AKM - K.2 - Instrument Keuangan, Aset Keuangan Dan KAS

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 16

INSTRUMEN KEUANGAN, ASET KEUNGAN DAN KAS

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akutansi Keuangan
Menengah.

Dosen Pengampu : Tenny Badina.,S.E,Ak.,M.E.,CA

Disusun Oleh :

1. M. Syamsul Maarif 5554170031


2. Farhan Tegar Hidayat 5554170025
3. Qurratul Aini 5554170028
4. Windy Agnes Wilyan 5554170036

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2019
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan banyak nikmatnya kepada penulis sehingga atas berkat dan rahmat
serta karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Instrumen Keuangan, Aset Keuangan dan Kas”.
Terima kasih penulis sampaikan juga kepada dosen pembimbing Mata
Kuliah Akutansi Keuangan Menengah, Tenny Badina.,S.E,Ak.,M.E.,CA, yang
telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengerjakan tugas ini, sehingga
penulis dapat memahami materi tentang INSTRUMEN KEUANGAN, ASET
KEUANGAN DAN KAS, tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang secara langsung maupun tidak
langsung telah membantu dalam upaya penyelesaian makalah ini.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat penilaian
Mata Kuliah Akutansi Keuangan Menengah di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
yang dibimbing oleh Tenny Badina .,S.E,Ak.,M.E.,CA.

Meski telah disusun secara maksimal, namun penulis sebagai manusia biasa
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Karenanya penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca . Akhir kata penulis
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Serang, 24 Februari 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 2


BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 4
1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 4
BAB II ............................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................... 5
2.1 INSTRUMEN KEUANGAN ................................................................................. 5
2.1.1 Pengertian ........................................................................................................ 5
2.1.2 Bentuk Instrumen Keuangan ......................................................................... 7
2.1.3 Aset keuangan terdiri atas : ............................................................................ 7
2.1.4 Liabilitas keuangan terdiri atas : ................................................................... 8
2.1.5 Konsep pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan ........................ 10
2.1.6 Penyajian dan pengungkapan ...................................................................... 11
2.2 ASET KEUANGAN ............................................................................................. 11
2.3 KAS ....................................................................................................................... 13
2.3.1 Pengendalian kas ........................................................................................... 13
2.3.2 Sistem Imprest ............................................................................................... 14
BAB III ........................................................................................................................... 15
PENUTUP ...................................................................................................................... 15
3.1 KESIMPULAN..................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 16

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Kas dan piutang merupakan contoh dari aset keuangan. Aset keuangan merupakan
bagian dari instrument keuangan. Instrument keuangan adalah suatu kontrak yang
menambah nilai asset atau liabilitas keuangan. Berikut adalah standar akuntasi yang
mengatur instrumen keungan.

 PSAK 50 : Istrumen Keuangan : pengajian ( Revisi 2010 ) adopsi dari IAS


32 : Financial Instrument : Presentation
 PSAK 55 : Instrumen Keunagan : pengakuan dan penilaian ( Revisi 2013 )
adopsi dari IAS : 39 : Financial Instrument : recognition and valuation
 PSAK 60 : Instrumen Keuangan Pengungkapan ( Revisi 2013 ) adopsi dari
IFRS 7 : Financial Instrumen : Disclosure
Konvergensi PSAK dengan IFRS menyebabkan semua standar yang berkaitan
dengan instrument keuangan di cabut dan di ganti dengan tiga standar di atas.
Beberapa standar terkait instrumen keuangan yang di cabut di antaranya berikut ini.

 PSAK 41 : Akuntansi Waran


 PSAK 43 : Akuntansi Anjak Piutang
 PSAK 54 : Restrukturisasi Utang Piutang Bermasalah
 PSAK 30 : Akuntansi Perbankan
 PSAK 42 : Akuntansi Keuangan Efek
 PSAK 49 : Akuntansi Reksadana

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Aset keuangan ?
2. apa sajakah klasifikasi dari Aset Keuangan ?
3. apa definisi dari Kas ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tujuan dan kegunaan dari penyusunan instrumen
keuangan, aset keuangan dan kas.
2. Untuk mengetahui bagaimana penyusunan instrumen keuangan, aset
keuagan dan kas.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 INSTRUMEN KEUANGAN

2.1.1 Pengertian
Kas dan piutang merupakan contoh dari aset keuangan. Aset keuangan
merupakan bagian dari instrument keuangan. Instrument keuangan adalah suatu
kontrak yang menambah nilai asset atau liabilitas keuangan. Berikut adalah standar
akuntasi yang mengatur instrumen keungan.

 PSAK 50 : Istrumen Keuangan : pengajian ( Revisi 2010 ) adopsi dari IAS


32 : Financial Instrument : Presentation
 PSAK 55 : Instrumen Keunagan : pengakuan dan penilaian ( Revisi 2013 )
adopsi dari IAS : 39 : Financial Instrument : recognition and valuation
 PSAK 60 : Instrumen Keuangan Pengungkapan ( Revisi 2013 ) adopsi dari
IFRS 7 : Financial Instrumen : Disclosure
Konvergensi PSAK dengan IFRS menyebabkan semua standar yang berkaitan
dengan instrument keuangan di cabut dan di ganti dengan tiga standar di atas.
Beberapa standar terkait instrumen keuangan yang di cabut di antaranya berikut ini.

 PSAK 41 : Akuntansi Waran


 PSAK 43 : Akuntansi Anjak Piutang
 PSAK 54 : Restrukturisasi Utang Piutang Bermasalah
 PSAK 30 : Akuntansi Perbankan
 PSAK 42 : Akuntansi Keuangan Efek
 PSAK 49 : Akuntansi Reksadana
Pencabutan tersebut menyebabkan tidak ada pengaturan untuk industri tertentu,
karena standar lebih mengutamakan kepada substansi transaki dan komponen yang
di laporkan bukan pada jenis industri entitas. Pengaturan akuntansi yang ada dalam
standar lama di ubah menjadi aturan dalam PSAK baru.
Standar akuntansi berdasarkan IFRS banyak menggunakan dasar penilaian nilai
wajar, hal ini membawa dampak perubahan besar dan penerapan standar akuntansi
dan spraktik. Sebagai contoh perhitungan amortisasi premium atau diskon yang
selama ini di bolehkan menggunakan metode garis lurus, dengan IFRS harus
menggukanan metode bunga. Perhitungan bunga harus di dasarkan pada tinggkat
bunga efektif bukan tinggkat bunga nominal.
Bunga efektif adalah bunga yang menyamakan antara nilai wajar aset dengan
nilai kini dari pembayaran/penerimaan aset keuangan di masa depan. Perubahan
tidak hanya berdampak pada laporan keuangan, baik kinerja keuangan perusahaan
dan posisi keuangan, namun juga mempengaruhi proses bisnis dan sistem yang di
gunakan oleh entitas. Entitas harus menyiapkan sistem yang memungkinkan

5
pencatatan transaksi hingga dapat menghasilkan laporan keuangan sesuai dengan
PSAK.
Semua entitas tanpa terkecuali memiliki aset dan liabilitas keuangan. Untuk
peruahaan yang bergerak di bidang keuangan seperti perbankan, asuransi dan
pembiayaan, aset dan liabilitas keuangan merupakan komponen terbesar dalam
laporan posisi keuangan. Dampak perubahan besar PSAK instrumen keuangan
sangat dirasakan oleh entitas yang bergerak di indusri keuangan.
IASB mengeluarkan IFRS 9 : Financial Instrument : Recognition and Valuation
tahun 2011 untuk menggantikan IAS 39: Financial Instrument : Recognition and
Valuation. Beberapa bagian dari IFRS tersebut telah selesai di diskusikan namun
ada beberpa bagian yang belum di bahas sehingga IFRS tersebut belum berlaku
secara keseluruhan. DSAK menerbitkan PSAK 55 ( Revisi 2010 ) dengan
mendasarkan pada perubahan IIFRS 9 yang telah sesuai dibahas. Beberapa
perubahan yang yang di lakukan dalam IFRS diantranya adalah klasifikasi aset
keuanga tersedia dijual dan dipegang hingga jatuh tempo, reflasifikasi aset
keuangan, dan metode perhitungan penuruan nilai aset keuangan,
PSAK 50,55 dan 60 kembali diubah pada tahun 2013 di sesuaikan dengan
penerapan PSAK 68 : Nilai Wajar. Tidak banyak perubahan signifikan dalam
perubahn tersebut. Namun IASB telah menyelesaikan seluruh standar dalam IFRS
9 pada mengeluarkan standar tersebut pada 14 juni 2015. Namun pada standar
tersebut baru efektif berlakupada tahun 2018. Dampaknya PSAK akan kembali di
revisi mengikuti perubahan terakhir dalam IFRS 9. Menurut IFRS 9 yang aset
keuangan di kelompokkan menjadi tiga yaitu aset keuangan diukur pad nilai wajar
melalui laba rugi, aset keuangan di ukur pada nilai wajar melaui penghasilan
komprehensif dan aset keuagan diukur dengan nilai amortisasi. Klasifikasi piutang
dan pinjaman tidak ada lagi, karna piutang, pinjaman dan aset di miliki hingga jatuh
tempo di ukur sebesar nilai amortisasi.

6
2.1.2 Bentuk Instrumen Keuangan
Instrumen keuanagan berdasarkan keuangan PSAK 50 (Revisi 2013)
berbentuk aset keuangan, liabilitas keuangan, dan istrumen ekuitas. PSAK 55
(Revisi 2013) menjelaskan lebih rinci berdasarkan jenis pengukurannya. Bagan 5.1
menjelaskan bentuk dan jenis instrumen keuangan.

2.1.3 Aset keuangan terdiri atas :


a. Kas baik dalam bentuk kas di dalam perusahaan dalam bentuk uang tunai
maupun kas yang di simpan di dalam bank.
b. Instrumen ekuitas yang di terbitkan entitas lain. Dalam sebuah entitas, aset
ini merupakan bentuk investasi dalam saham. Investasi dalam saham yang
temasuk dalam investasi keuangan adalah investasi yang akan di jual dalam
jangka waktu dekat dan tidak ditujukan untuk penyertaan saham dalam
jangka panjang seperti di atur dalam PSAK 15: Investasi Asosiasi atau
PSAK 12: Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama atau investasi di
anak perusahaan yang di atur dalam PSAK 4.2 Laporan Keuangan
Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri.
c. Hak kontraktual
a. Untuk menerima kas atau aset keuangan lainnya dari entitas lain.
Bentuk hak kontraktual ini dapat berbentuk klaim entitas terhadap
entitas lain untuk mendapatkan kas atau aset keungan, contohnya
piutang, investasi dalam obligasi, dan perjanjian pemberian
pinjaman. Kontraktual tersebuat dapat berbentuk perjanjian formal
seperti perjanjian kredit yang di keluarkan oleh perbakan dan
peranjian kredit pembelian aset tetap. Namun dapat juga tanpa
perjanjian formal dan hanya di dasarkan pada bukti pengiriman
banrang dan faktur penagihan, contohnya piutang dagang jarang

7
menggunakan bentuk perjanjian formal dan hanya di dasarkan pada
faktur atau bukti pengiriman barang atau penyelesaian jasa.
b. Untuk mempertukarkan aset keuangan dengan entitas lain dengan
kondisi berpotensi untung.
Contoh bentuk kontrak ini dapat berupa forward, future, atau
bentuk opsi untuk mempertukarkan aset keuangan, misalnya entitas
memiliki kontrak untuk menukarkan piutang dalam mata uang
USD sebesar USD 100.000 ke dalam mata uang Rupiah pada lima
bulan yang akan datang dengan kurs yang di tetapkan sebesar
Rp.9.000 untuk tiap USD. Jika ternyata dalam perjalanan sebelum
tiga bulan tersebut kurs berubah menjadi lebih tinggi dari Rp. 9.000
per USD maka entitas berpotensi untung. Misalnya kontark tersebut
di buat pada 1 Oktober 20XI dan jatuh tempo pada 1 Maret 20X2.
Jika pada 31 Desember kurs 9.300 per USD, maka entitas akan
mengakui potensi keuntungan sebesar 300 x USD 100.000, potensi
untung tersebut akan di catat sebagai aset keuangan dan diakui
sebagai keuntungan.

d. Kontak yang akan atau mungkin di selesaikan dengan menggunakan


instrumen ekuitas yang di terbitkan oleh entitas dan merupakan :
a. nonderivatif di mana entitas harus atau mungkin di wajibkan untuk
menerima sejumlah yang berfariasi dari instrumen yang di terbitkan
entitas; atau
b. derivatif yang akan atau mungkin di selesaikan selain dengan
mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau aset keungan lain
dengan sejumlah tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas.
Tidak termasuk instrumen keuangan yang mempunyai opsi jual
(puttable finansial instrument).
Kontrak bukan instrumen ekuitas walaupun diselesaikan dengan
penerimaan instrumen ekuitas yang diterbitkan karena nilai
ekuitasnya berfariasi. Contoh, kontrak untuk menerima sejumlah
bervariasi dari instumen ekuitas diterbitkan senilai Rp 100 miliar.
Jumlah instrumen ekuitas yang akan diterima tergantung Rp 100
miliar di bagi dengan harga saham tanggal kontrak. Opsi saham atau
warrant yang memberikan hak untuk membeli saham dalam jumlah
yang ditetapkan merupakan instrumen ekuitas.

2.1.4 Liabilitas keuangan terdiri atas :


1. liabilitas kontraktual
a. untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain
kontak untuk menyerahkan kas atau aset keuangan biasanya muncul
dalam bentuk utang entitas pada pihak lain. Utang dapat berupa kontak
formal seperti utang bank dan obligasi. Namun utang dapat juga muncul

8
dalam kontak formal, hanya didasarkan faktur pembelian atau dokumen
pengirima/penerimaan barang.
b. untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan
entitas lain dengan kondisi yang berpotensi tidak mengguntungkan
entitas.
Entitas dapat membuat kontrak untuk mempertukarkan asset keuangan,
jika dalam kontrak tersebut berpotensi tidak menguntungkan, maka
potensi tidak menguntungkan tersebut akan di akui sebagai liabilitas
keuangan dan kerugian pada sisi lain.
2. Kontrak yang akan dan mungkin diselenggarakan dengan menggunakan
instrumen ekuitas yang di terbitkan entitas dan merupakan suatu :
a. nonderivatif di masa entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk
menyerahkan sejumlah yang bervariasi dari instrumen ekuitas yang
diterbitkan entitas; atau
b. derivatif yang akan mungkin diselesaikan selain dengan
mempertukarkan kas dalam jumlah tertentu dengan istrumen ekuitas
yang diterbitkan entitas.
Contoh (1) kontak untuk menyerahkan instrumen ekuitas seniali 100 ons
emas,karena jumlah instrumen ekuitan yang diterbitkan tergantung harga
emas dan harga saham. (2) kontrak untuk menyerahkan instrumen ekuitas
senilai 100 lembar instrumen ekuitas sebagai pengganti kas yang serata
dengan 100 ons emas, karena nilai instrumen ekuitasnya tergantung dari
harga emas, hingga jumlahnya bervariasi.
Instrumen adalah setiap kontak yang memberikan hak residual atas
aset suatu entitas setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Kontrak
yang akan di selesaikan oleh entitas dengan penyerahan (atau penerimaan)
instrumen ekuitas miliknya dalam jumlah yang telah ditetapkan sebagai
pengganti kas atau aset keuangan lainnya yang nilainya telah ditetapan
adalah instrumen ekuitas.
Klasifikasi instrumen keuangan berdasarkan jenis dapat dilihat pada
bagan 5.1. aset keungan yang akan dipelajari dalam mata ajar akuntansi
keuangan 1 adalah aset keuangan dalam bentuk pinjaman dan piutang.
Sedangkan aset keuangan dalam bentuk surat berharga entitas lain akan
dipelajari pada mata ajar akuntansi keuangan 2. Liabilitas keuangan dan
instrumen ekuitas akan dipelajari pada mata akuntansi keuangan 2.
Instrumen derivatif dan lindungan nilai akan diperdalam pada masa ajar
akuntansi keuangan lanjutan.

9
Bagan 5.2 pengukuran instrumen keuangan pada pengkuan awal

2.1.5 Konsep pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan


Entitas mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan pada laporan
posisi keuangan jika dan hanya jika entitas tersebut menjadi salah satu pihak
dalam ketentuan pada kontrak instrumen tersebut. Jika menurut definisi
instrumen keuangan, maka saat kontrak tersebut mengindikasikan adanya
suatu aliran manfaat ekonomi di terima atau diserahkan di masa mendatang
dan diukur dengan andal, maka kontrak tersebut akan dicatat sebagai aset atau
liabilitas keuangan.
Pengukuran aset atau liabilitas keuangan di bedakan menjadi dua
yaitu pengukuran pada saat pengakuan awal dan pengukuran setelah
pengakuan awal. Secara umum pengukuran menggunakan dasar nilai wajar,
namun saat nlai wajar tidak dapat diperoleh maka dapat menggunakan nilai
perolehan atau nilai tercatat.

Tabel 5.1 pengukuran instrumen keuangan


setelah pengakuan awal.
klasifikasi Penilaian Biaya Perubahan Bunga Penuruna Pembalik
transaksi nilai tawar dan n nilai an
dividen penuruna
n nilai

10
FVTPL Nilai wajar Dibebankan Laba - rugi Laba atau Otomatis Otomatis
rugi (by (by
default) default)
HTM Biaya Dikapitalisasi - Laba rugi Laba rugi Laba rugi
Dismortisasi

Pinjaman Biaya Dikapitalisasi - Laba rugi Laba rugi Laba rugi


diberikan Diamortisasi
dan
piutang
AFS- Nilai wajar Dikapitalisasi Pendapatan Laba rugi Laba rugi Laba rugi
utang komprehensif
lain*
AFS : Nilai wajar Dikapitalisasi Pendapatan Laba rugi Laba rugi Laba rugi
Ekuitas komprehensif
lain*
AFS : Harga Dikapitalisasi - Laba rugi Laba rugi Laba rugi
Ekuitas perolehan
(tidak
dapat di
ukur
dengan
andal )

2.1.6 Penyajian dan pengungkapan


penyajian aset keuangan dalam laporan keuangan diatur khusus dalam
PSAK 50 (Revisi 2010) : Instrumen Keuangan : penyajian. Pernyataan ini
menjelaskan secara umum prinsip penyajian instrumen keuangan sebagai liabilitas
atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan. Prinsip
penyajian ini berlaku terhadap kategori instrumen keuangan dari perspektif
penerbit, dalam aset keuangan, liabilitas keuangan, dan insrtumen ekuitas;
pengategorian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan,
serta keadaan aset keuangan dan keuntungan, serta keadaan, aset keuangan dan
liabilitas keuangan akan saling hapus.

2.2 ASET KEUANGAN


Berdasarkan PSAK 55, berikut klasifikasi aset keuangan yang di bagi menjadi
empat
 Aset keuangan diukur dengan nilai wajar melalui laba rugi (fair value to
profit and loss – FVPL)

11
 Investasi dipegang hingga jatuh tempo (held to maturities – HTM)
 Pinjaman yang diberikan atau piutang (loans or receivable – LR)
 Aset keuangan tersedia untuk di jual (Available for sale – AFS)

A. Aset keuangan di ukur dengan nilai wajar laba rugi


(fair value to profit and loss – FVPL)
Yaitu aset keuangan yang dimaksudkan untuk tujuan dijual atau di beli kembali
dalam waktu dekat. Ketentuan standar lama menyebutkan kelompok ini
sebagai surat berharga diperdagankan ( tranding scurities)
FVPL umumnya berbentuk investasi dalam surat berharga baik saham,
obligasi maupun intrumen keuangan jangka pendek lainya yang termasuk
bentuk derivatif seperti opsi saham dan opsi lainya.
Menurut PSAK 55 (Revisi 2013) aset keuangan diklasifikasikan sebagi FVPL
jika memenuhi salah satu dari kondisi berikut :
1. Diklasisfikasikan dalam elompok perdagangkan.
di peroleh atau dimiliki untuk dijual atau dibeli dalam waktu dekat
2. Pada saat pengakuan wala telah diukur pada nilai wajar melalui
laba rugu.

B. Investasi dipegang hingga jatuh tempo


(held to maturity – HTM)
Aset nonkeuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah
ditentukandan jatuh temponya telah ditetapkan serta entitas mempunyai
intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga
jatuh tempo.
Investasi keuangan yang tidak dimiliki hingga jatuh tempo tidak dapat
dikategorikan investasi ini. Jika manajemen tidak memiliki keingina yang
disertai kemampuan untuk memegang hingga jatuh tempo juga tidak dapat
diklasifikasikan dalam investasi ini.

C. Pinjaman yan diberikan atau piutang


(loans or receivable – LR)
Aset keuangan nonderevatif denganpembayara yang telah ditentukan dan
tidak mempunyai kouta pasar aktif, kecuali yang termasuk dalam tiga
kategori aset lainya. kepemilikan atas kelompok aset yang bukan pinjaman
yang diberikan atau piutang misalnya kepemilikan atas reksa dana, tidak
dapat diklasifikasi sebagai pinjaman atau piuang.

12
D. Aset keuangan tersedia untuk dijual
( available for sale – AFS)
Aset keuangan nonderivatif yang ditetapkan tersedia untuk dijual atau tidak
diklasifikasikan sebagai FVPL, HTM, dan LR. Jika tidak termasuk dalam
tiga kategori aset keuangan seebeumnya maka akan diklasifikasi sebagai
AFS.

2.3 KAS
Kas adalah ast keuangan yang digunakan untuk kegiatan operasional
perusahaan. Kas merupakan aset yang paling likuid karena dapat digunakan untuk
membayar kewajiban perusahaan. Tidak ada standar akuntasi khusus terkait
dengan kas, namun secara umum dibahas dalam standar tentang instrumen
keuangan.
Kas termasuk intrumen keuanga dalam klasifikasi aset keuangan. Kas
merupakan alat pembayaran yang siap dan bebas digunakan untuk membiayai
kegiatan entitas, ada kalanya kas dimiliki untuk tujuan tertentu sehingga tidak
bebas digunakan untuk kegiatan oprasional perusahaan, kas yang dikategorikan
untuk dana khusus tidak boleh dikategorikan sebagai kas, melainkan sebagi dana
cadangan. Jika digunakan untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo kurang
dari satu tahun, dana cadangan ini dikategorikan sebagai aset lancar, kas yang
dicadangkan untuk kegiatan khusus yang digunakan lebih dari satu tahun
diklasifikasikan dalam aset tidak lancar.
Adapun juga setara kas ( kas ekuivalen ) yaitu investasi jangka pendek yang
sangat likuid. Agar dapat diklasifikasi setara kas harus memenuhi karateristik
dapat dikonversi menjadi kas pada jumlah tertentu tanpa risiko perubahan nilai
dan jatuh temponya sangat dekat. Untuk bisa dikategorikan setara kas biasnya
selama 3 bulan.
Menurut PSAK 2 : Laporan Arus Kas. Termasuk dalam kategori ini
misalnya deposit jangka waktu kurang dari 3 bulan serta tidak dijaminkan dan
istrumen pasar uang yang diperoreh akan dicairkan dalam jangka waktu 3 bulan.
Saham tidak termasuk dalam kategori ini karena pada saat dijual, entitas tidak
dapat memastikan jumlaj kas yang akan diterima pada saat saham itu dijual.
2.3.1 Pengendalian kas
Supaya kas dalam entitas aman dan terlindungi dari hal yang tidak diinginkan
maka entitas harus merancang pengendalian internal yang baik. Berikut
beberapa bentuk pengendalian terhadap kas :
 Pembagian tugas antara pihak yang melakukan otoritas dengan
pembayaran, pengelolaan kas dan pencatatan, pihak pengguna, dan pihak
pembayar.

13
 Penggunaan brangkas atau ruangan tertutup dengan akses terbatas untuk
penyimpanan kas.
 Penerimaan dan pengeluaran melaui rekening yang berbeda.
 Pengeluaran dan pemasukan kas dilakukan melalui bank menggunakan
cek.
 Penggunaan sistem imprest.
 Rekonsilisasi antara pencatatan perushaan dengan rekening koran bank.

2.3.2 Sistem Imprest


Untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran kas dalam jumlah kecil entitas
membentuk dana kas kecil. Jumlah dana kas disesuaikan dengan kebutuan
entitas, semakin besar dan banyak suatu entitas maka semakin besar jumlah kas
kecil.
Dalam kas kecil terdapat dua sitem yaitu Sistem Imprest dan fluctuating
1. Sistem imprest adalah emkanisme kas kecil dimana dana yang
dipertahankan tetap. Setelah pembentukan awal dana kas kecil dana akan
dipergunakkan untuk kepentingan oprasional dan ketika dana kas kecil
mau habis akan ada penggantian dana kas yang telah di gunakan,
sehingga saldo kas kembali sama seperti awal pembentukan.
2. Fluctuating adalah sistem dimana dana kas kecil tidak ditetapkan
sejumlah tertentu sehingga saldonya berfariasi dari waktu kewaktu.
Dalam sitem ini dimana pengisian saldo kas kecil dilakukan secara rutin
dalam jangka waktu tertentu tampa memperhatikan jumlah dana yang
terpakai.
Dalam rangka pengendalian, sitem imprest lebih baik, karena jumlah dana kas
kecil akan terkontrol dan tidak tejadi penumpukan dana kecil dalam unit
pembayar.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Kas dan piutang merupakan contoh dari aset keuangan. Aset keuangan
merupakan bagian dari instrument keuangan. Instrument keuangan adalah suatu
kontrak yang menambah nilai asset atau liabilitas keuangan. Berikut adalah standar
akuntasi yang mengatur instrumen keungan.
Berdasarkan PSAK 55, berikut klasifikasi aset keuangan yang di bagi menjadi
empat :
 Aset keuangan diukur dengan nilai wajar melalui laba rugi (fair value to
profit and loss – FVPL)
 Investasi dipegang hingga jatuh tempo (held to maturities – HTM)
 Pinjaman yang diberikan atau piutang (loans or receivable – LR)
 Aset keuangan tersedia untuk di jual (Available for sale – AFS)
Kas adalah ast keuangan yang digunakan untuk kegiatan operasional
perusahaan. Kas merupakan aset yang paling likuid karena dapat digunakan untuk
membayar kewajiban perusahaan. Tidak ada standar akuntasi khusus terkait dengan
kas, namun secara umum dibahas dalam standar tentang instrumen keuangan.

Pengendalian kas
Supaya kas dalam entitas aman dan terlindungi dari hal yang tidak diinginkan
maka entitas harus merancang pengendalian internal yang baik. Berikut beberapa
bentuk pengendalian terhadap kas :
 Pembagian tugas antara pihak yang melakukan otoritas dengan
pembayaran, pengelolaan kas dan pencatatan, pihak pengguna, dan pihak
pembayar.
 Penggunaan brangkas atau ruangan tertutup dengan akses terbatas untuk
penyimpanan kas.
 Penerimaan dan pengeluaran melaui rekening yang berbeda.
 Pengeluaran dan pemasukan kas dilakukan melalui bank menggunakan
cek.
 Penggunaan sistem imprest.
 Rekonsilisasi antara pencatatan perushaan dengan rekening koran bank.

15
DAFTAR PUSTAKA

Dwi, Martani., dkk. (2012). Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK.


Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

16

Anda mungkin juga menyukai