Anda di halaman 1dari 8

INOVASI

UPAYA PEMBERDAYAKAN PENDERITA KUSTA


(Gerakan Peduli Mengorangkan Penderita Kusta)
“GERDU NGOKHOS”

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANJI KECAMATAN


PANJI KABUPATEN SITUBONDO TAHUN 2014 - 2017

MOTTO :

SEHAT, MANDIRI DAN BERGUNA


BAGI KELUARGA DAN MASYARAKAT
“GERDU NGOKHOS”
(Gerakan Peduli Ngorengaghi Kusta)
UNTUK UPAYA MENG-ORANGKAN /PEMBERDAYAKAN
PENDERITA
KUSTA

A. Analisa Masalah

Untuk melihat menariknya inovasi ini banyak pertanyaan yang


harus kita jawab
antara lain : ketika kita berdekatan dengan seseorang normal maka
komunikasi dan interaksi akan berjalan lancar tetapi bagaimana kalau
seseorang tersebut adalah penderita kusta?, Apa yang anda lihat pada
penderita kusta yang telah cacat?, pernahkah kita berfikir seorang bapak
yang menderita kusta memenuhi kebutuhan keluarganya ? maukah anda
membeli makanan yang di jual oleh penderita kusta?, maukah anda
memperkerjakan penderita kusta ?, sedangkan penderita kusta banyak di
sekitar kita .

B.Pendekatan Strategis
Langkah strategis yang dilakukan tim puskesmas panji melakukan
rapat koordinasi internal menghasilkan usulan kegiatan penanganan kusta
terpadu yang kami namakan dalam bahasa daerah/lokal Gerakan Peduli
Ngorenganghi Kusta (Gerdu Nghokos) yang dalam arti bahasa indonesia
adalah Gerakan Peduli Mengorangkan/Memberdayakan Penderita Kusta
dan Orang Yang Pernah Mengalami Kusta (OYPMK). Gerdu Nghokos ini
merupakan sistem yang mengutamakan peningkatan pengetahuan
masyarakat dan meningkatkan kualitas hidup penderita kusta dan OYPMK
dengan dibentuknya kelompok perawatan diri (KPD) kusta. Bertujuan agar
penderita dan OYPMK lebih mengetahui tentang penyakit kusta dan cara
mengurangi tingkat kecacatan serta mencegah kecacatan.
Langkah selanjutnya sosialisi secara intensif kepada masyarakat, yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan terhadap penyakit kusta,
langkah yang lain adalah pembentukan kader kusta yang merupakan media
informasi dan kepanjangan tangan dari puskesmas dalam mendeteksi dini
adanya penyakit kusta dan diskriminasi terhadap penderita dan OYPMK.
Dan upaya eradikasi kusta dalam memutus mata rantai penularan kusta.
Strategi keberhasilan gerakan terpadu mengorangkan orang kusta (Gerdu
Nghokos) ini yaitu dengan feedback (umpan balik). Peran aktif masyarakat
diperlukan dalam menemukan penderita kusta secara dini sehingga dapat
mendeteksi penderita kusta baru untuk mendapat pengobatan kusta.

C.Pelaksanaan Dan Penerapan


Pelaksanaan dan penerapan pada program inovasi ini dimulai
dengan rapat interen di puskesmas panji untuk membentuk tim inovasi
pada tanggal 12 februari 2014 untuk mencari langkah langkah dalam
inovasi tentang penyakit kusta di wilayah kerja puskesmas panji, setelah
itu tim inovasi mengusulkan program inovasi kusta pada tanggal 03 Mei
2014 yang di beri nama Gerdu Nghokos (Gerakan Peduli Mengorangkan
Kusta) kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo, dalam kurun waktu
beberapa bulan program inovasi Gerdu Nghokos resmi dan di lounching
oleh Bupati Situbondo Bapak Dadang Wigiarto SH pada tanggal 04 Juni
2014.
Pelaksanaan dan penerapan program inovasi gerdu nghokos memiliki
kegiatan sebagai berikut:
1. Kegiatan Kelompok Perawatan Diri ( KPD) kusta setiap 2 minggu
sekali di puskesmas panji
2. Kegiatan pemberdayaan Penderita Kusta dan OYPMK setiap
pertemuan kelompok perawatan diri kusta
3. Sosialisasi kepada tokoh masyarakat dan tokoh agama di setiap
desa / kelurahan 1 kali dalam setahun
4. Pembinaan desa / kelurahan endemis kusta setiap 3 kali dalam
setahun
5. Pembinaaan kader kusta dari masyarakat atau kader dari OYPMK
dan guru UKS sekolah dasar setiap 2 kali dalam setahun
6. Penemuan penderita kusta baru pada desa/ kelurahan endemis
setiap 1 kali dalam setahun
7. Pelaksanaan kegiatan penemuan proporsi anak sekolah “ TAKUT
PAKOSAR” ( Tanggap Tanda-tanda Kusta pada Anak Sekolah
Dasar)
8. Pelaksanaan desa/ kelurahan binaan dengan kegiatan “DESAKU
TAHU PETA” (Desa/ Kelurahan Tanggap dan Tahu Penyakit
Kusta) melalui program nasional GERMAS
9. Pelaksanaan BINARAGA PELITA (Bina Keluarga Peduli
Penyakit Kusta) melalui program Desa Siaga
10. TIKAR MAS PANJI....TERNYATA!!!!!!! ( Motivasi Karyawan
Puskesmas Panji Terhadap Penyakit Kusta)
11. Adanya kerja sama dengan Linsek, LSM Kesehatan dan pihak
swasta

ALUR KERJA PROGRAM KUSTA

Sosialisasi gerdu nghokos

PROGRAMER melaporkan MASYARAKAT


KUSTA
Di temukan
Menjadi anggota KPD

KPD AL MU’MIN
(penderita dan OYPMK) PENDERITA
Pelatiahn dan pemberdayaan
KUSTA
BARU
Kembali diterima di mayarakat
KEGIATAN &
PEMBERDAYAAN
KPD
PENDERITA DGN
KUALIATAS HIDUP
MENINGKAT
ALUR KERJA GERDU NGHOKOS

 Angota KPD yang menjadi tolak ukur keberhasilan program inovasi


ini
 LSM luar negreri NLR
Sumber daya yang di gunakan dalam inovasi ini adalah:
1. Sumber daya manusia
 Kepala Puskesmas
 Dokter puskesmas 1 orang
 Perawat puskesmas 2 orang
 Bidan Desa 14 orang
 Perawat Desa 14 Orang

D. Dampak Sebelum Dan Sesudah


Dampak dan sebelum dilakukan program inovasi ini adanya
perbedaan penemuan penderita kusta baru, rujukan suspect pendrita kusta
oleh masyarakat merupakan dampak dari program ini sehingga
menunjukkan bahwa masyarakat sudah tidak lagi menstigma terhadap
penderita kusta dan OYPMK, selain itu tingkat kecacatan pada penderita
baru tidak diketemukan setelah adnya program ini, dan tidak ada pelaporan
terhadap penderita kusta dan OYPMK diasingkan. Berikut tabel
perbandingan sebelum dan sesudah adanya inovasi dalam penanganan
suspek kusta maupun penderita kusta.

NO URAIAN SEBELUM INOVASI SESUDAH


TAHUN 2011 INOVASI TAHUN
2015
1 Penemuan penderita baru 53 orang 27 orang

2 Rujukan masyarakat 0 orang 19 orang

3 Tingkat kecacatan penderita 17 orang 0 orang


Kusta yang baru ditemukan
4 Pelaporan penderita kusta di 4 orang 0 orang
asingkan

E. Keberlanjutan
Aspek pembelajaran yang dapat di petik dari program inovasi ini
yaitu pemberdayaan peran masyarakat dalam penyakit kusta untuk
mengurangi stigma dan diskriminasi kusta sehingga masyarakat tidak lagi
memandang beda terhadap penyakit kusta, membantu pengeliminasian kusta
pada daerah endemis dan non endemis, yaitu dengan penemuan kusta secara
dini yang bisa memutus mata rantai penularan kusta, mencegah penularan
kusta pada anak dimana apabila ada kasus kusta anak maka di daerah tersebut
ada host penular kusta, pengayoman pemerintah desa yang di dukung oleh
kecamatan memberikan efek positif dalam penguatan terhadap program ini.
Keberhasilan Gerdu Ngokos didukung oleh beberapa factor
pendukung yaitu:
1. Adanya komitmen antara pemerintah desa dan puskesmas untuk
meningkatkan kerja sama dalam aspek pemberantasan kusta
2. Adanya kerja sama antara sekolah dan puskesmas untuk
meningkatkan atau pendeteksi dini penemuan kusta anak
3. Adanya dukungan pemerintah kabupaten Situbondo dalam alokasi
dana program inovasi Gerdu Nghokos
4. Dukungan dari pihak swasta melalui dana CSR
5. Pelatihan dan pengembangan anggota KPD Sebagai upaya peningkatan
kualitas hidup
6. Pengembangan pemberdayaan anggota KPD dengan tersedianya
tempat kerja bersama dalam kegiatan pemberdayaan

F. Rekomendasi
Berdasarkan uraian yang telah di jelaskan mengenai kegiatan gerdu
nghokos bertujuan mengurangi dan mencegah kecacatan serta kemandirian
OYPMK untuk meningkatkan kualitas hidup dan kualitas ekonomi maka
kami merekomendasikan untuk mengimplementasi dari buku panduan
kusta Kementrian Kesehatan 2012.

G. Inovasi ini berkelanjutan dan di replikasi


Untuk memastikan agar inovasi ini berjalan secra berkelanjutan
maka langkah-langkah berikut ini di ambil:
1. Rencana anggaran program inovasi puskesmas untuk mendukung
perkembangan serta pemenuhan kebutuhan dalam kegiatan KPD
contoh : pengadaan Alat Pelindung Diri anggota KPD
2. Inovasi ini akan di patenkan oleh dinas kesehatan kabupaten Situbondo
sebagai program unggulan puskesmas panji yang dapat dilakssanakan
secara berkelanjuatan
3. Inovasi ini sudah di replikasi di beberapa puskesmas di kabupaten
Situbondo antara lain puskesmas suboh dan puskesmas banyu putih
4. Pemberdayaan peran masyarakat dalam penyakit kusta untuk
mengurangi stigma dan diskriminasi kusta sehingga masyarakat tidak
lagi memandang beda terhadap penyakit kusta.
5. Membantu pengeliminasian kusta pada daerah endemis dan non
endemis, yaitu dengan penemuan kusta secara dini yang bisa memutus
mata rantai penularan kusta. mencegah penularan kusta pada anak
dimana apabila ada kasus kusta anak maka di daerah tersebut ada
penular kusta

Hal positif yang bisa di petik inovasi ini pada penderita dan
OYPMK yaitu dari sistem pelayanan bisa memantau perkembangan
anggota KPD, sehingga tidak meneyebabkan cecacatan yang
permanen,dari keadaan ini penderita kusta dan OYPMK yang terhimpun
dalam KPD dapat meningkatkan taraf hidup yang lebih baik, bisa berkarya
dan membantu ekonomi keluarga serta dapat kembali di terima dalam
masyarakat sebagai masyarakat yang utuh, selain itu tujuan dari KPD
adalah mengurangi dan mencegah kecacatan yang di sebabkan oleh
penyakit kusta.
Diharapkan dimasa yang akan dating, program inovasi ini dapat di
replikasi oleh puskesmas se kabupaten Situbondo pada khususnya dan
dapat di replika oleh puskesmas lain di luar kabupaten Situbondo sebagai
upaya dalam menangani masalah kusta mulai dari pendiskriminasian kusta
dan sistimpelayanan dalam program eliminasi kusta.

Anda mungkin juga menyukai