DOSEN PEMBIMBING:
DISUSUN OLEH:
2019-2020
KATA PENGANTAR
puji syukur kami panjatkan kehadirat allah swt, yang mana atas ridho dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah materi kuliah “EMBRIOLOGI “ yang berjudul
“SISTEM KARDIO VASKULER” dengan tepat waktu. Diharapkan makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pemahaman kepada mahasiswa dan pembaca tentang ilmu
SISTEM KARDIO VASKULER .
kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi kita semua.
Demikian makalah ini kami susun, bila ada kata-kata yang salah dalam penyusunan makalah
ini, kami memohon maaf yang sebesar-besarnya.
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Paru adalah satu-satunya organ vital manusia yang berhubungan dengan lingkungan di luar
tubuh, yaitu melalui sistem saluran napas. Fungsi paru yang paling penting adalah untuk
pertukaran gas, yaitu mengambil oksigen dari luar untuk dipakai pada proses metabolisme
tubuh dan mengeluarkan karbon dioksida yang terbentuk pada proses tersebut ke luar tubuh.
proses itu disebut respirasi.
BAB II
PNDAHLUAN
A. PNGRTIAN
Kardiorespirasi merupakan gabungan dua sistem paru dan kardiovaskular yang
bekerja sama
dalam fungsi pertukaran dan ditribusi oksigen. Paru sebagai tempat pertukaran
oksigen dan karbondioksida antara udara dan darah melalui proses difusi alveoli
sedangkan kardiovaskular yang terdiri dari sistem jantung dan pembuluh darah
menjalankan fungsi sirkulasi yaitu untuk memenuhi kebutuhan jaringan tubuh,
mentranspor oksigen dan zat makanan ke jaringan tubuh, mentranspor produk yang
tidak berguna, menghantarkan hormon dari satu bagian ke bagian tubuh lain dan
melihara lingkungan yang sesuai didalam cairan tubuh agar sel dapat bertahan hidup
dan berfungsi optimal.
B. RESPIRASI
Proses respirasi atau pernapasan terdiri dari tiga tahap yang berlangsung secara
bersamaan, yaitu ventilasi, difusi dan perfusi.
1. Ventilasi
Ventilasi adalah, proses keluar dan masuknya udara ke dalam paru. Pada proses
ini oksigen dari udara luar masuk ke dalam paru melalui saluran napas atas, takea,
bronkus dan cabang-cabangnya saat inspirasi. Selain itu karbondioksida yang ada
di dalam paru dikeluarkan ke udara luar pada saat ekspirasi
a. Difusi
Pada proses difusi terjadi perpindahan oksigen dari zona respirasi, terutama
dari alveoli ke dalam pembuluh darah. Proses difusi ini terjadi melewati
dinding alveoli, mang interstitial, endotel kapiler, plasma dan dinding tritrosit.
Oksigen dari alveoli setelah melewati jaringan tersebut akan berikatan dengan
hemoglobin membentuk HbO2. Setiap gangguan atau kerusakan pada tiap
jaringan prlgtitutui pada proses difusi dapat menurun-kan difusi
oksigen ke dalam darah. Contoh gangguan difusi yaitu bila terjadi penebalan
dinding alveoli pada fibrosis, terisinya ruang interstitial oleh cairan pada
edema paru, penebalan endotel kapiler, pengentalan plasma pada
Lemokonrertrasi dan kelainan dinding eritrosit pada penyakit "cYcle cell
anemia"'
b. Perfusi
Tahap ketiga pada respirasi yaitu perfusi, adalah penyebaran darah yang sudah
teroksigenasi ke seluruh paru dan jaringan tubuh. Gangguan perfusi terjadi
bila ada emboli pada pembuluh darah, atau bila aliran darah menjadi lambat
seperti pada dekompensatio kordis Pada masing-masing proses respirasi
terjadi gangguan tersendiri, tetapi pada penyakit tertentu seperti gagal jantung,
pneumonia dan fibrosis paru gangguan dapat terjadi pada dua atau ketiga
c) Jenis kelamin
Sampai usia pubertas daya tahan kardiorespirasi antara anak perempuan dan
laki-laki tidak berbeda, tetapi setelah usia tersebut pada perempuan nilainya
lebih rendah 15'25% dari laki-laki. Perbedaan ini terjadi disebabkan antara lain
oleh perbedaan kekuatan otot maksimal, luas permukaan tubuh, komposisi
tubuh, kekuatan otot, jumlah hemoglobin dan kapasitas paru
d) Aktivitas fisik
Daya tahan kardiorespirasi akan menunm sebesar 17-27% bila seorang
beristirahat di tempat tidur selama 3 minggu. Bila dilakukan latihan aerobik
selama 8 minggu, maka terjadi peningkatan daya tahan kardiorespirasi sebesar
620/o. Jenis latihan juga mempengaruhi nilai daya tahan kardiorespirasi ini'
Mereka yang melakukan olahraga lari jarak jauh, daya tahan
kardiorespirasinya meningkat lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang
berolahraga senam atau main anggar.
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/263/252