Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Definisi Nukleus
Nukleus merupakan suatu bagian sel yang ditemukan pada sel eukariot
(sebagaian gen terletak didalam mitokondria dan kloroplas), didalamnya
terkandung sebagian besar gen dengan bentuk molekul DNA linier panjang yang
membentuk kromosom bersama dengan berbagai jenis protein. Gen didalam
kromosom-kromosom inilah yang membentuk genom inti sel. Nukleus juga dapat
didefinisikan sebagai organel sel yang merupakan pusat pengaturan dan tempat
proses informasi sel. Nukleus menjadi organel yang paling menonjol didalam sel
eukariot, memiliki ukuran 5 𝜇m (Campbell dan Reece., 2010).
Fungsi utama nukleus adalah untuk menjaga integritas gen-gen tersebut dan
mengontrol aktivitas-aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen. Selain itu
nukleus juga berfungsi untuk mengorganisasikan gen saat terjadi pembelahan sel,
memproduksi mRNA untuk mengkode protein, sebagai tempat sintesis ribosom,
tempat terjadinya replikasi dan transkripsi dari DNA dan mengatur sistem kerja dari
ekspresi gen (Yoga, 2016).
2.2 Sejarah Nukleus
Sejarah penemuan inti sel (nukleus) dimulai dari penelitian oleh para ahli
yang merupakan organel pertama yang ditemukan. Inti sel pertama kali
didefinisikan oleh Antonie Van Leeuwenhoek yang saat itu sedang melakukan
penelitian tentang inti sel yang terdapat didalam sel darah merah ikan salmon.
Penggambaran inti sel kemudian dideskripsikan oleh Franz Bauer pada tahun 1802.
Kemudian pada tahun 1831 penggambaran inti sel dijelaskan lebih terperinci oleh
seorang ahli botani dari Skotlandia yang bernama Robert Brown. Robert Brown
meneliti inti sel yang terdapat pada sel epidermis bunga anggrek, dari penelitian ini
beliau tidak dapat menjelaskan fungsi dari inti sel pada sel epidermis bunga anggrek
(Copper, 2000). Kemudian pada tahun 1838, Matthias Schleiden menyatakan
bahwa inti sel mempunyai peran dalam pembentukan sel yang diberi nama
“cytoblast” yang memiliki arti pembentuk sel, beliau yakin bahwa telah melihat sel
baru terbentuk disekeliling cytoblast. Sekitar tahun 1877 dan 1878, Oscar Hertwig
yang meneliti sejumlah studi dari fertilisasi telur landak laut yang menunjukkan
bahwa inti sel sperma memasuki sel telur dan kemudian bergabung dengan inti sel
tersebut. Studi tersebut merupakan pertama kalinya muncul dugaan bahwa sebuah
individu terbentuk dari sebuah inti sel. Selain itu, Hertwig juga meneliti hewan lain
seperti molusca dan amphibia. Pada tahun 1884, Eduard Strasburger juga
memperoleh hasil penelitian yang sama pada tumbuhan (Suryani, 2004).

2.3 Struktur Nukleus


2.3.1 Membran Nukleus (Selaput inti)
Membran nukleus merupakan membran terluar dari inti yang memisahkan
antara nukleoplasma dan sitoplasma, dimana membran nukleus ini disebut sebagai
membran ganda fosfolipid (Campbell dan Reece, 2010). Jika diamati di bawah
mikroskop elektron menunjukkan bahwa membran nukleus terdiri atas 3 bagian
yaitu lapisan luar yang berhubungan langsung dengan sitoplasma pada bagian
retikulum endoplasma, dimana pada lapisan luar ini sering ditemukan adanya
ribosom untuk proses sintesis protein. Lapisan membran nukleus sebelah dalam
yang berhubungan dengan nukleoplasma serta ruang perinuklear yang merupakan
ruang sempit diantara lapisan luar dan lapisan dalam membran nukleus dimana
ruang perinuklear ini berukuran 40-70 nm.
Membran nukleus pada bagian dalam terdapat lamina fibrosa, dimana
lamina fibrosa merupakan struktur protein yang berhubungan erat dengan membran
nukleus dengan variasi ketebalannya mencapai 80-300 m, tergantung sel yang
diamati (Sumadi, 2007). Membran nukleus tidak terdiri dari lembaran-lembaran
yang utuh dan halus, tetapi memiliki pori-pori di bagian permukaannya yang
disebut sebagai pori nukleolus. Pori nukleus terbentuk akibat menyatunya dwilapis
lipida dari membran luar dan dalam dimana adanya pori ini mempermudah
pengangkutan bahan ataupun senyawa makro dari sitoplasma. Pori nukleus ini
memiliki rata-rata diameter sebesar 75-90 nm.
Pori nukleus tersusun atas 4 subunit diantaranya subunit kolom, subunit
annular, subunit luminal dan subunit ring. Subunit kolom berfungsi dalam
pembentukan dinding pori nukleus. Subunit annular berguna untuk membentuk
spoke yang mengarah menuju tengah dari pori nukleus. Subunit luminal
mengendung protein transmembran yang menempelkan kompleks pori nukleus
pada membran nukleus. Sedangkan subunit ring berfungsi untuk membentuk
permukaan sitolik (berhadapan dengan sitoplasma) dan nuclear (berhadapan
dengan nukleoplasma) dari kompleks pori nukleus (Audesirk, 2009).

Gambar 1. Membran Nukleus dan Pori Nukleus


(Sumber: Yoga, 2016)

2.3.2 Nukleoplasma
Nukleoplasma merupakan substansi transparan, semi solid (agak padat),
yang terletak di dalam nukleus. Komposisinya tersusun dari asam nukleat yang
merupakan materi genetik, protein dan garam-garam mineral (Campbell and Reece,
2010). Asam nukleat terdapat dalam dua bentuk yaitu DNA dan RNA dan biasanya
di dalam nukleus, kedua asam ini akan bergabung dengan protein yang disebut
nukleoprotein. Protein yang terdapat di dalam nukleus yaitu protamin, protein
histon dan enzim nukleus, sedangkan garam-garam mineral di dalam nukleus
diantaranya fosfor, kalium, natrium, kalsium dan magnesium. Fungsi utama dari
nukleoplasma yaitu sebagai medium suspensi dalam nukleus serta menjaga bentuk
dan struktur nukleus.
2.3.3
2.3.4
2.4 Fungsi Nukleus

Memuat dan menyimpan informasi genetik berupa DNA, yang mentukan


bagaimana sel akan berfungsi, sebagaimana struktur dasar dari sel (beberapa
organela: mitokondria dan kloroplas, memiliki beberapa DNA, tapi mayoritas
sangat banyak DNA sel terdapat didalam nukleus). Sebagai bahan genetik, DNA
melakukan proses replikasi. Proses replikasi merupakan proses yang mengawali
pertumbuhan sel (Campbell and Reece, 2010).

Nukleus memiliki peran utama untuk mengatur semua aktivitas sel. Nukleus
melakukan hal ini dengan mengontrol enzim. Enzim terbuat dari asam amino (Brain
, 2013). DNA dalam nukleus berisi informasi untuk produksi protein. Sel
menggunakan proses transkripsi dan translasi untuk mengubah informasi yang
dikode dalam DNA menjadi protein (Berk, dkk).

DAFTAR PUSTAKA

Berk, A., Darnell, J., Kaiser, C.A., Krieger, M., Lodish, H., Matsudair, P., Scott,
M.P., and Zipursky, L., - . Molecular Biology 5th Edition.
Brain, Marshall. 2014. How Cells Work (online). Diakses melalui
(http://science.howstuffworks.com/life/cellular-microscopic/cell2.htm)
pada tanggal 14 Desember 2019
Yoga, M. 2016. Inti Sel (Nukleus): Pengertian, Struktur dan Fungsi Nukleus.
https://www.biologiedukasi.com/2016/02/struktur-dan-fungsi-
nukleus.html (diakses pada 11 Desember 2019).

Campbell, N. A., dan J. B. Reece. 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3. Erlangga.
Jakarta.

Sumadi. 2007. Biologi Sel. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Audesirk, G. 2009. Biologi Life On Earth. Person Education. United State.

Suryani, Y. 2004. Biologi Sel dan Molekuler. FMIPA UNY. Yogyakarta.

Cooper, G.M. 2000. The Cell : A Molecular Approach (2nd edition). ASM Press.
Washington DC.

Anda mungkin juga menyukai