BAB 1 Proposal Pabrik Biogas PDF
BAB 1 Proposal Pabrik Biogas PDF
I. PENDAHULUAN
Permasalah sampah kota tidak hanya teknis, tetapi juga sosial, ekonomi, dan
budaya. Masalah utama sampah kota umumnya terjadi di TPA terutama di beberapa
kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, Medan dan
Makassar. Masalah tersebut di antaranya keterbatasan lahan TPA, produksi sampah
terus meningkat, teknologi proses yang tidak efesien dan tidak ramah lingkungan,
serta belum dapat dipasarkannya produk hasil sampingan sampah kota. Padahal,
produk hasil sampingan sampah sebenarnya sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan
pemerintah, misalnya pupuk organik, biogas, dan tenaga listrik.
Sampah kota tersebut oleh pemerintah kota Makassar diproses dengan sistem
“Sanitari Land Fill” yaitu sampah ditumpuk dilapangan yang luas (TPA) kemudian
permukaannya ditutup dengan tanah. Metode ini dimaksudkan untuk
mengembalikan sampah tersebut kealam dengan tidak menimbulkan masalah pada
lingkungan, namun kenyataannya bahwa masyarakat di sekitar TPA masih
terganggu dengan faktor aroma maupun kesan kumuh yang timbul akibat proses
degradasi secara alami serta penanganan sampah yang hanya ditumpuk saja tanpa
ditimbun dengan tanah.
Volume sampah dan jenis yang dihasilkan tergantung dari pola konsumsi
suatu masyarakat dalam suatu wilayah. Semakin tinggi tingkat pendapatan
masyarakat tersebut maka semakin tinggi pula volume sampah yang dihasilkan dan
semakin banyak jenis sampah yang dihasilkan.Tetapi pada umumnya sebagian
besar sampah yang di hasilkan adalah jenis sampah organik (sampah basah), yaitu
mencakup 60-70 % dari total volume sampah. Adapun jenis sampah yang dikelolah:
Jumlah Jumlah
Luas
Nama sampah Sampah Post
Wilayah
Kota ditimbun tidak Date
Administrasi
TPA dikelola
05/09/
1000.00 425.00
Makassar 175.77 Km 18
Ton/hari Ton/hari
11:30
Sumber : Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
I-4
Dengan jumlah penduduk lokal mencapai sekitar 1,4 juta jiwa, kota
Makassar menghasilkan sekitar 3800 m3 sampah perkotaan setiap harinya. Padahal
kapasitas maksimum dari TPA Tamangapa hanya sekitar 2800 m3 sampah
perkotaan setiap harinya. Lahan TPA tambahan akan diperlukan untuk pembuangan
1000 m3 sisa sampah. Sebagian besar sampah berasal dari aktivitas penduduk
seperti di pasar, pusat perdagangan, rumah makan, dan hotel. Berdasarkan jumlah
sampah yang tidak dapat dikelola terdapat 55,16% sampah organik dan 38,82%
sampah organik dari sisa makanan yang digunakan sebagai bahan baku.
Jumlah produksi sampah pada suatu daerah berbanding lurus dengan jumlah
penduduk pada daerah tersebut. Berdasarkan data yang diperoleh di Badan Pusat
Stastistik (BPS), diketahui bahwa jumlah penduduk di Kota Makassar pada tahun
2016 adalah 1.469.601 jiwa, dan persentase pertumbuhan penduduk pada tahun
2015-2016 adalah 1,39% dan pada tahun 2016-2017 adalah 1,32%. Berdasarkan
data Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, diketahui bahwa jumlah
sampah pada tahun 2016 adalah sebanyak 1425 ton. Berdasarkan persentase jumlah
penduduk dari data yang diperoleh di BPS, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk
di Kota Makassar pada tahun 2015 adalah sebanyak 1.449.401 jiwa, dan pada tahun
2017 sebanyak 1.489.011 jiwa. Dari data jumlah penduduk tersebut, didapatlah
jumlah sampah yang diproduksi pada tahun 2015 adalah sebanyak 1405 ton dan
pada tahun 2017 adalah 1444 ton. Dari data jumlah produksi sampah dan jumlah
penduduk tahun 2015 – 2017, dengan menggunakan metode linear, diperoleh data
jumlah penduduk dan jumlah produksi sampah pada tahun 2024 adalah sebesar
1.627.778 jiwa dan 1579 ton sampah.
Dari data produksi sampah tahun 2024, dapat diperoleh data jumlah sampah
yang tidak dapat dikelola sebanyak 579 ton, dimana 225 ton merupakan sampah
organik dari sisa makanan yang dapat dikelola sebagai bahan baku utama dalam
pembuatan biogas.
I-5
Tabel I-2. Prediksi Jumlah Penduduk dan Produksi Sampah di Kota Makassar
Produksi
Jumlah Jumlah Sampah Sampah
Tahun Sampah
Penduduk Tidak Dikelola Organik (Ton)
(Ton)
2015 1449401 1405 405 157
2016 1469601 1425 425 165
2017 1489011 1444 444 172
2018 1508948 1464 464 180
2019 1528753 1483 483 187
2020 1548558 1502 502 195
2021 1568363 1521 521 202
2022 1588168 1541 541 210
2023 1607973 1560 560 217
2024 1627778 1579 579 225
Dari grafik diatas menjelaskan bahwa data konsumsi gas domestik tiap
tahun cenderung mengalami kenaikan yang signifikan meskipun terdapat satu titik
tahun yang mengalami penurunan. Berdasarkan grafik tersebut kita bisa
mengetahui berapa banyak kebutuhan gas di tanah air dengan menkombinasikan
dengan data Ekspor Gas Menurut Negara Tujuan Utama, 2000-2017 yang dikutip
dari Publikasi Statistik Indonesia, 2018
I-7
TAHUN EKSPOR (%) DOMESTIK (%) EKSPOR (RIBU TON) DOMESTIK (RIBU TON)
Oleh karena pabrik biogas dirancang beroperasi pada tahun 2024, dengan
metode pendekatan linear berdasarkan dari data kebutuhan gas di atas, maka
diperkirakan kebutuhan gas pada tahun 2024 adalah sebesar 52.857.600 ton/tahun.
Maka pada tahun 2024 jumlah perkiraan kebutuhan konsumsi gas di Indonesia
sebesar :
= 52.857.600 ton/tahun
Dari hasil perkiraan di atas dengan pertimbangan ekonomi, masa pembangunan dan
produksi serta potensi ketersediaan bahan baku untuk kota makassar yakni sebesar
579 ton/hari pada tahun 2024 diambil 38.82% sampah organik yang dapat diolah
sebagai bahan baku utama, maka ditetapkan kapasitas produksi pabrik biogas yaitu
15.000 ton/tahun dengan pertimbangan pabrik dirancang untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri khususnya kota makassar.
I-9
1.2.1 Biogas
Bahan baku isian berupa bahan organik seperti kotoran ternak, limbah
pertanian, sisa dapur, dan sampah organik. Bahan baku isian ini harus
terhindar dari bahan anorganik seperti pasir, batu, plastik, dan beling, dan di
lakukan pengenceran menggunakan air yang perbandingannya 1 : 1 (bahan
baku : air).
I-11
3. Imbangan C/N
Imbangan karbon (C) dan nitrogen(N) yang terkandung dalam bahan organik
sangat menentukan kehidupan dan aktivitas mikroorganisme. Apabila rasio
C/N sangat tinggi, nitrogen akan dikonsumsi sangat cepat oleh bakteri metan.
Sebagai akibatnya, produksi metan akan menjadi rendah. Sebaliknya jika
rasio C/N sangat rendah, nitrogen akan bebas dan berakumulasi dalam bentuk
amoniak (NH4). Enceng gondok (eichornia crassipes) mempunyai
kandungan C/N 25.
4. Temperatur
5. Starter
Metan (CH4) 55 – 75
Karbondioksida (CO2) 25 – 45
a. Phsycrophill, yaitu bakteri yang dapat hidup aktif pada suhu rendah yaitu
100C, bakteri ini ditemukan pada daerah-daerah sub tropis.
b. Mesophill, yaitu bakteri yang hidup pada suhu 10-50 0C dan merupakan jenis
bakteri yang paling banyak dijumpai pada daerah tropis.
c. Thermophill, yaitu bakteri yang tahan panas pada suhu 50-80 0C. bakteri ini
banyak dijumpai pada tambang minyakyang berasal dari perut bumi.
Hasil produksi biogas juga ditentukan oleh faktor waktu fermentasi. Hal
ini disebabkan untuk melakukan perombakan anaerob terdiri atas 4 (empat)
tahapan. Untuk itu setiap proses membutuhkan waktu yang cukup. Pengaruh
waktu fermentasi memberikan hasil yang berbeda pada produksi biogas.
Semakin lama proses fermentasi, maka akan semakin tinggi produksi biogas.
I-16
Potensi biogas yang dihasilkan dari 600-700 kg limbah cair PMKS dapat
diproduksi sekitar 20 m3 biogas (Goenadi, 2006) dan setiap m3 gas methan dapat
diubah menjadi energi sebesar 4.700 – 6.000 kkal atau 20-24 MJ (Isroi, 2008).
Sebuah dengan kapasitas 30 ton TBS/jam dapat menghasilkan tenaga biogas
untuk energi setara 237 KwH (Naibaho, 1996).
Dalam hal ini ada dua faktor untuk menentukan lokasi pabrik yaitu :
1. Faktor Utama
b. Pemasaran.
4) Jarak pasaran dan lokasi pabrik serta cara mencapai daerah pemasaran.
Mengenai tenaga listik dan bahan bakar sehubungan dengan lokasi pabrik,
maka diusahakan unit pembangkit tenaga listrik sendiri atau dari Perusahaan
Listrik Negara (PLN). Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
3) Kapasitas persediaan yang ada waktu sekarang dan yang akan datang.
d. Tenaga Kerja
f. Karakteristik lokasi.
a. Transportasi
b. WasteDisposal
c. Sumber Air
Bagi industri Gas dalam hal ini Biogas dari sampah organik, air adalah
kebutuhan yang sangat mutlak untuk memenuhi kebutuhan proses dan
operasi pendinginan, keperluan sanitasi karyawan, pembersihan pabrik,
keperluan menjaga kebakaran dan lain-lain. Kebutuhan air dapat diperoleh
dengan dua macam cara yaitu :
Hal yang perlu mendapatkan perhatian adalah kondisi alam, karena kondisi
alam yang menyulitkan kontruksi akan memperbesar biaya konstruksi.
Berdasarkan pertimbangan dari kedua faktor tersebut maka pabrik Biogas ini
cocok didirikan di kotamadya Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.
1. Penyediaan bahan baku yang cukup memadai, karena bahan sampah organik
yang diperoleh dari TPA Tamangapa sehingga sangat membantu dalam
mengatasi limbah.
I-21
2. Air dan listrik cukup tersedia, serta faktor-faktor yang menyangkut iklim,
karakteristik lingkungan dan faktor-faktor sosial tidak menjadi masalah.
3. Keadaan cuaca di lokasi pabrik sangat baik untuk penyediaan bahan baku dan
tidak membahayakan perencanaan bangunan dan peralatan pabrik serta
struktur tanah cukup baik dan areal tanah untuk perluasan pabrik di masa yang
akan datang cukup luas dan memada
1. Bahan Baku
pH :6
2. Spesifikasi Produk
a). Metana
Fasa padat
Fasa cair
Fasa gas
CP : 0,037 kJ/mol.K
CV : 0,028 kJ/mol.K
(Lide, 2005)
Fasa cair
• CP : 0,0346 kJ/mol.oK
• CV : 0,026 kJ/mol.oK