DISUSUN OLEH :
EKA SEPTIANINGRUM
D0019022
1. Evidence Population :
Based
Seluruh pasien DM tipe 2 yang memiliki riwayat hiperglikemia di IGD RS
Nursing
Islam Jakarta Cempaka Putih dengan total sampel 32 orang yang dilakukan
selama bulan Desember 2018-Mei 2019.
Intervension :
Comparasion :
Rata-rata selisih nilai glukosa darah sewaktu pada responden setelah dilakukan
akupresur adalah 87,90, sedangkan rata-rata selisih nilai glukosa darah sewaktu
pada responden yang tidak dilakukan akupresur adalah 108,45. Rata-rata selisih
nilai kadar glukosa darah sewaktu pada responden yang dilakukan terapi
akupresur terlihat lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata selisih responden
yang tidak dilakukan akupresur.
3. Relevansi Pravalensi dan insidensi penderita DM tipe 2 meningkat secara signifikan dari
dengan tahun ke tahun, penyakit ini menjadi sebuah ancaman kesehatan global.
fenomena Pengendalian kadar glukosa darah dapat berupa pemberian antihiperglikemia
masalah oral (OHO). Diruang IGD RSD Gunung Jati Kota Cirebon pasien dengan kadar
glukosa darah masih cukup banyak salah satunya jenis penyakit DM. Maka dari
itu perlu adanya tindakan keperawatan yang mampu membantu dan
menurunkan kadar glukosa darah. Pemberian terapi akupresur terbukti dapat
menurunkan kadar glukosa darah.
4. Kemutahiran Akupresur merupakan metode non invasive yang dapat menurunkan kadar
glukosa darah. Selama ini sudah banyak penelitian yang dilakukan pada
pemberian terapi akupresur dan hasilnya mengatakan bahwa dalam pemberian
terapi akupresur dapat menurunkan kadar glukosa darah.
Hal ini dibuktikan dengan sudah diterapkan di RS Islam Jakarta Cempaka Putih
sebagai tindakan komplementer pada tahun 2019.
5. Kelengkapan Intervensi yang dilakukan untuk membantu menurunkan kadar glukosa darah
Aspek pada pasien setelah dilakukan terapi akupresur.
I. Tahap Persiapan
A. Persiapan Pasien dan Lingkungan
1. Memberi salam dan memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan
3. Menjelaskan langkah/prosedur yang akan dilakukan
4. Menanyakan persetujuan pasien untuk diberikan tindakan
5. Menutup pintu atau tirai untuk privasi pasien dan memasang sampiran
B. Persiapan Alat
1. Baby oil
2. Set alat cek GDS
3. Bengkok
II. Tahap Pelaksanaan
1. Mengukur SPO2
2. Mencuci tangan dan memakai handscoon
3. Mengatur pasien dalam posisi yang nyaman
4. Mendekatkan peralatan yang berisi baby oil, set alat cek GDS, tissue,
dan bengkok
5. Mengukur GDS pasien sebelum di berikan akupresur
6. Mengoleskan baby oil pada titik zusanli ST-36 (dibawah lutut) dan
sanyinjiao SP-6 (3cm diatas tungkai)
7. Memijat (akupresur) pada titik zusanli ST-36 (dibawah lutut) dan
sanyinjiao SP-6 (3cm diatas tungkai) selama 10 menit pada bagian kiri
dan kanan.
8. Mengukur GDS
9. Bereskan alat
10. Buka handscoon dan mencuci tangan
III. Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan kenyamanan pasien terkait tindakan akupresur
2. Kontrak waktu untuk terapi selanjutnya
3. Dokumentasi prosedur dan hasil observasi selama tindakan yang telah
dilakukan
6. Besarnya Intervensi terapi akupresur mengeksplorasi dampak pada perubahan kadar
manfaat glukosa darah pasien dm tipe 2 secara klinis berkhasiat dapat menurunkan kadar
untuk glukosa darah, semua pasien mengatakan merasa lebih nyaman dan rileks
mengatasi menurut hasil wawancara dari ke 5 pasien, hal ini disebabkan pemberian
masalah akupresur bisa mengaktifkan glucose 6 phosphate (salah satu enzim yang
keperawatan terpenting dalam metabolisme karbohidrat) dan berefek pada hipotalamus,
sehingga bisa merangsang kerja pankreas untuk meningkatkan sintesis insulin,
meningkatkan jumlah reseptor pada sel target dan mempercepat pemanfaatan
glukosa, sehingga menurunkan kadar gula darah.
7. Keamanan Penerapan akupresur tidak mempunyai efek yang berbahaya bagi pasien
untuk dikarenaksn tindakan ini bertujuan untuk menurunkan kadar glukosa darah.
diterapkan Tindakan ini justru sangat bermanfaat dan sangat direkomendasikan dilakukan
kepada pasien pada pasien yang dilakukan terapi akupresur untuk membantu menurunkan
kadar glukosa darah.