Anda di halaman 1dari 1

Berduka Tapi Berbahagia

Baca: Matius 5:1-12

"Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur."

Matius 5:4

Yang namanya berdukacita pasti sangat berbeda dengan


berbahagia. Dukacita adalah lawan kata dari kebahagiaan. Lalu, apakah firman yang ditulis itu
tidak salah?

Dukacita atau kesedihan menyelimuti hati seseorang ketika ia ditinggalkan orang yang
dikasihi, entah itu orangtua, sahabat, pacar, suami atau istri dan sebagainya. Dukacita yang kita
rasakan seolah-olah tak terobati meskipun terus dihibur oleh banyak orang. Lalu dukacita
bagaimana yang dimaksud ayat di atas?

Ada dukacita yang merupakan dosa dan ada dukacita yang justru mendatangkan
pengampunan. Dukacita yang merupakan dosa adalah kemurungan berlarut-larut karena putus
asa, kecewa atau kesedihan yang mendalam terhadap perkara yang sia-sia, "...dukacita yang
dari dunia ini menghasilkan kematian," (2 Korintus 7:10).

Ada pun dukacita yang mendatangkan pengampunan adalah dukacita karena dosa, baik
itu dilakukan diri sendiri ataupun perbuatan orang lain. Inilah dukacita yang Tuhan maksudkan!
Menyadari ketidaklayakan di hadapan Tuhan akibat dosa-dosa yang ia perbuat akan
menimbulkan rasa dukacita yang mendalam dalam diri seseorang. Orang berdosa yang yang
telah dijamah oleh kuasa Roh Kudus tidak akan bersukacita karena dosa-dosanya. Sebaliknya ia
akan meratap dan berduka karena sadar bahwa jalan-jalannya sudah jauh dari kebenaran dan
telah melukai hati Tuhan, karena hidupnya sudah tidak kudus lagi.

Dukacita semacam ini akan beroleh penghiburan dari Tuhan yaitu berupa pengampunan
dan kehidupan kekal. Tuhan akan mengubah ratapan itu menjadi tari-tarian karena tuhan Yesus
sudah menanggung segala dosa-dosa kita di atas kayu salib. Rasa dukacita itu seharusnya ada di
dalam hati kita setiap kali kita berbuat dosa dan menyadarinya.

Dukacita ini timbul bukan karena kekuatan kita sendiri, melainkan pekerjaan Roh Kudus.
Bila masih ada orang Kristen yang telah bersukacita dan kelihatan santai-santai saja ketika
melakukan dosa berarti masih perlu dipertanyakan kelayakannya sebagai orang percaya, berarti
ia belum hidup dalam pertobatan.

Ingat, tanpa pertobatan kita tidak beroleh bagian di dalam Kerajaan Sorga. Alkitab
mencatat hal ini: "...tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan." (Ibrani 12:15).

Biak, 5 September 2017


STEVEN PAUL SIMBIAK
Dinas Kesehatan Kab. Biak Numfor - Papua

Anda mungkin juga menyukai