PENDAHULUAN
1
Gambar 1.1
Sampai saat ini, sudah ada ratusan permintaan franchise yang sedang dalam
tahap seleksi dan negosiasi oleh tim Oppai Yakitori. Selama ini sate Jepang
identik dengan makanan mahal yang hanya bisa didapatkan di restoran Jepang.
Untuk itu, Oppai Yakitori sengaja memilih konsep street food agar bisa menjual
dengan harga yang terjangkau, sehingga dapat dinikmati oleh semua kalangan.
Tentu saja dengan tidak mengurangi kualitas dan cita rasa asli dari sate jepang itu
sendiri. Menurut keterangan Wimar Indra sebagai salah satu pihak franchise
Oppai Yakitori cabang Antapani Bandung, Oppai Yakitori mempunyai bisnis
model waralaba yang memungkinkan para mitra untuk menduplikasikan sistem
dari cabang induk. Dengan modal yang tidak terlalu besar, para mitra waralaba
dapat mempunyai bisnis yang mudah dikelola dan terpercaya.
Salah satu kedai Oppai Yakitori yang menjadi pilihan observasi penulis adalah
Oppai Yakitori Bandung cabang Antapani. Adanya pembukaan kedai sate Oppai
Yakitori yang tebaru di Jalan Antapani menambah daya tarik masyarakat Bandung
khususnya di daerah Antapani. Oppai Yakitori Antapani mempunyai akun media
sosial, yaitu Instagram dan beberapa akun media sosial pendukung yang memang
2
sudah ada sebelumnya yang menyediakan informasi tentang Oppai Yakitori
secara umum di seluruh cabang franchise . Dengan memiliki akun-akun tersebut,
Oppai Yakitori dapat memberikan berbagai informasi mengenai awal mulanya
Oppai Yakitori didirikan, lokasi kedainya, mengenalkan berbagai macam
produknya dan promo-promo yang sedang berlangsung dan foto-foto para
pengunjung yang sedang makan di Oppai Yakitori, agar masyarakat
sekitarBandung dan seluruh Indonesia mengetahui tentang Oppai Yakitori. Selain
itu dengan WOM (Word Of Mouth) Oppai Yakitori bisa dikenal banyak
masyarakat, dengan kesan masyarakat yang puas dengan rasa yang unik. Itulah
yang membuat Oppai Yakitori makin dikenal dan ramai dikunjungi pelanggan.
Dengan perkembangan bisnis tren masyarakat yang berubah mendorong
perusahaan untuk bersaing pada persaingan diera saat ini. Ketika mengembangkan
strategi untuk sebuah usaha, pemasaran biasanya mengacu pada empat elemen
dasar strategi yaitu produk (product), harga (price), lokasi atau distribusi (place),
promosi atau komunikasi (promotion). Dengan analisis bauran pemasaran (4P)
yang baik, maka diharapkan dapat membantu terjadinya peningkatan daya beli
dari konsumen.
Sebelumnya masyarakat menanggapi sate dengan anggapan yang cukup
sederhana dan apakah sekarang masyarakat menilai Oppai Yakitori sebagai sajian
sate yang berbeda, hingga mereka memiliki minat untuk membelinya? Peneliti
ingin mengetahui apakah pengaruh bauran pemasaran yang digunakan Oppai
Yakitori cabang Antapani Bandung sangat berpengaruh terhadap minat beli
masyarakat? Hal diataslah yang menjadi latar belakang peneliti dalam melakukan
penelitian yang berjudul “Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap
Keputusan Beli Oppai Yakitori Antapani Bandung”.
3
Bandung terhadap keputusan beli konsumen?
a. Kegunaan Teoritis
Dapat dijadikan wacana atau referensi tambahan bagi rekan-rekan mahasiswa
yang berminat mempelajari dan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
Bauran Pemasaran terhadap Keputusan Pembelian atau mengenai permasalahan
lain yang berkaitan dengan penelitian ini.
b. Kegunaan Praktis
Dapat memberikan informasi dan bahan masukan kepada pihak Oppai Yakitori
cabang Antapani Bandung mengenai pengaruh Bauran Pemasaran terhadap
Keputusan Pembelian Pada kedai Oppai Yakitori cabang Antapani Bandung untuk
dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam mengambil langkah-langkah kebijakan
pelayanan jasa Oppai Yakitori cabang Antapani Bandung di masa yang akan
datang dan penelitian ini digunakan sebagai bahan perbandingan sampai sejauh
mana teori-teori yang sudah dipelajari selama perkuliahan diterapkan secara
nyata.
4
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang
penelitian yang dilakukan, adapun sistematika penelitian ini adalah sebagai
berikut:
5
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
6
BAB II
2.1.1 Pemasaran
Pemasaran sering disebut sebagai ujung tombak perusahaan dan merupakan
darahnya perdagangan. Kotler dan Keller (2013:27) mengemukakan inti dari
pemasaran adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial.
Orang akan mengasumsikan akan selalu ada kebutuhan penjualan. Akan tetapi,
tujuan pemasaran bukan untuk memperluas penjualan hingga kemana
mana. Tujuan pemasaran adalah mengetahui dan memahami pelanggan dan
selanjutnya menjual dirinya sendiri. Idealnya, pemasaran hendaknya
menghasilkan seseorang pelanggan yang siap untuk membeli. Semua yang
dibutuhkan selanjutnya adalah menyediakan produk dan jasa itu (Kotler dan
Keller, 2007:7)
Menurut Abdullah dan Tantri (2012:2) adalah suatu sistem menyatakan total
dari kegiatan bisnis bah yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan
keinginan dan jasa baik kepada para konsumen saat ini maupun konsumen
potensial”
7
1. Product
Produk merupakan kombinasi antara produk dan pelayanan yang ditawarkan
oleh perusahaan kepada target pasar yang dituju dan titik pusat kegiatan
pemasaran karena produk merupakan hasil dari suatu perusahaan yang dapat
ditawarkan ke pasar untuk dikonsumsi dan merupakan alat bagi suatu perusahaan
untuk mencapai tujuan dari perusahaanya. (Kotler & keller, 2009:358). Menurut
Kotler dan Keller (2012:170) ada beberapa tingkatan produk yaitu sebagai
berikut:
a. Pada tingkat dasar adalah manfaat inti (core benefit): layanan atau manfaat
yang benar-benar dibeli pelanggan.
b. Pada tingkat kedua, pemasar harus mengubah manfaat inti produk dasar
(basic product).
c. Pada tingkat ketiga, pemasar mempersiapkan produk yang diharapkan
(expected product), sekelompok atribut dan kondisi yang biasanya
diharapkan pembeli ketika mereka membeli produk ini.
d. Pada tingkat keempat, pemasar menyiapkan produk tambahan (augmend
product) yang melebihi harapan pelanggan.
e. Tingkat kelima adalah produk potensial (potential product), yang
mencakup semua kemungkinan tambahan dan transformasi yang mungkin
dialami sebuah produk atau penawaran di masa depan. Ini adalah tempat
dimana perusahaan mencari cara baru untuk memuaskan pelanggan dan
membedakan penawaran mereka.
2. Price
Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan oleh pelanggan untuk
mendapatkan produk. Harga juga merupakan salah satu elemen bauran pemasaran
yang paling fleksibel karena harga dapat diubah dengan cepat tidak seperti ciri
khas produk dan perjanjian distribusi. sub variabel harga:
- Nilai harga
- Mutu harga
8
3. Promotion
Promosi merupakan kegiatan yang mengkomunikasikan nilai produk kepada
pelanggan dan membujuk pelanggan untuk melakukan pembelian.
- Periklanan (advertising)
Pemasangan iklan adalah setiap bentuk presentasi dan promosi non personal
yang memerlukan biaya tentang barang atau jasa oleh sponsor yang jelas.
- Promosi penjualan
Promosi penjualan adalah insentif –insentif jangka pendek untuk mendorong
pembelian atau penjualan sebuah produk atau jasa.
- Hubungan masyarakat dan publisitas
Hubungan masyarakat adalah membangun hubungan baik dengan public
perusahaan dengan sejumlah cara supaya memperoleh publisitas yang
menguntungkan, membangun citra perusahaan yang bagus dan menangani atau
meluruskan rumor.
4. Place
Tempat dapat diartikan sebagai kegiatan perusahaan untuk menyediakan
produk pada target konsumen. Beberapa faktor yang mempengaruhi lokasi yaitu:
o Sistem transportasi perusahaan (pemilihan alat transportasi, penentuan
jadwal pengiriman, penentuan rute yang harus ditempuh, dan seterusnya).
o Sistem logistic (bagian pemasaran harus menentukan letak gedung jenis
peralatan yang dipakai untuk menangani material maupun peralatan
lainnya).
o Pemilihan saluran distribusi (menyangkut keputusan - keputusan tentang
pengguna penyalur dan bagaimana menjalin kerjasama yang baik dengan
para penyalur tersebut).
9
pembelinya untuk membeli atau hanya liat–liat saja. Berikut ini akan diberikan
beberapa defenisi tentang minat beli konsumen dari para ahli pemasaran. Menurut
Kotler (2005:11), minat adalah suatu respon efektif atau proses merasa atau
menyukai suatu produk tetapi belum melakukan keputusan untuk membeli, yang
menjadi indikator minat beli seorang calon konsumen adalah sebagai berikut:
1. Attention, yaitu perhatian calon konsumen terhadap produk yang ditawarkan
oleh produsen.
2. Interest, ketertarikan calon konsumen terhadap produk yang ditawarkan oleh
produsen.
3. Desire, keinginan calon konsumen untuk memiliki produk yang ditawarkan
oleh produsen.
10
memiliki minat untuk membelinya? Peneliti ingin mengetahui apakah pengaruh
bauran pemasaran yang digunakan Oppai Yakitori berpengaruh terhadap
keputusan minat beli masyarakat.
11
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
12
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Variabel Independen
Variabel Independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2014:39). Variabel
Independen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bauran pemasaran yang
terdiri dari produk ( 1), harga ( 2), tempat ( 3), dan promosi ( 4)
13
2. Variabel Dependen
Variabel Dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2014:39). Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian konsumen.
Tabel 3.1
Variabel operasional
Menu Sesuai 1
Variasi Produk 2
Poduk (X1) Ordinal
Ketersediaan Produk 3
Kemasan Menarik 4
Harga Sesuai Kuantitas 5
Bauran
Harga Sesuai Kualitas 6
Pemasaran (X)
Harga (X2) Daftar Harga 7 Ordinal
Variasi Harga 8
Harga Bersaing 9
Visibility 10
Lokasi (X3) Ordinal
Akses 11
14
Tempat Parkir 12
Lingkungan 13
Personal Selling 14
Personal Selling 15
Promosi (X4) Iklan Medsos 16 Ordinal
Publikasi 17
World Of Mouth 18
Tabel 3.2
Setuju(S) 4
Netral (N) 3
15
3. 3 Tahapan Penelitian
Gambar 3.1
Tahapan Penelitian
3.4.1 Populasi
Menurut Nawawi (2000:4) dalam Taniredja dan Mustafidah (2012:33),
populasi adalah keseluruhan subyek yang terdiri dari manusia, benda-benda,
hewan, tumbuhan, gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa yang terjadi sebagai
sumber. Populasi juga dapat dikatakan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri
atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2012:119). Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang
mengunjungi kedai Oppai Yakitori cabang Antapani Bandung.
16
3.4.2 Sampel
Ali dalam Taniredja dan Mustafidah (2011:34) menyebutkan bahwa sampel
penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti yang
dianggap mewakili terhadap seluruh populasi dan diambil dengan menggunakan
teknik tertentu. Sedangkan menurut Sugiyono (2014:149) sampel adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimikili oleh populasi. Dalam penelitian ini
teknik sampling yang digunakan adalah nonprobability sampling dangan metode
convenience sampling (Sugiyono, 2014:152). Menurut Sugiono (2014:154),
nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel. Metode convenience sampling merupakan pengumpulan
informasi dari anggota populasi yang dengan senang hati bersedia
memberikannya (Sekaran, 2006:136). Untuk menentukan sampel pada penelitian
ini penulis mengambil 30 sampel yang berasal dari konsumen kedai Oppai
Toriyaki Cabang Antapani Bandung.
17
akan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. Dalam penelitian ini
kuesioner yang diberikan kepada responden bersifat tertutup, dimana setiap
pernyataan sudah tersedia jawabannya. Skala yang digunakan adalah skala Likert
dan dalam bentuk checklist Sugiyono (2014:168). Penyebaran kuesioner
dilakukan secara langsung terhadap sampel yang terpilih.
18
melalui upaya penyusunan tes tanpa harus dilakukan pengujian statistika.
Sedangkan untuk validitas kesamaan dan validitas ramalan dilakukan pengujian
statistika melalui uji korelasi, Sudjana dalam Taniredja dan Mustafidah (2011:43).
Untuk menguji validitas instrumen penelitian digunakan korelasi product moment
atau metode Pearson, dengan rumus:
ΣXY − ΣX. ΣY
=
√n.ΣX2 − (ΣX)2. √n. ΣY2 − (ΣY)2
Keterangan :
r = Koef. validitas butir pertanyaan yang dicari
n = Banyaknya koresponden
X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item
Y = Skor total yang dari seluruh item
ΣX = Jumlah skor dalam distribusi X
ΣX2 = Jumlah - masingkuadratX masin
ΣY = Jumlah skor dalam distribusi Y
ΣY2 = Jumlah dari kuadrat Y
19
3.6.2 Uji Reliabilitas
Reabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap
konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang
sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula (Siregar, 2013:55). Uji
reabilitas menggunakan Alfa Cronbach adalah koefisien keandalan yang
menunjukkan seberapa baiknya item/butir dalam suatu kumpulan secara positif
berkorelasi satu sama lain. Tentang uji reabilitas ini dapat disampaikan hal-hal
pokoknya, sebagai berikut (Noor, 2012: 165):
1. Untuk menilai kestabilan ukuran dan konsistensi responden dalam
menjawab kuesioner. Kuesioner tersebut mencerminkan konstruk sebagai dimensi
suatu variabel yang disusun dalam bentuk pertanyaan.
2. Uji reliabilitas dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh pertanyaan.
3. Jika nilai alpha > 0,361 , disebut reliabel.
20
deskriptif ini melalui pengukuran kuesioner.
Adapun pernyataan kuesioner terkait dengan:
a. Pernyataan responden mengenai bauran pemasaran di kedai Oppai Yakitori
cabang Antapani Bandung.
b. Pernyataan responden mengenai keputusan pembelian di kedai Oppai
Yakitori cabang Antapani Bandung.
Tiap-tiap kuesioner disertai dengan lima kemungkinan jawaban yang harus
dipilih dan dianggap sesuai menurut responden. Dari jawaban tersebut kemudian
disusun kriteria penilaian untuk setiap item pernyataan berdasarkan presentase
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Nilai kumulatif adalah jumlah dari setiap pernyataan yang merupakan
jawaban dari responden.
b. Presentase adalah nilai kumulatif item dibagi dengan nilai frekuensinya
dikalikan 100%.
c. Jumlah responden adalah 30 orang dengan nilai skala pengukuran terbesar
adalah 5 dan skala pengukuran terkecil adalah 1 sehingga diperoleh jumlah
kumulatif terbesar 30 x 5 = 150 dan jumlah kumulatif terkecil 30 x 1 = 30. Nilai
kumulatif terbesar adalah 100%, sedangkan nilai presentase terkecil adalah
(30/150) x 100% = 20%. Nilai rentangnya adalah 100% - 20% = 80%. Jika nilai
rentang dibagi 5 skala pengukuran maka akan diperoleh nilai interval presentase
sebesar 16%. Sehingga diperoleh kriteria interpretasi skor adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
No Persentase Kategori
1 20 % - 36 % Sangat Buruk
2 > 36 % - 52 % Buruk
3 > 52 % - 68% Cukup
4 > 68% -84% Baik
21
5 > 84%-100% Sangat Baik
Gambar 3.2
22
BAB IV
Tabel 4.1
23
4.2 Karakteristik Responden
Dalam penelitian ini data primer diolah untuk melihat pengaruh bauran
pemasaran terhadap proses keputusan pembelian produk Oppai Yakitori Cabang
Antapani Bandung melalui penyebaran kuesioner kepada 30 responden yang
menjadi sampel penelitian. Pada analisis deskriptif ini, data responden dijelaskan
melalui pie-chart yaitu gambar lingkaran yang terbagi menjadi beberapa bagian
yang masing-masing menunjukkan persentase dari sebuah pengolahan data yang
berupa Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, dan
penghasilan. Data Karakteristik responden dalam penelitian ini tidak terlalu
dibutuhkan, namun dilampirkan apabila dibutuhkan untuk mengetahui latar
belakang konsumen produk Oppai Yakitori Cabang Antapani Bandung.
Gambar 4.1
24
mengindikasikan bahwa sebagain besar responden adalah perempuan karena
perempuan lebih suka dengan jajanan kuliner.
Gambar 4.2
25
4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Gambar 4.3
Gambar 4.4
26
Gambar 4.4 menggambarkan data responden berdasarkan penghasilan per
bulan. Dari 30 responden yang diteliti, terdapat 2 orang (7%) yang diantaranya
memiliki penghasilan sebesar dibawah Rp 1.000.000, terdapat 13 orang (43%)
yang diantaranya memiliki penghasilan per bulan sebesar Rp 1.000.000 – Rp
3.000.000, terdapat 11 orang (35%) yang diantaranya memiliki penghasilan per
bulan sebesar Rp 3.000.000 – Rp 6.000.000, terdapat 3 orang (11%) yang
diantaranya memiliki penghasilan sebesar Rp 6.000.000 – Rp 10.000.000, terdapat
1 orang (4%) yang diantaranya memiliki penghasilan sebesar diatas Rp
10.000.000. Hal ini mengidentifikasikan bahwa konsumen Oppai Yakitori Cabang
Antapani Bandung adalah yang memiliki penghasilan sebesar Rp 1.000.000 – Rp
3.000.000 yang merupakan penghasilan yang cukup untuk mengkonsumsi jajanan
kuliner yang berada di pinggiran jalan.
a. Uji Validitas
Berdasarkan hasil pengujian kuesioner yang dilakukan terhadap 30 responden
dengan menggunakan bantuan software SPSS 17. 0 for windows, diperoleh hasil
uji validitas sebagai berikut:
Tabel 4.2
No.
Variable Sub Variable r Tabel r Hitung Keterangan
Item
1 0.361 0. 533 VALID
2 0.361 0.468 VALID
Produk (X1)
3 0.361 0.49 VALID
4 0.361 0.468 VALID
27
5 0.361 0. 533 VALID
6 0.361 0.468 VALID
Harga (X2) 7 0.361 0.49 VALID
8 0.361 0.49 VALID
9 0.361 0. 533 VALID
Bauran 10 0.361 0.468 VALID
Pemasaran 11 0.361 0.49 VALID
Tempat (X3)
12 0.361 0.468 VALID
13 0.361 0. 533 VALID
14 0.361 0.468 VALID
15 0.361 0.49 VALID
Promosi (X4) 16 0.361 0. 533 VALID
17 0.361 0.49 VALID
18 0.361 0.468 VALID
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat disimpulkan bahwa semua instrument yang
digunakan didalam penelitian ini valid, karena nilai validitas yang didapat lebih
besar dari r hitung > 0.361.
b. Uji Reliabilitas
Dengan menggunakan bantuan software SPSS 17. 0 for windows, diperoleh
hasil uji reliabilitas sebagai berikut:
Tabel 4.3
28
Variabel Cronbach's Alpha Keterangan
Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat disimpulkan bahwa semua instrument yang
digunakan didalam penelitian ini dapat dipergunakan, karena nilai reliabilitas
yang didapat lebih besar dari 0,361.
29
a. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Produk
Tabel 4.4
Alternatif Jawaban
Butir Skor Skor
Jumlah Kategori
Pertanyaan Total Ideal
STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5)
0 0 0 25 5 30 125 150
1 BAIK
0% 0% 0% 83% 17% 100% 83% 100%
0 0 0 26 4 30 124 150
2 BAIK
0% 0% 0% 87% 13% 100% 83% 100%
0 0 0 28 2 30 122 150
3 BAIK
0% 0% 0% 93% 7% 100% 81% 100%
0 0 0 26 4 30 124 150
4 BAIK
0% 0% 0% 87% 13% 100% 83% 100%
30
Berdasarkan hasil pengolahan data Produk Oppai Yakitori dapat
memenuhi konsumen memiliki persentase 81% dari skor ideal. Skor
tersebut masuk ke dalam kategori Baik. Hal ini menunjukkan produk
Oppai Yakitori dapat memenuhi kebutuhan konsumennya.
4. Oppai Yakitori memberikan kemasan yang menarik
Tanggapan responden mengenai Oppai Yakitori memberikan kemasan
yang menarik memiliki persentase 83% dari skor ideal. Skor tersebut
masuk ke dalam kategori Baik. Hal ini menunjukkan produk Oppai
Yakitori memberikan kemasan yang dapat membuat konsumennya tertarik.
Tabel 4.5
31
Tanggapan responden mengenai Harga Oppai Yakitori sesuai dengan
kuantitas produk memiliki persentase 83% dari skor ideal. Skor tersebut
masuk ke dalam kategori Baik. Hal ini menunjukkan harga produk Oppai
Yakitori sesuai kuantitasnya yang diberikan kepada konsumen.
6. Harga Oppai Yakitori sesuai dengan kualitas produk
Tanggapan responden mengenai Harga Oppai Yakitori sesuai dengan
kualitas produk memiliki persentase 83% dari skor ideal. Skor tersebut
masuk ke dalam kategori Baik. Hal ini menunjukkan kualitas produk
Oppai Yakitori yang diberikan kepada konsumen sesuai dengan harganya.
7. Oppai Yakitori mencantumkan harga pada menu
Tanggapan responden mengenai Oppai Yakitori mencantumkan harga
pada menu memiliki persentase 81% dari skor ideal. Skor tersebut masuk
ke dalam kategori Baik. Hal ini menunjukkan Oppai Yakitori
mencantumkan harga pada menu yang diberikan kepada konsumennya.
8. Harga produk Oppai Yakitori bervariasi
Tanggapan responden mengenai Harga produk Oppai Yakitori bervariasi
memiliki persentase 81% dari skor ideal. Skor tersebut masuk ke dalam
kategori Baik. Hal ini menunjukkan harga produk Oppai Yakitori
bervariasi pada setiap produk yang ditawarkan.
9. Harga Oppai Yakori dapat bersaing dengan produk lainnya yang sejenis
Tanggapan responden mengenai Harga Oppai Yakori dapat bersaing
dengan produk lainnya yang sejenis memiliki persentase 81% dari skor
ideal. Skor tersebut masuk ke dalam kategori Baik. Hal ini menunjukkan
harga produk Oppai Yakitori dapat bersaing dengan produk sejenis yang
ditawarkan.
32
c. Distribusi Jawban Responden Terhadap Sub Variabel Place
Tabel 4.6
10 0 0 0 26 4 30 124 150
BAIK
0% 0% 0% 87% 13% 100% 83% 100%
11 0 0 0 28 2 30 122 150
BAIK
0% 0% 0% 93% 7% 100% 81% 100%
12 0 0 0 26 4 30 124 150
BAIK
0% 0% 0% 87% 13% 100% 83% 100%
13 0 0 0 25 5 30 125 150
BAIK
0% 0% 0% 83% 17% 100% 83% 100%
(Sumber: Data Primer yang diolah Peneliti, 2016)
33
dan aman memiliki persentase 83% dari skor ideal. Skor tersebut masuk ke
dalam kategori Baik. Hal ini menunjukkan lokasi Oppai Yakitori cabang
Antapani Bandung menyediakan tempat parkir yang luas dan aman bagi
para konsumennya.
13. Oppai Yakitori cabang Antapani Bandung memberikan lingkungan yang
nyaman terhadap konsumen.Tanggapan responden mengenai lokasi Oppai
Yakitori cabang Antapani Bandung memberikan lingkungan yang nyaman
terhadap konsumen memiliki persentase 83% dari skor ideal. Skor tersebut
masuk ke dalam kategori Baik. Hal ini menunjukkan lokasi Oppai Yakitori
cabang Antapani Bandung memberikan lingkungan yang nyaman untuk
para konsumennya.
Tabel 4.7
0 0 0 26 4 30 124 150
14 BAIK
0% 0% 0% 87% 13% 100% 83% 100%
0 0 0 28 2 30 122 150
15 BAIK
0% 0% 0% 93% 7% 100% 81% 100%
0 0 0 26 4 30 124 150
16 BAIK
0% 0% 0% 87% 13% 100% 83% 100%
0 0 0 28 2 30 122 150
17 BAIK
0% 0% 0% 93% 7% 100% 81% 100%
0 0 0 26 4 30 124 150
18 BAIK
0% 0% 0% 87% 13% 100% 83% 100%
34
Berdasarkan tabel 4.7 di atas, dapat dijelaskan bahwa :
14. Oppai Yakitori cabang Antapani Bandung melakukan promosinya secara
personal. Berdasarkan hasil pengolahan data Oppai Yakitori cabang
Antapani Bandung melakukan promosinya secara personal memiliki
persentase 83% dari skor ideal. Skor tersebut masuk ke dalam kategori
Baik. Hal ini menunjukkan Oppai Yakitori cabang Antapani Bandung
melakukan promosinya secara personal.
15. Karyawan Oppai Yakitori cabang Antapani Bandung menanyakan
langsung bagaimana tanggapan tentang produknya. Berdasarkan hasil
pengolahan data Karyawan Oppai Yakitori cabang Antapani Bandung
menanyakan langsung bagaimana tanggapan tentang produknya memiliki
persentase 81% dari skor ideal. Skor tersebut masuk ke dalam kategori
Baik. Hal ini menunjukkan Karyawan Oppai Yakitori cabang Antapani
Bandung menanyakan langsung bagaimana tanggapan tentang produknya
kepada konsumen.
16. Iklan Oppai Yakitori cabang Antapani Bandung di media sosial, spanduk,
banner, flyer banyak. Berdasarkan hasil pengolahan data Iklan Oppai
Yakitori cabang Antapani Bandung di media sosial, spanduk, banner,
flyer memiliki persentase 83% dari skor ideal. Skor tersebut masuk ke
dalam kategori Baik. Hal ini menunjukkan Iklan Oppai Yakitori cabang
Antapani Bandung di media sosial, spanduk, banner, flyer sudah banyak.
17. Promosi Oppai Yakitori cabang Antapani Bandung di media sosial sudah
cukup baik. Berdasarkan hasil pengolahan data Promosi Oppai Yakitori
cabang Antapani Bandung di media sosial sudah cukup baik memiliki
persentase 81% dari skor ideal. Skor tersebut masuk ke dalam kategori
Baik. Hal ini menunjukkan Promosi Oppai Yakitori cabang Antapani
Bandung di media sosial sudah cukup baik.
18. Para konsumen mengetahui Oppai Yakitori cabang Antapani Bandung
melalui penyebaran informasi dari mulut ke mulut. Berdasarkan hasil
pengolahan data konsumen mengetahui Oppai Yakitori cabang Antapani
35
Bandung melalui penyebaran informasi dari mulut ke mulut memiliki
persentase 83% dari skor ideal. Skor tersebut masuk ke dalam kategori
Baik. Hal ini menunjukkan para konsumen mengetahui Oppai Yakitori
cabang Antapani Bandung melalui penyebaran informasi dari mulut ke
mulut.
Konsumen
Tabel 4.8
36
yang menarik memiliki persentase 84% dari skor ideal. Skor tersebut
masuk ke dalam kategori Sangat Baik. Hal ini menunjukkan para
konsumen mengetahui Oppai Yakitori cabang Antapani Bandung tertarik
untuk membeli sate Jepang Oppai Yakitori cabang Antapani Bandung
karena keberadaan Oppai Yakitori cabang Antapani Bandung yang
menarik.
20. Para konsumen memilih sate Oppai Yakitori cabang Antapani Bandung
sebagai pilihan utama sate Jepang. Berdasarkan hasil pengolahan data
konsumen memilih sate Oppai Yakitori cabang Antapani Bandung
sebagai pilihan utama sate Jepang memiliki persentase 84% dari skor
ideal. Skor tersebut masuk ke dalam kategori Sangat Baik. Hal ini
menunjukkan para konsumen memilih sate Oppai Yakitori cabang
Antapani Bandung sebagai pilihan utama sate Jepang.
21. Para konsumen akan merekomendasikan sate Oppai Yakitori cabang
Antapani Bandung kepada kerabat, teman, dan saudara mereka.
Berdasarkan hasil pengolahan data konsumen akan merekomendasikan
sate Oppai Yakitori cabang Antapani Bandung kepada kerabat, teman,
dan saudara mereka memiliki persentase 87% dari skor ideal. Skor
tersebut masuk ke dalam kategori Sangat Baik. Hal ini menunjukkan para
konsumen akan merekomendasikan sate Oppai Yakitori cabang Antapani
Bandung kepada kerabat, teman, dan saudara mereka.
22. Para konsumen akan melakukan pembelian ulang sate Jepang Oppai
Yakitori cabang Antapani Bandung diwaktu yang akan datang.
Berdasarkan hasil pengolahan data konsumen melakukan pembelian ulang
sate Jepang Oppai Yakitori cabang Antapani Bandung diwaktu yang akan
datang memiliki persentase 85% dari skor ideal. Skor tersebut masuk ke
dalam kategori Sangat Baik. Hal ini menunjukkan para konsumen akan
melakukan pembelian ulang sate Jepang Oppai Yakitori cabang Antapani
Bandung diwaktu yang akan datang.
37
4.3.3 Analisis Pengaruh Korelasi Variabel
Tabel 4.8
Berdasarkan tabel 4.8 di atas, dapat ditarik kesimpulan dengan meerujuk pada
dasar pengambilan keputusan uji korelasi.
38
Berdasarkan Nilai Signifikansi
Dari tabel di atas diketahui antara Produk (X1), Harga (X2), Lokasi (X3),
Promosi (X4) nilai signifikansi masing variabel X tersebut < 0.05 yang berarti
terdapat korelasi yang signifikan. Dapat dijelaskan satu per satu,
antara Produk (X1) dengan Keputusan Beli Konsumen (Y) nilai signifikansi 0.003
< 0.05 yang berarti terdapat korelasi yang signifikan. Antara Harga (X2) dengan
Keputusan Beli Konsumen (Y) nilai signifikansi 0.001 < 0.05 yang berarti
terdapat korelasi yang signifikan. Antara Lokasi (X3) dengan Keputusan Beli
Konsumen (Y) nilai signifikansi 0.003 < 0.05 yang berarti terdapat korelasi yang
signifikan. Antara Promosi (X4) dengan Keputusan Beli Konsumen (Y) nilai
signifikansi 0.002 < 0.05 yang berarti terdapat korelasi yang signifikan.
39
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN
40
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya serta pembahasan yang
disertai dengan teori-teori yang mendukung mengenai pengaruh product, price,
place, dan promotion terhadap keputusan pembelian Oppai Yakitori cabang
Antapani Bandung maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan analisis kinerja bauran pemasaran Oppai Yakitori cabang Antapani
Bandung menurut tanggapan responden menunjukan bahwa secara umum
kinerja bauran pemasaran Oppai Yakitori cabang Antapani Bandung dinilai
Baik oleh responden. Berikut ini merupakan rata-rata nilai total untuk sub-
variabel dari bauran pemasaran Oppai Yakitori cabang Antapani Bandung
yaitu: Produk mempunyai rata-rata nilai total sebesar 82.5%, Harga
mempunyai rata-rata nilai total sebesar 82.2%, lokasi mempunyai rata-rata nilai
total sebesar 82.5%, promosi mempunyai rata-rata nilai total sebesar 82.2%.
5 Berdasarkan analisis keputusan beli konsumen Oppai Yakitori cabang
Antapani Bandung menurut tanggapan responden menujukan bahwa variabel
keputusan beli konsumen secara umum dinilai Sangat Baik oleh responden
dengan rata-rata nilai total 85%.
6 Berdasarkan hasil uji hipotesis, bauran pemasaran berpengaruh signifikan
terhadap keputusan beli pada produk Oppai Yakitori cabang Antapani
Bandung.
41
5.2 Saran
42
DAFTAR ISI
43
2.4 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................11
44
4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ...............................26
45
DAFTAR GAMBAR
46
DAFTAR TABEL
Konsumen .........................................................................................36
47