KECAMATAN MORO, KABUPATEN KARIMUN, PROVINSI JAWA TENGAH
Iqbal Ali Husni 1, Aunurrahman 2
1 Doctorate Programme, Fishery and Marine Sciene, Diponegoro University, Semarang, 50275, Indonesia 2 Fishery and Marine Sciene Faculty, Sudirman University, Purwekerto, 50275, Indonesia
PENDAHULUAN perairan dangkal adalah dengan metode
Perairan laut dangkal merupakan salah koreksi kolom air yang dikembangkan oleh satu wilayah yang mempunyai dinamika Lyzenga (1981). Dasar asumsi untuk tinggi dan peranan penting baik secara koreksi kolom air tersebut adalah sinar ekonomi maupun ekologi. Terumbu karang yang masuk ke dalam kolom air berkurang dan lamun sebagai komponen utama secara eksponensial dengan semakin penyusun ekosistem tersebut berfungsi bertambahnya kedalaman air (atenuasi). sebagai habitat ikan, tempat pariwisata, Pada sinar tampak, sinar merah pelindung pantai dari hantaman teratenuasi lebih cepat daripada sinar biru gelombang dan pengadukan material dan hijau. Terdapat dua cara didalam tersuspensi. melakukan koreksi kolom air, terutama Teknologi penginderaan jauh menjadi dalam mencari nilai (ki/kj) yang salah satu sumber informasi dalam merepresentasikan rasio koefi sien pengumpulan data kelautan secara efektif atenuasi. Pertama, melalui nilai gradien dan efisien. dalam lingkup penginderaan pada garis linier yang dibentuk oleh jauh, perairan laut dangkal yang dimaksud sepasang band spektrum tampak. Kedua, merujuk pada kemampuan citra satelit dapat juga diperoleh berdasarkan rumus dalam menembus kolom perairan. sebagai berikut: Pemetaan perairan dangkal (terumbu karang) dilakukan sampai batas kedalaman 𝐾𝑖 = 𝑎 + √(𝑎2 + 1) yang dapat dideteksi oleh sensor satelit. 𝐾𝑗 Khusus untuk perairan dangkal yang relatif 𝑎 = (𝜎𝑖𝑖 − 𝜎𝑖𝑗 )/2𝜎𝑖𝑗 jernih metode penginderaan jauh optik 𝐷𝑒𝑝𝑡ℎ 𝐼𝑛𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑡 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑥 mampu menembus kedalaman perairan 𝐾𝑖 = ln(𝐿𝑖) − [( ) . ln(𝐿𝑗)] maksimal 25 m dan akan berkurang seiring 𝐾𝑗 semakin keruhnya perairan Keterangan: Li = Nilai digital pada band i METODOLOGI Lj = Nilai digital pada band j Pada kajian ini pemetaan habitat perairan Ki/Kj = Rasio koefi sien atenuasi dangkal diolah dengan menggunakan citra pada pasangan band i dan j satelit multispectral Sentinel-2A dengan 𝜎𝑖𝑖,𝑗𝑗 = Varian band i, atau band j resolusi spasial 10 meter. Metode yang 𝜎𝑖𝑗 = Covarian band i j digunakan untuk pemetaan habitat Depth Invariant Index : Citra terkoreksi Tabel 2. Luasan Indeks Kerentanan laut kolom air dengan nilai digital berupa gugusan Pulau Combol dan Pulau Citlim indeks objek habitat dasar perairan Indeks Kerentanan Luas (Hektar) Total Laut P. Combol P. Citlim dangkal. Sangat Rendah 71.5 178.4 249.9 Rendah 17.9 134.5 152.4 Sedang 198.0 195.3 393.3 HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi 59.7 154.7 214.4 Berdasarkan analisis pemetaan habitat Sangat Tinggi 46.2 142.3 188.5 Total 393.3 805.2 1,198.5 perairan dangkal gugusan Pulau Combol dan Citlim dengan menggunakan citra satelit Sentinel-2A diketahui bahwa dominan habitat perairan dangkal yaitu Substrat Terbuka dan Karang Mati. Luas total Ekosistem Karang Hidup di gugusan Pulau Combol dan Citlim adalah sebesar 294 Ha, sedangkan untuk ekosistem lamun sebesar 259 Ha. Gambar 2. Diagram luas indeks kerentanan Luas ekosistem karang hidup di gugusan laut gugusan Pulau Combol dan Citlim Pulau Combol adalah 67 Ha, sedangkan luas ekosistem padang lamun terdapat Berdasarkan analisis indeks kerentanan seluas 149 Ha. Pada gugusan Pulau Citlim laut gugusan Pulau Combol dan Citlim luas ekosistem terumbu karang hidup dengan menggunakan system skoring dan adalah 226 Ha, dan luas ekosistem Padang overlay antar parameter diketahui bahwa Lamun adalah 110 Ha. indeks kerentanan dominan adalah kategori kerentanan Sedang. Luas indeks Tabel 1. Luasan ekosistem habitat perairan kerentanan dengan kategori sedang yaitu dangkal Gugusan Pulau Combol dan Pulau sebesar 393 Ha. Pada gugusan Pulau Citlim Combol dominan indeks kerentanan laut Habitat Perairan Luas (Hektar) Total Dangkal P. Combol P. Citlim masuk dalam kategori indeks kerentanan Substrat Terbuka 236.7 530.1 766.8 Karang Hidup 67.6 226.6 294.2 sedang dengan luasan sebesar 198 Ha. Lamun 149.0 110.5 259.5 Pada gugusan Pulau Citlim dominan indeks Karang Mati 233.4 449.1 682.5 Total 686.7 1316.3 2003.1 kerentanan laut masuk dalam kategori indeks kerentanan sedang dengan luasan sebesar 195 Ha, akan tetapi pada gugusan Pulau Citlim indeks kerentanan dari setiap kategori tidan memiliki perbedaan yang signifikan. Peta sebaran indeks kerentanan laut dari gabungan gugusan Pulau Combol dan Pulau Citlim terlampir pada gambar berikut. Gambar 1. Diagram luas klasifikasi habitat perairan dangkal gugusan Pulau Combol dan Citlim Pustaka