Oleh
i
LEMBAR PENGESAHAN
Diajukan oleh :
Laporan praktek pengenalan hutan (PPH) ini telah disetujui oleh dosen
pembimbing pada tanggal 2019
Mengetahui
Pembimbing PPH
Mengesahkan,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan ini tepat pada waktunya yang berjudul Praktek Pengelolaan Hutan (PPH).
Dengan selesainya laporan ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah
memberikan masukan-masukan kepada penulis.Untuk itu, penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Yudhistira A.N.R. Ora, S,Hut ., G.Dip.For ., M,For dan Ibu Luisa Moi
Manek, S. Hut,. M,Sc selaku dosen pengampuh mata kuliah PPH serta dosen
pembimbing mata kuliah PPH.
2. Orang tua saya yang telah mendukung saya.
3. Semua teman–teman yang berkenan saling membantu dalam menyelesaikan
laporan ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari penyusunan laporan ini.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan saya selaku penulis.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL .................................................................................................... i
LEMBARAN PENGESAHAN................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iv
DAFTAR ISI .............................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Tujuan........................................................................................ 2
1.3 Manfaat ...................................................................................... 2
BAB II GAMABARAN UMUM .............................................................. 3
2.1 Profil KPH ..................................................................................... 3
2.1.1 Sejarah Pembentukan Wilayah KPH ..................................... 3
2.1.2 Luas dan Letak Batas-batas Wilayah .................................... 4
2.1.3 Karakteristik Wilayah KPH (biofisik) .................................... 5
2.1.4 Sumberdaya Manusia/Struktur Organisasi …………………. 8
BAB III METODE PELAKSANAAN ..................................................... 9
3.1 Waktu dan Tempat .................................................................... 9
3.2 Alat dan Bahan ......................................................................... 9
3.3 Metode Pengumpulan Data ......................................................... 10
3.3.1 Data Primer………………………………………………….. 10
3.3.2 Data Sekunder………………………………………………. 10
3.4 Prosedur Pelaksanaan…………………………………………. . 10
3.4.1 Manajemen Hutan…………………………………………… 10
3.4.2 Bidang Silvikultur…………………………………………… 11
3.4.3 Bidang Teknologi Hasil Hutan……………………………… 14
3.4.4 Bidang Konservasi/Ekowisata ……………………………… 15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................... 16
4.1 Manajemen Hutan......................................................................... 16
4.2 Silvikultur ...................................................................................... 21
4.3 Teknologi Hasil Hutan ................................................................. 27
4.4 Konservasi dan Ekowisata ..…………………………………… 28
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 30
5.1 Kesimpulan................................................................................ 30
5.2 Saran .......................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 31
LAMPIRAN ............................................................................................... 32
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Posisi KPH TTU berdasarakan peta penetapan kawasan ......... 4
Gambar 2. Sebaran Kondisi fisiografi lahan di wilayah KPH TTU .......... 6
Gambar 3 .Kondisi sebaran kelas lereng di wilayah KPH TTU ................ 7
Gambar 4. Bagan orgnisasi KPH TTU ...................................................... 8
Gambar 5. Pengambilan data inventarisasi ................................................ 18
Gambar 6. Peta Administrasi Kabupaten TTU .......................................... 20
Gambar 7. Bedeng Kemiri dan proses penyiraman ................................... 22
Gambar 8. Persiapan lahan ......................................................................... 23
Gambar 9. Penggalian lubang tanam dan Penanaman ............................... 24
Gambar 10. Hasil hutan bukan kayu .......................................................... 27
Gambar 11. Perbakain saluran mata air dan pembersihan saluran ............. 29
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Waktu dan tempat praktek ............................................................ 9
Tabel 2. Hasil inventarisasi tegakan mahoni di plot 1 ................................ 19
Tabel 3. Hasil inventarisasi tegakan mahoni di plot 2 ................................ 19
Tabel 4. Hasil inventarisasi tegakan mahoni di plot 3 ................................ 20
Tabel 5. Hasil rekapitulasi inventarisasi pada 3 plot .................................. 20
Tabel 6. Alat dan bahan HHK ..................................................................... 25
vi
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hutan Indonesia merupakan salah satu pusat keanekaragaman hayati di dunia,
di mana Indonesia merupakan urutan ketiga dari tujuh negara yang disebut
Megadiversity Country. Hutan Indonesia merupakan rumah bagi ribuan jenis flora
dan fauna yang banyak diantaranya adalah endemik di Indonesia. Dalam
kenyataannya pemanfaatan hutan alam yang telah berlangsung sejak awal 1970-an
ternyata memberikan gambaran yang kurang menggembirakan untuk masa depan
dunia kehutanan Indonesia. Terlepas dari keberhasilan penghasil devisa,
peningkatan pendapatan, menyerap tenaga kerja, serta mendorong pembangunan
wilayah, pembangunan kehutanan melalui pemanfaatan hutan alam menyisakan sisi
yang buram. Sisi negatif tersebut antara lain tingginya laju deforestasi yang
menimbulkan kekhawatiran akan tidak tercapainya kelestarian hutan yang
diperkuat oleh adanya penebangan liar (Illegal Logging).
Hutan yang berada di sebuah desa atau kota harus dilestarikan oleh Kesatuan
Pemangkuan Hutan (KPH) serta masyarakat setempat. Kesatuan Pemangkuan
Hutan (KPH) memiliki tujuan untuk menjaga, melindungi dan memeriksa kondisi
kawasan hutan. KPH dan masyarakat mempunyai peran penting dalam menjaga dan
melindungi kawasan hutan dari kegiatan illegal logging. Illegal logging dapat
dikatakan sebagai suatu kegiatan penebangan secara berlebihan, pengangkutan dan
penjualan kayu yang tidak memiliki izin dari otoritas setempat.
Ilegal logging menjadi salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya kawasan
hutan. Masyarakat sebenarnya memiliki kewajiban untuk menjaga dan melindungi
kawasan hutan. Berdasarkan Pasal 50 ayat (3) Undang-Undang Nomor 41 Tahun
1999 tentang Kehutanan, menyebutkan bahwa: Setiap orang dilarang:
a. Mengerjakan dan atau menggunakan dan atau menduduki kawasan
hutan secara tidak sah.
b. Merambah kawasan hutan.
c. Melakukan penebangan pohon dalam kawasan hutan dengan radius atau
jarak sampai dengan:
1. 500 (lima ratus) meter dari tepi waduk atau danau.
1
2. 200 (dua ratus) meter dari tepi mata air dan kiri kanan sungai di daerah
rawa.
3. 100 (seratus) meter dari kiri kanan tepi sungai.
4. 50 (lima puluh) meter dari kiri kanan tepi anak sungai.
5. 2 (dua) kali kedalaman jurang dari tepi jurang.
6. 130 (seratus tiga puluh) kali selisih pasang tertinggi dan pasang terendah
dari tepi pantai.
Dalam praktek pengelolaan hutan di Kabupaten Timor Tengah Utara ada empat
bidang kegiatan yang dilakukan yaitu Bidang Manajemen Hutan, Silvikultur ,
Konservasi dan Ekowisata Hutan, serta Teknologi Hasil Hutan. Bidang Manajeman
meliputi kegiatan perencanaan hutan, inventarisasi hutan, pengukuran dan
pemetaan dan perhutanan sosial/agroforesty. Bidang Silvikultur meliputi
persemaian. Bidang Konservasi dan Ekowisata meliputi pemanfaatan dan
perlindungandan ekowisata/wana wisata. Bidang Teknologi hasil hutan meliputi
industri pengelolaan hasil hutan kayu dan non kayu.
Melalui Praktek Pengelolaan Hutan (PPH) yang diselenggarakan oleh Jurusan
Kehutanan diharapkan mahasiswa mampu menyusun manajemen hutan mulai dari
perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi demi mencapai
hutan yang lestari.
1.2 Tujuan
Tujuan dari Praktek Pengelolaan Hutan (PHH) ini adalah untuk mengetahui
pengelolaan hutan di Kabupaten TTU dari aspek Manajemen, Silvikultur,
Konservasi dan Ekowisata serta Teknologi Hasil Hutan (hasil kayu dan non kayu).
1.3 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari praktek pengelolaan hutan di kabupaten Timor
Tengah Utara adalah:
1. Sebagai sarana pembelajaran dalam pengelolaan hutan di bidang
manajemen, silvikultur, konservasi dan ekowisata dan teknologi hasil hutan
(hasil kayu dan non kayu)
2. Sebagai bahan informasi dalam meningkatkan pengetahuan tentang
pengelolaan hutan.
2
BAB II
GAMBARAN UMUM
3
2.1.2 Letak Luas dan Batas-Batas Wilayah
Luas wilayah kerja KPH Timor Tengah Utara (TTU) sebesar 108.858 Ha
atau 40,8 % dari total luas wilayah Kabupaten TTU sebesar 266.970,7 Ha. Secara
astronomis, posisi KPH TTU terletak diantara 9° 02' 48" dan 9° 37' 36" Lintang
Selatan (LS) serta antara 124° 04' 02" dan 124° 46' 00" Bujur Timur (BT). Secara
geografis wilayah Kabupaten TTU pada umumnya tergolong pada dua tipologi
besar, yaitu Tipologi desa daratan (163 desa) dan hanya 11 desa yang termasuk
Tipologi desa kawasan pantai yaitu: Desa Oepuah dan Oepuah Utara di Kecamatan
Biboki Moenleu; Kelurahan Humusu C, Humusu Oekolo dan Desa Oesoko di
Kecamatan Insana Utara; Desa Nonotbatan, Maukabatan, Tuamese, Oemanu,
Motadik dan Kelurahan Ponu di Kecamatan Biboki Anleu.
Wilayah kerja KPH Timor Tengah Utara berbatasan langsung dengan wilayah
kerja KPH lainnya sebagai berikut:
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan KPH wilayah Kabupaten Timor Tengah
Selatan dan KPH Wilayah Kabupaten Malaka.
Sebelah Utara : Berbatasan dengan wilayah Ambenu-Republik Demokratik
Timor Leste (RDTL) dan Laut Sawu.
Sebelah Barat : Berbatasan dengan KPH wilayah Kabupaten Kupang, KPH
Wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan dan wilayah
Ambenu-Republik Demokratik Timor Leste (RDTL).
4
Sebelah Timur : Berbatasan dengan KPH wilayah Kabupaten Belu dan KPH
Wilayah Kabupaten Malaka
5
5. Daerah dengan ketinggian diatas 1000 m dpl : 10.410,500 Ha.
Dijelaskan lebih lanjut bahwa pada topografi dataran terdapat dua wilayah yang
mencakup beberapa kecamatan, yaitu :
PERBUKITAN;
11.982,87
PEGUNUNGAN;
78.310,82
6
50000,00
40000,00
HL
30000,00
HP
20000,00
HPT
10000,00
0,00
> 40% 0 - 8% 15 - 25% 25 - 40% 8 - 15%
7
permukaan yang datar yang terbentuk di pinggiran sungai atau endapan pada muara
sungai.
KEPALA UPT
Resort KPH
Gambar 4. Bagan organisasi KPH Timor Tengah Utara
8
BAB III
METODE PELAKSANAAN
9
2) Tally sheet
3.3 Metode Pengumpulan Data
3.3.1 Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dengan cara observasi
di lapangan seperti : seperti kegiatan perhutanan sosial, silvikultur, patroli,
inventarisasi dan teknologi hasil hutan (THH)
3.3.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung
seperti, profil KPH TTU (sejarah, visi dan misi, struktur organisasi,
topografi, letak dan luas, serta aksebilitas)
3.4 ProsedurPelaksanaan
3.4.1 Manajemen Hutan
c. Perencanaan Hutan
- Mempelajari dan mengumpulkan data struktur organisasi kegiatan
perencanaan hutan serta hubungan kerja dalam organisasi
- Mempelajari dan mengumpulkan data tentang perencanaan hutan
meliputi perencaan hutan yang meliputi perencanaan jangka pendek,
jangka menengah dan jangka panjang.
d. Pelaksanaan
1. Inventarisasi hutan
- Mempelajari dan mengumpulkan data dan informasi tentang kegiatan
pembuatan rencana inventarisasi hutam
10
- Mempelajari dan mengumpulkan data dan informasi tentang sasaraan
inventarisasi hutan yang meliputi lapangan, tanah, dan tegakan.
2. Perhutanan sosial
- Mempelajari dan mengumpulkan data dan informasi tentang
perencanaan kegiatan pengelolaan hutan yang berbasis masyarakat
(PHBM).
- Mempelajari dan mengumpulkan data dan informasi tentang penyusunan
program kegiatan pendekatan masyarakat yang disesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat sekitar hutan setempat .
- Mempelajari dan mengumpulkan data dan informasi tentang struktur
organisasi kegiatan perhutanan sosial serta hubungan organisasi.
- Mempelajari dan mengumpulkan data serta informasi tentang masalah
kehutanan dan pembinaannya bagi peningkatan masyarakat sekitar hutan
dan peranan kegiatan bagi kelestarian sumberdaya hutan/ keamanan
hutan
- Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam sistem
pengelolaan hutan yang partsipasi masyarakat (social forestry)
3. Monitoring dan evaluasi
- Mempelajari dan mengumpulkan data tentang pelaksanaan monitoring
dan evaluasi berdasarkan tugas dan fungsi.
3.4.2 Silvikultur
a. Perencanaan kegiatan silvikultur.
a. Mempelajari dan mengumpulkan data struktur organisasi kegiatan-
kegiatan silvikultur
b. Mempelajari dan mengumpulkan data dan informasi tentang
penysusnan data rencana kegiatan silvikulur.
b. Perbenihan
a) Mempelajari dan mengumpulkan data dan informasi tentang pembu
atan rencana kegiatan perbenihan.
b) Mempelajari dan mengumpulkan data dan informasi tentang sumber
benih beserta persyaratannya yang dilakukan dilokasi praktek
meliputi tegakan benih teridentifikasi (TBT), Tegakan Benih
11
Terseleksi (TBT), Areal Produksi Benih (APB), Tegakan Benih
Provenan (TBP), Kebun Benih Semai ( KBS), Kebun Benih Klon
(KBK), Kebun Pangkas (KP), MP = Sertifikasi Khusus MPTS
(Multiple Purpose Tree Species).
c) Mempelajari dan mengumpulkan data serta informasi tentang proses
pengunduhan benih.
d) Mempelajari dan mengumpulkan data dan informasi serta melakukan
pengolahan benih (sortasi buah,ekstrasi benih,sortasi
benih,pengemasan dan pelabelan benih penyimpanan benih).
e) Melakukan pengujian benih (pengujian kadar air,pengujian
kemurnian benih, pengujian berat 1000 butir, pengujian daya
berkecambah benih, pengujian kesehatan benih).
f) Mempelajari dan mengumpulkan data dan informasi tentang
sertifikasi benih dan sumber benih.
c. Persemaian
a. Mempelajari dan mengumpulkan data serta informasi tentang
pembuatan rencana kegiatan persemaian (jenis persemaian,
pemilihan lokasi persemaian, kebuthan bahan, peralatan, tenaga
kerja, desain/layout persemaian, dan tata waktu).
b. Mempelajari struktur organisasi kegiatan persemaian serta hubungan
kerja dalam organisasi.
c. Mempelajari dan mengumpulkan data dan informasi serta melakukan
kegiatan persemaian.
d. Mempelajari dan mengumpulkan data dan informasi serta melakukan
kegiatan pemeliharaan persemaian.
d. Persiapan lahan dan penanaman
a. Mempelajari dan mengumpulkan data dan informasi serta melakukan
kegiatan pembuatan rencana kegiatan persiapan lahan (penentuan luas dan
lokasi penanaman, pembersihan lahan, pembuatan larikan tanaman,
pengajiran, pembuatan lubang tanam), tata waktu, tenaga kerja, kebutuhan
alat dan bahan termasuk bibit.
12
b. Mempelajari struktur organisasi kegiatan persiapan lahan dan penanaman
serta hubungan kerja dalam organisasi.
c. Mempelajari dan mengumpulkan data dan informasi serta melakukan
kegiatan penanaman meliputi: penentuan jenis berdasarkan lokasi
penanaman,jarak tanam, pengemasan dan penanaman bibit.
d. Mempelajari dan mengumpulkan data dan informasi serta melakukan
kegiatan penanaman meliputi: tanaman pokok, tanaman pokok, tanaman
tepi, tanaman pengisi, tanaman sela, tanaman sekat bakar, tanaman
pelindung, tanaman penganut, teras dan tanaman semusim.
e. Penjarangan
a. Mempelajari dan mengumpulkkan data dan informasi serta melakukan
kegiatan penjarangan meliputi, perencanaan (penentuan Intensitas
Sampling, penentuan metode sampling, frekuensi penjarangan,
Rencanana Teknik Tahunan (RTT) yang meliputi penyusunan RTT, tata
waktu dan kelengkapan RTT, tata laksanan. Desain blok pembuatan
penjarangan membuat Schedule, pengorganisasian,) rencana jangka
menengah dan jangka panjang.
b. Mempelajari struktur organisasi kegiatan penjarangan serta hubungan
kerja dalam organisasi.
c. Mempelajari peralatan dan bahan yang digunakan dalam kegiatan
penjarangan.
d. Mempelajari urutan pelaksanaan penjarangan yang meliputi pembuatan
blok, petak, anak petak pelaksanaan pembuatan petak coba penjarangan,
dilapangan, pemetaan blok dan PCP, menentukan pohon yang diamati,
urutan prioritas pohon yang diamati, klaim dan penomoran pohon derjad
kekerasan penjarangan, penentuan bonita, table penjarangan, peralatan,
pemanfaatan CPC, dan data pohon tengah.
e. Melaksanakan penjarangan dan penjarangan tegakan yang terlambat.
f. Mengisi tabel rekapitulasi kegiatan yang telah disediakan.
g. Menghitung taksasi volume kayu hasil penjarangan
h. Mempelajari dan mengumpulkan data dan informasi serta melakukan
kegiatan pengawasan terhadap penjarangan..
13
f. Perlindungan hutan
1. Mempelajari dan mengumpulan data dan informasi serta melakukan
kegiatan pembuatan rencana (jangka pendek, jangka menengah dan jangka
panjang) kegiatan dan perlindungan dan pengamanan hutan.
2. Mempelajari struktur organisasi perlindungan dan pengamatan hutan serta
hubungan kerja dalam organisasi (tugas dan tanggung jawab keamanan
hutan)
3. Mempelajari peralatandan bahan yang digunakan dalam kegiatan
perlindungan dan pengamatan hutan
4. Melakukan kegiatan perlindungan dan pengamanan hutan serta pengisisan
blangko hasil kegiatan pengamatan hutan {sampai pembuatan berita acara
dan pelaporan tentang hasil kegiatan pengamanan hutan}
5. Melakukan kegiatan pengendalian atau penanggulangan kebakaran hutan,
hama dan penyakit tanaman hutan
6. Penganministrasian hasil kegiatan pengendalian atau penanggulangan
kebakaran hutan, hama dan penyakit tanaman hutan sampai dengan
pembuatan berita acara penyerahan hasil kegiatan
3.4.3 Teknologi Hasil Hutan (THH)
A. Pemungutan Hasil Hutan Kayu ( HHK)
- Mempelajari dan mengumpulkan data dan informasi serta
melakukan kegiatan pembuatan rencana ( jangka pendek ,jangka
menengah, dan jangka panjang ) kegiatan pemungutan HHK.
- Mempelajari dan mengumpulkan data dan informasi tentang RTT
teresan , klem dan tebangan( TPn dan TPk).
- Mempelajari struktur organisasi kegiatan pemungutan hasil hutan
serta hubungan kerja dalam organisasi pada kegiatan klem teresan
dan tebangan (tpn dan tpk)
- Mempelajari peralatan dan bahan yang digunakan dalam kegiatan
penebangan (teresan ,klem dan tebangan)
- Melakukan kegiatan teresan dan klem tebangan serta pengisian Tally
sheet
- Menentukan arah rebah pohon, membuat takik rebah dan takik balas
14
- Mengevaluasi kesesuaian antara takik rebah dengan realisasi arah
serta tonggak rata-rata
- Melakukan cara pembagian batang ( kriteria ) dan menghitung
volume kayu hasil tebangan
- Memberian tanda pengenal/nomor dan informasi lain pada setiap
batang kayu hasil tebangan
- Melakukan penyaradan ( alat ) jarak sarad rata-rata waktu yang di
perlukan ( saat bermuatan dan saat tidak bermuatan )
- Pengangkutan hasil tebangan ( alat milik siapa ) jarak angkutan
kayu terakhir yang diangkut , waktu yang di perlukan
- Pengadministrasian hasil pengumutan HHK sampai dengan
pembuatan berita acara penyerahan hasil pengumutan hasil hutan
kayu ke pihak pemasaran
- Mempelajari struktur organisasi pemasaran dan jalur-jalur
pemasaran hasil hutan
- mempelajari cara pengisian blangko pemasaran kayu
3.4.4 Konservasi dan Ekowisata
1. Mempelajari dan mengumpulkan data dan informasi serta melakukan
kegiatan pembuatan rencana {jangka pendek,jangka menengah, dan jangka
panjang} kegiatan konservasi dan ekowisata.
2. Mempelajari struktur organisasi konservasi dan ekowisata serta hubungan
kerja dalam organisasi.
3. Mempelajari peralatan dan bahan yang digunakan dalam kegiatan
konservasi dan ekowisata.
4. Melakukan kegiatan konservasi dan ekowisata serta pengisian tally sheet
5. Mengukur dan menghitung daya dukung potensi kegiatan konservasi dan
ekowisata
6. Melakukan kegiatan promosi konservasi dan ekowisata serta jalur-jalur
pemasaran kegiatan.
7. Pengadministrasian hasil kegiatan konservasi dan ekowisata sampai dengan
pembuatan berita acara kegiatan konservasi dan ekowisata
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
16
1. Koordinasi, integrasi dan sinkronisasi dengan instansi terkait baik di
pusat maupun di daerah serta para pihak yang berkepentingan terkait
peningkatan SDM.
2. Pelaksanaan penyuluhan kehutanan dan pemberdayaan masyarakat.
17
4.1.1. Inventarisasi Hutan
Hutan Indonesia merupakan salah satu pusat keanekaragaman hayati di
dunia, di mana Indonesia merupakan urutan ketiga dari tujuh negara yang disebut
Megadiversity Country. Hutan Indonesia merupakan rumah bagi ribuan jenis flora
dan fauna yang banyak diantaranya adalah endemik di Indonesia. Dalam
kenyataannya pemanfaatan hutan alam yang telah berlangsung sejak awal 1970-an
ternyata memberikan gambaran yang kurang menggembirakan untuk masa depan
dunia kehutanan Indonesia.
18
Tabel 2. Hasil inventarisasi tegakan mahoni di plot 1
19
Tabel 4. Hasil inventarisasi tegakan mahoni di plot 3.
No Keliling Diameter Tinggi Volume
1 171 54,46 9 2,10
2 220 70,06 9 3,47
3 167 53,18 5 1,11
4 150 47,77 5 0,90
5 99 31,53 8 0,62
6 181 57,64 4 1,04
7 188 59,87 15 4,22
8 166 52,87 4 0,88
9 101 32,17 3 0,24
10 225 71,66 4 1,61
11 104 33,12 8 0,69
12 170 54,14 6 1,38
13 143 45,54 12 1,95
14 101 32,17 11 0,89
15 269 85,67 9 5,19
Total 26,29
Tabel 5. Hasil rekapitulasi inventarisasi pada 3 plot
No PU jmlh pohon vol.tgkan/pu( m3)
1 16 16,75
2 14 5,57
3 15 26,29
JUMLAH 48,61
RATA-RATA 16,2
20
Wilayah KPHP TTU mencakup 23 wilayah kecamatan dan ditinjau dari
keberadaan kawasan hutannya terdiri atas tiga fungsi hutan, yaitu hutan lindung
(HL), hutan produksi tetap (HP) dan hutan produksi terbatas (HPT). KPHP TTU
didominasi oleh areal hutan produksi terbatas mencapai seluas sekitar 53.249 Ha.
4.1.3. Perhutanan Sosial/Agroforestry/HKM
Agroforestry merupakan system penggunaan lahan terpadu yang memiliki
aspek sosial dan ekologi, dilaksanakan melalui pengkombinasian pepohonan
dengan tanaman pertanian dan atau ternak baik secara bersama-sama atau bergiliran
sehingga dari suatu unit lahan tercapai hasil total nabati yang optimal dalam arti
kesinamabungan. Berdasarkan hasil yang didapatkan kegiatan agroforestry dapat
berupa mengamati tanaman agroforestry seperti jagung, bawang merah, bawang
putih, kopi, kacang merah, sayur putih, ubi jalar, dan jeruk. Kegiatan agroforestry
tersebut berada di dalam kawasan hutan yang dikelola oleh masyarakat dalam
bentuk kelompok tani tetapi hasilnya di bagi kepada pemerintah atas dasar
pembayaran pajak setiap tahunnya dipotong 20%. Untuk itu, pemerintah dengan
masyarakat bekerja sama untuk mencapai kesejahteraan masyarakat itu sendiri
dalam bentuk kelompok tani. Di samping kerjasama yang telah di bentuk bersama
ada juga hambatan–hambatan terhadap masyarakat dalam mengelola lahan milik
negara diantaranya adalah dalam pengolahan dengan iklim. Dalam hal pengolahan
lahan masih menggunakan secara manual sehingga membutuhkan waktu dan tenaga
kerja yang banyak. Lahan yang yang dikelola oleh masyarakat tersebut termasuk
hutan lindung dengan luas 80 Ha yang dibagi dalam 6 desa.
4.2 Bidang Silvikultur
Silvikultur adalah praktik pengendalian proes permudaan (penanaman), pertu
mbuhan, komposisi, kesehatan, dan kualitas suatu hutan demi mencapai aspek–
aspek ekologi dan ekonomi dapat di sajikan di bawah ini:
4.2.1 Perbenihan
Benih adalah suatu tanaman yang berupa biji tanaman yang sudah mengalami
perlakuan terlebih dahulu agar mampu berkembangbiak dengan baik. Sebelum
melakukan penanaman dilakukan persiapan lahan dari pembersihan gulma ,
pengolaan lahan , pembuatan bedeng tabur hingga penenanaman.
21
Kegiatan perbenihan ini terdapat di Desa Saenam, Kecamatan Miomafo Barat.
Kegiatan perbenihan ini berupa jenis benih kemiri dengan jumlah 15 bedeng dengan
benih yang dibutuhkan 400 kg dengan menggunakan media tanah, kompos, dan
pasir dengan perbandingan 1:2:1. Dalam proses perlakuan benihnya bedengan
ditutupi oleh alang-alang setebal 5 cm agar tetap terjaga kelembabannya dengan
proses penyiramannya dilakukan pada sore hari agar benih tersebut tidak cepat
kering sehingga tetap lembab. Jumlah bedengan sebanyak 15 bedeng dengan luas
bedeng 1 Ha.
22
4.2.3. Persiapan Lahan
Kegiatan silvikultur dalam aspek persiapan lahan yang dilakukan di Desa
Saenam, Kecamatan Miomafo Barat. Bersama masyarakat yang tergolong dalam
kelompok usaha tani serta memiliki izin untuk mengelolah lahan milik negara.
Persiapan lahan dapat dilakukan melalui pembersihan lahan dari gulma,
pengolahan lahan, pembuatan bedengan hingga pemasangan mulsa. Persiapan
lahan ini di lakukan di lahan milik Negara yang di kelola oleh masyarakat atas dasar
izin dengan luas lahan 2 Ha jumlah anggota di setiap kelompok 8 orang. Alat-alat
yang di gunakan dalam pengolahan lahan cangkul, parang, linggis. Lebih jelasnya
dapat di lihat pada gambar di bawah ini:
4.2.4 Penanaman
Penanaman adalah kegiatan memindahkan bibit dari tempat penyemaian
kelahan pertanaman untuk didapatkan hasil produk dari tanaman yang
dibudidayakan. Kegiatan penanaman dilakukan di desa Saenam, Kecamatan
Miamafo Barat, kegiatannya dapat berupa menanam jenis tanaman mahoni
disekitar mata air dekat kawasan hutan yang dikelola oleh masyarakat atas dasar
persetujuan dari masyarakat.
23
A. Penggalian Lubang Tanam B. Penanaman
Gambar 9 . Penggalian Lubang Tanam dan Penaman
4.2.5 Penjarangan
Penjarangan adalah suatu tindakan pengurangan banyaknya tanaman untuk
memberi ruang tumbuh bagi tanaman yang tersisa. Dalam penyemaian, biasa
dilakukan penanaman secara agak berlebihan jumlah tanaman untuk
mengompensasi kegagalan perkecambahan. Pada umur tertentu, dilakukan
penjarangan agar kepadatan populasi mencapai tingkat yang paling optimal untuk
mencapai hasil yang maksimum
Penjarangan adalah kegiatan mematikan hama dan penyakit pada tubuhan.
Untuk itu, di Kabupaten TTU tidak dilakukan kegiatan penjarangan. Kegiatan
penjarangan dapat berupa tingkat-tingkat hidup pohon yang berupa pancang.
24
WITA pada pos –pos yang sudah ditetapakan oleh kepala KPH TTU. Dalam satu
kali turun lapangan sebanyak 1 regu. Kendala-kendala yang terdapat pada saat turun
lapangan adalah alat-alat kurang lengkap seperti alat komunikasi (HT), sarana dan
prasarana terbatas.
Berdasarkan data-data yang telah didata diatas dapat dibahas bahwa dalam
usaha mebel jenis kayu jati dengan harga satu lembar papan Rp.30.000 untuk itu,
25
jenis usaha yang diproduksi dapat berupa jendela, pintu, kursi, meja. Harga 1
jendela 2.000.000, pintu 600.000, kursi 100.000, meja 250.000. data di atas melalui
hasil wawancara
Analisis
Jendela:
Dalam 1 bulan jendela dapat menghasilkan 45 buah dengan harga satu jendela
200.000
Jadi, pendapatan = harga x produk
= 200.000 x 45
= 9.000.000
Keuntungan:
Pendapatan-modal
= 9.000.000-1.000.000
= 8.000.000
Pintu:
Dalam 1 bulan pintu dapat menghasilkan 5 buah pintu dengan harga satu pintu
Rp.600.000.
Jadi, pendapatan = harga x produk
= 600.000 x 5
= 3.000.000
Keuntungan = pendapatan-modal
= 3.000.000-1.000.000
= 2.000.000
Kursi:
Dalam 1 bulan kursi dapat menghasilkan 20 kursi dengan harga 1 kursi Rp.100.000.
Jadi, pendapatan = harga x produk
= 100.000 x 20
= Rp.2.000.000
Keuntungan = pendapatan-modal
= 2.000.000-1.000.000
= 1.000.000
26
Meja:
Dalam 1 bulan meja dapat menghasilkan 25 meja dengan harga 1 meja Rp.250.000
Jadi, pendapatn = harga x produk
= 250.000 x 20
= 5.000.000
Keuntungan = pendapatan-modal
= 5.000.000-1.000.000
= Rp.4.000.000
27
masyarakat guna memenuhi kebutuhan hidup. Untuk asam harga jual dari
masyarakat 1 kgnya Rp 3.500 dalam sehari usaha dari bapak Segeng Prasetyo
dapat mengkasilkan 5-10 karung dan biji gewang di ekspor langsung ke china
untuk di jadikan bahan kosmetik , obat – obatan. Untuk biji gewang harga jual dari
masyarakat 1 kg Rp 2000 dalam sehari dapat menghasilkan 5-10 karung dan sekali
produksi bapak segeng parsetyo mendapakan keuntungan Rp1.000.000
Atau konservasi adalah suatu upaya yang dilakukan oleh manusia untuk
dapat melestarikan alam, konservasi bisa juga disebut dengan pelestarian ataupun
perlindungan. Jika secara harfiah konservasi berasal dari bahasa Inggris yaitu dari
kata “Conservation” yang berati pelestarian atau perlindungan.
28
A. perbaikan saluran mata air B. Pembersihan saluran
Gambar 11. Perbaikan saluran mata air dan pembersihan saluran
29
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Pada Praktek Pengelolaan Hutan ( PPH ) yang dilaksanakan di Kabupaten
Timor Tengah Uatara ( TTU ) selama 1 bulan dapat disimpulkan bahwa
pengelolaan sumber daya hutan pada mencakup semua bidang mulai dari bidang
manajem ada inventarisasi hutan dan agroforesri/perhutanan social, bidang
silvikultur ada perbenihan dan persemaian, bidang kawasan konservasi dan
ekowisata ada perlindungan kawasan hutan (patroli) dan wisata alam dan bidang
yang terakhir teknologi hasil hutan kayu (mebel) teknologi hasil hutan bukan kayu
(Asam).
5.2 Saran
Diharapkan dengan laporan ini dapat menambahkan wawasan tentang
pengelolaan hutan yang ada di KPH TTU dan laporan ini di masa yang
mendatang dapat digunakan sebagai salah satu sumber data untuk kegiatan
praktek selanjutnya, dihaparakan juga bahwa memperhatikan sarana dan prasaran
dalam kegiatan – kegiatan kedepanya.
30
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/hutan_bakau
Soepardi, Goesnowo. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Institut Pertanian Bogor.
31