BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam mengelola atau mengatur suatu perusahaan, maka perlu dilakukan perencanaan
yang matang. Kemudian setelah direncanakan, diorganisasikan agar perencanaan tersebut dapat
lebih terarah. Organisasi sangat penting karena merupakan tempat bagi perusahaan dalam
mencapai tujuannya, sedangkan manajemen merupakan alat untuk mencapai tujuan tersebut.
Selanjutnya rencana yang telah disusun perlu dilaksanakan dengan menempatkan orang-orang
yang tepat untuk melakukan rencana-rencana tersebut. Penempatan orang pada pekerjaan yang
tepat harus sesuai dengan klasifikasi yang disandangnya, di mana di dalam ilmu manajemen
dikenal dengan istilah ”the right man on the right place”. Terakhir perlu dikendalikan agar
pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Salah satu perusahaan yang menjual jasa adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang
perbankan atau lebih dikenal dengan nama Bank. Bank merupakan perusahaan yang
menyediakan jasa keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat. Fungsi bank merupakan perantara
diantara masyarakat yang membutuhkan dana dengan masyarakat yang kelebihan dana, di
samping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya. Oleh karena itu, bank berfungsi sebagai
perantara keuangan, dalam hal ini faktor ”Kepercayaan” dari masyarakat merupakan faktor
utama dalam menjalankan bisnis perbankan. Manajemen bank dihadapkan berbagai upaya untuk
menjaga kepercayaan tersebut, sehingga dapat memperoleh simpati dari para calon nasabahnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud Sumber Daya Manusia Perbankan ?
2. Bagaimanakah Analisis Jabatan ( Job Analysis ) dalam SDM Perbankan ?
3. Bagaimanakah Perencanaan Tenaga Kerja dalam SDM Perbankan ?
4. Bagaimanakah Rekrutmen dan Seleksi dalam SDM Perbankan ?
5. Bagaimanakah Pelatihan dan Pengembangan dalam SDM Perbankan ?
6. Bagaimanakah Perencanaan Karier dalam SDM Perbankan ?
7. Bagaimanakah Penilaian Prestasi Kerja dalam SDM Perbankan ?
8. Bagaimanakah Pemberian Kompensasi dalam SDM Perbankan ?
9. Bagaimanakah Integrasi dan Pemeliharaan dalam SDM Perbankan ?
10. Bagaimanakah Pemutusan Hubungan Kerja dalam SDM Perbankan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Sumber Daya Manusia Perbankan
2. Untuk mengetahui Analisis Jabatan ( Job Analysis ) dalam SDM Perbankan
3. Untuk mengetahui Perencanaan Tenaga Kerja dalam SDM Perbankan
4. Untuk mengetahui Rekrutmen dan Seleksi dalam SDM Perbankan
5. Untuk mengetahui Pelatihan dan Pengembangan dalam SDM Perbankan
6. Untuk mengetahui Perencanaan Karier dalam SDM Perbankan
7. Untuk mengetahui Penilaian Prestasi Kerja dalam SDM Perbankan
8. Untuk mengetahui Pemberian Kompensasi dalam SDM Perbankan
9. Untuk mengetahui Integrasi dan Pemeliharaan dalam SDM Perbankan
10. Untuk mengetahui Pemutusan Hubungan Kerja dalam SDM Perbankan
BAB II
PEMBAHASAN
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
PERBANKAN
A. PENGERTIAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PERBANKAN
Salah satu pengelolaan paling penting dalam dunia perbankan di samping pemasaran bank
adalah pengelolaan terhadap Sumber Daya Manusianya ( SDM ). Hal ini disebabkan karena
sumber daya manusia merupakan tulang punggung dalam menjalankan roda kegiatan operasional
suatu bank. Untuk itu, penyediaan sumber daya manusia sebagai motor penggerak operasional
bank haruslah disiapkan sedini mungkin.
Selain itu, sumber daya manusia yang dimiliki oleh bank haruslah memiliki kemampuan
dalam menjalankan setiap transaksi perbankan, mengingat faktor pelayanan yang diberikan oleh
para karyawan ini sangat menentukan sukses atau tidaknya bank ke depan.
Pada awal dikenalnya ilmu ekonomi, sumber daya manusia masih di anggap sebagai mesin
oleh sebagian besar perusahaan. Karena dianggap sebagai mesin maka mereka dapat
diperlakukan seenaknya oleh pemilik perusahaan pada saat itu. Namun, dewasa ini seiring
dengan perkembangan peradaban, karyawan sebagai sumber daya manusia sudah diperlakukan
secara manusiawi.
Perlakuan yang manusiawi akan memebreikan motivasi yang kuat kepada karyawan untuk
memajukan perusahaan. Rasa memiliki perusahaan pun meningkat sehingga motivasi yang kuat
akan dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawannya.
Banyak hal yang harus dilakukan untuk memiliki karyawan yang benar-benar professional,
sehingga karyawan yang diperoleh nantinya benar-benar memiliki kemampuan seerti yang
diinginkan. Selain itu, bank juga harus merancang uraian tugas-tugas yang harus dijalankan
seorang karyawan, wewenang dan tanggung jawab masing-masing. Tanpa uraian tugas,
wewenang dan tanggung jawab yang jelas dan transparan, maka SDm yang berkualitas pun akan
terhambat kerjanya. Kegiatan seperti ini kita sebut sebagai merancang analisis jabatan ( job
analysis ). Perrancangan job analysis akan membantu bank dalam rangka penempatan para
karyawannya sesuai dengan bidang dan kemampuannya. Job analysis merupakan kegiatan
mengumpulkan berbagai informasi untuk kebutuhan suatu pekerjaan. Job analysis juga
memudahkan bank untuk merancang perencanaan tenaga kerja yang dibutuhkan.
Dalam rangka memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas dan loyal terhadap
perusahaan, perlu dilakukan melalui penarikan pegawai yang sesuai dengan ilmu manajemen
sumber daya manusia. Penarikan pegawai suatu perusahaan dikenal dengan istilah rekruitmen.
Dalam melakukan rekruitmen SDM tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Pihak
perusahaan terlebih dahulu harus mengetahui berapa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
berikut kualifikasi yang dipersyaratkan.
Langkah selanjutnya adalah pihak bank harus melakukan seleksi untuk memilih tenaga kerja
yang dibutuhkan dengan kualifikasi tertentu. Seleksi dapat dimulai dari seleksi surat lamaran.
Apabila calon pelamar lolos dalam seleksi ini maka langkah selanjutnya adalah mengikuti seleksi
melalui tes wawancara, tes tertulis sampai dengan tes kesehatan.
Pengelolan sumber daya manusia mulai dari perencanaan analisis jabatan, perencanaan
tenaga kerja, rekruitmen dan seleksi, pelatihan dan pengembangan, perencanaan karier, penilaian
prestasi kerja, pemberian kompensasi sampai dengan pemutusan hubungan kerja disebut dengan
manajemen sumber daya manusia. Pengelolan ini tidak dapat dilakukan sendiri-sendiri, tetapi
harus dilakukan secara bersamaan.
Jadi , manajemen sumber daya manusia perbankan adalah kegiatan pegelolaan sumber daya
manusia yang ada di bank melalui kegiatan perancangan analisis jabatan, perencanaan tenaga
kerja, rekruitmen dan seleksi, pelatihan dan pengembangan, perencanaan karier, penilain prestasi
kerja sampai dengan pemberian kompensasi yang transparan.
B. ANALISIS JABATAN.
Secara umum pengertian Job Analysis merupakan suatu analisis pekerjaan dengan cara
mengumpulkan dan mengevaluasi kebutuhan tentang informasi suatu pekerjaan. Tahap-tahap
dalam perencanaan job analysis dapat dilakukan melalui berbagai cara. Perancangan job analysis
yang lazim dilakukan adalah dengan memerhatikan aspek-aspek yang ada dalam suatu pekerjaan.
Aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut :
1. Job description yaitu deskripsi suatu pekerjaan yang memberikan uraian suatu pekerjaan
secara lengkap meliputi ;
a. Nama jabatan
b. Departemen
c. Lokasi
d. Fungsi
e. Tugas-tugas
f. Tanggung jawab
g. Wewenang
h. Dan kondisi kerja
2. Job specification , merupakan spesifikasi pekerjaan atau profil suatu pekerjaan yang memuat
informasi-informasi tentang :
a. Nama jabatan
b. Departemen
c. Lokasi
d. Persyaratan pekerjaan seperti :
Pendidikan
Pengalaman kerja
Persyaratan fisik
Persyaratan mental
Kondisi pekerjaan
3. Job performance standard memuat tentang target pelaksanaan pekerjaan dan criteria
keberhasilan kerja.
Disamping pelatihan , karyawan bank juga harus melakukan pengembangan terhadap seluruh
karyawannya. Pengembangan karyawan yang terpenting dilakukan untuk meningkatkan karier
dan penentuan kompensasi karyawan yang bersangkutan.
Program pengembangan pegawai dapat dilakukan melalui :
1. Mengikuti pendidikan melalui paket-paket khusus yang diberikan oleh lembaga pendidikan
yang memang berpengalaman di bidangnya.
2. Transfer antar bagian, merupakan pengembangan agar karyawan tidak merasa jenuh dengan
pekerjaannya.
3. Promosi suatu jabatan dengan cara memindahkan karyawan ke posisi yang lebih tinggi.
Dengan demikian, motivasi karyawan semakin meningkat. Karyawan merasa diperhatikan dan
dihargai sesuai dengan kemampuan dan loyalitas yang diberikan kepada bank selama ini.
F. PERENCANAAN KARIER
Perencanaan karier dalam suatu bank haruslah transparan. Selama ini kebanyakan
perusahaan di Indonesia masih belum transparan dalam perencanaan karier bagi karyawannya.
Artinya, masih banyak karier seseorang naik atau turun tanpa mengikuti proses karier itu sendiri.
Bahkan, perusahaan tidak mampu dan tidak mau untuk menjelaskan apa dan bagaimana
perjalanan karier seseorang selama berkarier di perusahaannya.
Perencanaan karier harus dilakukan mulai dari jenjang karier yang paling rendah sampai
yang paling tinggi. Untuk mencapai jenjang karier pada tingkat tertentu diperlukan berbagai
persyaratan. Persyaratan ini harus dikemukakan secara jelas kepada seluruh karyawan yang
terlibat, sehingga karyawan itu sendirilah yang akan merencanakan apa yang akan dicapai dan
kapan akan tercapai. Artinya, sebenarnya karyawan itu sendiri yang menentukan kariernya.
Pengertian karier adalah jalan kehidupan pekerjaan seorang karyawan selama hidupnya
bekerja. Artinya, karier kerja seorang dimulai pada saat karyawan masuk bekerja sampai keluar
dari pekerjaan tersebut. Karier seseorang tidak sama halnya ini tergantung berbagai faktor. Salah
satu yang paling menentukan adalah kemampuan karyawan dalam bekerja dan memenuhi
persyaratan yang dipersyaratkan sebelumnya. Agar karier seseorang dapat berjalan mulus, maka
perlu direncanakan kariernya melalui perencanaan karier yang matang.
Apabila suatu perusahaan transparan dalam memberikan karier seseorang, maka hal ini
sangat menguntungkan perusahaan. Karyawan dapat merancang sendiri karier yang ingin
ditempuhnya. Perencanaan karier seseorang jelas, maka hal ini akan memberikan beberapa
keuntungan antara lain sebagai berikut :
1. Mengurangi tingkat turn over karyawan
Artinya, dengan sistem karier yang jelas akan mengurangi keluar masuknya karyawan dari
perusahaan dan hal ini akan sangat berpengaruh terhadap biaya yang keluar, mengingat turn over
yang tinggi akan memberikan biaya yang tinggi, demikian pula sebaliknya.
2. Meningkatkan potensi karyawan dalam bekerja
Artinya, di antara karyawan tentu memiliki potensi-potensi tertentu yang masih terpendam,
sehingga perlu dibangkitkan melalui kariernya.
3. Pengembangan karyawan untuk promosi lebih mudah
Artinya, karyawan yang sudah dilakukan melalui berbagai pelatihan dan ketrampilan akan
memudahkan promosi karyawan yang juga berkaitan dengan peningkatkan karier seseorang.
4. Memberikan kepuasan kerja pada karyawan
Hal ini disebabkan karena apa yang dikerjakan akan memperoleh pengharapan seperti yang
diinginkan.
Kemudian agar karier yang sudah direncanakan dapat ditingkatkan, maka dilakukan
pengembangan karier. Pengembangan karier dapat dilakukan dengan cara berikut :
1. Meningkatkan prestasi kerja
Melalui berbagai pelatihan dan pendidikan baik di luar maupun di dalam perusahaan yang
dibiayai oleh bank atau oleh karyawan itu sendiri.
2. Meningkatkan kesetiaan dan loyalitas karyawan terhadap perusahaan
Hal ini disebabkan karyawan merasa dihargai dan diperhatikan oleh karyawannya, sehingga
mereka merasa tidak disia-siakan.
3. Memiliki mentor dan sponsor
Agar karier seseorang terarah, maka diperlukan seorang mentor dan sponsor yang memantau dan
turut menilai kinerja seorang karyawan.
4. Menggunakan permohonan permintaan berhenti, sehingga seseorang dapat berpindah dari
satu perusahaan ke perusahaan lainnya yang lebih menguntungkan. Permohonan ini merupakan
nilai tambah, karena merasa memiliki keahlian lebih baik dari karyawan lainnya.
H. PEMBERIAN KOMPENSASI
Pengharapan utama seseorang untuk memilih bekerja dalam suatu bank adalah untuk
memperoleh kompensasi yang layak. Calon pelamar biasanya sebelum melamar suatu pekerjaan
terutama untuk pekerjaan yang memiliki keahlian tertentu akan melihat kompensasi yang
diberikan oleh bank terlebih dahulu, kemudian faktor-faktor lainnya seperti lokasi dan
lingkungan kerja.
Kompensasi dapat diartikan sesuai yang diterima karyawan sebagai balas jasa. Balas jasa
ini diterima akibat tenaga atau keahliannya dipakai oleh bank. Pemberian kompensasi harus
menyeimbangkan kemampuan perusahaan melalui peningkatan laba dan kemampuan
karyawannya.
Secara garis besar ada dua macam kompensasi yang dapat diberikan yaitu kompensasi
finansial dan non finansial. Kompensasi finansial dapat diberikan berupa gaji dan bonus.
Sedangkan kompensasi non finansial dapat diberikan dalam bentuk tunjangan-tunjangan seperti
tunjangan kesehatan, tunjangan hari tua serta fasilitas kesejahteraan lainnya.
Pada umumnya kompensasi yang adil akan memberikan banyak keuntungan bagi bank.
Adapun keuntungan bagi bank dengan memberikan kompensasi yang adil bagi seluruh
karyawannya sebagai berikut :
1. Memberikan rasa keadilan
Dengan kompensasi yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan akan memberikan rasa
keadilan kepada seluruh karyawan. Beban dan tanggung jawab yang berbeda akan memperoleh
kompensasi yang berbeda pula. Demikian pula dengan pendidikan dan masa kerja akan
mempengaruhi jumlah kompensasi yang diterima.
2. Memperoleh dan mempertahankan karyawan yang berkualitas
Kompensasi yang sesuai dengan keinginan karyawan akan dapat mempertahankan karyawan
yang berkualitas. Demikian pula dengan kompensasi yang relatif lebih baik dari perusahaan lain
akan memperoleh pelamar yang berkualitas.
3. Mempertahankan karyawan
Kompensasi yang wajar akan membantu karyawan betah dalam bekerja di suatu perusahaan.
Wajar jika setiap karyawan selalu membandingkan kompensasi yang diterimanya di mana dia
bekerja dengan kompensasi yang diberikan oleh perusahaan lainnya. Artinya jika bank lain
memberikan kompensasi yang lebih baik bukan tidak mungkin karyawan akan hengkang ke
perusahaan tersebut. Kebetahan ini akan mengurangi tingkat turn over karyawan.
4. Menghargai karyawan
Adanya kompensasi yang wajar dan adil akan sangat menghargai karyawan. Kompensasi yang
diberikan berdasarkan pendidikan, pengalaman kerja, beban pekerjaan akan dihargai oleh seluruh
karyawan sebagai perhatian perusahaan terhadap jerih payah karyawan yang diperolehnya
selama ini.
5. Pengendalian biaya
Apabila sistem kompensasi dilakukan dengan benar dan wajar, maka akan dapat mengurangi turn
over. Turn over yang tinggi akan mengakibatkan biaya rekrut, seleksi dan pelatihan bertambah
dan hal ini akan mengakibatkan biaya bertambah.
6. Memenuhi peraturan pemerintah, pemberian kompensasi yang berdasarkan standar yang
ditentukan oleh pemerintah melalui standar minimal. Hal ini dilakukan mengingat banyak
perusahaan memberikan kompensasi yang tidak wajar. Di Indonesia dikenal dengan nama Upah
Minimum Regional (UMR).
Pemberian kompensasi yang adil dan wajar sesuai dengan tujuan perusahaan dapat
tercapai, maka kompensasi harus dirancang dan dibuat berdasarkan berikut ini.
1. Pendidikan dan pengalaman
Artinya, setiap jenjang pendidikan akan memperoleh kompensasi yang berbeda. Demikian pula
dengan pengalaman kerja yang diperolehnya, semakin lama mereka bekerja maka menjadi
pertimbangan dalam pemberian kompensasi.
2. Prestasi kerja
Dalam hal ini prestasi kerja seseorang dapat dilihat dari berbagai cara, misalnya produktivitas,
disiplin kerja, tanggung jawab, serta loyalitas terhadap perusahaan. Bagi mereka yang memiliki
prestasi tinggi tentu berbeda perlakuan kompensasi yang akan diterimanya dengan mereka yang
tidak memiliki prestasi.
3. Beban pekerjaan
Setiap pekerjaan memiliki beban pekerjaan tersendiri. Dalam hal ini penentuan kompensasi
seseorang terkadang diukur dari beban pekerjaan yang ditanggungnya. Beban pekerjaan ini
termasuk risiko pekerjaan yang akan dihadapinya.
I. INTEGRASI DAN PEMELIHARAAN
Integrasi merupakan fungsi operatif dari manajemen sumber daya manusia yang berkaitan
dengan penyesuaian keingingan karyawan dengan organisasi. Bagaimana pihak manajemen
merespon tentang berbagai keinginan para karyawan termasuk hubungan antara sesame
karyawan. Kemudian implementasi kesepakatan kerja bersama untuk menjembatani kedua
kepentingan dan keinginan kedua belah pihak antara karyawan di satu pihak dan manajemen di
pihak yang lain.
Pihak manajemen harus terus berupaya memelihara karyawannya dengan berbagai upaya
nyata agar mereka tetap betah dan merasa dihargai dalam organisasi. Hal itu dapat dilakukan
dengan melakukan pembinaan bagi karyawan yang tidak disiplin melalui saluran komunikasi
yang efektif. Juga perlu memerhatikan masalah keselamatan dan kesehatan kerja mereka.
Keselamatan dan kesehatan kerja menunjuk kepada kondisi-kondisi fisik dan mental
karyawan yang diakibatkan oleh lingkungan kerja. Kondisi fisik meliputi penyakit dan
kecelakaan kerja seperti :
1. Kehilangan nyawa
2. Cacat anggota tubuh
3. Atau penyakit lainnya
Sedangkan kondisi psikologis atau mental meliputi penyakit yang diakibatkan oleh stress
dan kehidupan kerja yang berkualitas rendah contohnya :
1. Ketidakpuasan
2. Sikap apatis
3. Bimbang
4. Dan lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir. 2012. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada. https://sahabuddinkasim.files.wordpress.com/2010/09/manajemen-perbankan.docx.
diakses pada tanggal 10 April 2015.