Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmu Keperawatan. Volume III, No.

1, April 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN


DUKUNGAN KELUARGA DENGAN
KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN
IMUNISASI CAMPAK DI PASIR KALIKI
BANDUNG
Eva Supriatin
Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan PPNI Jawa Barat, Email: evatarisa@gmail.com

Abstrak - Masalah kematian campak di dunia yang dilaporkan padatahun 2002


sebanyak 777 ribu, 25,9% berasal dari negara ASEAN serta 15% dari kematian
campak tersebut berasal dari Indonesia. Salah satu program yang paling
costeffective adalah dengan imunisasi campak. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi pengetahuan ibu serta dukungan keluarga terhadap ketepatan
waktu pemberian imunisasi campak di Wilayah Kerja Puskesmas Pasirkaliki Kota
Bandung. Jenis penelitian ini deskriptif korelasional dengan jumlah sampel
sebanyak 86 orang tua. Analisa univariat untuk pengetahuan menggunakan
pengkategorian dengan rumus prosentase, sedangkan dukungan keluarga
menggunakan nilai mean. Analisis bivariat dengan uji chi square untuk melihat
hubungan antara pengetahuan dan dukungan keluarga dengan ketepatan waktu
pemberian imunisasi campak. Dari hasil penelitian didapatkan data sebagai
berikut: dari 86 responden 52 orang (60,47%) mempunyai pengetahuan yang
baik, 53 orang (61,63%) memiliki dukungan keluarga yang baik dan ketepatan
waktu pemberian imunisasi campak sejumlah 52 orang (60,47%). Hasil analisa
bivariat diperoleh hasil p.value untuk variable pengetahuan 0,002, sedangkan
variable dukungan keluarga didapatkan p -value 0,0027 maka H0 ditolak yang
berarti terdapat hubungan antara pengetahuan dan dukungan keluarga dengan
ketepatan waktu pemeberian imunisasi campak.. Jadi dapat disimpulkan bahwa
setiap petugas imunisasi harus memberikan pendidikan kesehatan dan melibatkan
keluarga dalam mensosialisasikan program imunisasi sehingga target cakupan
program puskesmas dapat tercapai melalui kerjasama petugas Puskesmas dengan
masyarakat.
Kata kunci : Pengetahuan, dukungan keluarga, Ketepatan waktu pemberian
imunisasi campak

Abstrack - Measles mortality problem in the world were reported in 2002 as


many as 777 thousand, 25.9% came from the ASEAN countries as well as 15% of
measles mortality were from Indonesia. One of the most cost-effective program is
the measles immunization. This study aims to identify the knowledge of the mother
and family support the precision timing of immunization against measlesin
Puskesmas Pasirkaliki Bandung.Type of research is descriptive correlational
study with amount of sample is 86 parents. Univariate analysis for categorizing
knowledge using the formula percentage, while family support using the mean
value. Bivariate analysis with chi square test to see the relationship between
knowledge and support families with the precision timing of immunization against
ISSN: 2338-7246 1
Jurnal Ilmu Keperawatan. Volume III, No. 1, April 2015

measles. From the results, the following data: 52 of 86 respondents (60.47%) had
a good knowledge of, 53 people (61.63%) had a good family support and
precision timing of immunization against measles many as 52 people (60.47 %).
The results of the bivariate analysis of obtained results for the variable knowledge
p.value 0,002, while the family support variable obtained p Value-0.0027 then Ho
is rejected, which means that there is a relationship between knowledge and
support families with precision timing immunization against measles. So it can be
concluded that any immunization officer must provide health education and family
involved in disseminating the immunization program that targets health center
program coverage can be achieved through collaboration with community health
worker.
Keywords : Knowledge , Family Support , the precision timing of immunization
against measles

I. PENDAHULUAN Imunisasi merupakan upaya


Pada tahun 2005 terdapat kesehatan masyarakat yang terbukti
345.000 kematian di dunia akibat paling cost effective. Oleh karena itu
penyakit campak dan sekitar 311.000 perlu ditingkatkan untuk mencapai
atau 90,1% kematian terjadi pada anak- kekebalan masyarakat yang tinggi,
anak usia dibawah lima tahun. Pada sehingga penyakit yang dapat dicegah
tahun 2006 terdapat 242.000 kematian dengan imunisasi (PD3I) dapat
karena campak atau 27 kematian terjadi dibasmi, dieliminasi atau dikendalikan
setiap jamnya (WHO, 2007). (Ditjen P2PL danPusdiklatDepkes RI,
Kematian campak yang meliputi 2006).
seluruh dunia pada tahun 2007 adalah Kejadian penyakit campak sangat
197.000 dengan interval 141.000 berkaitan dengan keberhasilan program
hingga 267.000 kematian dimana imunisasi campak. Indikator yang
66,2% kematian terjadi pada anak-anak bermakna untuk menilai ukuran
usia dibawah lima tahun (WHO, 2008). kesehatan masyarakat di negara
Menurut regional dan global berkembang adalah cakupan imunisasi
summaries of measles incidence WHO campak. Bila cakupan imunisasi
tahun 2008, angka insiden campak di mencapai 90%, maka dapat
wilayah South-East Asia (SEARO) berkontribusi menurunkan angka
adalah 75.770 (WHO, 2008). Masalah kesakitan dan angka kematian sebesar
kematian campak di dunia yang 80-90% (Ditjen P2PL Depkes RI,
dilaporkan pada tahun 2002 sebanyak 2008).
777.000 dan 25,9% di antaranya Target yang ditetapkan dalam
berasal dari negara ASEAN serta 15% Peraturan Menteri Kesehatan Republik
dari kematian campak tersebut berasal Indonesia
dari Indonesia (Depkes RI, 2006). No.741/MENKES/PER/VII/2008
Indonesia termasuk salah satu dari 47 tentang standar pelayanan minimal
negara penyumbang kasus campak (SPM) bidang kesehatan di
terbesar di dunia (Depkes RI, 2008). kabupaten/kota terdapat 18 indikator,
Pada tahun 2008, angka absolut salah satu diantaranya cakupan
campak di Indonesia adalah 15.369 Universal Child Immunization (UCI)
kasus (WHO, 2008). tahun 2010 sebesar 100%. Akan tetapi
pencapaian program imunisasi campak

ISSN: 2338-7246 2
Jurnal Ilmu Keperawatan. Volume III, No. 1, April 2015

di Indonesia tahun 2012 adalah 86,3% Padahal vaksin campak tergolong


(Ditjen P2PL Kemenkes, 2013). Dari aman, meskipun dapat menimbulkan
33 provinsi yang ada di Indonesia, reaksi pada sebagian kecil anak, namun
Jawa barat berada diposisis ke 7 jarang bersifat serius. Reaksi dapat
terrendah untuk cakupan imunisasi berupa ruam-ruam kulit ringan, demam
campak pada tahun 2012, yaitu 73,7%. ringan, pilek adalah reaksi yang paling
(Ditjen P2PL Kemenkes RI, 2013). umum ditemui setelah imunisasi dan
Sementara di Kota Bandung pada tahun dapat diobati (Tjandra, 2009).
2012 cakupannya adalah 83,7%.(P2PL Berdasarkan hasil penelitian dari
Dinkes Kota Bandung, 2013). Suparyanto (2011), diperoleh data
Peningkatan cakupan imunisasi bahwa faktor-faktor yang berhubungan
campak tidak merata di setiap dengan kelengkapan imunisasi antara
Puskesmas di Kota Bandung. Dari 5 lain pengetahuan, motif, pengalaman,
UPT Puskesmas yang ada Puskesmas pekerjaan, dukungan keluarga, fasilitas
Pasir kaliki Kota Bandung peningkatan posyandu,lingkungan, sikap, tenaga
cakupan imunisasi campak pada tahun kesehatan, penghasilan dan
2012 adalah 84,% (Laporan Tahunan pendidikan.didukung oleh hasil
Puskesmas Pasirkaliki, 2012), dan penelitian Azizah (2012) bahwa ada
menempati posisi kedua terendah di hubungan tingkat pengetahuan ibu
Kota Bandung sehingga masih ada tentang imunisasi dasar dengan
16% bayi yang belum diberi imunisasi kepatuhan melaksanakan imunisasi.
campak.
Kemenkes RI (2010) II. KAJIAN LITERATUR
menjelaskan bahwa cakupan imunisasi A. Konsep Pengetahuan
terkait erat dengan pengetahuan dan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu
sikap keluarga terhadap manfaat dan ini terjadi setelah seseorang
mendapatkan imunisasi.Semakin tinggi melakukan penginderaan terhadap
pengetahuan dan sikapnya, semakin suatu objek tertentu. Penginderaan
tinggi pula angka cakupan. Hanya yang terjadi melalui panca indera manusia,
jadi permasalahan besar saat ini adalah yakni penglihatan, pendengaran,
ketepatan waktu pemberian imunisasi. penciuman, rasa dan raba. Sebagian
Hal ini dapat memperlambat proses besar pengetahuan manusia diperoleh
pembentukan imunitas campak secara melalui mata dan telinga.
dini pada bayi, sehingga bayi akan (Notoatmodjo, 2003).
sangat rentan terkena penyakit campak. B. Konsep Dukungan Keluarga
Meskipun campak telah masuk ke Menurut Sarason (1983) dalam
dalam program imunisasi nasional Zainudin (2002). Dukungan keluarga
sejak tahun 1982, namun sampai saat adalah keberatan, kesedihan,
ini masih ditemukan kejadian luar biasa kepedulian dari orang-orang yang dapat
(KLB) campak. Hal ini disebabkan diandalkan, menghargai dan
adanya akumulasi anak-anak rentan menyayangi kita.
ditambah 15% anak yang tidak Menurut Friedman (1998) dukungan
terbentuk imunitasnya (Ditjen P2PL keluarga adalah sikap, tindakan dan
Depkes RI, 2008).Selain itu, penerimaan keluarga terhadap
masyarakat yang menolak imunisasi penderita yang sakit. Anggota keluarga
karena takut ada efek samping memandang bahwa orang bersifat
(kejadian ikutan pasca imunisasi/KIPI). mendukung selalu siap memberi

ISSN: 2338-7246 3
Jurnal Ilmu Keperawatan. Volume III, No. 1, April 2015

pertolongan dan bantuan jika petunjuk-petunjuk, saran atau


diperlukan. umpan balik. Bentuk dukungan
Bentuk Dukungan Keluarga keluarga yang diberikan oleh
a. Dukungan Emosional (Emosional keluarga adalah dorongan semangat,
Support) pemberian nasehat atau mengawasi
Keluarga sebagai sebuah tempat tentang pola makan sehari-hari dan
yang aman dan damai untuk istirahat pengobatan. Dukungan keluarga
dan pemulihan serta membantu juga merupakan perasaan individu
penguasaan terhadap emosi. yang mendapat perhatian, disenangi,
Meliputi ungkapan empati, dihargai dan termasuk bagian dari
kepedulian dan perhatian terhadap masyarakat (Utami, 2003).
anggota keluarga yang menderita
kusta (misalnya: umpan balik, C. Imunisasi Campak
penegasan) (Marlyn, 1998). Imunisasi campak adalah
b. Dukungan Penghargaan (Apprasial imunisasi yang digunakan untuk
Assistance) mencegah terjadinya penyakit campak
Keluarga bertindak sebagai sebuah pada anak karena penyakit ini sangat
bimbingan umpan balik, menular. Kandungan vaksin ini adalah
membimbing dan menengahi virus yang dilemahkan. Frekuensi
pemecahan masalah dan sebagai pemberian imunisasi campak adalah
sumber dan validator identitas satu kali. Waktu pemberian imunisasi
anggota. Terjadi lewat ungkapan campak pada umur 9 – 11 bulan. Cara
hormat (penghargan) positif untuk pemberian imunisasi campak melalui
penderita kusta, persetujuan dengan subkutan kemudian efek sampingnya
gagasan atau perasaan individu dan adalah dapat terjadi ruam pada tempat
perbandingan positif penderita kusta penyuntikan dan timbul panas atau
dengan penderita lainnya seperti demam (Aziz, 2005).
orang-orang yang kurang mampu
atau lebih buruk keadaannya Kontra Indikasi Vaksin Campak
(menambah harga diri) (Marlyn, Diantara vaksin, maka campak
1998). memiliki potensi reaksi simpang yang
c. Dukungan Materi (Tangibile harus diperhatikan. Vaksin tidak boleh
Assistance). diberikan ketika anak sedang menderita
Keluarga merupakan sebuah sumber infeksi saluran nafas, atau infeksi lain
pertolongan praktis dan konkrit, yang disertai dengan demam. Anak
mencakup bantuan langsung seperti setelah menerima transfusi darah juga
dalam bentuk uang, peralatan, harus menunda pemberian campak
waktu, modifikasi lingkungan selama tiga bulan. Anak-anak yang
maupun menolong dengan pekerjaan memiliki kekebalan rendah tidak
waktu mengalami stress (Marlyn, dianjurkan untuk mendapatkan vaksin
1998) ini, serta tentu saja anak-anak penderita
d. Dukungan Informasi (informasi TBC yang tidak diobati harus terlebih
support) dahulu disembuhkan penyakitnya.
Keluarga berfungsi sebagai sebuah Wanita hamil tidak diperbolehkan
koletor dan disse minator menerima vaksin ini (Achmadi, 2006).
(penyebar) informasi tentang dunia,
mencakup memberri nasehat,

ISSN: 2338-7246 4
Jurnal Ilmu Keperawatan. Volume III, No. 1, April 2015

Kontraindikasinya infeksi akut disertai (>95%), dan daerah-daerah dengan


dengan demam lebih dari 38ᴼC, cakupan imunisasi rendah sudah
defisiensi imunologis, pengobatan sangat kecil jumlahnya. Kasus
dengan imunosupresif, alergi protein campak sudah jarang dan KLB
telur, hipersensitivitas terhadap hampir tidak pernah terjadi.
kanamisin dan eritromisin. (Arif
Mansjoer dkk, 2000). III. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
Population at Risk deskriptif korelasional dengan
Populasi yang rentan terhadap penyakit pendekatan cross sectional study. Pada
campak adalah bayi berumur lebih dari desain ini, peneliti melakukan
1 tahun, bayi yang tidak mendapatkan pengukuran variabel dependen yakni
imunisasi, serta remaja dan dewasa pengetahuan ibu dan dukungan
muda yang belum mendapatkan keluarga sedangkan variabel
imunisasi yang kedua. independen yaitu ketepatan pemberian
Menurut Achmadi (2006), anak yang imunisasi campak. Peneliti
mengalami penyakit ini akan memberikan kuesioner pengetahuan
mengalami kekebalan seumur hidup. tentang imunisasi campak dan
Sedangkan bayi yang ibunya menderita dukungan keluarga kepada subjek
morbilli, akan menerima kekebalan penelitian dimulai sejak minggu ke-3
secara pasif, sampai umur empat Februari 2014 hingga minggu ke- 3
hingga enam bulan. Setelah umur Maret 2014.
tersebut kekebalan akan menurun Populasi dalam penelitian ini
sehingga anak dapat terkena penyakit adalah ibu yang memiliki bayi usia 12
campak. Bila ibu menderita penyakit – 23 bulan. Teknik sampling yang
morbilli pada usia hamil muda, usia dilakukan pada penelitian ini adalah
hamil 1-2 bulan, maka 50 persen akan Accidental Sampling. Jumlah sampel
mengalami abortus. Bila ibu, menderita dalam penelitian ini sebanyak 86
campak pada trimester pertama, kedua, sampel dengan pembagian secara
dan ketiga, maka kemungkinan akan proposional dari setiap wilayah
mengalami cacat bawaan lahir, mati Instrumen yang digunakan pada
atau lahir dengan berat badan rendah. penelitian ini berupa kuesioner
mengenai pengetahuan tentang
Pemberantasan Campak imunisasi campak dan dukungan
Pemberantasan campak meliputi keluarga. Kuesioner diberikan dalam
beberapa tahapan, yaitu:. bentuk pertanyaan tertutup. Dalam
a. Tahap Reduksi/Penurunan Kematian penelitian ini dilakukan uji validitas
Campak untuk setiap item pertanyaan dengan
Pada tahap ini lebih ditekankan pada nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,889
penurunan angka kematian campak. yang berada di atas titik kritis 0,600
Strategi imunisasi adalah yang menunjukan bahwa instrument
meningkatkan cakupan imunisasi tersebut sudah dinyatakan reliabel,
campak rutin dan upaya imunisasi sehingga memenuhi syarat untuk
tambahan. digunakan dalam penelitian.
b. Tahap Eliminasi Teknik analisis data dalam
Pada tahap eliminasi, cakupan penelitian ini adalah analisis univariat
imunisasi sudah sangat tinggi dan analisis bivariat. Analisis univariat

ISSN: 2338-7246 5
Jurnal Ilmu Keperawatan. Volume III, No. 1, April 2015

bertujuan untuk mengetahui distribusi dukungan kurang 33 orang (38,37%);


frekuensi dan proporsi dari variabel- variable independen ketepatan waktu
variabel yang diamati, terdiri dari pemberian imuniasasi campak
variabel independen meliputi ketepatan diperoleh data tepat waktu sebesar 52
waktu pemberian imunisasi campak orang (60,47%) dan tidak tepat waktu
dan variabel dependen yaitu 34 orang (39,53%).
pengetahuan dan dukungan keluarga. Analisa bivariat yang digunakan
Analisis univariat dilakukan untuk dalam penelitian ini menggunakan Chi
mengetahui presentase pengetahuan ibu Square. Dari hasil pengolahan data
dengan kategori baik, cukup, kurang yang telah dilakukan, diperoleh hasil
dan dukungan keluarga dengan sebagai berikut:
kategori dukungan baik dan dukungan
kurang serta ketepatan waktu f Ketepatan Waktu
pemberian imunisasi campak dengan P-
Penget Tidak To
Tepat Va
kategori tepat waktu dan tidak tepat ahuan % Tepat tal
lue
waktu. waktu
Waktu
Analisis bivariat digunakan f 13 39 52
terhadap dua variabel yang diduga Baik 60,
berhubungan atau berkolerasi yaitu % 39,4 73,6
5
pengetahuan ibu dengan ketepaatan
f 33 53 86
waktu pemberian imunisasi campak Cukup
dan dukungan keluarga dengan 27,
% 36,4 22,6
9 0,0
ketepatan waktu pemberian imunisasi 02
campak. f 8 2 10
Kurang 11,
Analisa yang digunakan dalam % 24,2 3,8
penelitian ini adalah Chi-Square (X2). 6
Jika p value < α = 0,05 maka hipotesis f 12 12 24
diterima dan sebaliknya jika p value > Total 10
% 100 100
α = 0,05 maka hipotesis ditolak 0
(Notoatmodjo, 2010).
Didapatkan p-value sebesar 0,002
< 0,05. Hal ini menunjukan bahwa
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN terdapat hubungan yang bermakna
Penelitian ini dilaksanakan di antara tingkat pengetahuan dengan
wilayah kerja puskesmas Pasir Kaliki ketepatan waktu ibu dalam pemberian
Bandung pada bulan Februari - Maret imunisasi campak pada bayi di
2014. Penelitian ini menggunakan 86 Wilayah Kerja Puskesmas Pasirkaliki
orang responden. Berdasarkan Kota Bandung. Sedangkan untuk untuk
pengolahan data secara univariat untuk variable dukungan keluarga dan
pengetahuan ibu diperoleh data sebagai ketepatan waktu diperoleh data :
berikut 52 orang (60,47%) memiliki
tingkat pengetahuan yang baik, 24 Duku f Ketepatan Waktu
orang (27,91%) kategori pengetahuan P-
ngan Tidak To
Tepat Val
cukup dan 10 orang (11,63%) dengan Kelua % Tepat tal
ue
kategori kurang; variable dukungan rga Waktu
Waktu
keluarga diperoleh data dukungan baik Duku f 15 38 53 0,0
sejumlah 53 orang (61,63%) dan

ISSN: 2338-7246 6
Jurnal Ilmu Keperawatan. Volume III, No. 1, April 2015

ngan 61, 27 sudah cukup dewasa, sehingga


% 45,5 71,7
Baik 6 mempengaruhi tingkat pengetahuan
Duku f 18 15 33 responden tentang imunisasi campak.
ngan
Kuran 38, Sehingga dalam penelitian didapatkan
% 54,5 28,3
g 4 lebih dari setengahnya tingkat
f 33 53 86 pengetahuan responden adalah baik
Total sebanyak 52 orang (60,47%). Sesuai
10
% 100 100
0 dengan pendapat yang dikemukakan
oleh Notoatmodjo (2007) bahwa usia
ibu menjadi indicator kedewasaan
didapatkan p-value sebesar 0,027 <
dalam setiap pengambilan keputusan
0,05. Hal ini menunjukan bahwa
untuk melakukan sesuatu yang
terdapat hubungan yang bermakna
mengacu pada setiap pengalamannya.
antara dukungan keluarga dengan
Dalam penelitian ini didapatkan
ketepatan waktu ibu dalam pemberian
bahwa pengetahuan ibu adalah dalam
imunisasi campak pada bayi di
kategori baik lebih dari setengahnya
Wilayah Kerja Puskesmas Pasirkaliki
sebanyak 52 orang (60,47%). Hal ini
Kota Bandung.
dapat dikaitkan dengan pekerjaan
Berdasarkan data distribusi jawaban
merupakan faktor predisposisi dalam
responden mengenai pengetahuan
pemanfaatan pelayanan kesehatan.
tentang imunisasi campak, diperoleh
Menurut Retnoningsih dan Rusmiati
hasil bahwa lebih dari setengahnya
(2010) status dan pekerjaan ibu
responden memiliki pengetahuan yang
memberi pengaruh terhadap imunisasi.
baik yaitu 52 orang (60,47%). Hasil ini
Ada kecenderungan situasi pekerjaan
dapat dikaitkan dengan pendidikan
akan menimbulkan masalah kesehatan
responden.Dalam penelitian yang telah
bagi seorang ibu dan anggota
dilaksanakan didapatkan bahwa
keluarganya. Situasi kerja akan
sebagian besar pendidikan responden
menimbulkan kesibukan dalam
adalah tingkat menengah
pekerjaan sehingga seorang ibu
(SMA/SMK/MAN). Dimana
cenderung memiliki waktu terbatas
pendidikan tersebut berpengaruh
untuk merawat keluarganya.
terhadap cara berfikir, tindakan dan
cara pengambilan keputusan seseorang
Dukungan Keluarga Terhadap
dalam melakukan suatu perbuatan.Hal
Imunisasi Campak
ini sesuai dengan pendapat yang
Dukungan keluarga adalah suatu
dikemukakan oleh Fatmiyati (2009)
dukungan yang bermanfaat bagi
yang mengemukakan bahwa semakin
individu yang diperoleh dari
tinggi pendidikan ibu semakin tinggi
keluarganya dimana keluarga
pengetahuan ibu tentang imunisasi,
memperhatikan, menghargai dan
maka semakin tinggi pula kesadaran
mencintainya (Cohen&Syme, 1996
ibu untuk membawa anaknya untuk
dalam Setiadi, 2008). Anggota keluarga
memperoleh imunisasi sehingga sangat
memandang bahwa orang yang bersifat
berperan dalam kelengkapan imunisasi.
mendukung selalu siap memberikan
Dari hasil penelitian diketahui
pertolongan dan bantuan jika
hampir setengahnya umur responden
diperlukan.
adalah dewasa (20-35 tahun) yaitu
Sidiharto (2007) menyatakan
sebanyak 42 orang (48,84%). Dimana
setiap anggota keluarga mempunyai
pada usia tersebut pola pikir seseorang
ISSN: 2338-7246 7
Jurnal Ilmu Keperawatan. Volume III, No. 1, April 2015

struktur peran formal dan informal, variabel pengetahuan mempunyai


misalnya ayah mempunyai peran pengaruh yang signifikan terhadap
formal sebagai kepala keluarga dan perilaku ibu dalam memberikan
pencari nafkah. Struktur keluarga imunisasi.Begitu pun dengan hasil
meliputi kemampuan berkomunikasi , penelitian Emi (2008) didapatkan
kemampuan keluarga saling berbagi, bahwa pengetahuan ibu berhubungan
kemampuan system pendukung dengan perilaku perolehan imunisasi
diantara angota keluarga, kemampuan campak.
perawatan diri dan kemampuan
menyelesaikan masalah.Friedman Dukungan Keluarga Terhadap
(2003) dukungan keluarga merupakan Ketepatan Waktu Pemberian
bagian integral dari dukungan Imunisasi Campak
sosial.Dampak positif dari dukungan Hubungan antara dukungan
keluarga adalah meningkatkan keluarga dengan ketepatan waktu ibu
penyesuaian diri seseorang terhadap dalam pemberian imunisasi campak
kejadian-kejadian dalam kehidupan. pada bayi di Kecamatan Cicendo
Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Ketepatan Waktu Pemberian Pasirkaliki Kota Bandung. Dari data
Imunisasi Campak yang disajikan pada tabel di atas
Hasil penelitian ini sejalan terlihat bahwa dari 33 orang ibu yang
dengan penelitian yang dilakukan Ali tidak tepat waktu dalam pemberian
(2002) mengenai pengetahuan sikap imunisasi campak, lebih dari
dan perilaku ibu bekerja dan ibu tidak setengahnya sebanyak 18 orang
bekerja tentang imunisasi yang (54,5%) memiliki dukungan keluarga
menyebutkan bahwa ibu yang tidak yang kurang. Dan dari 53 orang ibu
bekerja akan lebih sering membawa yang tepat waktu dalam pemberian
bayinya ke fasilitas kesehatan untuk imunisasi campak, lebih dari
mendapatkan pelayan kesehatan setengahnya sebanyak 38 orang(71,7%)
termasuk imunisasi campak. memiliki dukungan keluarga yang baik.
Dari hasil analisis chi square, diperoleh
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu p-value sebesar 0,027 < 0,05. Hal ini
Dengan Ketepatan Waktu menunjukan bahwa terdapat hubungan
Pemberian Imunisasi Campak yang bermakna antara dukungan
Hal ini menunjukan adanya keluarga dengan ketepatan waktu ibu
hubungan antara variabel tingkat dalam pemberian imunisasi campak
pengetahuan dengan ketepatan waktu pada bayi di Kecamatan Cicendo
pemberian imunisasi campak pada bayi Wilayah Kerja UPT Puskesmas
di Kecamatan Cicendo Wilayah Kerja Pasirkaliki Kota Bandung.
UPT Puskesmas Pasirkaliki Tingginya dukungan keluarga
Bandung.Hasil penelitian ini sesuai terutama suami terhadap ketepatan
dengan hasil penelitian Simbolon waktu pemberian imunisasi campak di
(2010) yang menyatakan bahwa Kecamatan Cicendo menunjukan
variabel pengetahuan mempunyai bahwa dukungan keluarga terutama
pengaruh signifikan terhadap suami dalam melakukan suatu tindakan
pemberian imunisasi.Hasil penelitian sangat berperan.Dukungan suami
juga sejalan dengan penelitian Helmi memegang peranan penting untuk
(2008) yang menyatakan bahwa memebentuk suatu kepatuhan dalam

ISSN: 2338-7246 8
Jurnal Ilmu Keperawatan. Volume III, No. 1, April 2015

diri ibu karena dengan adanya yang dapat mendukung dan


dukungan membuat keadaan dalam diri menghambat terhadap pemberian
ibu muncul, terarah dan imunisasi campak sehingga dapat
mempertahankan perilaku untuk patuh mencegah drop out imunisasi
dalam pemberian imunisasi campak campak dan langkah awal dalam
sesui dengan umur yang telah mengontrol serta memberikan
ditentukan. pendidikan kesehatan tentang
Hasil penelitian ini sejalan bahaya campak kepada masyarakat.
dengan hasil penelitian Effendi, dkk 2. Setiap petugas kesehatan diharapkan
(2010) yang meneliti tentang hubungan memiliki kemampuan untuk menjadi
tingkat pengetahuan ibu dan dukungan motivator bagi anggota keluarga
suami dengan kepatuhan ibu dalam serta selalu melibatkan keluarga
memberikan imunisasi dasar, diperoleh sehingga keluarga mampu mengenal
hasil bahwa ada hubungan yang dan memahami peran dan fungsi
bermakna antara dukungan suami kesehatan keluarga.
dengan kepatuhan ibu dalam 3. Diharapkan kepada pihak
memberikan imunisasi dasar. Menurut Puskesmas Pasirkaliki agar
Muamalah (2006) kepercayaan dan meningkatkan kualitas pelayanan
perilaku kesehatan ibu yang positif petugas imunisasi dalam melakukan
terhadap imunisasi harus mendapat imunisasi terutama imunisasi
konfirmasi dan dukungan dari suami. campak serta melakukan
penyuluhan oleh petugas kesehatan
V. SIMPULAN DAN SARAN kepada kader, masyarakat, tokoh
1. Lebih dari setengahnya responden masyarakat serta tokoh agama.
sebanyak 52 orang (60,47%) 4. Media informasi tentang kesehatan
memiliki tingkat pengetahuan yang terutama imunisasi campak agar
baik. lebih tersebar baik di media cetak
2. Lebih dari setengahnyaresponden maupun media elektronik.
sebanyak 53 orang (61,63%)
memiliki dukungan yang baik. Daftar Pustaka
3. Terdapat hubungan yang bermakna Anggraeni, Mekar Dwi., 2009,
antara tingkat pengetahuan dengan Dukungan Sosial Yang Diterima
ketepatan waktu ibu dalam oleh Perempuan Yang Belum
pemberian imunisasi campak pada Berhasil Dalam Pengobatan
bayi di Kecamatan Cicendo Wilayah Infertilitas. Jurnal Keperawatan
Kerja UPT Puskesmas Pasirkaliki Soedirman, Volume 4, No.3.
Kota Bandung, p-value < 0,05. American Urological Association. The
4. Terdapat hubungan yang bermakna Optimal Evaluation of the
antara dukungan keluarga dengan Infertile Male. AUA Best Practice
ketepatan waktu ibu dalam Statement. Revised 2010.
pemberian imunisasi campak pada Arikunto, Suharni., 2010, Prosedur
bayi di Kecamatan Cicendo Wilayah Penelitian Suatu Pendekatan
Kerja UPT Puskesmas Pasirkaliki Praktik. Jakarta: PT. Rineka
Kota Bandung, p-value < 0,05. Cipta.
Ermiza, 2012, Pengaruh Paparan Suhu
1. Setiap petugas kesehatan diharapkan Terhadap Kualitas Spermatozoa
mampu memahami faktor-faktor Mencit Jantan (Mus,Musculus)

ISSN: 2338-7246 9
Jurnal Ilmu Keperawatan. Volume III, No. 1, April 2015

Strain Jepang, Fakultas Sains Saikhun, et.al., 1998, Effects of Sauna


dan Teknologi UIN Maliki on Spem Movement
Malang. Characteristics of Normal Men
Ferial, Eddyman W., 2012, Gizi, Measured by Computer-Assisted
Infertilitas, Dan Penanganannya. Sperm Analysis. International
Makassar. Journal of Andrology, 21:358-
Firman, Sugih., 2012, Infertilitas Pria 363. Thailand.
Akibat Kerja CDK- Samsulhadi, 2005, Pengaruh Gaya
195_vol39_no7_2012. Jakarta, Hidup Terhadap Kesuburan.
Indonesia. (Disampaikan pada pidato
Gaur et.al., 2010, Alcohol Intake And pengukuhan Guru Besar Tetap
Cigarette Smoking: Impact Of dalam Ilmu Obstetri &
Two Major Lifestyle Factors On Ginekologi pada Fakultas
Male Fertility. Indian J Pathol Kedokteran Universitas
Microbiol. 53, 35-40. Airlangga). Majalah Obstetri &
Nursalam, 2008, Konsep dan Ginekologi Indonesia, 29 (3),
Penerapan Metodologi 135-143.
Penelitian Ilmu Keperawatan. Widyastuti, Rini., 2012, Efektivitas
Jakarta: Salemba Medika. Penggunaan Krioprotektan dan
Notoadmodjo, Soekidjo., 2005, Metode Distribusi Kalsium Pada
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Pembekuan Sperma Manusia
PT. Rineka Cipta. Dengan Metode Vitrifikasi. Tesis
Masrizal, Khaidir., 2006, Penilaian Institut Teknologi Bandung
Tingkat Fertilitas Dan (tidak dipublikasikan).
Penatalaksanaannya Pada Pria. World Health Organization, 2010,
Jurnal Kesehatan Masyarakat. Laboratory Manual For The
Universitas Andalas. Examination And Processing Of
May, A.K, & Mahlmeister, M., 1994, Human Semen - 5th Ed. Geneva,
Maternal and Newborn Switzerland.
Nursing. Philadelphia, J.B. Kompas. 8 Juni 2014, Jam 11:24 WIB.
Lippincot. Di Indonesia Minum Alkohol
Oldereid, N. et.al., 1992, Lifestyles Of Hanya untuk Status Sosial.
Men In Barren Couples And Nurdianti, dkk., 2010, Pengaruh
Their Relationships To Sperm Pemberian Kafein Terhadap
Quality. European Journal of Kualitas Sperma Dan Persentase
Obstetrics & Gynecology and Kelahiran Mencit (Mus Musculus
Reproductive Biology, 43 (1992) Sw). Sekolah Ilmu dan Teknologi
51-57. Elsevier Science Hayati Institut Teknologi
Publishers B.V. Bandung.
Ramadhani, Tri Suci., 2010, Suhardi, 2011, Preferensi Peminum
Perbandingan Volume dan Alkohol Di Indonesia Menurut
Konsentrasi Sperma Perokok dan Riskesdas 2007. Buletin
Bukan Perokok. Skripsi Fakultas Penelitian Kesehatan.
Kedokteran Universitas Sebelas
Maret Surakarta.

ISSN: 2338-7246 10

Anda mungkin juga menyukai