Anda di halaman 1dari 22

EKSKURSI MELANGE LUK ULO, KARANGSAMBUNG

Laporan Ekskursi Lapangan Karangsambung


Diajukan sebagai syarat kelulusan mata kuliah KKL (Kuliah Kerja Lapangan)

Oleh :

NANI MARDIANI H

471416003

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan nikmat, rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyusun Laporan Hasil Kuliah Lapangan Ekskursi Geologi Regional
Karangsambung.

Laporan hasil kuliah lapangan Karangsambung ini merupakan bentuk


pertanggung jawaban atas seluruh rangkaian pelaksanaan kegiatan KKL.
Laporan ini diharapkan akan memberikan pengetahuan penting mengenai
keadaan geologi daerah penelitian.
Dalam Penyusunan Laporan ini tidak luput dari bantuan pihak – pihak
tertentu sehingga dapat terselesaikan atas bimbingan, bantuan, dan kerja sama
dari berbagai pihak. Oleh karenanya, dengan penuh hormat dan kerendahan
hati, penulismengucapkan TERIMA KASIH yang sebesar - besarnya kepada :

1. ALLAH SWT yang telah meridhoi perjalanan penulis selama Kuliah


Kerja Lapangan berlangsung
2. Keluarga yang selalu mendukung terutama Ayah, Ibu, Kakak, Adik dan
keluarga lainnya
3. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian Universitas
Negeri Gorontalo, khususnya Dosen Pendamping KKL 2019 Bapak
Muhamad Kasim., ST.MT
4. Dr. Agus H. Harsolumakso selaku Koordinator Kuliah Lapangan
Karangsambung 2019
5. Asisten Modul dan Mapping, kak Adzia (cantik), kak Lalu (manis), kak
Bintang (coll), kak Berta (gaul :D), Kak Ferdi (terbaik), Evi (strong
:D), kak Lily (team paras:D), dan kak Mey (imut), serta Dosen pemberi
materi kuliah dan lapangan (Pak Agus, Pak Alfen, Kang Teri, Pak
Idam, Pak pak Mirzam, Pak Uki, Pak Bambang, Pak Halid, Pak Andri),
penulis mengucapkan banyak-banyak terimakasih atas ilmunya dan
kesabarannya selama mengajar kami
6. Teman sekamar Barak a3, Indri, Maya, Azizah yang selalu menemani

i
dan mendengarkan segala curhatan indah maupun keluh kesah yang
dirasakan selama di Karangsambung

Rekan kelompok tiap acara, yaitu Observasi (geocreative 2016), Lintasan


Geologi (Adri, Dewi), PPS (Kak Govinda, Akbar), Analisis Struktur (Kak
Govinda, Maya), Geomorfologi (geocreative 2016)
7. Kelompok Pemetan daerah Karangsambung Paras Squad (Rama, Kak
Govinda, Lia) yang telah sama-sama menjalani suka duka di Lapangan.
8. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan penulis satu-persatu, atas
bantuannya sewaktu penulis melaksanakan kegiatan lapangan maupun
penyusunan laporan.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, banyak
kesalahan dalam penyusunan laporan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
saran dan kritik untuk menyempurnakan laporan ini menjadi lebih baik
khususnya mahasiswa Teknik Geologi.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terimakasih atas ilmu


pengetahuan geologi dan umumnya, serta dapat berguna dan bermanfaat bagi
pembaca mengenai geologi daerah Karangsambung.
Gorontalo, 9 Oktober 2019

Nani Mardiani H

ii
DAFTAR ISI
COVER ......................................................................................................................
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
DAFTAR FOTO ......................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan ......................................................................................1
BAB II GEOLOGI REGIONAL..............................................................................2
2.1 Fisiografi Regional .....................................................................................2
2.2 Statigrafi Regional ......................................................................................2
2.3 Struktur Geologi Regional ...............................................................................3

BAB III HASIL PENGAMATAN ..........................................................................5


BAB IV PENUTUP ...............................................................................................14
4.1 Kesimpulan ......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Fisiografi Jawa Tengah (Van Bemmelen, 1949 dengan dalam Geluh
Saina 2013) .................................................................................................... 2

Gambar 2.2 Stratigrafi Daerah Luk-Ulo (modifikasi Harsolumakso dkk, 1996 dari Asikin
dkk, 1992) ..................................................................................................................3

Gambar 2.3 Tektonik Pulau Jawa (Asikin, 1992, dalam Hardiyansyah, 2005) ....... 4

iv
DAFTAR FOTO
Foto 1. Morfologi Kontak tektonik antara kompleks melange luk-ulo dengan
formasi totogan (olisostrom) ....................................................................................5

Foto 2 Perselingan Rijang dan Batuamping merah .................................................7


Foto 3. Singkapan Batuan Sekis Mika ....................................................................8
Foto 4. Sisipan Tuff diantara perlapisan Batulempung dan Batupasir.....................9
Foto 5. Graded Beeding pada lapisan batupasir ...................................................10
Foto 6. Lava bantal dan Perselingan Rijang-Batugamping merah ........................11
Foto 7. Batuan eklogit yang merupakan exotic blok pada kompleks melange luk-
................................................................................................................................12
Foto 8. Singkapan Batuan Serpentinit ...................................................................13

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Daerah Karangsambung memiliki keanekaragaman jenis batuan yang
sangat lengkap. Dulu daerah ini merupakan bagian dari zona subduksi yang
kemudian mengalami pengangkatan sehingga tersingkap ke permukaan. Ciri khas
dari batuan yang terbentuk pada zona subduksi adalah adanya pencampuran dari
material batuan antar lempeng yang mengalami subduksi. Selain itu batuan di
sekitar daerah subduksi memiliki keanekaragaman tersendiri yang merupakan
jenis batuan pengendapan lingkungan laut. Hal inilah yang menyebabkan
keanekaragaman jenis batuan di daerah Karangsambung.

Hal itulah yang melatarbelakangi diadakan ekskursi daerah Melange


Karangsambung untuk mengetahui jenis-jenis batuan pada satuan melange yang
berada di daerah Karangsambung, yang dapat meningkatkan pengetahun dan
mengasah pola pikir sebagai geologiwan sehingga mampu menghasilkan sarjana-
sarjana geologi yang lebih produktif dan peka terhadap ilmu terkait.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dari dilaksanakan kegiatan ekskursi Melange Karangsambung ini
ialah sebagai salah satu rangkaian mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan (KKL)
program studi Teknik Geologi, Jurusan Ilmu dan Teknologi Kebumian, Fakultas
Matematika dan IPA, Universitas Negeri Gorontalo.

Tujuan dari dilaksanakan ekskursi Melange Karangsambung ini ialah untuk


menjelaskan kondisi geologi Karangsambung, khususnya pada daerah Melange
yang berada di sebelah Utara daerah Karangsambung.

1
BAB II
GEOLOGI REGIONAL
2.1 Fisiografi Regional
Daerah penelitian termasuk kedalam Zona Pegunungan Serayu Selatan
(Van Bemmelen, 1949) dan merupakan bagian dari Cekungan Jawa Tegah Selatan
yang terletak di bagian selatan provinsi Jawa Tengah. Mandala ini merupakan
geoantiklin yang membentang dari barat ke timur sepanjang 100 kilometer dan
terbagi menjadi dua bagian yang dipisahkan oleh lembah Jatilawang yaitu bagian
barat dan timur.
Seperti pegunungan Kulonprogo, Mandala Pegunungan Serayu Selatan
merupakan kulminasi dari geoantiklin di Jawa. Jika Pegunungan Kulonprogo
membentuk kubah terpancung dengan sumbu mengarah Utara-Selatan,
Pegunungan Serayu Selatan mempunyai sumbu mengarah Barat-Timur. (Van
Bemmelen, 1949).

Gambar 2.1 Fisiografi Jawa Tengah (Van Bemmelen, 1949 dengan dalam Geluh
Saina 2013)

2.2 Statigrafi Regional


Daerah Karangsambung tersusun atas variasi batuan beku, sedimen, dan
metamorf Stratigrafi Regional daerah Karangsambung berdasarkan Asikin dkk
(1992), diurutkan dari tua ke muda ialah Kompleks Melange Luk Ulo, Formasi

2
Karangsambung, Formasi Totogan, Formasi Waturanda, Formasi Penosogan,
dan Endapan Aluvial.

Gambar 2.2 Fisiografi Jawa Tengah (Van Bemmelen, 1949 dengan dalam Geluh
Saina 2013)

Ekskursi dilakukan pada satuan kompleks Melange Luk Ulo yang disusun
oleh batuan beku dan metamorf. Kompleks ini disusun oleh bongkah-bongkah
batuan yang disebut native blocks (batuan asli) dan exotic blocks (batuan asing).
Batuan asli (native blocks) tersusun atas lempung bersisik (scaly clay) yang
berperan sebagai massa dasar, sedangkan batuan asing (exotic blocks) tersusun atas
batuan sekis, rijang dan batugamping merah, basalt, serpentinit, gabbro, amfibolit,
peridotit, dan eklogit.

2.3 Struktur Geologi


Pola struktur yang terjadi di Jawa diperngaruhi oleh tumbukan antara dua
lempeng, yaitu lempeng Eurasia dan Indo-Australia. Dari rekaman sejarah
tumbukannya, ternyata posisi jalur tumbukan ini berubah-ubah. Pada Zaman Kapur

3
posisi jalur tumbukan berada di poros Pulau Jawa sekarang, sedangkan jalur
vulkaniknya berada di utaranya. Selanjutnya pada Kala Oligo- Miosen, jalur
tumbukan berubah posisinya lebih ke arah selatan demikian pula posisi jalur
vulkaniknya bergeser ke arah selatan lagi. Selanjutnya pada Kala Plio-Plistosen
hingga sekarang posisi jalur subduksi bergeser ke arah utara. Hal ini dibuktikan
dengan bergesernya posisi jalur vulkanik Kuarter lebih ke arah utara dari jalur
vulkanik Oligo-Miosen. Namun demikian pendapat yang terakhir ini ada yang
menyanggahnya, karena tidak mungkin jalur penunjaman kembali lagi ke arah
utara.

Gambar 2.3 Tektonik Pulau Jawa (Asikin, 1992, dalam Hardiyansyah, 2005)

Pola struktur di Jawa Tengah dibagi menjadi 3 tegasan utama, yaitu NW-
SE, NE-SW, dan E-W. Di daerah Karangsambung, yang mana tersingkapnya
batuan pra-terser dan tersier dibedakan menjadi 2 pola struktur utama yaitu arah
timur laut - barat daya, dan barat - timur. Hubungan antar satu batuan dengan yang
lainnya mempunyai lingkungan dan genesa pembentukan yang berbeda.

4
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa pola yang arah timur laut
- barat daya yang sangat dominan di daerah ini. Data gaya berat dari Untung dan
Sato, 1979, sepanjang penampang utara - selatan melalui bagian tengah Jawa
Tengah dan dilengkapi dengan data geologi permukaan memperlihatkan perbedaan
yang sangat mencolok pada urutan lapisan Miosen antara bagian utara dan bagian
selatan Jawa Tengah.

Bagian utara Jawa Tengah urutan lapisan Miosen sebagian besar terdiri dari
endapan laut dalam yang berupa kipas-kipas turbidit. Tetapi pada bagian selatan
stratigrafinya berubah dan didominasi oleh endapan laut dangkal dengan
lingkungan yang tenang seperti batupasir dan batugamping.

5
BAB III
HASIL PENGAMATAN

Stasiun 1

Hari/Tgl : Rabu, 10 September 2019

Lokasi : Desa Ketapang, Karangmangu

Cuaca : Cerah

Tujuan : Observasi Geomorfologi

Foto 1. Morfologi Kontak


tektonik antara kompleks
melange luk-ulo dengan
formasi totogan (olisostrom)

Pengamatan morfologi perbukitan melange pada kontak tektonik antara


kompleks melange luk-ulo jenis exotic blok di bagian barat-laut dari punggungan
sinklin paras dengan formasi totogan (olisostrom) yang berada di bagian timur.
Pengamatan ini, dilakukan untuk melihat suatu bukit yang diinterpretasi sebagai
zona akresi dari batuan yang berasal dari zona mélange. Adapun kompleks mélange

6
luk-ulo terdiri dari berbagai jenis batuan yaitu periodotit, serpentinit, perselingan
gamping merah/rijang, lava bantal dan sekis mika yang bercampur aduk akibat
adanya proses tektonik berupa subduksi antara lempeng indo-australia yang
bergerak relative ke arah utara dari selatan pulau jawa dengan lempeng Eurasia
(sunda) yang relatif netral dimana akibat interaksi lempeng tersebut menghasilkan
palung yang merupakan tempat bercampurnya berbagai jenis batuan baik dari
benua maupun lantai samudera yang berupa susunan seri ofiolit. Bentuk dari bukit
tersebut terlihat tidak teratur dan bergerigi, hal ini mengindikasikan bahwa tiap
batas bentukan yang berbeda mempunyai blok-blok litologi yang berbeda akibat
dari percampuran tektonik (Exotic Block). Kompleks mélange luk-ulo dicirikan
denga bentuk morfologi saw- tooth yang memanjang dari utara hingga bagian barat
dari formasi karangsambung (lembah antiklin). Adapun Formasi Totogan
merupakan formasi yang diendapkan secara selaras diatas Formasi
Karangsambung.

Stasiun 2

Hari/Tgl : Rabu, 10 September 2019

Lokasi : Desa Sadang Wetan, Kec. Sadang

Cuaca : Cerah

Tujuan : Pengamatan Perlapisan Rijang dan batugamping merah

Pengamatan dilakukan pada singkapan perselingan rijang dan batugamping


merah yang merupakan exotic blok pada komplek mélange luk-ulo. Rijang
dicirikan oleh warna merah gelap, kristalin, keras, dan terdapat vein calcite.
Batugamping merah dicirikan oleh warna merah, ukuran butir pasir sangat halus,
karbonatan, keras dan terdapat vein calcite. Singkapan ini berasal dari dasar
samudera kemudian terangkat dan tersingkap pada kurun jutaan tahun yang lalu dan
telah mengalami deformasi sehingga kedudukan batuan tidak lagi datar (vertical),
hal ini diakibatkan oleh proses tektonik.

7
Foto 2. Perselingan Rijang dan Batuamping merah

Stasiun 3

Hari/Tgl : Rabu, 10 September 2019

Lokasi : Sungai Loning

Cuaca : Cerah

Tujuan : Pengamatan Sekis mika

8
Foto 3. Singkapan Batuan Sekis Mika

Pengamatan pada batuan sekis mika dilakukan pada Sungai Loning. Batuan
sekis mika dicirikan oleh warna abu-abu terang, struktur Foliasi (schistose), tekstur
. Mineral yang dominan ialah mineral mika sedikit kuarsa. Sekis mika ini
menambah bukti adanya aktivitas tektonik yang membuat terbentuknya kompleks
melange Luk Ulo, dari zaman Kapur.

Stasiun 4

Hari/Tgl : Rabu, 10 September 2019

Lokasi : Kec. Sadang

Cuaca : Cerah

Tujuan : Pengamatan Batuan Sedimen Berlapis

9
Singkapan batuan berlapis antara batulempung, batupasir dan sisipan tuf.
Batulempung ada yang berwarna abu-abu terang, batulempung merah dan
karbonatan.

Foto 4. Sisipan Tuff diantara perlapisan Batulempung dan Batupasir

Batupasir yang ada pada stasiun ini berwarna abu-abu gelap, fragmen litik
karbonatan, pemilahan buruk, kemas terbuka, porositas baik, subangular. Pada
batupasir terdapat struktur sedimen berupa paralel laminasi, dan Gradded Bedding.
Tuf hanya berupa sisipan di antara batulempung. Tuf berwarna putih dan non
karbonatan. Tuf ini merupakan hasil dari pengendapan gunungapi bagian back arc
basin atau lingkungan laut dalam yang dipengaruhi arus turbidit.

10
Foto 5. Graded Beeding pada lapisan batupasir

Stasiun 5

Hari/Tgl : Rabu, 10 September 2019

Lokasi : Desa Seporo. Kec. Sadang / Kali muncar

Cuaca : Cerah

Tujuan : Pengamatan Lava bantal dan Perselingan Rijang-Batugamping


merah

11
Foto 6. Lava bantal dan Perselingan Rijang-Batugamping merah

Singkapan yang berada di tebing sungai kali muncar merupakan perselingan


antara rijang dan gamping merah serta lava bantal dimana batuan ini merupakan
suatu susunan seri ofiolit yang terbentuk pada lantai samudera dan juga merupakan
jenis Exotik blok pada kompleks mélange luk-ulo. adapun karateristik rijang yaitu
berwarna cokelat tua, silica, dan membentuk pecahan choncoidal sedangkan
gamping merah dengan ciri berwarna merah muda dan laminasi serta pada pada
lokasi ini terdapat batuan metamorf berderajat tinggi yaitu eklogit dengan ciri
berwarna abu-abu gelap, mineral piroxenit dan terdapat bintik-bintik pink yang
merupakan mineral garnet.

12
Foto 7. Batuan eklogit yang merupakan exotic blok pada kompleks melange luk-ulo
terdapat di kali muncar

13
Stasiun 6

Batuan serpentinit dengan ciri berwarna hitam kehijauan, mineral yang dapat
teramati berupa serpentin dimana batuan serpentinit merupakan batuan ultrabasa
(periodotit) berupa exotic blok kompleks mélange dari seri ofiolit bagian terbawah
lantai samudera yang mengalami proses metamorfisme pada peristiwa subduksi
yang menghasilkan temperature dan tekanan yang sangat tinggi hingga merubah
secara fisik (isokimia) batuan asal yang ada. Batuan ini merupakan batuan ubahan
(metamorf) dari batuan peridotit yang terdapat pada bagian mantel atas bumi.

Foto 8. Singkapan Batuan Serpentinit

14
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari hasil pengamatan selama ekskursi, dapat disimpulkan bahwa satuan


Melange dicirikan oleh morfologi menyerupai gigi gergaji (saw-tooth).
Bentukannya ini diakibatkan oleh batuan penyusunnya. Batuan penyusun daerah
Melange antara lain berupa rijang dan batugamping merah, sekis mika, lava bantal
serpentinit. Satuan batuan ini berasal dari daerah laut dalam yang terangkat ke
permukaan akibat proses tektonik.Akibat adanya proses tektonik berupa subduksi
antara lempeng indo-australia dengan lempeng Eurasia dimana akibat interaksi
lempeng tersebut menghasilkan palung yang merupakan tempat bercampurnya
berbagai jenis batuan baik dari benua maupun lantai samudera yang berupa susunan
seri ofiolit.

15
DAFTAR PUSTAKA

Saina, G. 2013. Geomorfologi Regional Pegunungan Serayu Selatan.


http://www.galuhpratiwi.my.id/2013/10/geomorfologi-regional-pegunungan-
serayu

Asikin, S. Handoyo, A. Busono, H & Gafoer, S. 1992. Geologic Map of


Kebumen Quadrangle, Jawa, Scale 1:100.000. Geologycal Research and
Development Centre, Bandung.

Buku Catatan Lapangan dan Ekskursi Karangsambung 2019

16

Anda mungkin juga menyukai