Anda di halaman 1dari 12

PEDOMAN PENCEGAHAN PENULARAN

HIV AIDS DARI IBU KE ANAK

RSU RATIH KOTA KEDIRI

RSU RATIH

JL .Penanggungan No. 32 Telp(0354) 779500

Fax 774640 Kode Pos 64114

Kota Kediri

Email: rsu_ratihkediri@yahoo.co.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat terselesaikanya
“Pencegahan Penularan Hiv Aids Dari Ibu Ke Anak”. Penyusunan
Panduan Pencegahan Penularan Hiv Aids Dari Ibu Ke Anak ini merupakan
suatu pedoman untuk meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Saki Ratih.
Bersama ini perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. dr. Surinto SpOg, selaku Direktur RSU Ratih yang telah memberikan
dukungan dan fasilitas terselenggaranya pelayanan yang optimal di RSU
Ratih Kota Kediri.
2. Wahyu Agung Basukianto, S. Kep. Ns, selaku Kepala keperawatan, yang
telah membuat Panduan Pencegahan Penularan Hiv Aids Dari Ibu Ke
Anak
3. Seluruh Staf Rawat Jalan dan semua pihak yang tidak dapat kami
sebutkan satu persatu yang telah memberikan semangat dan dorongan
selama penyusunan
Akhirnya semoga bimbingan dan bantuan yang diberikan dicatat amal
baik oleh Allah SWT.
Kami menyadari bahwa Panduan Pencegahan Penularan Hiv Aids
Dari Ibu Ke Anak ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kritik dan
saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan dan kami akan
menerima dengan senang hati. Semoga Panduan Pencegahan Penularan
Hiv Aids Dari Ibu Ke Anakini berguna bagi pelayanan pasien.

Mengetahui, Kediri, 13 Oktober 2016


Kepala Bidang Keperawatan Koordinator Rawat Jalan

(Wahyu Agung Basukianto, S. Kep.) (Fitri Kinasih., S.Kep.)


DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................ i


BAB I Pendahuluan ................................................................ 1
BAB II Tujuan ................................................................ 2
A. Tujuan Umum ................................................................ 2
B. Tujuan Khusus ................................................................ 3
BAB III Ruang Lingkup ................................................................ 3
A. Pengertian ................................................................ 3
B. Pengorganisasian ................................................................ 3
C. Fungsi Rumah Sakit ................................................................ 4
D. Jenis Pelayanan ................................................................ 5
E. Kriteria ................................................................ 6
F. Logistik ................................................................ 7
BAB IV Dasar Hukum ................................................................ 9
BAB I
PENDAHULUAN

Hingga saat ini HIV masih merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat utama di Indonesia. Sejak pertama kali ditemukan (1987) sampai
dengan tahun 2011, kasus HIV teridentifikasi tersebar di 368 (73,9%) dari 498
kabupaten/kota diseluruh(33) provinsi di indonesia. Provinsi pertama kali
ditemukannya adanya kasus HIV adalah provinsi Bali (1987), sedangkan
yang terakhir melaporkan adanya kasus HIV (2011) adalah Provinsi Sulawesi
Barat.

Berdasarkan data terbaru, kejadian penularan infeksi HIV di Indonesia


terbanyak melalui hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi tanpa
menggunakan kondom. Diikuti dengan penggunaan alat suntik yang tercemar
darah yang mengandung infeksi HIV ( karena penggunan alat suntik secara
bersamaan diantara pengguna Napza suntikan), dan ditularkan dari ibu
pengidap HIV kepada anaknya,baik selama kehamilan, persalinan atau
menyusui. Cara penularan lain adalah melalui tranfusi darah yang tercemar,
alat tusuk dan peralatan lainnya (tato, dan lain-lain) dan adanya infeksi
menular seksual seperti sifilis.

Program pengendalian HIV di Indonesia sejak beberapa tahun


belakangan ini telah mengalami banyak kemajuan. Berbagai layanan terkait
HIV telah dikembangkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat yang
membutuhkannya. Namun teridentifikasi bahwa perkembangan dari
efektifitas dan kualitas intervensi dan layanannya masih belum maksimal.
Situasi ini dapat dilihat dari rendahnya cakupan,adanya kesenjangan
koordinasi antara layanan dengan pelaksana program yang lain, retensi klien
pada layanan, dan beberapa wilayah yang memiliki tantangan komprehensif
yang tinggi. Sejalan dengan tujuan pengendalian HIV di Indonesia, yaitu
menurunkan angka kesakitan ,kematian, stigma dan diskriminasi serta
meningkatkan kualitas hidup ODHA, maka diperlukan upaya pengendalian
serta layanan HIV yang komprehensif di Rumah Sakit Khususnya di Rumah
Sakit Umum Dokter Soedarso Pontianak.

Layanan komprehensif adalah upaya yang meliputi upaya promotif,


preventif, kuratif, dan rehabilitatif dengan melibatkan seluruh sektor
terkait.Kegiatan layanan komprehensif HIV yang berkesinambungan
mencakup semua bentuk layanan HIV seperti kegiatan pengendalian faktor
resiko, layanan konseling dan tes HIV (KTS), Perawatan, Dukungan, dan
Pengobatan (PDP), Pencegahan Penularan dari ibu ke Anak (PPIA),
Pengurangan Dampak Buruk NAPZA, pencegahan penularan melalui darah
donor dan produk darah lainnya, kegiatan monev, di Rumah sakit
BAB II
TUJUAN
Tujuan Umum
Terselenggaranya program Pelayanan Penanggulangan HIV dan AIDS di
Rumah Sakit Umum RATIH Kota Kediri secara berkesinambungan bermutu
dan aman.
Tujuan Khusus
1. Tersedianya Pedoman Penyelenggaraan pelayanan konseling dan tes
HIV dan AIDS di Rumah Sakit
2. Terselenggaranya Pelayanan perawatan dan pengobatan HIV dan AIDS
di Rumah Sakit Umum RATIH Kota Kediri
3. Terselenggaranya pelayanan Dukungan ODHA
4. Tersedianya fasilitas untuk penyelenggaraan pelayanan Penanggulangan
HIV dan AIDS di Rumah sakit Dokter Soedarso
BAB III
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pedoman ini memuat tentang berbagai program
pelayanan dan standar fasilitas untuk penyelenggaraan Pelayanan
penanggulangan HIV dan AIDS di Rumah Sakit Umum RATIH Kota Kediri.
Pelayanan penanggulangan HIV dan AIDS merupakan upaya penyediaan
layanan bagi ODHA secara berkesinambungan dalam bentuk layanan
komprehensif di RumahSakit. Kunci keberhasilan Pelayanan HIV adalah
ketersediaan tenaga-tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, prasarana
dan manajemen yang handal.

A. PENGERTIAN
Pelayanan HIV dan AIDS adalah upaya yang meliputi upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif yang mencakup semua bentuk layanan
HIV seperti kegiatan pengendalian faktor resiko, layanan konseling, dan
tes HIV(KTS dan KTIP) perawatan, dukungan, dan pengobatan (PDP),
Pencegahan Penularan dari Ibu ke Anak (PPIA),Pengurangan Dampak
Buruk NAPZA
B. PENGORGANISASIAN
1. Struktur
Pengorganisasian kegiatan Pelayanan HIV/AIDS di RSUD Dr.
Soedarso dilakukan secara Tim multidisiplin dipimpin oleh Dokter
Spesialis penyakit dalam,bertanggungjawab langsung kepada Direktur
Medik dan Keperawatan.

2. Pola Ketenagaan
Tenaga yang terlibat dalam pelayanan HIV/AIDS merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan HIV di rumah sakit yang
terdiri dari Dokter Spesialis penyakit Dalam, Dokter spesialis
genekologi,Spesialis Anak, Bidan, Perawat, analis, ahli gizi, apoteker,
dan penata radiologi.

C. FUNGSI RUMAH SAKIT


Dalam pelayanaan HIV/AIDS rumah sakit memiliki beberapa fungsi
antara lain :
1. Pelayanan
Rumah Sakit harus dapat menangani kasus rujukan yang tidak mampu
ditangani oleh petugas kesehatan di tingkat pelayanan primer (dokter,
bidan dan perawat).
2. Pendidikan
Rumah Sakit harus terus menerus meningkatkan kemampuan baik
petugas rumah sakit, luar rumah sakit maupun peserta pendidikan
tenaga kesehatan sehingga mampu melakukan tindakan sesuai
dengan standar dan kewenangan untuk menyelesaikan suatu tindakan
keperawatan dan medis secara profesional dalam peningkatan
pelayanan khususnya dalam penanggulangan HIV dan AIDS.
3. Penelitian
Rumah Sakit harus mempunyai program evaluasi kinerja baik rumah
sakit maupun wilayah kerja dalam rangka menurunkan angka kematian
penderita HIV/AIDS
D. JENIS PELAYANAN
Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan di RSUD Dr. Soedarso
terkait penyelenggaraan penurunan angka kesakitan HIV/AIDS adalah :
1. Pelayanan Konseling dan Tes HIV
 Layanan rawat jalan
 Layanan rawat nginap pasien TB
 Layanan KIA
 Layanan kesehatan Anak
 Layanan dengan tindakan invasif
 Layanan kesehatan bagi kelompok dengan perilaku beresiko
tertular HIV
 Layanan Hemodialisa
 Layanan kesehatan di lembaga kemasyarakatan atau rumah
tahanan
 Layanan kesehatan reproduksi dan keluarga berencana(KB)
 Layanan TB
 Layanan NAPZA
 Layanan IMS
2. Pelayanan perawatan dan pengobatan ART
3. Pelayanan IO
E. KRITERIA
Terdapat beberapa kriteria antara lain :
1. Ada dokter jaga yang terlatih di UGD untuk mengatasi kasus
emergensi secara umum.
2. Ada dokter Spesialis penyakit dalam, anak, dan ginekologi untuk
mengatasi kasus HIV dan AIDS.
3. Dokter, bidan dan perawat telah mengikuti pelatihan Tim
Penangganan HIV/AIDS di rumah sakit.
4. Mempunyai Standar Prosedur Operasional penanganan pasien HIV
dan AIDS
5. Kebijakan gratis pelayanan konseling tes HIV, pengobatan ARV dan
IO
6. Tersedia ruang konseling
7. Tersedia ruang Administrasi dan Farmasi
8. Memiliki petugas yang siap melakukan konseling dan ambil obat,
pencatatan danPelaporan ,administrasi dan manager kasus.
9. Adanya dukungan semua pihak dalam tim pelayanan HIV/AIDS,
antara lain dokter kebidanan, dokter anak, dokter/petugas anastesi,
dokter penyakit dalam, dokter spesialis lain serta dokter umum, bidan
dan perawat.
10. Tersedia pelayanan 24 jam di ruang rawat nginap
11. Tersedia pelayanan penunjang lain yang berperan dalam pelayanan
kasus HIV, seperti laboratorium, Radiologi,gizi,obat dan alat
penunjang yang selalu siap tersedia.
12. Tersedia sarana dan prasarana yang mendukung terlaksananya
kegiatan.
Dalam rangka Program Menjaga Mutu pada penyelenggaraan kasus HIV
dan AIDS harus dipenuhi hal-hal sebagai berikut :
1. Ruang konseling yang nyaman dan privasi.
2. Ruang rawat inap yang nyaman dengan instrumen dan bahan
yang lengkap dengan APD yang standar.

F. LOGISTIK
Berbagai alat-alat medik serta obat-obatan diperlukan untuk pelaksanaan
perawatan antara lain :
PERALATAN MEDIS DAN NON MEDIS
Peralatan medis yang harus ada di masing-masing unit pelayanan:
Poli rawat jalan Klinik Melati:
1. Timbangan
2. Stetoskop
3. Hand scoon
4. Wastapel
5. Sabun antiseptik
6. Formulir vct
7. Meja dan kursi
8. Alat tulis
9. Komputer
10. Printer
11. Lemari
12. Leaflet
Rawat Inap
1. Tempat tidur
2. Meja pasien
3. Handscoon
4. Skot plastik
5. Pakaian kerja
6. Kacamata
7. masker

G. MONITORING DAN EVALUASI


Dalam rangka melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
penyelenggaraan Penanggulangan HIV/AIDS maka kegiatan yang
dilakukan adalah :
1. Pemantauan respon time pelayanan
Kinerja di unit rawat jalan Kilinik melati, ruang nginap.
2. Pengembangan sistem pelaporan indikator antara lain :
 Angka ODHA
 Angka kematian ODHA
 Angka PMTCT
 Angka ODHA yang melakukan Perawatan dan Pengobatan ART
3. Melakukan Audit
a. Internal
Audit internal adalah audit medik keperawatan dan audit
manajemen adalah audit yang dilakukan di dalam Rumah Sakit
Dokter Soedarso. Audit medik membahas dari aspek
penatalaksanaan medik dan keperawatan, sedangkan audit
manajemen membahas tentang sistem pelayanan kesehatan.
b. Eksternal
Audit eksternal adalah audit yang diselenggarakan oleh dinas
kesehatan dengan melibatkan para penyelenggara pelayanan
kesehatan dan menghadirkan para pengambil kebijakan di bidang
pelayanan penanggulangan HIV dan bidang bergantung pada jenis
audit yang dilakukan.
BAB IV
DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang


rumah sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
kesehatan.
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
270/Menkes/SK/III/2007 Tahun 2008 Tentang Pedoman
Manajerial,pencegahan dan Pengendalian Infeksi Di Rumah Sakit dan
Fasilitas Pelayanan Rumah Sakit.

Anda mungkin juga menyukai