Anda di halaman 1dari 25

Tugas Manajemen Transportasi :

MANAJEMENT TRANSPORTASI
(DITINJAU DARI UNSUR MANUSIA)

DOSEN : Dr. Ir. Ilham Syafei, MT

OLEH :

ANDI SUPRIADI, ST / 0020-09-16-2018

HERMAN, ST /0004-09-16-2018

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA (UMI)
MAKASSAR
2019
BAB. 1

PENDAHULUAN

A. Pengertian Transportasi

Transportasi dapat diartikan sebagai usaha yang memindahkan,


menggerakkan, menganggkut, atau mengalihkan suatu objek dari satu
tempat ke tempat lain, dimana di tempat lain objek tersebut lebih bermanfaat
atau dapat berguna untuk tujuan-tujuan tertentu. (Fidel Miro, 2005) Dalam
pengertian lain transportasi diartikan sebagai usaha pemindahan atau
pergerakan dari suatu lokasi ke lokasi yang lainnya dengan menggunakan
suatu alat tertentu. Dengan demikian maka transportasi memiliki dimensi
seperti lokasi (asal dan tujuan), alat (teknologi) dan keperluan tertentu
(Miro,1997). Sistem transportasi selalu berhubungan dengan kedua dimensi
tersebut, jika salah satu dari ketiga dimensi tersebut tidak ada maka
bukanlah termasuk transportasi.

Sementara itu sistem transportasi terdiri dari beberapa sistem makro


yaitu (Tamin, 1997) :
1. Sistem kegiatan
2. Sistem jaringan prasarana transportasi
3. Sistem pergerakan lalu lintas
4. Sistem kelembagaan
Keempat sistem tersebut saling berinteraksi membentuk sistem
transportasi secara makro. Interaksi antar sistem kegiatan dan sistem
jaringan akan menimbulkan pergerakan manusia/barang dalam bentuk
pergerakan kendaraan. Perubahan pada sistem kegiatan akan membawa
pengaruh pada sistem jaringan melalui suatu perubahan pada tingkat
pelayanan pada sistem pergerakan. Begitu pula dengan perubahan pada
sistem jaringan akan mengakibatkan sistem kegiatan melalui peningkatan
mobilitas dan aksesibillitas dari sistem pergerakan tersebut.
Sistem pergerakan sangat penting dalam mengakomodasikan sistem
pergerakan agar tercipta sistem pergerakan yang lancar dan selanjutnya
akan berpengaruh pula pada sistem jaringan kegiatan, jadi ketiganya saling
mempengaruhi. Transportasi mempunyai jangkauan pelayanan, yang
diartikan sebagai batas geografis pelayanan yang diberikan oleh transportasi
kepada pengguna transportasi tersebut. Jangkauan pelayanan ini didasarkan
pada lokasi asal dan tujuan.

Sistem transportasi merupakan suatu satuan dari elemen-elemen


yang saling mendukung dalam pengadaan transportasi. Elemen-elemen
transportasi tersebut adalah (Morlok,1991) :

 Manusia dan barang (yang diangkut)


 Kendaraan dan peti kemas (alat angkut)
 Jalan (tempat alat angkut bergerak)
 Terminal
 Sistem pengoperasian
Sedangkan Khisty and Lall, 2003 menyatakan bahwa empat elemen utama
transportasi adalah :
1. Sarana perhubungan (link) : jalan raya atau jalur yang
menghubungkan dua titik atau lebih. Pipa, jalur darat, jalur laut, dan
jalur penerbangan juga dapat dikategorikan sebagai sarana
perhubungan.
2. Kendaraan : alat yang memindahkan manusia dan barang dari satu
titik ke titik lainnya di sepanjang sarana perhubungan. Contohnya
mobil, bis, kapal, dan pesawat terbang.
3. Terminal : titik-titik dimana perjalanan orang dan barabg dimulai atau
berakhir. Contoh : garasi mobil, lapangan parkir, gudang bongkar
muat, dan Bandar udara.
4. Manajemen dan tenaga kerja : orang-orang yang membuat,
mengoperasikan, mengatur dan memelihara sarana perhubungan,
kendaraan dan terminal.
1. Pengertian Transportasi Menurut Para Ahli

Apa yang dimaksud dengan transportasi/ angkutan? Pengertian


transportasi adalah proses pemindahan atau pengangkutan manusia,
hewan, dan barang, dari suatu tempat menuju tempat lain dengan
menggunakan alat transportasi. Ada juga yang menyebutkan bahwa
pengertian transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari suatu
tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan alat atau kendaraan yang
digerakkan oleh manusia atau mesin.
Terdapat 5 unsur utama transportasi, yaitu:
1. Manusia, yang memerlukan transportasi
2. Barang, yang dibutuhkan manusia
3. Kendaraan, sarana untuk transportasi
4. Jalan, prasarana untuk transportasi
5. Organisasi, pengelola kegiatan transportasi
Sebagian besar kegiatan manusia sehari-hari berhubungan dengan
penggunaan alat transportasi. Dengan alat pengangkutan tersebut maka
manusia lebih mudah untuk berpindah tempat atau memindahkan barang ke
tujuan tertentu.

Agar lebih memahami apa arti transportasi, maka kita dapat merujuk pada
pendapat beberapa ahli berikut ini:
1. Steenbrink
Menurut Steenbrink (1974), pengertian transportasi adalah perpindahan
orang atau barang dengan menggunakan alat atau kendaraan dari dan ke
tempat-tempat yang terpisah secara geografis.
2. Morlok
Menurut Morlok (1981), pengertian transportasi adalah kegiatan
memindahkan atau mengangkut sesuatu dari suatu tempat ketempat
lainnya.
3. Bowersox
Menurut Bowersox (1981), pengertian angkutan adalah perpindahan
barang atau penumpang dari suatu tempat ke tempat lain, dimana produk
dipindahkan ke tempat tujuan.
4. Hasim Purba
Menurut Hasim Purba, pengertian transportasi adalah kegiatan
pemindahan manusia dan atau barang dari suatu tempat ke tempat lain
baik melalui darat, perairan, maupun udara dengan menggunakan alat
angkutan tertentu.
5. Soegijatna Tjakranegara
Menurut Soegijatna Tjakranegara, pengertian transportasi adalah
memindahkan barang (commodity of goods) dan penumpang dari suatu
tempat ketempat lain, sehingga pengangkut menghasilkan jasa angkutan
atau produksi jasa bagi masyarakat yang membutuhkan untuk
pemindahan atau pengiriman barang-barangnya.
6. Miro
Menurut Miro, pengertian transportasi adalah usaha memindahkan,
menggerakkan, mengangkut, atau mengalihkan suatu objek dari suatu
tempat ke tempat lainnya di mana di tempat tersebut objek yang
dipindahkan lebih bermanfaat atau bermanfaat untuk tujuan-tujuan
tertentu.

B. MANAJEMEN TRANSPORTASI

1. Sistem Manajemen Transportasi

Sistem manajemen transportasi (transportation management system)


adalah rangkaian sistem atau pengelolaan terhadap moda transportasi oleh
suatu kelompok atau golongan. Jasa transportasi merupakan salah satu
faktor pemasukan (input) dari kegiatan produksi, perdagangan, pertanian,
dan kegiatan ekonomi lainnya.
Manusia sangat membutuhkan transportasi untuk memenuhi
kebutuhan hidup yang sangat beraneka ragam yang umumnya berkaitan
dengan produksi barang dan jasa. Kemudahan yang diperoleh karena
transportasi bagi manusia adalah mudahnya mengatasi jarak antara sumber
daya manusia dengan sumber daya alam atau barang produksi yang
dibutuhkan manusia yang terletak pada masing-masing geografi.Karena
begitu pentingnya transportasi bagi kehidupan manusia, maka perlu
dilakukan pengelolaan atau manajemen transportasi yang baik. Pada
umunya, manajemen transportasi menghadapi tiga tugas utama:
1. Menyusun rencana dan program untuk mencapai tujuan dan misi
organisasi secara keseluruhan.
2. Meningkatkan produktivitas dan kinerja perusahaan.
3. Mengoperasikan angkutan secara garis besar.

Manajemen transportasi dapat ditinjau dari dua sisi yaitu:


1. Manajemen transportasi dalam industri atau perusahaan.
2. Manajemen transportasi dalam masyarakat (public transport).

Mengapa Perlu Manajemen Transportasi


1. Transportasi merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh setiap
manusia sebagaimana makan pakaian dan tempat tinggal
2. Kebutuhan manusia dan barang terhadap transportasi berbeda beda .
3. Ketersediaan alat angkut sangat variatif dari yang berkapasitas kecil-
besar, lambat-cepat , murah-mahal, dan sebagainya.
4. Transportasi sebagai mata rantai ekonomi
5. Teknologi

Tugas Utama Manajemen Transportasi


1. Menyusun rencana dan program untuk mencapai tujuan dan misi
organisasi secara keseluruhan
2. Meningkatkan produktivitas dan kinerja perusahaan
3. Mengoperasikan angkutan secara garis besar
C. Fungsi Manajemen Transportasi
Transportasi memiliki fungsi untuk menunjang perkembangan
perekonomian dengan membuat keseimbangan antara penyedia dan
permintaan transportasi. Adapun manfaat transportasi yang meliputi
kehidupan masyarakat, yaitu :
- Manfaat Ekonomi- Segala sesuatu yang berkaitan dengan produksi,
distribusi, dan pertukaran kekayaan atau hasil produksi yang semuanya
bisa diperoleh dan berguna.
- Manfaat Sosial - Manusia pada umumnya bermasyarakat dan berusaha
hidup selaras atau dengan yang lain dengan menggunakan kemudahan
:
a. Pelayanan untuk perorangan maupun kelompok,
b. Pertukaran informasi,
c. Perjalanan untuk rekreasi,
d. Perluasan jangkauan perjalanan sosial, dan
e. Pemendekan jarak rumah dengan tempat kerja.
- Manfaat Politis - Pengangkutan menjadi syarat mutlak atau pokok dalam
segi politik yang meliputi:
a. Menciptakan persatuan dan keadilan,
b. Pelayanan kepada masyarakat dikembangkan dengan lebih merata
c. Keamanan negara terhadap serangan dari luar yang tidak di
kehendaki
Manfaat Wilayah - Perkembangan suatu wilayah, karena adanya
sifat kebutuhan manusia atas permintaan dan pemenuhan ada segi
ekonomi.

D. PERENCANAAN (PLANNING)
Perencanaan adalah skema kegiatan atau cara yang
dirumuskan sebelum melakukan kegiatan agar tujuan dapat tercapai
dengan maksimal. Perencanaan adalah kegiatan pertama yang harus
dilakukan dalam administrasi. Rencana merupakan serangkaian
keputusan sebagai pedoman pelaksanan kegiatan di masa yang akan
datang. Rencana yang baik hendaknya diarahkan kepada tujuan.
Rencana secara jelas mengemukakan:
1. Apa yang akan dicapai
2. Mengapa hal itu perlu dikakukan
3. Bagaimana akan dilaksanakan
4. Kapan akan dilaksanakan
5. Siapa yang akan melaksanakan
6. Mengadakan penilaian
7. Kemungkinan-kemungkinan apa yang dapat mempengaruhi
pelaksanan dan kegiatan mengadakan penyesuaian dan
perubahan rencana.

Dalam membuat rumusan rencana, kita selalu dihadapkan


dengan menganalisasituasi yang berkaitan dengan sesuatu yang
akan dibuat, maka rencana sering disebut dengan strategi yang
dalam aktualisasinya, lingkungan sering berubah atau berbeda
dengan rencana yang telah dirumuskan tersebut, penerapan strategi
atau rencana ini sering disebut taktik atau tekhnik karena konsep
strategi atau rencana disesuaikan dengan lingkungan tempat strategi
itu diterapkan. Dalam bagian ini akan dijelaskan proses perencanaan
pada perusahaan angkutan bermotor dalam menyediakan jasa
angkutan kepada masyarakat. Proses perencanaan ini akan dimulai
dengan merencanakan kapasita bus, penentuan jumlah kendaraan
dan pendapatan, penjadwalan bus, kinerja, dan standar pelayanan.

Terdapat beberapa konsep perencanaan transportasi yang telah


berkembang sampai saat ini – yang paling popular adalah “Model
Perencanaan Transportasi Empat Tahap”. Model perencanaan ini
merupakan gabungan dari beberapa seri submodel yang masing-
masing harus dilakukan secara terpisah dan berurutan. (Tamin. O.Z.,
1997). Pemodelan ini mudah dipakai dan ditunjang pula dengan
berbagai (sejumlah) alat analisis statistik dan berbagai perangkat
lunak program computer untuk studi-studi transportasi. (Fidel Miro,
1997). Adapun keempat dari submodel tersebut adalah :
a. Pemodelan Bangkitan dan Tarikan Perjalanan (Trip Generation
and Trip Atraction).
b. Pemodelan Sebaran/Distribusi Perjalanan (Trip Distribution).
c. Pemodelan Pemilihan Kendaraan (Model Split).
d. Model Pemilihan Rute Perjalanan (Trafiic Assigment).

Klasifikasi Pergerakan
Pergerakan dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Tamin, 1997) :

a. Berdasarkan tujuan pergerakan


Pada prakteknya, sering dijumpai bahwa model bangkitan
pergerakan yang lebih baik bisa didapatkan dengan memodel secara
terpisah pergerakan yang mempunyai tujuan berbeda. Dalam kasus
pergerakan berbasis rumah, lima kategori tujuan pergerakan yang
sering digunakan adalah :
 pergerakan tempat kerja
 pergerakan ke sekolah
 pergerakan ke tempat belanja
 pergerakan untuk kepentingan sosial dan rekreasi
 lain-lain

Dua tujuan pergerakan pertama (bekerja dan pendidikan) disebut


tujuan pergerakan utama yang merupakan keharusan yang dilakukan
setiap hari, sedangkan tujuan pergerakan lainnya sifatnya pilihan dan
tidak rutin dilakukan
b. Berdasarkan waktu
Pergerakan ini biasanya dikelompokkan menjadi pergerakan pada jam
sibuk dan jam tidak sibuk. Proporsi pergerakan yang dilakukan oleh
setiap tujuan pergerakan sangat berfluktuasi atau bervariasi
sepanjang hari.
c. Berdasarkan jenis orang
Hal ini berdasarkan salah satu jenis pengelompokkan yang penting
karena perilaku pergerakan individu sangat dipengaruhi oleh
sosioekonomi. Atribut yang dimaksud adalah :
 Tingkat pendapatan
Biasanya terdapat tiga penggolongan pendapatan di Indonesia yaitu
tinggi, menengah dan rendah.
 Tingkat kepemilikan kendaraan
Biasanya terdapat empat tingkat, yaitu 0, 1, 2, atau lebih dari 2
kendaraan per rumah tangga.
 Ukuran struktur rumah tangga
Merupakan jumlah anggota keluarga dengan struktur umur dan jenis
kelaminnya.

Jenis Pergerakan

Berbagai jenis pergerakan yang ada merupakan akibat adanya kegiatan


manusia. Berbagai pengertian yang membedakan jenis-jenis
pergerakan (Willumsen, 1990) :

 Perjalanan Home Based (HB) adalah suatu perjalanan yang


menunjukkan bahwa rumah sebagai pembuat perjalanan yang
merupakan asal dan tujuan dari perjalanan.
 Perjalanan Non Home Based adalah suatu perjalanan yang
menunjukkan bahwa salah satu asal atau tujuan dari perjalanan
bukanlah rumah pelaku perjalanan.
 Produksi perjalanan (Trip Production) adalah perjalanan yang
didefinisikan sebagai awal dan akhir dari sebuah perjalanan Home
Based atau sebagai awal dari perjalanan Non Home Based.
 Tarikan perjalanan (Trip Atraction) adalah perjalanan yang tidak
berakhir di rumah bagi perjalanan yang bersifat Home Based atau
berbagai tujuan dari suatu perjalan Non Home Based.
 Bangkitan perjalanan (Trip Generation) adalah total jumlah
perjalanan yang ditimbulkan oleh rumah tangga dalam suatu zona
baik Home Based ataupun Non Home Based.

E. PENGORGANISASIAN (ORGANIZING)
Di dalam organisasi, setiap anggota atau staff harus
mengetahui peran dan peranan apa yang ia duduki di dalam
kerjasama tersebut. Ia harus mawas diri sejauh mana kemampuan
yang dimiliki baik pengetahuan maupun keterampilan. Apa dan di
mana kedudukan yang diemban dalam organisasi. Pengorganisasian
(Organizing) adalah proses dalam manajemen berupa pengawasan-
pengawasan dan penugasan, hal ini disebabkan pembagian kerja,
secara vertikal maupun secara horizontal.

Tetapi kesemua itu tidak terlepas dari prosedur, proses dan


tujuan yang hendak dicapai dalam rangka kerjasama. Pembagian
tugas dan pekerjaan merupakan asar dari organisasi, sesuai dengan
struktur yang telah ditetapkan yang nantinya setiap staff memelihara
hubungan baik antara fungsi-fungsi, faktor-faktor fisik dan tenaga
yang ada. Dalam organisasi diperlukan hubungan kerja sesuai
dengan pembagian kerja dengan segala tanggungjawab dan
pertanggungjawaban. Kekuasaan dan tanggungjawab harus menyatu
dalam diri setiap orang yang menduduki sebuah jabatan. Kekuasaan
dan tanggungjawab ibarat dua sisi mata uang karena kekuasaan
tanpa tanggungjawab adalah sewenang-wenang dan tanggung jawab
tanpa kakuasaan tidak berarti sama sekali.

F. PENGAWASAN (CONTROLLING)

Pengawasan didasarkan atas fungsi, bukan didasarkan atas


kekuatan. Mungkin suatu waktu pengawasan berhasil bila dilakukan
dengan adanya kekuatan, tetapi jika kekuatan lemah, maka
pengawasan tidaklah berarti. Jadi pengawasan tergantung pada
sistem tertentu. Pengawasan merupakan kegiatan pokok dari
manajemen agar segala pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai
dengan rencana dan ketentuan yang telah digariskan. pengawasan
harus dilakukan secara sistematis dan terus menerus. Sesuatu
masalah dapat dipecahkan dan pemecahannya tersebut akan
menimbulkan masalah baru lagi, demikian pula dengan pengawasan.
Berbagai tindakan telah dilakukan tetapi tanpa dilakukan
pengawasan lanjutan akan menimbulkan tendensi penyimpangan
baru.
Untuk memudahkan pengawasan mengenai kinerja perusahaan
transportasi maka harus ada pelaporan-pelaporan dari pihak
manajemen kepada pihak pemilik modal atau dari sopir dan tenaga
lapangan kepada manajer atau pimpinan yang lebih tinggi. Laporan-
laporan yang disampaikan adalah mulai dari segala sesuatu yang
berhubungan dengan aktifitas pelayanan sampai kepada
manajemen, administrasi, keuangan dan kinerja staff serta kendala-
kendala yang dihadapi di lapangan.

G. EVALUASI (EVALUATION)

Evaluasi bertujuan untuk mengetahui sampai dimana tujuan


yang telah ditetapkan dapat dicapai, kegiatan mana yang belum
diselesaikan atau yang sedang dalam proses penyelesaian dan
kendala-kendala apa yang dihadapi serta merumuskan strategi untuk
mengantisipasi kesalahan-kesalahan yang terjadi. Kegiatan evaluasi
ini meliputi, antara lain:

1. Mempelajari perkembangan usaha atau kegiatan secara terus-


menerus dengan cara-cara pemantauan (pengawasan), sehingga
dapat diketahui dengan segera segala sesuatu faktor yang
menghambat dan faktor-faktor pendukung dalam kegiatan
tersebut.
2. Mengadakan pengukuran tingkat keberhasilan suatu kegiatan
sesuai dengan program-program tertentu.
3. Mengadakan berbagai usaha untuk memecahkan hambatan-
hambatan yang timbul demi kelancaran kegiatan yang dijalani.
Ada ungkapan bahwa evaluasi tidak berarti mencari-cari
kesalahan, tetapi memperbaiki bila diteruskan kesalahan. Ibarat
seorang dokter, ia harus mengetahui dulu penyakit pasiennya baru
kemudian ia mampu untuk memberikan obat agar si pasien dapat
cepat sembuh dari penyakitnya. Begitu pula perusahaan atau
organisasi yang bergerak dibidang jasa sekalipun, harus mengetahui
permasalahan yang ada baru bisa mencarikan solusi yang akan
diambil guna menyelesaikan masalah tersebut.
Sifat perbaikan dapat dalam bentuk pengarahan, bimbingan,
petunjuk dan lain-lain. Begitu juga evaluasi, ia bersifat dimensional,
artinya bukan saja melihat kebelakang mengevaluasi apa yang sedang
terjadi. Tetapi juga perkiraan-perkiraan tentang apa yang akan terjadi
di masa depan. Setiap permasalahan yang ditemukan dilapangan
akan dibahas dalam rapat-rapat yang ditentukan dan
disesuaikandengan waktu luang.
H. PERAN PEMERINTAH, SWASTA DAN MASYARAKAT PADA
TRANSPORTASI
1. PERAN PEMERINTAH PADA TRANSPORTASI
Transportasi pada kenyataanya merupakan sarana untuk
memenuhi kebutuhan pokok yang akan menjamin jalannya kehidupan
manusia. Melalui sarana transportasi manusia bisa memenuhi
kebutuhan pokoknya yang tidak terdapat di sekitar daerah tempat
tinggalnya melainkan hanya terletak jauh dari tempat tinggalnya dan
tidak bisa di tempuh dengan berjalan kaki. Sehingga secara tidak
langsung transportasi merupakan sarana pengintegrasian penduduk
antar wilayah di suatu negara. Sarana transportasi mencakup
transportasi yang ada di darat, laut, maupun udara baik pribadi
maupun umum sesuai dengan hak kepemilikannya. Di indonesia
sendiri ketiga cakupan transportasi boleh dikatakan sangat
mendukung karena Indonesia sendiri merupakan negara kepulauan
yang antar pulaunya dibatasi oleh lautan.
Pada dasarnya terdapat empat aspek yang di jadikan sebagai
pedoman dalam melakukan evaluasi terhadap kondisi sarana
transportasi, yaitu: aspek keselamatan, aspek keamanan, aspek
keterjangkauan, dan aspek kenyamanan.
a. Aspek pertama adalah keselamatan.
Hal ini tidak bisa dielakkan lagi karena musibah adalah suatu
hal yang tidak kita harapkan. Harapan para pengguna sarana
transportasi publik ini pasti bisa selamat sampai tujuan tanpa ada
hambatan apapun.
b. Aspek kedua adalah keamanan.
Masyarakat awam masih menempatkan aspek ini ke dalam dua
hal utama ketika melakukan perjalanan jauh. Faktor keamanan sangat
memengaruhi keputusan seseorang dalam menentukan jenis
kendaraan yang dipilih diantara bus, kereta api, kapal, ataukah
pesawat terbang.
c. Aspek ketiga adalah keterjangkauan.
Seseorang memilih sarana transportasinya berdasarkan
anggaran keuangan masing-masing individu. Walaupun terdapat
pilihan untuk naik bus, kereta api, kapal, ataukah pesawat terbang
ketika mereka melakukan perjalanan jarak jauh.
d. Aspek keempat adalah kenyamanan.
Aspek ini memang mendapatkan toleransi dari masyarakat
pengguna sarana transportasi umum. Entah itu disebabkan karena
memang pada dasarnya masyarakat Indonesia yang menerima apa
adanya suasana yang ada ataukah kesadaran pada diri mereka
sendiri atas kondisi tersebut.
Pada intinya peran Pemerintah untuk transportasi yaitu yang
pertama pihak yang menyelenggarakan transportasi, disini pemerintah
mempunyai wewenang untuk menyelenggarakan di sektor
transportasi. Peran pemerintah yang kedua yaitu menyediakan
kebijakan yang mengatur tentang transportasi di Indonesia
sebagaimana sudah dijelaskan di UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Yang ketiga pemerintah sebagai
penyedia informasi yang akurat dan realitime antara pelanggan dan
pemasok. Yang keempat pemerintah yang berkepentingan terhadap
kebutuhan transportasi yang dapat dijangkau dengan mudah. Adapun
yang terakhir peran pemerintah dalam aktivitas logistik sebagai
regulator yang menyiapkan peraturan perundangan dan kebijakan,
fasilitator yang menyediakan dan membangun infrastruktur logistic
yang diperlukan untuk terlaksananya proses logistik, dan integrator
yang mengkoordinasikan dan mensinkronkan aktivitas logistik sesai
dengan visi yang ingin dicapai dan pemberdayaan baik kepada pelaku
logistik, penyedia maupun pendukung logistik.
2. PERAN SWASTA PADA TRANSPORTASI
Untuk peningkatan keselamatan dan keamanan pelayanan
pada sektor transportasi dan percepatan pembangunan transportasi
pemerintah mendorong keterlibatan peran swasta. Maka dari itu
dibutuhkan dukungan dari seluruh instansi dan stakeholder terkait,
baik swasta maupun BUMN untuk berpartisipasi aktif memberikan
dukungan dalam pembangunan di berbagai sektor melalui terobosan-
terobosan yang dapat memberikan manfaat besar bagi kesejahteraan
masyarakat, sehingga mampu memberikan pelayanan terbaik bagi
masyarakat. Dengan seperti ini menunjukkan bahwa Indonesia
mampu menjadi Negara yang “Mandiri” khususnya di bidang
transportasi sehingga ke depan Pemerintah optimis dan mampu
bersaing dengan negara-negara lainnya yang sudah maju dalam
bidang transportasi.

3. PERAN MASYARAKAT PADA TRANSPORTASI

Masyarakat dalam kesehariannya tidak akan diam di satu


tempat atau menetap, mereka akan senantiasa berpindah dari
satu tempat ke tempat lain. Perpindahan tersebut dapat
disebabkan oleh kepentingan pekerjaan, belanja, sekolah serta
urusan pribadi. Dalam melakukan perpindahan tersebut mereka
akan menggunakan alat transportasi yang cepat aman dan nyaman
dalam mencapai tempat-tempat tujuan. Keberadaan transportasi
menjadi salah satu penyokong kehidupan sehari-hari masyarakat
Indonesia. Transportasi juga mendukung peningkatan kualitas hidup
masyarakat, meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di
pasar internasional. Serta mewujudkan kemandirian ekonomi dengan
transportasi juga memegang peranan penting dalam perkembangan
perekonomian nasional, sebab ini sebagai penggerak sektor strategis
ekonomi domestik. Pemerintah menyadari pentingnya peranan
transportasi bagi keberlangsungan hidup masyarakat dan Negara.
BAB II
MANAJEMEN LALU LINTAS/KESELAMATAN LALU LINTAS

Kecelakaan lalu-lintas adalah kejadian di mana sebuah kendaraan bermotor


tabrakan dengan benda lain dan menyebabkan kerusakan. Kadang
kecelakaan ini dapat mengakibatkan luka-luka atau kematian manusia atau
binatang. Kecelakaan lalu-lintas menelan korban jiwa di dunia ini sekitar 1,2
juta manusia setiap tahun menurut WHO dimana di Indonesia berdasarkan
data yang dikeluarkan oleh Kepolisian Indonesia mencapai angka 20 188
orang meninggal pada tahun 2008. Hal inilah yang mendorong pemerintah
untuk bekerja keras menyusun program dalam rangka meningkatkan
keselamatan dalam berlalu lintas dengan target menurunkan angka

kecelakaan.

A. Tahapan program keselamatan lalu lintas

Dari buku pedoman keselamatan jalan yang dikeluarkan ADB (Asian


Development Bank) bersama dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
ada tiga (3) tahapan pendekatan intervensi peningkatan keselamatan jalan :

1. Tahap 1

Membangkitkan kepedulian, hal ini merupakan salah satu permasalahan


yang cukup memprihatinkan di Indonesia sehingga perlu perhatian yang
tinggi untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap pentingnya
keselamatan dalam berlalu lintas yang dapat dilakukan melalui menyebar
luaskan dampak kecelakaan, angka kecelakaan kepada para pengambil
keputusan untuk menggugah mereka seperti Dewan Perwakilan Rakyat
baik nasional maupun tingkat daerah, Pejabat Pemerintah Pusat maupun
Pemerintah Daerah. Langkah lain yang perlu dilakukan pada tahapan ini
adalah identifikasi dari permasalahan keselamatan lalu lintas termasuk
meninjau kembali program keselamatan yang telah dan sedang
dilaksanakan.
2. Tahap 2

Rencana aksi prioritas, setelah mengenali permasalahan yang ditemukan


dalam tahap 1 maka langkah selanjutnya adalah merumuskan program
perioritas yang perlu segera dilaksanakan, apakah merumuskan kembali
peraturan perundangan untuk meningkatkan keselamatan,
menyempurnakan organisasi yang menangani permasalahan kecelakaan
dan perumusan program keselamatan disertai dengan langkah untuk
melakukan penertiban terhadap angka pelanggaran lalu lintas. Hal ini
penting mengingat bahwa sebagian besar kecelakaan yang terjadi
didahului oleh pelanggaran ketentuan/aturan lalu lintas.

3. Tahap 3

Program 5 tahun untuk keselamatan jalan, langkah strategis lebih lanjut


adalah menyusun program keselamatan yang lebih makro untuk
menurunkan angka kecelakaan secara nyata, misalnya dengan merubah
undang-undang seperti yang telah dilaksanakan dengan telah terbitnya
Undang-undang No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
jalan, yang masih harus ditindak lanjuti dengan perumusan peraturan
pelaksanaannya seperti misalnya peraturan pelaksanaan yang berkaitan
dengan penerapan penegakan hukum elektronik. Langkah lain yang
perlu dilaksanakan dalam program 5 tahun adalah identifikasi dan
analisis black spot lokasi yang rawan kecelakaan dan dilanjutkan audit
keselamatan, untuk kemudian dilakukan langkah perbaikan.

B. Program keselamatan lalu lintas

Program keselamatan merupakan perioritas utama dalam pengembangan


sistem transportasi sehingga perlu ditangani dengan sebaik-baiknya
sehingga setiap program yang dibuat oleh pemerintah merupakan bagian
dari penurunan angka kecelakaan lalu lintas. Oleh karena itu program
keselamatan lalu lintas diarahkan kepada beberapa langkah sebagai berikut:
1. Pengembangan sistem pangkalan data kecelakaan lalu lintas yang
mudah diakses oleh instansi pemerintah, akademisi atau pun
masyarakat sebagai masukan dalam mempersiapkan langkah
peningkatan keselamatan lalu lintas.
2. Melakukan koordinasi antar instansi dalam rangka meningkatkan
keselamatan lalu lintas
3. Menciptakan suatu sumber pendanaan keselamatan lalu lintas yang
berkesinambungan
4. Merencanakan dan merekayasa langkah-langkah untuk meningkatkan
keselamatan lalu lintas
5. Melakukan perbaikan terhadap lokasi-lokasi rawan kecelakaan
6. Ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan pendidikan keselamatan bagi
anak sekolah
7. Meningkatkan kualitas pengemudi
8. Melakukan program penyuluhan keselamatan
9. Meningkatkan standar keselamatan kendaraan
10. Penyempurnaan peraturan perundangan lalu lintas dan angkutan jalan
11. Peningkatan pelaksanaan penegakan hukum
12. Pengembangan sistem pertolongan pertama pada kecelakaan
13. Pengembangan penelitian keselamatan jalan

1. Kampanye keselamatan lalu lintas

Pelanggaran terjadi karena beberapa hal diantaranya karena tidak mengetahui


bahwa yang bersangkutan melanggar, tidak melihat rambu atau marka pada
saat mengemudi sehingga melanggar dengan tidak sengaja tau sengaja
melanggar agar lebih cepat sampai ditujuan, tidak sabaran. Oleh karena itu
penegakan hukum menjadi penting dalam meningkatkan keselamatan lalu lintas
dan berikutnya adalah melakukan kampanye keselamatan untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang peraturan perundangan yang berlaku serta
untuk menyadarkan masyarakat kalau mereka melakukan pelanggaran dapat
berakibat fatal terhadap dirinya atau orang lain.
Kampanye keselamatan merupakan program yang harus dilaksanakan secara
terus menerus, masyarakat harus terus diingatkan dan disegarkan kembali
tentang peraturan perundangan yang terkait dengan lalu lintas dan resiko yang
mereka dapatkan bila melakukan pelanggaran lalu lintas.

2. TARGET PENYULUHAN KESELAMATAN LALU LINTAS

Target yang perlu diberikan penyuluhan keselamatan perlu disesuaikan dengan


kelompok masyarakat, untuk itu bisa dikelompokkan sebagai berikut:

1. Anak-anak
2. Remaja
3. Orangtua
4. Pesepeda
5. Penumpang
6. Pengendara sepeda motor
7. Pengemudi kendaraan pribadi dan pengemudi angkutan umum
8. Profesional
9. Wartawan

3. ETIKA DALAM BERKENDARA

Ketika berkendara, terkadang Anda akan sedikit merasa kesal karena berbagai
alasan. Kekesalan tersebut bisa saja muncul karena ada pengendara yang
menyalip kendaraan Anda dengan cara berbahaya atau mungkin karena
kendaraan-kendaraan umum yang berhenti mendadak di tengah jalan untuk
menaikkan/menurunkan penumpang.

Dalam berkendara di lalu lintas ibukota memang diperlukan tingkat kesabaran


yang tinggi. Selain karena seringnya Jakarta dilanda macet karena berbagai
alasan, juga masih cukup banyak pengendara-pengendara motor dan mobil
yang belum mengerti etika berkendara di jalan umum.
Oktomagazine sempat merangkum beberapa etika bagi para pengendara
kendaraan, baik mobil ataupun motor, agar bisa terhindar dari kecelakan yang
membahayakan diri sendiri dan juga orang lain.

a. Gunakan helm

Seringkali kita melihat para pengendara sepeda motor enggan untuk


mengenakan helm. Banyak alasan yang melatarbelakangi keengganan
tersebut. Mulai dari hawa panas, sampai jarak tujuan yang dekat. Namun,
kecelakaan bisa terjadi kapan pun dan dimana pun.

Kepala adalah bagian tubuh terpenting. Kecelakaan yang terlihat remeh pun
bisa mengakibatkan Anda mengalami gegar otak ringan hingga gegar otak
berat dan akan mempengaruhi kesehatan Anda ke depannya. Jadi,
lindungilah “harta paling berharga” Anda tersebut. Mulai kenakan helm bila
Anda mengendarai sepeda motor kemana pun juga.

b. Jangan merokok dan menggunakan ponsel

Saran ini berlaku, baik untuk pengendara sepeda motor ataupun pengendara
mobil. Pada dasarnya, otak manusia secara umum tidak dapat melakukan
dua tugas sekaligus. Merokok atau menggunakan ponsel ketika berkendara
mempunyai tingkat bahaya yang cukup tinggi, karena otak kita dipaksa untuk
berkonsentrasi memperhatikan jalan, sekaligus melakukan tugas lainnya.
Hasilnya akan cukup fatal.

Telah banyak kecelakaan terjadi akibat melakukan dua hal tersebut selagi
berkendara. Jadi, bila Anda ingin merokok atau menggunakan ponsel,
menepilah sesaat dan selesaikan kegiatan Anda. Kehilangan waktu tiga
hingga sepuluh menit bukanlah perkara yang serius bila menyangkut
keselamatan Anda.

c. Ikuti dan taati Lajur yang sudah disediakan


Kerap kita menemukan beberapa pengendara (biasanya pengendara motor)
yang mengendarai kendaraannya melawan arus. Terkadang juga kita melihat
kendaraan yang berputar di putaran u-turn yang tidak pada tempatnya. Hal
ini cukup berbahaya karena bisa saja dari arah berlawanan, Anda akan
tertabrak kendaraan lain yang melaju.

Selalu hindari aktivitas tersebut. Ikutilah lajur dan jalur yang telah ditetapkan.

d. Taati Rambu-rambu lalu lintas

Rambu-rambu yang dipasang di pinggir jalan bukanlah alat untuk menghias


jalanan kota. Kenali dan patuhilah rambu-rambu tersebut. Selain bisa
berakibat fatal, Anda juga akan menyebabkan terhambatnya para
pengendara lain dan bisa mengakibatkan kemacetan.

e. Selalu berikan “tanda” ketika akan berhenti, berbelok, dan menyalip

Tanda di sini bisa berarti membunyikan klakson atau menyalakan lampu sein
dan lampu beam (lampu jauh) kendaraan Anda ketika akan berbelok.
Membunyikan klakson bermanfaat untuk memberikan tanda kepada
kendaraan lain dari arah berlawanan, sehingga mereka bisa berhenti atau
memberikan Anda jalan.

Jangan lupa untuk menyalakan lampu sein. Dengan menyalakan lampu sein,
Anda akan memberikan tanda kepada pengemudi di belakang Anda agar
mengurangi kecepatan dan menghindari kecelakaan

f. Selalu dahulukan kendaraan sebelah kanan

Bila Anda melihat sebuah kendaraan yang keluar dari belokan sebelah
kanan, maka Anda wajib untuk memberikan kesempatan kepada kendaraan
tersebut untuk jalan terlebih dahulu.

g. Sabar ketika menghadapi lampu merah

Bila Anda perhatikan, banyak dari kendaraan di jalan raya sering kali tidak
sabar menunggu. Ketika lampu lalu lintas masih berwarna merah, tak sedikit
dari pengendara (sepeda motor atau mobil) untuk langsung menekan pedal
gas ketika mengetahui bahwa lampu lalu lintas dari jalur lain telah berubah
menjadi merah.

Berusahalah untuk menjadi lebih sabar. Lampu pengatur lalu lintas bukanlah
salah satu alat untuk menerangi jalan raya. Lampu tersebut dibuat untuk
memberikan tanda sehingga Anda tidak mengalami kecelakaan di
persimpangan jalan.

h. Mengalah

Mengalah di sini dalam arti memperlambat kecepatan ketika ada kendaraan


yang ingin menyalip maupun melintas di depan kendaraan kita. Anda
sebaiknya mengalah ketika ada kendaraan-kendaraan yang akan memasuki
jalan.

Berikut adalah daftar (tidak secara urut) kendaraan-kendaraan yang wajib


anda dahulukan:

 Kendaraan Ukuran Besar


 Kendaraan Ukuran Sedang
 Kendaraan Ukuran Kecil
 Kendaraan Roda Dua
 Pejalan Kaki
BAB. III

PENUTUP

Transportasi jika ditilik dari sisi sosial lebih merupakan proses afiliasi
budaya di mana ketika seseorang melakukan transportasi dan berpindah
menuju daerah lain maka orang tersebut akan menemui perbedaan budaya
dalam bingkai kemajemukan Indonesia. Di samping itu sudut pandang sosial
juga mendeskripsikan bahwa transportasi dan pola-pola transportasi yang
terbentuk juga merupakan perwujudan dari sifat manusia. Contohnya, pola
pergerakan transportasi penduduk akan terjadi secara massal dan masif
ketika mendekati hari raya. Hal ini menunjukkan perwujudan sifat manusia
yang memiliki tendesi untuk kembali ke kampung halaman setelah lama
tinggal di perantauan.

Dalam transportasi, tingkat keselamatan berlalu lintas adalah hal


paling utama yang perlu diperhatikan. Oleh Karena itu, pemerintah
diharapkan bekerja keras menyusun program dalam rangka meningkatkan
keselamatan dalam berlalu lintas dengan target menurunkan angka
kecelakaan. Peran serta dari berbagai pihak yang terlibat dalam keselamatan
dalam berlalu lintas sangat dibutuhkan untuk saling bersinergi terutama
masyarakat sebagai pelaku utama dalam system transportasi khusunya
dalam system berlalu lintas.
 https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-transportasi.html
 https://www.sumbarprov.go.id/details/news/3639

Anda mungkin juga menyukai