Anda di halaman 1dari 25

ANTITUBERKULOSIS

TUBERKULOSIS

• Penyebab infeksi bakteri


Mycobacterium tuberculosis
• Umumnya menyerang paru-
paru
PENYEBARAN

• Penderita
menyebarkan
kuman melalui :
- batuk
- bersin
- berbicara • Sumber penularan
adalah pasien TB BTA
- tertawa positif
- menyanyi
KLASIFIKASI
1. Tuberkulosis paru

2. Tuberkulosis ekstra paru :


TB ekstra paru ringan,
misalnya: TB kelenjar limfe,
pleuritis eksudativa unilateral,
tulang (kecuali tulang
belakang), sendi, dan kelenjar
adrenal.

TB ekstra-paru berat,
misalnya: meningitis, milier,
perikarditis, peritonitis,
pleuritis eksudativa bilateral,
TB tulang belakang, TB usus,
TB saluran kemih dan alat
kelamin
GEJALA TB PARU

• Gejala utama
Batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih

• Gejala tambahan
- dahak bercampur darah
- batuk darah
- sesak nafas
- badan lemas
- nafsu makan menurun
- berat badan menurun
- malaise
- berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik
- demam meriang lebih dari satu bulan.
GEJALA TB EKSTRA PARU

• Tergantung organ yang terkena


• Misalnya kaku kuduk pada meningitis TB, nyeri dada
pada TB pleura, pembesaran kelenjar limfe
superfisialis pada limfadenitis TB dan deformitas
tulang belakang pada spondilitis
PENGOBATAN TUBERKULOSIS

Tujuan pengobatan :

• Menurunkan angka kematian dan kesakitan


• Mencegah penularan dengan cara
menyembuhkan pasien
• Mencegah terjadinya MDR-TB
KATEGORI OBAT ANTI TB

• Obat pilihan pertama (first line drugs)


Isoniazid, rifampisin, etambutol, streptomisin,
dan pirazinamid.
efektivitas tinggi, toksisitas dpt diterima.

• Obat Pilihan kedua (second line drugs)


Ethionamide, p-aminosalicylic acid,
cycloserine, amikacin, kanamycin, dan
capreomycin.
walaupun kurang efektif, terpaksa
digunakan jika ada pertimbangan resistensi
atau kontraindikasi pd penderita.
ISONIAZID

• Isoniazid = isonikotinil hidrazid = INH


• Isoniazid mudah diabsorpsi pada pemberian oral .
• Mekanisme kerja : belum sepenuhnya diketahui
• Didalam sel bakteri, INH diubah mjd isonicotinic acid yg bersifat
impermeabel shg terakumulasi di dalam sel bakteri.
• Menghambat biosintesis asam mikolat (mycolic acid) yg
merupakan unsur penting dinding sel mikobakterium.
• Sifat : bakterisid thd M. tuberculosis yg sedang tumbuh
• Efek samping: peripheral neuropathy, optic neuritis
yang dapat diatasi dengan pemberian vitamin B6
(piridoksin); hepatitis, jaundice.
RIFAMPISIN

• Dihasilkan oleh Streptomyces mediterranei

• Mekanisme kerja: menghambat DNA-dependent


RNA polymerase dari mikobakteria dan
mikroorganisme lain dgn menekan awal
terbentuknya (bukan pemanjangan) rantai dalam
sintesis RNA.
• Inti RNA polymerase dari bbg sel eukariotik tidak
mengikat rifampisin dan sintesis RNA nya tidak
dipengaruhi.
• Rifampisin didistribusi ke seluruh tubuh.
• Kadar efektif dicapai dalam berbagai organ dan
cairan tubuh, termasuk cairan otak.
• Luasnya distribusi rifampisin tercermin dgn warna
merah jingga pada urin, tinja, ludah, sputum, air
mata, dan keringat.
• Penderita harus diberi tahu ttg pewarnaan ini.
PIRAZINAMID

• Pirazinamid di dalam tubuh dihidrolisis oleh enzim


pirazinamidase mjd asam pirazinoat yg aktif pada
media yg bersifat asam.
• Bersifat bakterisid yg kuat untuk bakteri.
• Mekanisme kerja belum diketahui.
• Bersama INH dan rifampisin, pirazinamid merupakan
obat yg penting untuk diberikan pd awal
pengobatan tuberkulosis.
• Efek samping yg paling umum dan serius adalah
kelainan hati.
• Kontraindikasi: penderia dengan kelainan fungsi
hati.
ETAMBUTOL

• M. tuberkulosis sensitif thd etambutol. Namun etambutol


tidak efektif untuk mikroba lain.
• Obat ini tetap menekan pertumbuhan kuman tuberkulosis
yg telah resisten thd INH dan streptomisin.
• Cara kerja: menghambat sintesis metabolit sel shg
metabolisme sel terhambat dan sel mati.
• Hanya aktif thd sel bakteri yg sedang aktif.
• Dapat timbul resistensi jika digunakan tunggal.
• Jarang menimbulkan efek samping.
• Efek samping yg paling penting: gangguan penglihatan
(red/green blindness, visual field defect) (hilangnya
kemampuan membedakan warna, mengecilnya lapang
pandangan).
STREPTOMISIN

• Harus diberikan secara i.v.


• Ototoksisitas lebih sering tjd pd penderita yg fungsi
ginjalnya terganggu.
• Ototoksisitas & nefrotoksisitas tinggi kejadiannya pd
kelompok usia > 65 tahun.
TAHAP PENGOBATAN TB

Tahap awal (intensif)


• Pasien mendapat obat setiap hari dan perlu diawasi
secara langsung untuk mencegah terjadinya
resistensi obat.
• Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan
secara tepat, biasanya pasien menular menjadi tidak
menular dalam kurun waktu 2 minggu.
• Sebagian besar pasien TB BTA positif menjadi BTA
negatif (konversi) dalam 2 bulan.

Tahap Lanjutan
• Pasien mendapat jenis obat lebih sedikit dalam
jangka waktu yang lebih lama
• Untuk membunuh kuman persister sehingga
mencegah terjadinya kekambuhan
PADUAN OAT BERDASARKAN PROGRAM NASIONAL
PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS

• Kategori 1 : 2(HRZE)/4(HR)3.
- Kategori 2 : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3.

• Disamping kedua kategori ini, disediakan


paduan obat sisipan (HRZE)

• - Kategori Anak: 2HRZ/4HR


TATALAKSANA TB PADA DEWASA
Kategori-1 (2HRZE/ 4H3R3)
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien baru:
- Pasien baru TB paru BTA positif.
- Pasien TB paru BTA negatif foto toraks positif
- Pasien TB ekstra paru
Kategori -2 (2HRZES/ HRZE/ 5H3R3E3)
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang telah
diobati sebelumnya :
- Pasien kambuh
- Pasien gagal
- Pasien dengan pengobatan setelah default (terputus)
Kategori Anak (2RHZ/ 4RH)
Prinsip dasar pengobatan TB adalah minimal 3 macam
obat dan diberikan dalam waktu 6 bulan. OAT pada
anak diberikan setiap hari, baik pada tahap intensif
maupun tahap lanjutan dosis obat harus disesuaikan
dengan berat badan anak.

Tabel Dosis OAT Kombipak pada anak

Tabel Dosis OAT KDT pada anak


KEGAGALAN TERAPI

 Terapi yang tidak teratur atau terapi yang tidak


memadai sehingga terjadi resistensi atau mikroba
persisten. Hal ini biasanya diakibatkan oleh
ketidakmampuan membeli obat (kemiskinan)
 Penggunaan satu jenis obat bukan kombinasi karena
toksisitas atau reaksi hipersensitif
 Pengobatan awal yang tidak memadai (kombinasi 3
obat)
 Resistensi terhadap mikroba
EFEK SAMPING OAT DAN
PENATALAKSANAANNYA
Tabel Efek samping ringan OAT
Tabel Efek samping berat OAT
• Jika seorang pasien dalam pengobatan OAT mulai
mengeluh gatal-gatal singkirkan dulu kemungkinan
penyebab lain. Berikan dulu anti-histamin, sambil
meneruskan OAT denganpengawasan ketat.
RESISTENSI OBAT TB
• Terjadi karena tidak konsistennya pengobatan

• Pasien MDR-TB (multi drug resistent- TB) adalah


pasien dengan TB aktif yang resisten paling tidak
terhadap rifampicin dan isoniazid.
• MDR-TB jarang ditemukan pada kasus baru, lebih
sering terjadi pada kasus terapi ulang (re-treatment
cases) terutama pada kegagalan terapi.
• Sekitar 450 000 kasus baru MDR-TB diperkirakan
terjadi setiap tahunnya. Angka kejadian paling
tinggi MDR-TB terjadi di China dan negara
bentukan Uni Soviet.

• Extensively drug-resistant TB (XDR-TB) bila terjadi


resistensi terhadap obat TB pilihan kedua (second-
line drugs). XDR TB sangat sulit diobati dan kasusnya
telah terjadi di Afrika Selatan. Biasanya terjadi pada
pasien penderita HIV.

Anda mungkin juga menyukai