Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
NANI MARDIANI H
471416003
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan nikmat, rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyusun Laporan Hasil Kuliah Lapangan Ekskursi Geologi Regional
Karangsambung.
i
dan mendengarkan segala curhatan indah maupun keluh kesah yang
dirasakan selama di Karangsambung
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, banyak
kesalahan dalam penyusunan laporan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
saran dan kritik untuk menyempurnakan laporan ini menjadi lebih baik
khususnya mahasiswa Teknik Geologi.
Nani Mardiani H
ii
DAFTAR ISI
COVER ......................................................................................................................
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
DAFTAR FOTO ......................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan ......................................................................................1
BAB II GEOLOGI REGIONAL..............................................................................2
2.1 Fisiografi Regional .....................................................................................2
2.2 Statigrafi Regional ......................................................................................2
2.3 Struktur Geologi Regional ...............................................................................3
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Fisiografi Jawa Tengah (Van Bemmelen, 1949 dengan dalam Geluh
Saina 2013) .................................................................................................... 2
Gambar 2.2 Stratigrafi Daerah Luk-Ulo (modifikasi Harsolumakso dkk, 1996 dari Asikin
dkk, 1992) ..................................................................................................................3
Gambar 2.3 Tektonik Pulau Jawa (Asikin, 1992, dalam Hardiyansyah, 2005) ....... 4
iv
DAFTAR FOTO
Foto 1. Morfologi Kontak tektonik antara kompleks melange luk-ulo dengan
formasi totogan (olisostrom) ....................................................................................5
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
GEOLOGI REGIONAL
2.1 Fisiografi Regional
Daerah penelitian termasuk kedalam Zona Pegunungan Serayu Selatan
(Van Bemmelen, 1949) dan merupakan bagian dari Cekungan Jawa Tegah Selatan
yang terletak di bagian selatan provinsi Jawa Tengah. Mandala ini merupakan
geoantiklin yang membentang dari barat ke timur sepanjang 100 kilometer dan
terbagi menjadi dua bagian yang dipisahkan oleh lembah Jatilawang yaitu bagian
barat dan timur.
Seperti pegunungan Kulonprogo, Mandala Pegunungan Serayu Selatan
merupakan kulminasi dari geoantiklin di Jawa. Jika Pegunungan Kulonprogo
membentuk kubah terpancung dengan sumbu mengarah Utara-Selatan,
Pegunungan Serayu Selatan mempunyai sumbu mengarah Barat-Timur. (Van
Bemmelen, 1949).
Gambar 2.1 Fisiografi Jawa Tengah (Van Bemmelen, 1949 dengan dalam Geluh
Saina 2013)
2
Karangsambung, Formasi Totogan, Formasi Waturanda, Formasi Penosogan,
dan Endapan Aluvial.
Gambar 2.2 Fisiografi Jawa Tengah (Van Bemmelen, 1949 dengan dalam Geluh
Saina 2013)
Ekskursi dilakukan pada satuan kompleks Melange Luk Ulo yang disusun
oleh batuan beku dan metamorf. Kompleks ini disusun oleh bongkah-bongkah
batuan yang disebut native blocks (batuan asli) dan exotic blocks (batuan asing).
Batuan asli (native blocks) tersusun atas lempung bersisik (scaly clay) yang
berperan sebagai massa dasar, sedangkan batuan asing (exotic blocks) tersusun atas
batuan sekis, rijang dan batugamping merah, basalt, serpentinit, gabbro, amfibolit,
peridotit, dan eklogit.
3
posisi jalur tumbukan berada di poros Pulau Jawa sekarang, sedangkan jalur
vulkaniknya berada di utaranya. Selanjutnya pada Kala Oligo- Miosen, jalur
tumbukan berubah posisinya lebih ke arah selatan demikian pula posisi jalur
vulkaniknya bergeser ke arah selatan lagi. Selanjutnya pada Kala Plio-Plistosen
hingga sekarang posisi jalur subduksi bergeser ke arah utara. Hal ini dibuktikan
dengan bergesernya posisi jalur vulkanik Kuarter lebih ke arah utara dari jalur
vulkanik Oligo-Miosen. Namun demikian pendapat yang terakhir ini ada yang
menyanggahnya, karena tidak mungkin jalur penunjaman kembali lagi ke arah
utara.
Gambar 2.3 Tektonik Pulau Jawa (Asikin, 1992, dalam Hardiyansyah, 2005)
Pola struktur di Jawa Tengah dibagi menjadi 3 tegasan utama, yaitu NW-
SE, NE-SW, dan E-W. Di daerah Karangsambung, yang mana tersingkapnya
batuan pra-terser dan tersier dibedakan menjadi 2 pola struktur utama yaitu arah
timur laut - barat daya, dan barat - timur. Hubungan antar satu batuan dengan yang
lainnya mempunyai lingkungan dan genesa pembentukan yang berbeda.
4
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa pola yang arah timur laut
- barat daya yang sangat dominan di daerah ini. Data gaya berat dari Untung dan
Sato, 1979, sepanjang penampang utara - selatan melalui bagian tengah Jawa
Tengah dan dilengkapi dengan data geologi permukaan memperlihatkan perbedaan
yang sangat mencolok pada urutan lapisan Miosen antara bagian utara dan bagian
selatan Jawa Tengah.
Bagian utara Jawa Tengah urutan lapisan Miosen sebagian besar terdiri dari
endapan laut dalam yang berupa kipas-kipas turbidit. Tetapi pada bagian selatan
stratigrafinya berubah dan didominasi oleh endapan laut dangkal dengan
lingkungan yang tenang seperti batupasir dan batugamping.
5
BAB III
HASIL PENGAMATAN
Stasiun 1
Cuaca : Cerah
6
luk-ulo terdiri dari berbagai jenis batuan yaitu periodotit, serpentinit, perselingan
gamping merah/rijang, lava bantal dan sekis mika yang bercampur aduk akibat
adanya proses tektonik berupa subduksi antara lempeng indo-australia yang
bergerak relative ke arah utara dari selatan pulau jawa dengan lempeng Eurasia
(sunda) yang relatif netral dimana akibat interaksi lempeng tersebut menghasilkan
palung yang merupakan tempat bercampurnya berbagai jenis batuan baik dari
benua maupun lantai samudera yang berupa susunan seri ofiolit. Bentuk dari bukit
tersebut terlihat tidak teratur dan bergerigi, hal ini mengindikasikan bahwa tiap
batas bentukan yang berbeda mempunyai blok-blok litologi yang berbeda akibat
dari percampuran tektonik (Exotic Block). Kompleks mélange luk-ulo dicirikan
denga bentuk morfologi saw- tooth yang memanjang dari utara hingga bagian barat
dari formasi karangsambung (lembah antiklin). Adapun Formasi Totogan
merupakan formasi yang diendapkan secara selaras diatas Formasi
Karangsambung.
Stasiun 2
Cuaca : Cerah
7
Foto 2. Perselingan Rijang dan Batuamping merah
Stasiun 3
Cuaca : Cerah
8
Foto 3. Singkapan Batuan Sekis Mika
Pengamatan pada batuan sekis mika dilakukan pada Sungai Loning. Batuan
sekis mika dicirikan oleh warna abu-abu terang, struktur Foliasi (schistose), tekstur
. Mineral yang dominan ialah mineral mika sedikit kuarsa. Sekis mika ini
menambah bukti adanya aktivitas tektonik yang membuat terbentuknya kompleks
melange Luk Ulo, dari zaman Kapur.
Stasiun 4
Cuaca : Cerah
9
Singkapan batuan berlapis antara batulempung, batupasir dan sisipan tuf.
Batulempung ada yang berwarna abu-abu terang, batulempung merah dan
karbonatan.
Batupasir yang ada pada stasiun ini berwarna abu-abu gelap, fragmen litik
karbonatan, pemilahan buruk, kemas terbuka, porositas baik, subangular. Pada
batupasir terdapat struktur sedimen berupa paralel laminasi, dan Gradded Bedding.
Tuf hanya berupa sisipan di antara batulempung. Tuf berwarna putih dan non
karbonatan. Tuf ini merupakan hasil dari pengendapan gunungapi bagian back arc
basin atau lingkungan laut dalam yang dipengaruhi arus turbidit.
10
Foto 5. Graded Beeding pada lapisan batupasir
Stasiun 5
Cuaca : Cerah
11
Foto 6. Lava bantal dan Perselingan Rijang-Batugamping merah
12
Foto 7. Batuan eklogit yang merupakan exotic blok pada kompleks melange luk-ulo
terdapat di kali muncar
13
Stasiun 6
Batuan serpentinit dengan ciri berwarna hitam kehijauan, mineral yang dapat
teramati berupa serpentin dimana batuan serpentinit merupakan batuan ultrabasa
(periodotit) berupa exotic blok kompleks mélange dari seri ofiolit bagian terbawah
lantai samudera yang mengalami proses metamorfisme pada peristiwa subduksi
yang menghasilkan temperature dan tekanan yang sangat tinggi hingga merubah
secara fisik (isokimia) batuan asal yang ada. Batuan ini merupakan batuan ubahan
(metamorf) dari batuan peridotit yang terdapat pada bagian mantel atas bumi.
14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
15
DAFTAR PUSTAKA
16