6 Kejang Demam - Kuliah Modul 6.2 Apr2017
6 Kejang Demam - Kuliah Modul 6.2 Apr2017
Catatan:
Diazepam rektal: 5 mg untuk BB<12 kg, 10 kg untuk BB >12 kg.
Midazolam bukal:
2,5 mg (usia 6 – 12 bulan)
5 mg (usia 1 – 5 tahun
7,5 mg (usia 5 – 9 tahun)
10 mg (usia ≥ 10 tahun)
Midazolam tapp off: bila kejang (-) 24 jam dan stop bila kejang 48 (-).
KASUS
Hasil laboratorium:
• Darah rutin: normal, GDS normal,
• Elektrolit: Hiponatremia.
5. Apa diagnosa?
• Kejang e.c. imbalance elektrolit: hiponatremia
6. Apa terapinya?
• Koreksi elektrolit natrium
KASUS B
Hasil laboratorium:
• Darah rutin: normal, GDS normal,
• Na, K, Cl, Ca : normal.
5. Apa diagnosa?
6. Apa terapinya?
KASUS B
5. Apa diagnosa?
• Kejang Demam
Sederhana
6. Apa terapinya?
• Parasetamol 10-15 mg/kgbb/kali
• Diazepam per oral 0,3-0,5 mg/kgbb/kali diberikan /8 jam
• Obati penyakit dasarnya.
21
STATUS EPILEPTIKUS
• International League Againts Epilepsy (ILAE) :
– Kejang yang berlangsung terus-menerus selama periode
waktu tertentu atau berulang tanpa disertai pulihnya
kesadaran diantara kejang.
– Selama 30 menit atau lebih.
Epileptogenic lesion
Reorganization Inflammation
during epileptogenesis Expression of cytokines and
inflammatory mediators
Neuronal loss
Neurogenesis
Gliosis
Plasticity
Molecular reorganization
Altered Excitability
Neuronal Death
Refracter SE
FIGURE 1. the cascade of events that may be triggered by brain injury, eventually resulting in seizure
26
Tipe kejang
anak Tonik
Klonik
Tonik – klonik
Mioklonik
neonatus Subtle
Klonik fokal / multifokal
Tonik
Mioklonik
Tipe kejang pada neonatus
Perubahan fungsi - +
otonom
Perubahan pada tanda - +
vital penurunan saturasi
oksigen
28
Penyebab terjadinya kejang
Tetanus
Keracunan KD simpleks
Non Cerebral
(selama kejang Botulismus
sadar) Tetani Ekstrakranial
Infeksi KD Kompleks
Intrakranial 1. Meningitis
2. Meningoenefalitis
KEJANG Gg metabolik 3. Ensefalitis
Gg elektrolit
Akut sesaat Gg kardiovaskuler
Keganasan
Malformasi
Cerebral Keracunanbahan toksik
(selama kejang Withdrawl obat
tak sadar)
Epilepsi :
Kronik berulang - umum / general
- partial
- tak terklasifikasi 29
Penyebab terjadinya kejang pada
neonatus
HIE +
Perdarahan intrakranial + +
Infeksi intrakranial + +
Hypoglycemia +
Hypocalcemia + +
Ganggn perkembangan otak + +
Sindrom epilepsi + +
30
PENATALAKSANAAN KEJANG
31
Prinsip memotong kejang
32
ALUR PENGELOLAAN KEJANG PADA NEONATUS
Terapi Standart
1. Lini pertama : Phenobarbital
2. Lini kedua : Phenitoin
3. Lini ketiga : Midazolam
34
Pemeriksaan untuk mencari etiologi kejang
• Anamnesa
• Tingkat kesadaran, pemeriksaan fisik (LK ) , Pemeriksaan neurologis
lengkap.
• Pemeriksaan penunjang
Darah rutin, urin rutin, elektrolit, gula darah.
kultur darah, fungsi hati, fungsi ginjal atas indikasi.
Pungsi lumbal
CT Scan kepala jika ada tanda peninggian tekanan intrakranial, gejala
neurologis fokal, penurunan kesadaran, riwayat trauma kepala.
EEG
Funduskopi
35
Kejang37 demam
Tidak ada penurunan kesadaran
setelah kejang
Hasil pemeriksaan css dalam
batas normal
Ensefalopati Ensefalitis
Penurunan kesadaran
Penurunan kesadaran
Hasil pemariksaan css dalam
setelah kejang
batas normal
Hasil pemeriksaan css
Perbedaan ada kelainan
Meningitis
Abses otak ditemukan adanya kaku kuduk
Hasil pemeriksaan CSS ada
Ada kelumpuhan kelainan
Tanda tekanan intra kranial ext
meningkat (pusing, muntah,
mata kabur/
CT scan kepala ditemukan
abses Company Logo
KEJANG DEMAM
• Bangkitan kejang yang terjadi pada anak berumur 6
bulan sampai 5 tahun yang mengalami kenaikan
suhu tubuh ( > 38C, dengan metode pengukuran
suhu apa pun) yang tidak disebabkan oleh proses
intrakranial.
Fukuyama Y. Brain Dev. 1996;18:479-84. Taratof SY, Tseng HF, Liu AL, Qian L, Hechter RC, Marcy SM, dkk.
Vaccine. 2014 May 7;32(22):2574-81. doi: 10.1016/j.vaccine.2014.03.044. Epub 2014 Mar 25.
Current management of febrile
seizures in Japan: an overview
• Children can be given a vaccination 2–3 months after the last episode
of FS. This period may be shortened by the family doctor depending on
the child’s condition and the type of vaccine to be administered. A child
with a history of prolonged FS lasting >15 min should be given
vaccinations under the supervision of a pediatrician or child neurologist.
• When a temperature of 37.5°C or higher develops during the risk period
for fever after vaccination, a DZP suppository or oral DZP should be
administered prophylactically.
• For example, the risk period for the development of fever after a
measles vaccination is 1– 12 days after the vaccination, with a
particularly high risk on Days 7–10, compared with 1–6 days after
diphtheria tetanus (DPT) vaccination, with a particularly high risk on
Days 1–2.
• The dose and dosing regimen for prophylactic DZP after vaccination are
as the
Brain Dev. 2010same with that for
Jan;32(1):64-70. FS.10.1016/j.braindev.2009.09.019. Epub 2009 Oct 22.
doi:
KASUS 3
• Seorang anak usia 14 tahun dibawa ke IGD karena
kejang. Kejang berlangsung sejak masuk IGD RS
perujuk sekitar 7 jam yang lalu sampai sekarang.
• Sampai di IGD anak masih kejang.
1. Apa yang anda lakukan pertama kali?
2. Apa yang anda lakukan berikutnya?
3. Apa pemeriksaan lain yang akan anda lakukan?
4. Apa diagnosa sementara?
5. Apa pengelolaan selanjutnya?
KASUS 3