Anda di halaman 1dari 1

Asal Mula Konsep Malaikat yang Jatuh (Fallen Angel)

Konsep malaikat yang jatuh adalah salah satu konsep teologis dalam agama abrahamik, meskipun dalam
ada sedikit perbedaan dalam teologi islam. Konsep ini menyatakan bahwa adanya sekelompok malaikat
yang tidak mematuhi dan memberontak melawan tuhan sehingga membuat mereka terusir dari surga.
Sebenarnya, konsep keyakinan seperti telah muncul dalam sejarah peradaban manusia jauh sebelum
periode biblikal. Ada banyak cerita dalam mitologis yang menuturkan bahwa ada dewa yang menentang
dewa tertinggi lalu diusir dari surga. Dalam mitologi Yunani contohnya, Promotheus yang menentang Zeus
terusir dari alam dewa untuk menjalani siksaan.

Salah satu pertanyaan yang mungkin terus muncul di benak kita adalah darimana konsep malaikat yang
jatuh berasal? Konsep ini dapat dikatakan berasal dari teori tentang bagaimana kejahatan bisa muncul di
dunia. Konsep mengenai asal mula kejahatan ini telah menghantui para filsuf dan teolog selama beribu
tahun lamanya. Dalam corak pemikiran Abrahamik, asal mula kejahatan ini menyebabkan dilema teologis,
yaitu jika Tuhan dianggap sebagai yang maha selamanya, lantas bagaimana kejahatan bisa muncul? Kenapa
Tuhan tidak menciptakan dunia yang sepenuhnya berisi kebaikan? Apakah kejahatan juga berasal dari
Tuhan sementara dia merupakan sumber segala nilai kebajikan dan keagungan? Dari pernyataan dilematis
inilah lahir konsep malaikat yang jatuh sebagai pembawa kejahatan ke dalam ciptaan Tuhan sehingga
pemahaman mengenai Tuhan sebagai pencipta kejahatan bisa dihindari, namun bukankah malaikat juga
merupakan ciptaan Tuhan yang secara tidak langsung akan melibatkan-Nya dalam pengadaan kejahatan
tersebut. Untuk memecahkan ini, para teolog menawarkan konsep “free-will” yaitu setipa makhluk Tuhan
diberi kehendak bebas termasuk para malaikat.

Setidaknya, terdapat tiga cerita mengenai konsep malaikat yang jatuh dalam tradisi biblikal. Kisah pertama
mengisahkan sekelompok malaikat di bawah pimpinan Azazel yang menginginkan wanita anak-anak
manuia. Mereka lalu mencemarkan diri mereka dengan mengawini anak-anak manusia dan
memperanakkan para raksasa, Nephilim, yang nantinya menyebabkan murka Tuhan. Kisah ini ditemukan
dalam Kejadian 6:1-4, namun versi lengkapnya dikisahkan dalam Kitab Henokh. Kisah kedua berkenaan
dengan seorang malaikat terang, Lucifer, yang dengan angkuhnya memberontak melawan Tuhan bersama
para malaikat pengikutnya tetapi mereka dikalahkan dan diusir dari surga. Kisah ketiga berkenaan dengan
seorang malaikat “Satan” dalam kitab Ayub yang melawan Tuhan dengan mencobai Ayub tetapi kisah ini
tidak sepenuhnya lengkap.

Berbeda dengan tradisi biblikal, konsep malaikat yang jatuh tidak ditemukan dalam Islam. Teologi Islam
mengajarkan malaikat diciptakan tanpa dibekali nafsu sehingga pemikiran pemberontakan malaikat
melawan Tuhan tidak berterima dalam keyakinan ini. Untuk menjelaskan asal mula kejahatan, Islam
memiliki kisah yang mirip dengan konsep malaikat yang jatuh dalam tradisi Biblikal tetapi dengan tokoh
dan alur yang berbeda. Dalam Islam, makhluk yang memberontak melawan Tuhan bukanlah dari golongan
malaikat tetapi jin yang sebelum penciptaan Adam telah ditinggikan derajatnya sehingga setara bahkan
melebihi malaikat. Sang Jin yang nantinya digelari iblis ini menolak perintah Tuhan untuk sujud kepada
Adam karena kesombongan yang membuatnya merasa lebih unggul dari Adam. Sebagai hukuman atas
pembangkangan ini, dia diusir dari surga sekaligus menyebabkan Adam dan Hawa terusir dari Surga.

Anda mungkin juga menyukai