Anda di halaman 1dari 3

MENGATASI PROBLEMATIKA ANAK BANGSA

Sungguh luar biasa banyak fakta yang menunjukkan potret buram dunia anak bangsa
kita saat ini. Berbagai data menunjukkan kelamnya nasib anak-anak bangsa kita di seluruh
pelosok negeri ini seolah-olah tidak bisa berakhir. Berita–berita di media elektronik(TV)
akhir-akhir ini masih dihiasi kasus-kasus penelantaran anak-anak oleh orang tuanya, juga
penyiksaan anak oleh orang tua/orang terdekat mereka bahkan pembunuhan terhadap anak-
anak juga terjadi. Di samping kasus-kasus diatas juga terjadi banyak hak-hak anak yang
terabaikan, termasuk hak memperoleh pendidikan karena mahalnya biaya. Sehingga
banyaknya anak-anak usia sekolah yang berkeliaran memilih ‘bekerja’ bahkan banyak yang
menjadi gepeng. Data menyebutkan sebanyak 12 juta anak Indonesia putus sekolah.
Disamping itu banyak juga terjadi kasus penculikan anak/anak hilang. Menurut data komisi
Nasional Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) selama tahun 2010 terjadi sebanyak 97 kasus
penculikan anak. Begitu banyaknya juga anak-anak yang mengalami gizi buruk, menjadi
korban narkoba, juga pergaulan bebas, dll. Mengapa hal ini bisa terjadi? Bagaimana
mengatasi masalah-masalah yang membelit anak-anak bangsa kita?

Anak-anak idealnya dididik agar menjadi generasi penerus yang handal demi
kelangsungan kehidupan masyarakat dan negara pada masa mendatang. Sesungguhnya anak-
anak adalah peletak masa depan orang dewasa, masa depan bangsa dan masa depan
peradaban. Entah bagaimana masa depan bangsa kita bahkan dunia ini jika anak-anak kita
masih berada dalam kenestapaan dan keterpurukan seperti kondisi saat ini. Tentu kondisi ini
tidak bisa dibiarkan, karena berarti mempertaruhkan nasib seluruh umat manusia.

Melihat problematika anak diatas, sesungguhnya akar masalahnya itu sistemik. Inti
persoalannya adalah perampasan hak-hak anak baik yang dilakukan oleh orangtua/keluarga,
masyarakat bahkan negara. Contohnya, pada umumnya penelantaran, kekerasan bahkan
pembunuhan terhadap anak yang dilakukan oleh orang tuanya diakibatkan beratnya
menanggung beban hidup dalam kemiskinan. Sehingga dalam hal ini solusi untuk mengatasi
hal tersebut yang berupa kriminalisasi orangtua seperti dalam UU Perlindungan anak, jelas
tidak proporsional. Misalnya, dalam pasal 77 UUPA, Orangtua yang secara sengaja
menelantarkan anak bisa dipidanakan. Jika pasal ini dijadikan pijakan, anak-anak bisa dengan
mudah dipisahkan dari orangtuanya dengan alasan dipelihara negara. Ini bisa menjadi
bomerang bagi anak-anak. Oleh karena itu penyelesaian masalah ini harus menyentuh juga
penyebabnya dalam hal ini mengatasi kemiskinan struktural yang ada ditengah masyarakat.
Selain itu banyaknya kasus gizi buruk yang menimpa anak-anak, juga banyaknya angka
anak-anak putus sekolah akar masalahnya selain kemiskinan juga lemahnya tanggungjawab
negara/pemerintah dalam mengurusi rakyat, khususnya dalam hal pemerataan kesejahteraan,
dan jaminan pelayanan kesehatan dan pendidikan yang mudah bahkan gratis kepada anak-
anak/ setiap warga negara.

Solusi mengatasi Problematika Anak

Munculnya berbagai problematika anak di atas merupakan akibat dari penerapan sistem
hidup kapitalisme sekulerime yang memberikan penelantaran atau pengabaian terhadap hak-
hak anak, sehingga dalam hal ini Islam menetapkan perhatian terhadap anak dan pemenuhan
hak-hak mereka menjadi hal yang sangat penting. Hak-hak anak ini yang dirumuskan
berdasarkan dalil-dalil syariah, antara lain meliputi; Hak hidup, mendapatkan nama yang
baik, mendapatkan penyusuan, mendapat kasih sayang, mendapatkan perlindungan dan
nafkah dalam keluarga, hak mendapatkan pendidikan, dan mendapatkan kebutuhan pokok
sebagai warga negara. Hak-hak anak ini menjadi tanggungjawab keluarga dan negara untuk
memenuhinya. Dengan pemenuhan hak-hak anak oleh setiap pihak yang bertanggungjawab,
maka anak-anak akan dapat tumbuh dan berkembang menjadi generasi berkualitas.
Anak-anak memiliki posisi yang istimewa dalam Islam. Selain sebagai cahaya mata keluarga
anak juga pelestari pahala bagi orangtuanya. Bagi sebuah keluarga anak adalah penerus nasab
(garis keturunan). Anak-anak shaleh akan senantiasa mengalirkan pahala bagi kedua
orangtuanya, sekalipun keduanya telah wafat. Dengan demikian, selayaknya orangtua muslim
memelihara dan memperhatikan pendidikan anak-anaknya agar mereka menjadi shaleh dan
shalihah. Kesadaran akan pentingnya mendidik anak shaleh akan memotivasi setiap orangtua
muslim untuk memperhatikan pendidikan dan pembinaan anak-anaknya agar menjadi
pribadi-pribadi yang mulia. Perhatian terhadap pendidikan yang menghasilkan iman dan
takwa yang kuat akan menjadi perhatian bagi setiap keluarga muslim.
Bagi sebuah bangsa dan Negara, anak adalah generasi penerus masa depan. Anak pada masa
depan adalah aset sumber daya manusia yang sangat berharga serta menentukan jatuh
bangunnya sebuah bangsa. Anak juga menjadi pewaris masa depan yang akan menjadi
pemimpin di masa depan. Perhatian Islam terhadap anak menunjukkan pentingnya posisi
anak dalam ketahanan masyarakat dan negara. Generasi yang memiliki keimanan dan
ketakwaan yang kokoh kepada Allah SWT akan mengisi setiap ruang kehidupan umat Islam.
Dalam keluarga muslim yang dijiwai oleh keimanan dan ketakwaan yang solid akan
menghasilkan anak-anak yang menjadi sumber daya manusia yang tangguh yang akan
berkontribusi bagi kemajuan umat. Sebagai bagian dari masyarakat, generasi muslim akan
senantiasa berperan dalam meluruskan setiap penyimpangan yang terjadi di tengah
masyarakat. Bila generasi seperti ini menjadi pemimpin maka ia akan membawa bangsa dan
negaranya menjadi pemimpin umat yang menebarkan kemuliaan Islam disegala penjuru.
Penyelesaian berbagai persoalan anak harus meliputi penyelesaian problem dalam bidang
ekonomi (kemiskinan), pendidikan, sosial, dan hukum yang memerlukan penataan sistem
politik yang menyeluruh. Negara dalam Islam juga menerapkan sistem Ekonomi Islam yang
akan menjamin pemerataan kesejahteraan bagi setiap warga negara. Negara wajib menjamin
terselengaranya pendidikan yang berkualitas dan terjangkau bagi setiap warga negara,
fasilitas kesehatan yang mudah diakses, dan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak-
anak. Negara dalam Islam akan menerapkan sistem hukum Islam yang tegas bagi pelaku
kekerasan/pembunuhan/penculikan terhadap anak, Semua ini hanya akan terwujud jika kita
menerapkan sistem Islam secara total/menyeluruh dalam naungan negara Islam (Khilafah
Islamiyah). Sistem inilah yang akan menjamin kepemimpinan yang bertanggungjawab;
sebuah makna tanggungjawab yang sesungguhnya karena merupakan konsekuensi dari
keimanan kepada Allah SWT. Pemerintah (Khalifah) dalam sistem Islam adalah pelayan dan
pengayom seluruh rakyat. Dengan sistem Islam yang diterapkan akan mampu menjamin
terpenuhinya semua hak-hak pokok warga negara termasuk hak-hak setiap anak bangsa.
Hanyalah dengan sistem Islam secara kaffah dibawah naungan kekuasaan islam (khilafah)
semua problematika kehidupan kita termasuk problematika anak-anak bangsa kita akan dapat
diselesaikan secara tuntas. Wallahu’alam bishshawab

Anda mungkin juga menyukai