Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

Nyamuk termasuk dalam subfamili Culicinae, family Culicidae (Nematocera:


Diptera) merupakan vektor atau penular utama dari penyakit arbovirus atau arthropod-borne
viruses. Di seluruh dunia terdapat lebih dari 2500 spesies nyamuk meskipun sebagian besar
dari spesies-spesies nyamuk ini tidak berasosiasi dengan penyakit virus (arbovirus) dan
penyakit-penyakit lainnya. Jenis-jenis nyamuk yang menjadi vektor utama, biasanya adalah
Aedes sp, Culex sp, Anopheles sp, dan Mansonia sp. (Sembel, 2009).
Serangga yang diketahui menjadi vektor utama DBD adalah nyamuk Aedes aegypti
dan nyamuk kebun Aedes albopictus. Kedua spesies nyamuk itu ditemukan di seluruh
wilayah Indonesia kecuali pada ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut
(Kristina, 2004).
Di musim hujan, hampir tidak ada daerah di Indonesia yang terbebas dari serangan
penyakit DBD. Indonesia merupakan daerah yang endemik DBD, DBD telah ditemukan di
seluruh propinsi di Indonesia. Dua ratus kota melaporkan adanya Kejadian Luar Biasa
(KLB). Angka kejadian meningkat dari 0,005 per 100.000 penduduk pada tahun 1968 dan
secara drastis melonjak menjadi 627 per 100.000 penduduk. Biasanya, jumlah penderita
semakin meningkat saat memasuki bulan April. Dari tahun ke tahun, terjadi peningkatan
kasus DBD di semua negara Asia. Salah satu penyebabnya, yaitu pengaruh globalisasi dan
mobilisasi yang semakin tinggi (Satari, 2004).
Sehubungan dengan hal di atas maka perlu dilakukan suatu usaha mendapatkan
insektisida alternatif yaitu menggunakan insektisida alami, yakni insektisida yang dihasilkan
oleh tanaman beracun terhadap serangga tetapi tidak mempunyai efek samping terhadap
lingkungan dan tidak berbahaya bagi manusia. Senyawa yang terkandung dalam tumbuhan
dan diduga berfungsi sebagai insektisida di antaranya adalah golongan sianida, saponin,
tanin, flavonoid, alkaloid, steroid dan minyak atsiri (Kardinan, 2000).
Senyawa yang terkandung dalam tumbuhan dan diduga berfungsi sebagai insektisida
di antaranya adalah golongan sianida, saponin, tanin, flavonoid, alkaloid, steroid dan minyak
atsirin (Kardinan, 2000).
Insektisida nabati terdapat pada bahan-bahan nabati seperti buah, daun, batang,
ataupun akar dari tanaman. Salah satu tanaman yang mengandung insektisida nabati adalah
cabai rawit (German Commission E, 1990).
Senyawa terpenoid pada cabai rawit, capsaicin, bersifat bakterisida terhadap
Helicobacter pylori. Cara kerja capsaicin adalah ikut terlibat dalam perusakan membran sel
oleh senyawa lipofilik (Naim, 2004).
Salah satu kegunaan cabai yaitu sebagai larvasida. Daya larvasida cabai rawit berasal
dari kandungan aktifnya yaitu flavonoid, saponin, tannin, dan capsaicin untuk itu kami ingin
membuat produk lotion anti nyamuk.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana cara pembuatan cabai rawit menjadi lotion anti nyamuk ?
1.2.2 bagaimana pengemasan cabai menjadi lotion ?
1.2.3 Bagaimana metode pemasaran lotion anti nyamuk kepada masyarakat ?
1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya program ini adalah untuk melatih kemandirian berwirausaha. Untuk
menciptakan jiwa dan mental dalam berwirausaha. Dapat melatih kemampuan bekerja sama
dalam tim. Dapat meningkatkan sosialisasi dengan masyarakat luas. Untuk melatih
memanajemen dan memanfaatkan waktu, tenaga, dan biaya yang dikeluarkan.
1.4 Luaran
1. Produk
Produk lotion anti nyamuk merupakan produk lotion olahan yang berasal dari ekstrak cabai
rawit yang bermanfaat untuk terhindar dari gigitan nyamuk. Lotion ini diharapkan dapat
didistribusikan di seluruh kota Indonesia.
2. Artikel
Berupa laporan tertulis tentang detail produk ini.selain itu juga membuat strategi pemasaran
untuk meyakinkan konsumen.
1.5 Kegunaan
1. Bagi Konsumen
Memberikan produk olahan cabai bernilai tinggi dengan kualitas yang berbeda, unik, dan
menarik.
produk ini dapat menghindarkan kita dari gigitan nyamuk.
2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat menumbuhkan kreatifitas mahasiswa untuk
menciptakan inovasi produk terbaru, menambah semangat jiwa kewirausahaan dan
pengalaman mahasiswa serta memperdalam dan memperluas ilmu pengetahuan mahasiswa.
BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1 Lotion Cabai Anti Nyamuk


Lotion cabai anti nyamuk merupakan pilihan lain agar kita terhindar dari gigitan nyamuk
dengan bahan dasar cabai yang dikombinasikan dengan bahan-bahan lain. Cabai rawit dapat
membunuh serangga atau sebagai larvasida nabati, karena capsaicin merupakan golongan
terpenoid. Sehingga dengan menggunakan lotion cabai anti nyamuk dapat membunuh
nyamuk. Dengan kemasan yang menarik dari produk ini akan menambah nilai jual dan
menarik konsumen.

2.2 Keunggulan
Lotion cabai anti nyamuk mempunyai keunggulan yang lain dari yang lain, dapat membunuh
semua nyamuk, serta lotion cabai ini sangat aman digunakan pada kulit. Hal ini lah yang
menjadikan modal utama lotion cabai ini agar dapat bersaing dalam pasar. Apalagi dengan
kemasan yang menarik dan elegan.

2.3 Peluang Pasar


Hal yang kita ketahui dari cabai adalah salah satu bumbu atau pelengkap masakan yang
banyak digemari masyarakat Indonesia. Lotion cabai anti nyamuk merupakan inovasi terbaru
dengan peluang yang menjajikan. Selain itu berbeda dengan produk lotion pada umumnya,
karena lotion cabai hadir dengan sesuatu berbeda yang dapat menghindarkan kita dari gigitan
nyamuk.

Anda mungkin juga menyukai