Anda di halaman 1dari 47

TUGAS DESAIN PABRIK

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BIOGAS DARI PALM OIL MILL EFFLUENT (POME)

20 Januari 2020

Disusun oleh:
Rivaldo Zamara 02211746000035
Silma Kemala Farisha 02211746000039
Dosen pembimbing:
Dr. Ir. Sri Rachmania Juliastuti, M. Eng
Dr. Eng. R. Darmawan, S.T ., M.T

Laboratorium Pengolahan Limbah Industri | Departemen Teknik Kimia –FTIRS- ITS


CONTENT

LATAR BELAKANG

KESIMPULAN

LOKASI DAN KAPASITAS


PABRIK

ANALISA EKONOMI

SELEKSI DAN
URAIAN PROSES
LATAR
BELAKANG
Bagian 1

Add a Footer
Latar Belakang
• Sektor kelistrikan memegang peran penting dalam pembangunan suatu
negara. Rasio elektrifikasi nasional Indonesia sekarang ini adalah sebesar 95,35
%, masih berada diperingkat 6 di Asia Tenggara, bahkan banyak daerah yang
tingkat elektrifikasinya hanya berkisar 60%, seperti NTT dan Papua (PLN, 2018)

• Kondisi kelistrikan di beberapa daerah di luar Pulau Jawa dapat dikatakan


cukup kritis, terutama di daerah pendalaman dan pedesaan belum
mendapatkan aliran listrik, sedangkan daerah lainnya sering mengalami
pemadaman bergilir. (Sudarwati, 2014)

• Energi listrik Indonesia masih bergantung kepada kebutuhan listrik dari energi
fosil.

• Emisi gas CO2 berdasarkan Skenario Dasar atau Busines as Usual (BAU) akan
meningkat menjadi sekitar 1000 juta ton pada tahun 2020 dan akan terus
meningkat menjadi 2129 juta ton pada tahun 2030.
Latar Belakang
• Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 5 tahun 2006 tentang kebijakan
energi nasional untuk mengembangkan sumber energi alternatif sebagai
pengganti bahan bakar minyak

• Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional


yakni menggenjot pemanfaatan EBT, pada 2020 disebut sebesar 17 persen.
Pada 2025 mendatang, pemanfaatan EBT diharapkan sampai 23 persen.

• Dalam industri kelapa sawit, selain menghasilkan crude palm oil (CPO) sebagai
produk utama, pabrik kelapa sawit juga menghasilkan limbah buangan cair
Palm Oil Mill Effluent (POME)

• POME mengandung padatan terlarut maupun tersuspensi berupa koloid, dan


residu minyak dengan Biochemical Oxygen Demand (BOD) yang sangat tinggi
yakni 20.000-40.000 mg/L dan Chemical Oxygen Demand (COD) 40.000-
70.000 mg/L.
Latar Belakang
• POME menghasilkan metana, digunakan sebagai pembangkit generator pada
gas engine untuk menghasilkan energi listrik.

• Melalui Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51/1995,


Membuang POME langsung ke sungai adalah pelanggaran karena dapat dapat
merusak ekosistem perairan, selain itu POME mengeluarkan gas metana (CH4)
dengan dampak pemanasan global 21 kali lipat lebih besar dibandingkan
karbondioksida (CO2).

• “Pembangkit Listrik Tenaga Biogas dari Palm Oil Mill Effluent “menjadi sebuah
solusi yang bersifat ganda, jalan keluar bagi masalah limbah yang dihasilkan
dan sekaligus menghasilkan energi listrik untuk masyarakat.
Potensi Bahan Baku di
Indonesia

Perkembangan Luas Areal dan Produksi Perkebunan Kelapa Sawit


Indonesia, 2013-2017*
Potensi Bahan Baku di
Indonesia
Setiap satu hektar perkebunan kelapa sawit dapat menghasilkan tiga ton TBS

Setiap satu ton TBS yang diolah di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) akan menghasilkan
limbah samping berupa POME sebanyak 0,7-1 m3 (Rahayu et al, 2015) dan
Nm3 CH4
diperkirakan dapat menghasilkan metana sebesar 15,624 . apabila metana
ton TBS

tersebut digunakan sebagai pembangkit generator gas engine, maka akan


menghasilkan energi listrik sebesar 223,11 MJ/ton TBS.
Marketing Aspek

Listrik yang dihasilkan dapat dijual dengan harga 1.200 / kWh


Lokasi
Pabrik
Bagian 2

Add a Footer
Penentuan Lokasi Pabrik

Kabupaten Rokan Hulu dan Kotawaringin Timur merupakan pabrik dengan produksi CPO terbesar
di Indonesia selian itu, menurut (Timmerhause, 2003) ada hal-hal lain yang perlu diperhatikan
dalam pemilihan lokasi pabrik seperti gambar expert choice diatas
Peta Lokasi Pabrik
PT. Tunas
Agro Subur
Kencana

Rencana
lokasi
Pendirian
Pabrik
Bahan Baku
No Nama Perusahaan Kapasitas Alamat
(ton TBS/jam)
1 PT Karya Makmur Bahagia 75 Telaga Antang
2 PT Karya Makmur Bahagia II 45 Telaga Antang
3 PT Katingan Indah Utama 90 MB Ketapan
Bahan baku yang diambil 4
5.
PT Uni Primacom
PT. Suka Jadi Sawit Mekar
20
90
Parenggean
MB Ketapan
didasarkan pada kapasitas 6.
(I)
PT. Sukajadi Sawit Mekar 45 Telawang
produksi PKS terbesar di 7.
(II)
PT. Tunas Agro Subur 120 Parenggean
Kotawaringin Timur . Kencana
8. PT. Windu Nabatindo Lestari 90 Cempaga Hulu
9. PT. Swadaya Sapta Putra 45 Parenggean

PT Tunas Agro Subur Kencana


10. PT. Sapta Karya Damai 30 MB Ketapan
11. PT. Bangkit Giat Usaha 45 Antang Kalang

120 ton TBS/ jam = 80 𝑚3 / 12.


Mandiri
PT. Maju Aneka Sawit 45 Telawang
jam 13. PT. Sarana Prima Multi
Niaga
45 Cempaga Hulu

14. PT. Agro Bukit 90 Baamang


15. PT. Bumi Sawit Kencana 45 Telawang
Bahan baku tidak diambil dari 16. PT. Surya Inti Sawit
Kahuripan
60 Parenggean

PT lain karena lokasi pabrik 17. PT. Mentaya Sawit Mas 45 Mentaya Hulu

yang berjauhan dan tidak


18. PT. Hutan Sawit Lestari 90 MB Ketapan
19. PT. Unggul Lestari 45 MB Ketapan

menambah biaya transportasi.


20. PT. Windu Nabatindo Abadi 60 Cempaga Hulu
21. PT. Adhyaksa Dharmasatya 30 Tualan Hulu
22. PT. Agro Wana Lestari 90 Bukit Santuai
23. PT. Karunia Kencana 45 Telawang
Permaisejati
24. PT. Mulia Agro Permai 60 MB Ketapan
25 PT. Intiga Prabhakara 45 Mentaya Hulu
Kahuripan
TOTAL KOTIM 1.490
Letak Geografis

Ketahanan Gempa
Letak Geografis pulau Kalimantan khususnya daerah Bontang termasuk daerah yang tidak rawan
gempa karena jauh dari pertemuan lempeng Eaurasia (Indo-Australia) yang menyebabkan jauh
dari potensi gempa dan letusan gunung berapi.

Suhu Lingkungan
Suhu lingkungan sangat berpengaruh pada kinerja pekerja/karyawan, kondisi peralatan,
dan bahan baku, Oleh karena itu, suhu lingkungan merupakan indikator yang perlu
dipertimbangkan dalam penentuan lokasi pabrik. Suhu lingkungan yang ideal sebesar
25°C.
Provinsi Suhu Lingkungan
Suhu Suhu Suhu Rata-
Maksimum Minimum Rata

Kalimantan Timur 36°C 22,2°C 27,9°C


Letak Geografis

Kelembapan Udara
Kelembapan udara dalam penentuan lokasi pabrik berpengaruh pada pemilihan material untuk alat-alat
proses karena semakin tinggi kelembapan udara, kemungkinan terjadinya korosi akan semakin tinggi.
Untuk kelembapan udara pada Kalimantan Timur mencapai 79,7%.

Kecepatan Angin
Kecepatan angin dalam penentuan lokasi pabrik berpengaruh pada keselamatan kerja pada pekerja
pabrik, sehingga diperhatikan untuk mencegah kecelakaan kerja. Kecepatan angin di Kalimantan Timur
mencapai 1,96 m/detik
Utilitas
Air : Air dimanfaatkan sebagai fluida pendingin, proses produksi, dan kebutuhan lainnya. Sumber air
sungai Mentaya. Selain itu untuk keperluan air perkantoran di peroleh dari PDAM setempet

Listrik : Kebutuhan listrik didapat dari hasil produksi pabrik sendiri, sebagai start up awal pabrik juga
dialirkan aliran PLN.

Transportasi

Rencana pendirian pabrik di daerah Kalimantan Timur, akan didirikan di Kecamatan Parenggean, Kotawaringin,
Kalimantan Timur.
Jarak lokasi bandara H Asan Sampit dekat dengan pabrik sekitar 32 km.
Selain itu di Kotawaringin Timur terdapat lima pelabuhan, salah satunya melewati sungai mentaya (sumber
ketersediaan air pabrik)
Pemasaran
Listrik dijual untuk meningkatkan elektrisitas Propinsi
Kalimantan Tengah.
Total Rumah Tangga tanpa aliran listrik di Kalimantan
Tengah adalah 128.117 kepala keluarga
70 % listrik dijual kepada pelanggan 900 VA (watt)
30 %listrik dijual kepada pelanggan 1.300 VA (watt)
Dengan harga 1.200/ watt

Total produksi listrik = 19.000.000 watt.

Sehingga dapat mencukupi kebutuhan


14.778 kepala keluarga (900 VA)
dan 4358 kepala keluarga (1300 VA)

Dan Rasio Elektrifikasi di Propinsi Kalimantan Tengah


meningkat menjadi 83,69%
Kualitas Bahan Baku
Bahan Baku = Palm Oil Mill Efflluent dari PT. Agro Subur Kencanal

Parameter Unit Jumlah Kisaran

pH - 4-5

Biological Oxygen Demand (BOD) mg/L 25000-65714

Chemical Oxygen Demand (COD) mg/L 44300-102696

Total Solids (TS) mg/L 40500-72058

Suspended Solids (SS) mg/L 18000-46011

Volatile Solids (VS) mg/L 34000-49300

Oil and Grease (O and G) mg/L 4000-9341

Ammonia Nitrogen (NH3-N) mg/L 35-103

Total Nitrogen (TN) mg/L 750-770


Kualitas Produk
Produk = Biometana yang digunakan sebagai pembangkit listrik pada gas turbine, dengan komposisi target produk
sebagai berikut :
Komponen %Volume

Metana 92,089

Karbondioksida 0,992

Nitrogen 2,117

Oksigen 0,584

H2S 0,012

Hidrogen 1,279

H2O 2,858
Seleksi & Uraian
Proses
Bagian 4

Add a Footer
Seleksi Proses
1. Pemilihan Reaktor

(A) Completely mixed aerobic digester, (B) UASB Reactor, (C) AFB
Reactor, (D) Upflow AF reactor
1. Pemilihan Reaktor

Jenis Reakor Kelebihan dan Kekurangan


1. Dalam proses pencampuran, kontak antara limbah dan biomassa lebih efektif.
2. Produksi gas lebih besar daripada conventional method (kolam anaerobik).
3. Area tidak cukup luas
CSTR
4. Untuk limbah yang diolah memiliki kandungan padatan 3- 10%
5. Methane composition sebesar 62,5 % dan COD removal sebesar 83 %

1. Sesuai untuk pengolahan limbah yang mengandung suspended solid yang tinggi
2. Performa reaktor tergantung pada kecepatan pengendapan sludge
UASB
3. Area tidak cukup luas
4. Methane composition sebesar 50 % dan COD removal sebesar 6
1. Biaya mahal
2. Tidak cocok untuk limbah yang memiliki suspended solid yang tinggi
AFB
3. Lahan yang dibutuh kan luas
4. Methane composition sebesar 50 % dan COD removal sebesar 65%
1. Dapat mentolerir feed dalam jumlah besar yang dimasukkan secara tiba-tiba
2. Tidak cocok untuk limbah yang memiliki Total Suspended Solid yang tinggi
AF
3. Methane composition sebesar 50 % dan COD removal sebesar 70%
1. Pemilihan Reaktor

Jenis Penempatan Pengaduk


Side Entering Mixer


2. Pemilihan Suhu Operasi

Dari dua perbandingan kondisi digester tersebut maka kondisi mesophilic untuk dikontrol dalam
pengoperasiannya dan lebih baik kualitas biogasnya dibandingkan thermophilic. Sehingga kondisi
suhu mesophilic dipilih sebagai kondisi suhu dalam digester
Water scrubbing

Metode Chemical
Purifikasi absorption

Pressure swing
adsorption

 
 





Tahapan Reaksi Pembentukan Biogas
No Reaksi yang terjadi
Reaksi Hidrolisis
1 Karbohidrat + H2O → Glukosa
Reaksi Asidogenesis
2 Glukosa → Asam Butirat + Asam Asetat + O2
3 Glukosa → Asam Butirat + 2CO2 + 2H2
4 Glukosa + 2 H2 →2 Asam Propionat + 2H2O
5 Glukosa →3 Asam Asetat
Reaksi Asitogenesis
6 Asam Butirat + 2H2O → 2 Asam Asetat + 2H2
7 Asam Propionat + 2H2O → Asam asetat + CO2 + 3H2
Reaksi Metanogenesis
8 As. Asetat → CH4 + CO2
9 CO2 + 4H2 → CH4 + 2H2O
10 SO42- + CH3COOH → H2S + 2HCO3-
Reaksi Tambahan
11 Protein+18,5H2O → 8,25CH4 + 3,75CO2 + 4NH4OH + 4H2CO3
12 4 Lemak + 94 H2O → 145 CH4 + 59 CO2
13 Minyak + 7 H2O → 11.5 CH4 + 4.5 CO2
14 CO(NH2)2 + 3H2O → 2NH4OH + CO2
15 (NH4)2HPO4 + H2O → NH4OH + NH4H2PO4
URAIAN PROSES SECARA UMUM
Pembentukan listrik

Proses Starter
Pembentukan
Biometana

Proses Netralisasi Diagram


Pengolahan Pupuk Alir Proses
1. Proses Netralisasi Tangki
CW in Starter

Biodigester

CW out
2. Proses Starter

Tangki Biodigester
Netralisasi
3. Proses Pembentukan Biomethana
CW in Udara PW

Tangki
Starter

Tangki
Netralisasi
CW out
4. Pengolahan Pupuk

Biodigester
5. Pembentukan Listrik

Dehidration
Column
Analisa
Ekonomi
Bagian 5

Add a Footer
• Peninjauan untuk perhitungan investasi

DC
FCI (Direct Cost)
(Fixed Capital

TCI
Investment)
IC
(Indirect Cost)
(Total Capital
Investment)
WCI
(Working Capital
Investment)
Harga Alat
Harga total peralatan = $ 2.576.059

= Rp 38.149.340.202

Harga peralatan utilitas = 45% dari harga peralatan


= Rp 16.717.203.091

Maka total harga peralatan = Rp 53.866.543.293


Harga Bahan Baku
Kebutuhan Harga Total Harga
No Bahan Baku
per hari (kg) Rp/ kg Rp

1 Ca(OH)2
8,88 1.500 13.320,00
2 Urea
3624 3.250 11.778.000,00

3 DAP
330 x Rp 13.505.100
600 1.800 1.080.000,00

4 Kotoran Sapi
4225,2 150 633.780,00
= 4.456.683.000/tahun
Total 13.505.100
Biaya
Investasi Modal Pemasukan Analisa
Produksi

Fixed Capital Investment Working Capital Investment


Rp. 257.040.569.294 Rp. 27.438.220.489

Total Capital Investment


Rp 284.478.789.782
Biaya
Investasi Modal Pemasukan Analisa
Produksi

Total direct production cost ( DPC ) Rp 56.672.283.829


Total fixed charges ( FC ) Rp 30.844.868.315
General Expenses (GE) Rp 46.267.302.473
Plant Overhead Cost ( POC ) Rp 30.844.868.315

Total Production Cost (TPC)

Rp 164.629.322.932
Biaya
Investasi Modal Pemasukan Analisa
Produksi

Bunga bank
40% modal pinjaman 10,25% per tahun
(Bank Indonesia, 2019)

Laju inflasi
3,12% per tahun

Masa konstruksi 2
tahun
60% modal sendiri Umur pabrik 10 tahun
Biaya
Investasi Modal Pemasukan Analisa
Produksi

Tabel D.4.2 Hasil Penjualan Produk Utama


Kapasitas
No Bahan Baku Harga (Rp) Total Harga (Rp)
(KW/tahun)
1 Listrik 150480000 Rp1.200 /kW Rp180.576.000.000
Kapasitas
No Bahan Baku Harga (Rp) Total Harga (Rp)
(Ton/tahun)
1 Pupuk Cair 47468,47 Rp 1.442.100 /ton 68.454.284.163,41
2 Kompos 25077,89 Rp 721.050 /ton 18.082.411.142,40

Total 86.536.695.305,81

(1) Sumber : ESDM No.434 K/12/MEM/2017


(2) https://www.alibaba.com/
Biaya
Investasi Modal Pemasukan Analisa
Produksi

39,75%
Internal Rate of Return

5 tahun 10 bulan
Pay Out Time

37,59%
Break Event Point
Grafik Break Event PLTBg dari Palm Oil Mill Effluent

450.000.000.000

400.000.000.000

350.000.000.000

300.000.000.000
Nilai Uang (Rp)

250.000.000.000
BEP =
200.000.000.000 37,59 %
150.000.000.000

100.000.000.000

50.000.000.000

-
0% 15% 30% 45% 60% 75% 90%

Kapasitas

Biaya Tetap Pengeluaran Total Penjualan BEP


Kesimpulan
Bagian 5

Add a Footer
KESIMPULAN
Perencanaan Operasi : 24 jam/hari
: 330 hari/tahun

Kapasitas Produksi : 150.480.000 kW/tahun

Kebutuhan Bahan Baku


• Batubara Low Rank Coal : 640.570 ton/tahun
Analisa Ekonomi

• Total Capital Investment = Rp 284.478.789.782


• Internal Rate of Return = 39,75%
• Pay Out Time = 5 tahun 10 bulan
• Break Even Point = 37,59 %
:
Thank You

Anda mungkin juga menyukai