Anda di halaman 1dari 6

PRACTICAL SESSION

DIAH IRFAINI ZULHIJ


N101 13 088
KELOMPOK 7

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU, 2014
Skenario
Mysterious Death
At 06.00 0’clock in the morning, a ngarai Village inhabitant found an unknown dead body
while he was going to his farm. He immediactly reported his finding to the head of the Village
who later reported this finding to the district police station. The policeman came to the place
with an ambulance and took the victim to the hospital.

At the department of Forensic Faculty of Medicine Gadjah Mada University, Mayor


Suparman, as the investigating officer asked a Visum et Repertum. To give a Visum et Repertum
the doctor had to do an autopsy and for this procedure the victim’s families had to be asked. At
the moment of initial examination the policeman found several tablets in the victim’s pocket
suspected to be narcotic drugs.
Pertanyaan-Jawab
1. Bagaimana penerapan prinsip dasar bioetik kedokteran pada kasus ini ?
 Menurut saya, dari ke empat prinsip dasar bioetik kedokteran, semuanya masuk atau
diterapkan pada kasus ini :
a. Beneficence (Tindakan berbuat baik), pada kasus diatas sudah jelas bahwa dokter
melakukan prinsip beneficence ini atau sudah memperlakukan pasien nya dengan baik.
Walaupun dari skenario diatas dikatakan pasien nya adalah jenazah, tetapi dokter tetap
menghormati pasien, dengan artian sang dokter tidak melakukan hal-hal yang
seharusnya tidak dilakukan kepada pasien. Dokter tetap melakukan kalkulasi dimana
kebaikan yang akan dialami pasiennya lebih banyak dibandingkan dengan kerugiannya.
b. Non-Maleficence (Tidak Merugikan), seperti yang disebutkan tadi bahwa seorang
dokter akan melakukan kalkulasi dimana kebaikan yang akan dialami seorang pasien
lebih banyak dibandingkan kerugiannya. Pada kasus ini, dokter sudah bertindak baik dan
sama sekali tidak merugikan pasiennya. Dari skenario diatas didapatkan narkotika di
kantong pasien. Selanjutnya dokter melakukan autopsy terhadap pasien, hal yang
dilakukan dokter ini tetap saja tidak bisa dikatakan merugikan pasien karena tindakan
dokter tersebut adalah sebuah kebaikan yang dilakukan dokter untuk membela keadilan
pada si pasien. Maka pada kasus ini, jelas bahwa tindakan yang dilakukan dokter ke
pasien tidak merugikan bagi diri pasien.
c. Autonomy, maksud dari prinsip ini adalah tindakan dimana dokter memberi kesempatan
bagi si pasien untuk memilih tindakan medis apa yang ingin dilakukan dokter pada
pasien tersebut. Namun pada kasus ini, pasien ditemukan sudah dalam keadaan
meninggal, jadi hak otonomi dari si pasien dapat diwakilkan oleh keluarga dari pasien.
Dokter pun meminta persetujuan pada keluarga korban untuk melakukan tindakan medis
kepada pasien. Jadi dari kasus diatas, jelas bahwa dokter tetap menerapkan prinsip
otonom tersebut.
d. Justice (Keadilan), dari ke empat prinsip diatas, prinsip justice atau keadilan ini lah
yang paling dominan dalam kasus ini. Seperti yang dikatakan dalam skenario diatas
bahwa dokter melakukan tindakan autopsy, dimana tujuan dokter melakukan autopsy itu
adalah untuk mendapatkan atau mencari keadilan untuk si pasien. Bagaimanapun
kondisi pasien, baik pasien masih hidup ataupun sudah meninggal, pasien tetap memiliki
hak untuk dibela atau mendapatkan keadilan untuk dirinya.

2. Mengapa ke-4 prinsip dasar tersebut wajib diaplikasikan oleh seorang dokter ?
 Karena pada dasarnya keempat prinsip tersebut saling berkaitan. Tanpa adanya niat untuk
melakukan perbuatan baik pada pasien, seorang dokter bisa saja melanggar prinsip otonomi
dan justru mementingkan keuntungannya sendiri, yang mana hal itu akan merugikan
pasien, dan mengabaikan suatu prinsip keadilan. Maksudnya dengan kata lain, melanggar
satu prinsip saja akan mengantarkan kita atau seorang dokter untuk melanggar keempat
prinsip yang ada. Jadi, dari semua keempat prinsip tersebut harus di terapkan secara
bersamaan, namun dalam kondisi tertentu satu prinsip saja menjadi lebih penting untuk
diterapkan dibandingkan dengan prinsip yang lain.
3. Apa itu informed consent dan apa tujuannya ?
 Informed Consent adalah persetujuan individu terhadap pelaksanaan suatu tindakan,
seperti operasi atau prosedur diagnostik invasive, berdasarkan pemberitahuan lengkap
tentang resiko, manfaat, alternatif, dan akibat penolakan. Informed Consent merupakan
kewajiban hukum bagi penyelenggara pelayanan kesehatan untuk memberikan informasi
dalam istilah yang dimengerti oleh pasien sehingga pasien dapat membuat pilihan.
 Tujuan Informed Consent adalah (1). Melindungi pengguna jasa tindakan medis (pasien)
secara hukum dari segala tindakan medis yang dilakukan tanpa sepengetahuannya, maupun
tindakan pelaksana jasa tindakan medis yang sewenang-wenang, tindakan malpraktek yang
bertentangan dengan hak asasi pasien dan standaar profesi medis, serta penyalahgunaan
alat canggih yang memerlukan biaya tinggi yang sebenarnya tidak perlu dan tidak ada alas
an medisnya. (2). Memberikan perlindungan hukum terhadap pelaksana tindakan medis
dari tuntutan-tuntutan pihak pasien yang tidak wajar, serta akibat tindakan medis yang tak
terduga dan bersifat negatif.
Referensi : (http://eprints.undip.ac.id/18836/1/RATIH_KUSUMA_WARDHANI.pdf, diakses
pada tanggal 7 September 2014.)

4. Apa dampak bagi dokter ahli forensic tersebut jika tidak melakukan informed consent terlebih
dahulu ?
 Menurut saya, dampak yang akan didapatkan seorang dokter apabila tidak melakukan
informed consent terlebih dahulu yaitu dokter tersebut bisa dituntut karena sudah
melakukan pelanggaran pada kode etik, lalu dokter tersebut akan mendapatkan sanksi.

5. Bagaimana bentuk visum et repertum ? Apa semua contentnya ?


 Visum et Repertum pada kasus Perlukaan.
Visum et Repertum Korban Kejahatan Susila
Visum et Repertum Jenazah
Visum et Repertum Psikiatrik
 Agar didapat keseragaman mengenai bentuk pokok visum et repertum, maka ditetapkan
ketentuan mengenai susunan visum et repertum sebagai berikut :
1. Pada sudut kiri atas dituliskan “PRO YUSTISIA”, artinya bahwa isi visum et repertum
hanya untuk kepentingan peradilan.
2. Di tengah atas dituliskan Jenis visum et repertum serta nomor visum et repertum
tersebut.
3. Bagian Pendahuluan, merupakan pendahuluan yang berisikan :
a) Identitas Peminta visum et repertum.
b) Identitas Surat Permintaan Visum et Repertum.
c) Saat penerimaan Surat Permintaan Visum et Repertum.
d) Identitas Dokter pembuat visum et repertum.
e) Identitas korban/barang bukti yang dimintakan visum et repertum.
f) Keterangan kejadian sebagaimana tercantum di dalam Surat Permintaan Visum et
Repertum.

4. Bagian Pemberitaan, merupakan hasil pemeriksaan dokter terhadap apa yang dilihat dan
ditemukan pada barang bukti.
5. Bagian Kesimpulan, merupakan kesimpulan dokter atas analisa yang dilakukan terhadap
hasil pemeriksaan barang bukti.
6. Bagian Penutup, merupakan pernyataan dari dokter bahwa visum et repertum ini dibuat
atas dasar sumpah dan janji pada waktu menerima jabatan.
7. Di sebelah kanan bawah diberikan Nama dan Tanda Tangan serta Cap dinas dokter
pemeriksa.

Dari bagian visum et repertum sebagaimana tersebut diatas, keterangan yang merupakan
pengganti barang bukti yaitu pada Bagian Pemberitaan. Sedangkan pada Bagian Kesimpulan
dapat dikatakan merupakan pendapat subyektif dari dokter pemeriksa.
Referensi: http://tulisanterkini.com/artikel/artikel-ilmiah/8637-bentuk-umum-visum-et-
repertum.html, diakses pada tanggal 7 September2014.

Contoh Visum et Repertum Kasus Pemerkosaan

DINAS KESEHATAN KABUPATEN TASIKMALAYA


PUSKESMAS CISAYONG
Jl. Raya Cisayong No. 124 Tlp. 420832 Tasikmalaya 46153

Nomor :
Perihal : Hasil pemeriksaan luar atas korban bernama Wahyu Hidayat bin Memed Ruslan
--------------

PRO JUSTITIA

VISUM ET REPERTUM (VER)

Yang bertanda tangan dibawah ini, Dr. Asep Hermana, menerangkan bahwa atas
permintaan tertulis dari Kepolisian Sektor Kota Cisayong tanggal …………. tahun dua ribu
tujuh, No. Polisi : ………………… yang ditandangani oleh Semiyono, AKP. NRP : 64110105,
maka pada Hari Kamis tanggal sebelas Bulan Oktober tahun dua ribu tujuh mulai pukul kosong
satu lewat limabelas menit Waktu Indonesia Bagian Barat di UPTD Puskesmas Kecamatan
Cisayong Kabupaten Tasikmalaya, telah melakukan pemeriksaan luar yang menurut surat
tersebut : -----------------------------------------------------

Nama : Wahyu Hidayat bin Memed Ruslan--------------------------------------------


Tempat/Tgl Lahir : 22 tahun----------------------- ---------------------------------------------
-------
Agama : Islam ------------------------------------------------------------------------
-------
Pekerjaan : belum bekerja-------------------------------------------------------------
-----------
Alamat : Kp. Langkob RT. 05 RW. 02 Ds. Sukajadi, Kec. Cisayong

HASIL PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN
1. Korban datang dalam keadaan sadar dengan keadaan umum baik -----------------------------------
---
2. Pada tubuh korban ditemukan :
a. Luka memar pada kepala di atas telinga kanan dengan ukuran 3 x 3 cm dan sekitar bola mata
kiri terdapat pembekuan darah atau kebiru-biruan -----------------
b. Luka lecet pada bawah bibir sebelah kanan disertai pembekuan darah dengan ukuran 0,5 x 0,5
cm.
c. Pada korban tidak dilakukan pemeriksaan penunjang / laboratorium -------------------------------
d. Terhadap luka korban tidak perlu dilakukan penjahitan --------------------------------------------
e. Korban dipulangkan dalam keadaan baik dengan pengobatan : ------------------------------------
- Amoksisilin 3 x 500 mg (10 tablet) ----------------------------------------------------------
- Paracetamol 2 x 500 mg (10 tablet) ----------------------------------------------------------
- Vitamin B. Kompleks 2 x 1 tab (10 tablet) ---------------------------------------------------
- Dexamethason 2 x 1 tab ( 10 tablet ) ---------------------------------------------------------

KESIMPULAN
Telah Diperiksa seorang laki-laki berumur dua puluh dua tahun. Pada pemeriksan
ditemukan luka memar dan luka lecet pada wajah korban akibat kekerasan benda tumpul
dan mengakibatkan halangan ringan pada korban untuk melakukan pekerjaan sehari-
hari. -----------

Demikian sudah Saya uraikan sejujur-jujurnya dengan menggunakan keilmuan yang sebaik-
baiknya mengingat sumpah sesuai KUHP. -----------------------------------------------------------------
---------

Tasikmalaya, 11 Oktober 2007


Dokter Pemeriksa

dr. Asep Hermana


Nip. 140 366 802

Referensi : (http://sederhanabahasa.blogspot.com/2014/02/conotoh-surat-visum-et-repertum-
ver.html diaskes pada tanggal 22 february 2014)

Anda mungkin juga menyukai