AKM - K.2 - Instrument Keuangan, Aset Keuangan Dan KAS
AKM - K.2 - Instrument Keuangan, Aset Keuangan Dan KAS
AKM - K.2 - Instrument Keuangan, Aset Keuangan Dan KAS
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akutansi Keuangan
Menengah.
Disusun Oleh :
2019
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan banyak nikmatnya kepada penulis sehingga atas berkat dan rahmat
serta karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Instrumen Keuangan, Aset Keuangan dan Kas”.
Terima kasih penulis sampaikan juga kepada dosen pembimbing Mata
Kuliah Akutansi Keuangan Menengah, Tenny Badina.,S.E,Ak.,M.E.,CA, yang
telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengerjakan tugas ini, sehingga
penulis dapat memahami materi tentang INSTRUMEN KEUANGAN, ASET
KEUANGAN DAN KAS, tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang secara langsung maupun tidak
langsung telah membantu dalam upaya penyelesaian makalah ini.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat penilaian
Mata Kuliah Akutansi Keuangan Menengah di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
yang dibimbing oleh Tenny Badina .,S.E,Ak.,M.E.,CA.
Meski telah disusun secara maksimal, namun penulis sebagai manusia biasa
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Karenanya penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca . Akhir kata penulis
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tujuan dan kegunaan dari penyusunan instrumen
keuangan, aset keuangan dan kas.
2. Untuk mengetahui bagaimana penyusunan instrumen keuangan, aset
keuagan dan kas.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 Pengertian
Kas dan piutang merupakan contoh dari aset keuangan. Aset keuangan
merupakan bagian dari instrument keuangan. Instrument keuangan adalah suatu
kontrak yang menambah nilai asset atau liabilitas keuangan. Berikut adalah standar
akuntasi yang mengatur instrumen keungan.
5
pencatatan transaksi hingga dapat menghasilkan laporan keuangan sesuai dengan
PSAK.
Semua entitas tanpa terkecuali memiliki aset dan liabilitas keuangan. Untuk
peruahaan yang bergerak di bidang keuangan seperti perbankan, asuransi dan
pembiayaan, aset dan liabilitas keuangan merupakan komponen terbesar dalam
laporan posisi keuangan. Dampak perubahan besar PSAK instrumen keuangan
sangat dirasakan oleh entitas yang bergerak di indusri keuangan.
IASB mengeluarkan IFRS 9 : Financial Instrument : Recognition and Valuation
tahun 2011 untuk menggantikan IAS 39: Financial Instrument : Recognition and
Valuation. Beberapa bagian dari IFRS tersebut telah selesai di diskusikan namun
ada beberpa bagian yang belum di bahas sehingga IFRS tersebut belum berlaku
secara keseluruhan. DSAK menerbitkan PSAK 55 ( Revisi 2010 ) dengan
mendasarkan pada perubahan IIFRS 9 yang telah sesuai dibahas. Beberapa
perubahan yang yang di lakukan dalam IFRS diantranya adalah klasifikasi aset
keuanga tersedia dijual dan dipegang hingga jatuh tempo, reflasifikasi aset
keuangan, dan metode perhitungan penuruan nilai aset keuangan,
PSAK 50,55 dan 60 kembali diubah pada tahun 2013 di sesuaikan dengan
penerapan PSAK 68 : Nilai Wajar. Tidak banyak perubahan signifikan dalam
perubahn tersebut. Namun IASB telah menyelesaikan seluruh standar dalam IFRS
9 pada mengeluarkan standar tersebut pada 14 juni 2015. Namun pada standar
tersebut baru efektif berlakupada tahun 2018. Dampaknya PSAK akan kembali di
revisi mengikuti perubahan terakhir dalam IFRS 9. Menurut IFRS 9 yang aset
keuangan di kelompokkan menjadi tiga yaitu aset keuangan diukur pad nilai wajar
melalui laba rugi, aset keuangan di ukur pada nilai wajar melaui penghasilan
komprehensif dan aset keuagan diukur dengan nilai amortisasi. Klasifikasi piutang
dan pinjaman tidak ada lagi, karna piutang, pinjaman dan aset di miliki hingga jatuh
tempo di ukur sebesar nilai amortisasi.
6
2.1.2 Bentuk Instrumen Keuangan
Instrumen keuanagan berdasarkan keuangan PSAK 50 (Revisi 2013)
berbentuk aset keuangan, liabilitas keuangan, dan istrumen ekuitas. PSAK 55
(Revisi 2013) menjelaskan lebih rinci berdasarkan jenis pengukurannya. Bagan 5.1
menjelaskan bentuk dan jenis instrumen keuangan.
7
menggunakan bentuk perjanjian formal dan hanya di dasarkan pada
faktur atau bukti pengiriman barang atau penyelesaian jasa.
b. Untuk mempertukarkan aset keuangan dengan entitas lain dengan
kondisi berpotensi untung.
Contoh bentuk kontrak ini dapat berupa forward, future, atau
bentuk opsi untuk mempertukarkan aset keuangan, misalnya entitas
memiliki kontrak untuk menukarkan piutang dalam mata uang
USD sebesar USD 100.000 ke dalam mata uang Rupiah pada lima
bulan yang akan datang dengan kurs yang di tetapkan sebesar
Rp.9.000 untuk tiap USD. Jika ternyata dalam perjalanan sebelum
tiga bulan tersebut kurs berubah menjadi lebih tinggi dari Rp. 9.000
per USD maka entitas berpotensi untung. Misalnya kontark tersebut
di buat pada 1 Oktober 20XI dan jatuh tempo pada 1 Maret 20X2.
Jika pada 31 Desember kurs 9.300 per USD, maka entitas akan
mengakui potensi keuntungan sebesar 300 x USD 100.000, potensi
untung tersebut akan di catat sebagai aset keuangan dan diakui
sebagai keuntungan.
8
dalam kontak formal, hanya didasarkan faktur pembelian atau dokumen
pengirima/penerimaan barang.
b. untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan
entitas lain dengan kondisi yang berpotensi tidak mengguntungkan
entitas.
Entitas dapat membuat kontrak untuk mempertukarkan asset keuangan,
jika dalam kontrak tersebut berpotensi tidak menguntungkan, maka
potensi tidak menguntungkan tersebut akan di akui sebagai liabilitas
keuangan dan kerugian pada sisi lain.
2. Kontrak yang akan dan mungkin diselenggarakan dengan menggunakan
instrumen ekuitas yang di terbitkan entitas dan merupakan suatu :
a. nonderivatif di masa entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk
menyerahkan sejumlah yang bervariasi dari instrumen ekuitas yang
diterbitkan entitas; atau
b. derivatif yang akan mungkin diselesaikan selain dengan
mempertukarkan kas dalam jumlah tertentu dengan istrumen ekuitas
yang diterbitkan entitas.
Contoh (1) kontak untuk menyerahkan instrumen ekuitas seniali 100 ons
emas,karena jumlah instrumen ekuitan yang diterbitkan tergantung harga
emas dan harga saham. (2) kontrak untuk menyerahkan instrumen ekuitas
senilai 100 lembar instrumen ekuitas sebagai pengganti kas yang serata
dengan 100 ons emas, karena nilai instrumen ekuitasnya tergantung dari
harga emas, hingga jumlahnya bervariasi.
Instrumen adalah setiap kontak yang memberikan hak residual atas
aset suatu entitas setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Kontrak
yang akan di selesaikan oleh entitas dengan penyerahan (atau penerimaan)
instrumen ekuitas miliknya dalam jumlah yang telah ditetapkan sebagai
pengganti kas atau aset keuangan lainnya yang nilainya telah ditetapan
adalah instrumen ekuitas.
Klasifikasi instrumen keuangan berdasarkan jenis dapat dilihat pada
bagan 5.1. aset keungan yang akan dipelajari dalam mata ajar akuntansi
keuangan 1 adalah aset keuangan dalam bentuk pinjaman dan piutang.
Sedangkan aset keuangan dalam bentuk surat berharga entitas lain akan
dipelajari pada mata ajar akuntansi keuangan 2. Liabilitas keuangan dan
instrumen ekuitas akan dipelajari pada mata akuntansi keuangan 2.
Instrumen derivatif dan lindungan nilai akan diperdalam pada masa ajar
akuntansi keuangan lanjutan.
9
Bagan 5.2 pengukuran instrumen keuangan pada pengkuan awal
10
FVTPL Nilai wajar Dibebankan Laba - rugi Laba atau Otomatis Otomatis
rugi (by (by
default) default)
HTM Biaya Dikapitalisasi - Laba rugi Laba rugi Laba rugi
Dismortisasi
11
Investasi dipegang hingga jatuh tempo (held to maturities – HTM)
Pinjaman yang diberikan atau piutang (loans or receivable – LR)
Aset keuangan tersedia untuk di jual (Available for sale – AFS)
12
D. Aset keuangan tersedia untuk dijual
( available for sale – AFS)
Aset keuangan nonderivatif yang ditetapkan tersedia untuk dijual atau tidak
diklasifikasikan sebagai FVPL, HTM, dan LR. Jika tidak termasuk dalam
tiga kategori aset keuangan seebeumnya maka akan diklasifikasi sebagai
AFS.
2.3 KAS
Kas adalah ast keuangan yang digunakan untuk kegiatan operasional
perusahaan. Kas merupakan aset yang paling likuid karena dapat digunakan untuk
membayar kewajiban perusahaan. Tidak ada standar akuntasi khusus terkait
dengan kas, namun secara umum dibahas dalam standar tentang instrumen
keuangan.
Kas termasuk intrumen keuanga dalam klasifikasi aset keuangan. Kas
merupakan alat pembayaran yang siap dan bebas digunakan untuk membiayai
kegiatan entitas, ada kalanya kas dimiliki untuk tujuan tertentu sehingga tidak
bebas digunakan untuk kegiatan oprasional perusahaan, kas yang dikategorikan
untuk dana khusus tidak boleh dikategorikan sebagai kas, melainkan sebagi dana
cadangan. Jika digunakan untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo kurang
dari satu tahun, dana cadangan ini dikategorikan sebagai aset lancar, kas yang
dicadangkan untuk kegiatan khusus yang digunakan lebih dari satu tahun
diklasifikasikan dalam aset tidak lancar.
Adapun juga setara kas ( kas ekuivalen ) yaitu investasi jangka pendek yang
sangat likuid. Agar dapat diklasifikasi setara kas harus memenuhi karateristik
dapat dikonversi menjadi kas pada jumlah tertentu tanpa risiko perubahan nilai
dan jatuh temponya sangat dekat. Untuk bisa dikategorikan setara kas biasnya
selama 3 bulan.
Menurut PSAK 2 : Laporan Arus Kas. Termasuk dalam kategori ini
misalnya deposit jangka waktu kurang dari 3 bulan serta tidak dijaminkan dan
istrumen pasar uang yang diperoreh akan dicairkan dalam jangka waktu 3 bulan.
Saham tidak termasuk dalam kategori ini karena pada saat dijual, entitas tidak
dapat memastikan jumlaj kas yang akan diterima pada saat saham itu dijual.
2.3.1 Pengendalian kas
Supaya kas dalam entitas aman dan terlindungi dari hal yang tidak diinginkan
maka entitas harus merancang pengendalian internal yang baik. Berikut
beberapa bentuk pengendalian terhadap kas :
Pembagian tugas antara pihak yang melakukan otoritas dengan
pembayaran, pengelolaan kas dan pencatatan, pihak pengguna, dan pihak
pembayar.
13
Penggunaan brangkas atau ruangan tertutup dengan akses terbatas untuk
penyimpanan kas.
Penerimaan dan pengeluaran melaui rekening yang berbeda.
Pengeluaran dan pemasukan kas dilakukan melalui bank menggunakan
cek.
Penggunaan sistem imprest.
Rekonsilisasi antara pencatatan perushaan dengan rekening koran bank.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kas dan piutang merupakan contoh dari aset keuangan. Aset keuangan
merupakan bagian dari instrument keuangan. Instrument keuangan adalah suatu
kontrak yang menambah nilai asset atau liabilitas keuangan. Berikut adalah standar
akuntasi yang mengatur instrumen keungan.
Berdasarkan PSAK 55, berikut klasifikasi aset keuangan yang di bagi menjadi
empat :
Aset keuangan diukur dengan nilai wajar melalui laba rugi (fair value to
profit and loss – FVPL)
Investasi dipegang hingga jatuh tempo (held to maturities – HTM)
Pinjaman yang diberikan atau piutang (loans or receivable – LR)
Aset keuangan tersedia untuk di jual (Available for sale – AFS)
Kas adalah ast keuangan yang digunakan untuk kegiatan operasional
perusahaan. Kas merupakan aset yang paling likuid karena dapat digunakan untuk
membayar kewajiban perusahaan. Tidak ada standar akuntasi khusus terkait dengan
kas, namun secara umum dibahas dalam standar tentang instrumen keuangan.
Pengendalian kas
Supaya kas dalam entitas aman dan terlindungi dari hal yang tidak diinginkan
maka entitas harus merancang pengendalian internal yang baik. Berikut beberapa
bentuk pengendalian terhadap kas :
Pembagian tugas antara pihak yang melakukan otoritas dengan
pembayaran, pengelolaan kas dan pencatatan, pihak pengguna, dan pihak
pembayar.
Penggunaan brangkas atau ruangan tertutup dengan akses terbatas untuk
penyimpanan kas.
Penerimaan dan pengeluaran melaui rekening yang berbeda.
Pengeluaran dan pemasukan kas dilakukan melalui bank menggunakan
cek.
Penggunaan sistem imprest.
Rekonsilisasi antara pencatatan perushaan dengan rekening koran bank.
15
DAFTAR PUSTAKA
16