Anda di halaman 1dari 8

IMPLIKASI PENGALAMAN AUDITOR DAN TEKANAN ANGGARAN WAKTU

TERHADAP KUALITAS AUDIT


IDEA MUJHIDA – 21116047
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Komputer Indonesia 2020
Email : ideamujhida@gmail.com
I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah badan usaha yang didirikan berdasarkan ketentuan
peraturan undangan yang mendapat izin usaha berdasarkan undang-undang (Tuanakotta,
2015:10). Tugas akuntan publik adalah memeriksa dan memberikan opini terhadap kewajaran
laporan keuangan suatu entitas usaha berdasarkan standar yang telah ditentukan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) (Sari, 2011). Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan
masyarakat, dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak
memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan
(Mulyadi 2002:4). Laporan keuangan tersebut memberikan gambaran dan informasi atas kinerja
perusahaan yang diperlukan oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan sebagai dasar
dalam pengambilan keputusan (William dkk, 2015).
Agar laporan audit yang dihasilkan auditor berkualitas, maka auditor harus memiliki
pengalaman audit yang banyak sehingga akan mempermudah dan mempercepat kerja seorang
auditor dalam melakukan tugasnya, dan semakin berpengalamannya auditor akan meningkatkan
kepahaman akan ilmu mengenai audit (Made dan Dewa : 2017). Keahlian dalam bidang akuntansi
dan auditing ini dapat dicapai melalui pendidikan formal yang dikembangkan melalui pengalaman
pengalaman dalam tugas pengauditan (SPAP:2001). Faktor yang menyebabkan kurangnya
berpengalaman pada auditor adalah kurang lamanya bekerja pada Kantor Akuntan Publik, dalam
hal ini adalah auditor junior dan kurangnya kompleksitas tugas yang dihadapai auditor, semakin
sering auditor menghadapi tugas yang kompleks maka semakin bertambah pengalaman dan
pengetahuannya (Septiani dan Juliarsa : 2014).
Faktor lain yang mempengaruhi kualitas audit adalah tekanan anggaran waktu, dimana
auditor dalam melakukan audit dituntut untuk dapat menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu
sesuai dengan waktu yang telah disepakati dengan klien (Kurnia et. al, 2014). Tekanan anggaran
waktu menyebabkan stress individual yang muncul akibat tidak seimbangnya tugas dan waktu
yang tersedia serta mempengaruhi etika professional melalui sikap, nilai, perhatian, dan perilaku
auditor (Sososutikno, Christina 2003). Tekanan Anggaran waktu ini dapat menyebabkan perilaku
menyimpang auditor, yang dapat memberikan implikasi yang serius bagi kualitas audit, etika dan
kesejahteraan auditor (Liyanarachchi dan McNamara 2007). Kondisi ini menurut Robbins dan
Hakim (2009: 208) dapat menciptakan "tekanan waktu untuk Akuntan Publik dan sering
mempersulit untuk mengumpulkan semua informasi yang akuntan publik inginkan sebelum
membuat pilihan akhir ". Time budget yang ketat sering menyebabkan auditor meninggalkan
bagian program audit penting dan akibatnya menyebabkan penurunan kualitas audit
( Soobaroyen dan Chengabroyan, 2005).
Menurut De Angelo (1981) mendefinisikan kualitas audit sebagai berikut kualitas audit adalah
kemungkinan bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran dalam sistem akuntansi
klien, temuan pelanggaran tergantung pada dorongan auditor untuk mengungkapkan pelanggaran
tersebut. Kualitas audit itu sendiri menurut Arens et al (2011:105) adalah Audit quality means how tell an
audit detects and report material misstatements in financial statement.
Fenomena khusus yang terjadi adalah auditor junior yang kurang pengalaman kerja
biasanya membuat kesalahan dalam mereview penyajian dan pemilihan bukti informasi auditan
yang menyebabkan kualiatas auditnya berkurang (Sumber : salah satu auditor di Bandung).Selain
itu, sering kali auditor dituntut oleh manajemen untuk mengerjakan tugas dengan cepat sehingga
tidak di audit sesuai standar karena menurut anggapan klien laporan audit itu hanya sebagai
formalitas untuk meminjam dana ke bank yang menyebabkan kualitas audit nya diragukan
(sumber : salah satu auditor di Bandung).
Berdasarkan uraian diatas dan untuk melihat sejauh mana implikasi pengalaman auditor
dan tekanan anggaran waktu terhadap kualitas audit, maka judul yang diambil dalam penelitian
ini yaitu “Implikasi Pengalaman Auditor dan Tekanan Anggaran Waktu terhadap Kualitas
Audit”.
1.2 Rumusan Masalah
1. Seberapa besar pengaruh pengalaman kerja terhadap kualitas audit.
2. Seberapa besar pengaruh tekanan anggaran waktu terhadap kualitas audit.
II. Kajian Pustaka dan Hipotesis
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Pengalaman Auditor
2.1.1.1 Pengertian Pengalaman auditor
Menurut Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2010:41) mengemukakan bahwa:
“Pengalaman kerja merupakan keahlian yang dimiliki auditor yang dipengaruhi oleh
pendidikan dan pelatihan teknis yang cukup”.
Menurut Mulyadi (2010:24), pengertian pengalaman auditor bahwa:
“Pengalaman auditor merupakan akumulasi gabungan dari semua yang diperoleh melalui
interaksi dan mempunyai keahlian di bidang audit yang senantiasa melakukan pembelajaran dari
kejadian-kejadian di masa yang lalu.”.
Pengalaman auditor menurut Sukrisno Agoes (2012:33), menyatakan bahwa:
“Pengalaman auditor merupakan auditor yang mempunyai pemahaman yang lebih baik.
Mereka juga lebih mampu memberi penjelasan yang masuk akal atas kesalahan – kesalahan dalam
laporan keuangan dan dapat mengelompokkan kesalahan berdasarkan pada tujuan audit dan
struktur dari sistem akuntansi yang mendasar”.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman kerja merupakan
keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki oleh seorang auditor yang diikuti dengan pendidikan
dan pelatihan teknis yang cukup.
2.1.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi pengalaman auditor
Menurut Mulyadi (2010:25) pengalaman auditor dapat diukur dengan menggunakan indikator
sebagai berikut:
1. Pelatihan Profesi
Proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan prosedur dan terorganisir yang
merupakan pengetahuan khusus seorang akuntan yang diselenggarakan secara formal
maupun informal dan memperoleh sertifikat dari lembaga akuntan itu sendiri. Pelatihan
ditekankan pada pemahaman konsep dasar & lanjutan akuntansi dan penerapan akuntansi
sesuai perkembangan terbaru Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Pelatihan
dilengkapi dengan soal latihan dan contoh kasus aktual untuk setiap topik. Pelatihan
diakhiri dengan ujian sebagai penentuan pemberian sertifikasi kelulusan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia.

2. Pendidikan
Pendidikan yaitu sebuah proses pembelajaran bagi setiap individu untuk mencapai
pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai obyek tertentu dan spesifik.
Pengetahuan yang diperoleh secara formal tersebut berakibat pada setiap individu yaitu
memiliki pola pikir, perilaku dan akhlak yang sesuai dengan pendidikan yang
diperolehnya.

3. Lama Kerja
Lama kerja adalah jangka waktu yang telah dilalui seseorang sejak menekuni pekerjaan.
Lama kerja dapat menggambarkan pengalaman seseorang dalam menguasai bidang
tugasnya.
Sedangkan menurut Gusnardi (2012:3)
1. Jenjang jabatan dalam struktur tempat auditor bekerja
Jenjang jabatan adalah jabatan auditor dalam struktur tempat auditor itu bekerja.

2. Lama kerja
Lama kerja adalah jangka waktu yang telah dilalui seseorang sejak menekuni
pekerjaan. Lama kerja dapat menggambarkan pengalaman seseorang dalam menguasai
bidang tugasnya.

3. Keahlian yang dimiliki auditor yang berhubungan dengan audit


Keahlian yang dimiliki auditor yang berhubungan dengan audit yang diperoleh
melalui berbagai pelatihan atau pendidikan.

4. Pelatihan-pelatihan audit
Pelatihan ditekankan pada pemahaman konsep dasar & lanjutan akuntansi dan
penerapan akuntansi sesuai perkembangan terbaru Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK). Pelatihan dilengkapi dengan soal latihan dan contoh kasus aktual untuk
setiap topik. Pelatihan diakhiri dengan ujian sebagai penentuan pemberian sertifikasi
kelulusan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.

Berdasarkan pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang


mempengaruhi pengalaman auditor adalah pelatihan profesi, pendidikan, lama kerja,
jenjang jabatan dalam struktur tempat kerja auditor, dan juga keahlian yang dimiliki
auditor.

2.1.2 Tekanan Anggaran Waktu


2.1.2.1 Pengertian Anggaran Waktu
Menurut Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati (2010:160) mendefinisikan anggaran
waktu adalah:
“Suatu audit disusun dengan memprediksi waktu yang dibutuhkan pada setiap tahap dalam
program audit untuk berbagai tingkat auditor dan menjumlahkan prediksi tersebut, yaitu dengan
mengestimasi jumlah jam yang dibutuhkan oleh setiap level staf dan mengestimasi out of pocket
cost.
Menurut (Hill, 2005) dalam Siti Marfuah (2011) mengatakan:
“Keuntungan dari anggaran waktu adalah sebagai satu metode yang efisien untuk
menyusun jadwal staf, sebagai suatu petunjuk yang penting untuk area audit yang berbeda, sebagai
suatu perangsang bagi staf auditor untuk mendapatkan kinerja yang efisien, dan sebagai suatu alat
untuk menentukan tagihan bagi client”.
Sedangkan menurut Alderman, Guy, Winters(2005) diterjemahkan oleh Mahardani (2006)
mendefinisikan time budget sebagai:
“Suatu bagian dari perencanaan yang digunakan auditor untuk menetapkan panduan dalam
satuan waktu jam untuk setiap langkah audit. Jumlah jam kerja harus dialokasikan dengan
persiapan dari skedul kerja yang menunjukkan siapa yang melaksanakan serta apa dan berapa lama
hal tersebut dilakukan, kemudian total jam tersebut dianggarkan pada kategori utama dari prosedur
audit dan disusun dalam bentuk skedul mingguan”.
Berdasarkan definisi diatas, anggaran waktu adalah suatu estimasi waktu yang diperlukan
untuk melaksanakan langkah-langkah audit dalam program audit. Anggaran waktu disusun
berdasarkan informasi yang diperoeh pada langkah awal audit yaitu memperolah pemahaman atas
klien.
2.1.1.2 Pengertian Tekanan Anggaran Waktu
Menurut Sososutikno (2003), dalam Andini (2011) tekanan anggaran waktu adalah:
“Tekanan anggaran waktu adalah keadaan yang menunjukkan auditor dituntut untuk
melakukan lisensi terhadap anggaran waktu yang telah disusun atau terdapat pembatasan waktu
atau anggaran yang sangat ketat atau kaku”.
Herningsih (2006:6) mengungkapkan bahwa time budget pressure adalah sebagai berikut :
“Time budget pressure adalah keadaan dimana auditor dituntut untuk melakukan efisiensi
terhadap anggaran waktu yang telah disusun, atau terdapat pembatasan waktu dalam anggaran
yang sangat ketat”.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat di simpulkan semakin cepat waktu pengerjaan
audit, maka biaya pelaksanaan audit akan semakin kecil. Keberadaan time pressure ini memaksa
auditor untuk menyelesaikan tugas secepatnya atau sesuai dengan anggaran waktu yang telah
ditetapkan.
2.1.2.2 Indikator Tekanan Anggaran Waktu
Indikator time budget pressure dalam penelitian ini menurut Willett (2006:47) adalah
sebagai berikut:
1. Pemahaman auditor atas time budget
2. Tanggung jawab auditor atas time budget
3. Penilaian kinerja yang dilakukan oleh atasan
2.1.3 Kualitas Audit
2.1.3.1 Pengertian Kualitas Audit
Menurut Boynton et al (2006:7) mengemukakan bahwa :
“Setiap profesi selalu dikaitkan dengan kualitas layanan yang dihasilkan, tidak terkecuali
akuntan publik kualitas jasa sangat penting untuk meyakinkan bahwa profesi bertanggung jawab
kepada klien, masyarakat umum dan aturan-aturan kualitas mengacu pada standar yang berkenaan
dengan kriteria atau ukuran mutu pelaksanaan serta dikaitkan dengan tujuan yang hendak dicapai
dengan menggunakan prosedur yang bersangkutan”.
Menurut Anton (2012:36) mendefinisikan kualitas audit adalah sebagai berikut:
“Kualitas audit adalah probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan
tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya”.
Dari uraian di atas dapat di simpulkan kualitas audit merupakan segala kemungkinan
(probability) dimana auditor pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan
pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi klien dan melaporkannya dalam laporan
keuangan auditan, dimana dalam melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada
standar auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan. dimana kualitas audit ini diproksi
berdasarkan reputasi dan banyaknya klien yang dimiliki KAP.
2.1.3.2 Indikator Kualitas Audit
Menurut Ely Suhayati dan Siti Kurnia Rahayu (2009:2) menyatakan bahwa faktor-faktor
dari kualitas audir itu sebagai berikut:
1. Proses Sistematis
2. Memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif
3. Informasi
4. Kriteria yang di tetapkan
5. Kompeten
6. Pelaporan
7. Pihak-pihak yang berkepentingan
2.2 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang,rumusan masalah dan teori yang dikembangkan penulis, dapat
ditarik hipotesis sebagai berikut:
H1 : Pengalaman audit berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
H2 : Tekanan anggaran waktu audit berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
H3 : Pengalaman audit dan tekanan anggaran waktu audit berpengaruh signifikan terhadap kualitas
audit.
III. METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2010: 2) metode penelitian adalah :
“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu”.
Menurut Sugiyono (2011:21) mendefinisikan metode deskriptif sebagai berikut: “Metode
deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil
penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.
Sedangkan Menurut Masyhuri (2008:45) dalam Umi Narimawati (2010:29)
mendefinisikan metode verifikatif sebagai berikut: “Metode verifikatif yaitu memeriksa benar
tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah
dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif.
Metode verifikatif digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan alat uji
statistik yaitu Model Persamaan Struktural (Structural Equation Modeling/SEM) berbasis variance
atau yang lebih kenal dengan Partial Least Square (PLS). Pertimbangan menggunakan model ini,
karena kemampuannya untuk mengukur konstruk melalui indikator-indikatornya serta
menganalisis variabel indikator, varaibel laten dan kekeliruan pengukurannya.
Data primer dalam penelitian ini adalah hasil jawaban kuesioner yang diisi oleh responden.
Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang ada pada Kantor Akuntan Publik di Kota
Bandung. Populasi sasaran yang diambil dalam penelitian ini adalah auditor junior dan auditor
senior pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung yaitu sebanyak 100 orang. Maka sampel
yang akan diteliti yaitu 50 auditor yang terdiri dari auditor junior maupun senior. Analisis
deskriptif menggunakan persentase skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner
yang telah diajukan. Analisis verifikatif dalam penelitian ini dengan menggunakan alat uji statistik
yaitu dengan uji persamaan struktural.
3.2 Operasionalisasi variabel
Menurut Wiwien dan Susatyo (2018:62) mendefinisikan bahwa :
Operasionalisasi variabel adalah proses merumuskan variabel-variabel berdasarkan
karakteristik-karakteristik variabel-variabel tersebut yang dapat diamati. Operasionalisasi
variabel adalah proses unik, dimana penelitilah yang menentukan karakteristik-karakteristik
yang dapat diamati tersebut.
Sesuai dengan judul penelitian yang diajukan mengenai Implikasi Pengalaman Auditor dan
Tekanan Anggaran Waktu Terhadap Kualitas Audit pada KAP di Kota Bandung.
Tabel 3.2
Tabel Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Skala
Pengalaman Suatu audit disusun dengan Menurut Gusnardi (2012:3) Ordinal
Auditor memprediksi waktu yang dibutuhkan 1.Jenjang jabatan dalam
(X1) pada setiap tahap dalam program audit struktur tempat auditor
untuk berbagai tingkat auditor dan bekerja
menjumlahkan prediksi tersebut, yaitu 2.Lama kerja
dengan mengestimasi jumlah jam yang 3.Keahlian Audit
dibutuhkan oleh setiap level staf dan 4.Pelatihan-pelatihan audit
mengestimasi out of pocket cost.(Siti
Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati
,2010:160)
Tekanan Time budget pressure adalah keadaan Menurut Willett (2006:47) Ordinal
Anggaran dimana auditor dituntut untuk adalah sebagai berikut:
Waktu (X2) melakukan efisiensi terhadap anggaran 1. Pemahaman auditor atas
waktu yang telah disusun, atau terdapat time budget
pembatasan waktu dalam anggaran 2. Tanggung jawab auditor
yang sangat ketat (Herningsih ,2006:6). atas time budget
3. Penilaian kinerja yang
dilakukan oleh atasan

Kualitas Kualitas audit adalah probabilitas Menurut Ely Suhayati dan Ordinal
Audit (Y) dimana seorang auditor menemukan Siti Kurnia Rahayu (2009:2)
dan melaporkan tentang adanya suatu :
pelanggaran dalam sistem akuntansi 1. Proses Sistematis
kliennya (Anton ,2012:36). 2.Memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara
obyektif
3. Informasi
4. Kriteria yang di tetapkan
5. Kompeten
6. Pelaporan
7.Pihak-pihak yang
berkepentingan

3.2 Paradigma Penelitian

Pengalaman Auditor (X1)


Agar laporan audit yang dihasilkan auditor
berkualitas, maka auditor harus memiliki
pengalaman audit yang banyak sehingga
akan mempermudah dan mempercepat kerja
seorang auditor dalam melakukan tugasnya,
dan semakin berpengalamannya auditor Kualitas Audit (Y)
akan meningkatkan kepahaman akan ilmu “Kualitas audit adalah
mengenai audit (Made dan Dewa : 2017) probabilitas dimana seorang
auditor menemukan dan
Tekanan Anggaran Waktu (X2) melaporkan tentang adanya
suatu pelanggaran dalam
Faktor lain yang mempengaruhi kualitas
sistem akuntansi kliennya”.
audit adalah tekanan anggaran waktu,
(Anton,2012:36)
dimana auditor dalam melakukan audit
dituntut untuk dapat menyelesaikan
pekerjaannya tepat waktu sesuai dengan
waktu yang telah disepakati dengan klien
(Kurnia et. al, 2014).

Anda mungkin juga menyukai