ulkus dalam menembus tendon dan tulang.
4. Derajat III : Abses dalam, dengan atau tanpa osteomielitis.

3
5. Derajat IV : Gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau tanpa
selulitis.
6. Derajat V : Gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai.

2.2 Konsep Pengkajian Luka Diabetik

2.2.1 Pengkajian Riwayat Pasien

Pengkajian luka harusnya dilakukan secara holistic yang bermakna bahwa pengkajian
luka bukan hanya menentukan mengapa luka itu ada namun juga menemukan
berbagai factor yang dapat menghambat penyembuhan luka. (Carvile K 1998). Faktor
–faktor penghambat penyembuhan luka didapat dari pengkajian riwayat penyakit
klien. Faktor yang perlu diidentifikasi antara lain :

1. Faktor Umum
a. Usia
b. Penyakit Penyerta
c. Vaskularisasi
d. Status Nutrisi
e. Obesitas
f. Gangguan Sensasi atau mobilisasi
g. Status Psikologis
h. Terapi Radiasi
i. Obat-obatan
2. Faktor Lokal
a. Kelembaban luka
b. Penatalaksanaan manajemen luka
c. Suhu Luka
d. Tekanan, Gesekan dan Pergeseran
e. Benda Asing
f. Infeksi Luka

4
Sedangkan pada penatalaksanaan perawatan luka perawat harus mengevaluasi setiap
pasien dan lukanya melalui pengkajian terhadap :

0. Penyebab luka (trauma, tekanan, diabetes dan insuffisiensi vena)


1. Riwayat penatalaksanaan luka terakhir dan saat ini
2. Usia pasien
3. Durasi luka; akut (<12 minggu) atau kronis (> 12 minggu)
4. Kecukupan saturasi oksigen
5. Identifikasi faktor-faktor sistemik yang mempengaruhi penyembuhan luka;
obat-obatan (seperti prednison, tamoxifen, NSAID) dan data laboratorium ( kadar
albumin, darah lengkap dengan diferensial, hitung jumlah limposit total)
6. Penyakit akut dan kronis, kegagalan multi sistem: penyakit jantung, penyakit
vaskuler perifer, anemia berat, diabetes, gagal ginjal, sepsis, dehidrasi, gangguan
pernafasan yang membahayakan, malnutrisi atau cachexia
7. Faktor-faktor lingkungan seperti distribusi tekanan, gesekan dan shear pada
jaringan yang dapat menciptakan lingkungan yang meningkatkan kelangsungan
hidup jaringan dan mempercepat penyembuhn luka. Observasi dimana pasien
menghabiskan harinya; ditempat tidur,? Dikursi roda?. Apakah terjadi shearing
selama memindahkan pasien dari tempat yang satu ketempat lainnya? Apakah
sepatu pasien terlalu ketat,? Apakah pipa oksigen pasien diletakkan di atas telinga
tanpa diberi alas?

2.2.2 Pengkajian Luka :

1. Penampilan Klinik Luka


Tampilan klinis luka dapat di bagi berdasarkan warna dasar luka antara lain :

a. Hitam atau Nekrotik yaitu eschar yang mengeras dan nekrotik, mungkin
kering atau lembab.

5
b. Kuning atau Sloughy yaitu jaringan mati yang fibrous, kuning dan slough.

c. Merah atau Granulasi yaitu jaringan granulasi sehat.

d. Pink atau Epithellating yaitu terjadi epitelisasi.

6
e. Kehijauan atau terinfeksi yaitu terdapat tanda-tanda klinis infeksi seperti
nyeri, panas, bengkak, kemerahan dan peningkatan exudate.

2. Perfusi
b. Perabaan kaki dingin
c. Sianosis
d. Kebiruan/iskemik
e. Nyeri saat istirahat / aktivitas

3. Mengkaji Vaskulerisasi :
Pemeriksaan pengisian kapiler
Teknik : Klien dalam posisi supine, tinggikan kedua kaki 45 derajat sampai salah
satu atau kedua kaki menjadi pucat, minta klien untuk segera duduk,
menggantungkan kaki dan menggoyangkan kakinya sampai warna kaki kembali
seperti semula. Waktu pengisian kapiler:
a. 10-15 detik normal

7
b. 15-25 detik iskemi sedang
c. 25-40 detik iskemi berat
d. 40+ detik iskemi sangat berat
4. Extent/ukuran luka
Luas Luka ……………….cm2
5. Depth/kedalaman luka
a. Grade 1: Luka hanya sampai lapisan dermis
b. Grade 2: Luka sudah menembus lapisan subkutis yang meliputi fasia, otot atau
tendon
c. Grade 3 : luka sudah sampai sendi dan tulang

6. Infeksi
a. Bengkak
b. Eritema
c. Nyeri
d. Hipertermi Lokal
e. Sekret (warna, konsistensi, jumlah, bau)
f. Maserasi
g. Krepitasi
h. Osteomilitis
i. Abses
j. Sepsis sendi
k. Fascilitis

7. SENSASI
a. Rasa tebal/baal/pegal
b. Rasa terbakar/tertusuk/teriris

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penyembuhan luka selalu terjadi melalui tahapan yang berurutan mulai dari
proses inflamasi, proliferasi, pematangan dan penutupan luka. Pada gangren, tindakan
debridement yang baik sangat penting untuk mendapatkan hasil pengelolaan yang
memadai

3.2 Saran
a. Merawat Luka tersebut agar tidak terkontaminasi
b. Menghilangkan jaringan Oleh bakteri dan benda asing yang terkontaminasi
sehingga Pasien dilindungi terhadap kemingkinan invasi bakteri.
c. Menghilangkan jaringan yg sdh mati dalam persiapan penyembuhan luka.

Anda mungkin juga menyukai