Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548-964X

Vol. 1, No. 12, Desember 2017, hlm. 1758-1763 http://j-ptiik.ub.ac.id

Implementasi Learning Vector Quantization (LVQ) untuk Klasifikasi


Kualitas Air Sungai
Rifwan Hamidi1, M. Tanzil Furqon2, Bayu Rahayudi3

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Email: 1hamidirifwan@gmail.com, 2m.tanzil.furqon@gmail.com, 3ubay1@ub.ac.id

Abstrak
Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting dan menjadi kebutuhan bagi aktivitas dan
kelangsungan mahluk hidup, baik manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Air sungai merupakan
salah satu sumber air baku dari berbagai alternatif sumber air yang ada untuk dilakukan proses
pengolahan. Namun seiring pertambahan penduduk, pertumbuhan industri, perkembangan ekonomi dan
peningkatan standar hidup menyebabkan penurunan mutu atau kualitas air sungai itu sendiri.
Pencemaran air sungai terjadi apabila di dalam air sungai terdapat berbagai macam zat atau kondisi yang
dapat menurunkan standar kualitas air yang telah ditentukan, sehingga tidak dapat digunakan untuk
kebutuhan tertentu. Oleh karena itu perlu adanya upaya untuk menjaga kualitas, kuantitas dan
kontinuitas air sungai dengan melakukan pemantauan dan pengukuran kualitas air sungai. Sebelumnya
telah dilakukan pengukuran dan penentuan kualitas air sungai menggunakan metode manual seperti
Indeks Pencemaran (IP), Water Quality Index (WQI) dan STORET dengan kendala waktu dan biaya
yang cukup tinggi. Sehingga diperlukan metode lain yang untuk mempercepat proses perhitungan secara
efektif dan efisien yaitu menggunakan metode Learning Vector Quantization (LVQ) yang dapat
mengklasifikasikan data menjadi 4 kelas kualitas air sungai berdasarkan 7 parameter masukan. Proses
implementasi LVQ untuk klasifikasi air sungai diawali dengan tahapan pembagian dataset, pelatihan
data dan pengujian serta klasifikasi data yang akan menghasilkan kelas berupa kelas memenuhi baku
mutu, tercemar ringan, sedang dan berat. Hasil akurasi rata-rata terbaik didapatkan sebesar 81,13%
dengan menggunakan alfa 0,1, decrement alfa 0,4, perbandingan data latih dan data uji 100:35 dari total
135 dataset, maksimal epoch 10 dan minimal epoch 0,001.
Kata Kunci: klasifikasi, air sungai, kualitas air, Learning Vector Quantization, LVQ
Abstract
Water is a one of the natural resources which is very important and necessary for the activity and
survival of living things, as humans, animals and plants. River is one of the source from various
alternative sources of water available for processing. But nowadays as growth of population grows,
industrial growth, economic development and rising standard of living cause degradation of quality of
water itself. Pollution of river occurs when in the water there are various substances or conditions that
can reduce water quality standards that have been determined, so it can’t be used for certain needs.
Therefore, there is an effort to maintain the quality, quantity and continuity of river water by monitoring
and measuring the quality of water. Previously, river water quality and measurement was measured
using manual methods such as Water Pollution Index (IP), Water Quality Index (WQI) and STORET
with high time and cost constraints. So that another method is needed to speed up the calculation process
effectively and efficiently using Learning Vector Quantization (LVQ) method which can classify data
into 4 water quality class of river based on 7 input parameters. The LVQ implementation process for
river water classification begins with the dataset division, data training, data testing and classification
that will result in a class of good, mild, moderate and heavy contaminated classes. The best average
accuracy result is 81,13% using alpha 0,1, decrement alpha 0,4, comparison of training data and testing
data 100: 35 from 135 total dataset, maximum epoch 10 and minimum epoch 0,001.
Keywords: Classification, river, water quality, Learning Vector Quantization, LVQ

Fakultas Ilmu Komputer


Universitas Brawijaya 1758
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1759

berbeda-beda atau tidak pasti pada setiap data


1. PENDAHULUAN yang diuji. Sehingga dengan kelemahan metode
manual tersebut, dalam menentukan dan
Air merupakan sumber daya alam yang mendapatkan hasil klasifikasi kualitas air sungai
sangat penting dan menjadi kebutuhan bagi yang sangat akurat, pihak terkait membutuhkan
aktivitas dan kelangsungan mahluk hidup, baik bantuan dari laboratorium. Namun klasifikasi
manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Air kualitas air sungai melalui laboratorium
sungai merupakan salah satu sumber air baku membutuhkan biaya yang cukup mahal dan
dari berbagai alternatif sumber air yang ada waktu yang lama. Sehingga, dalam mengatasi
untuk dilakukan proses pengolahan. Sungai permasalahan klasifikasi terhadap kualitas air
berperan sebagai perairan yang menjadi sumber sungai, peneliti mengusulkan penggunaan
air terdekat bagi beberapa penduduk pedesaan metode pembelajaran berupa penerapan
dan perkotaan serta tempat tinggal beberapa kecerdasan buatan berupa metode jaringan
ekosistem air. Namun seiring pertambahan syaraf tiruan dalam melakukan klasifikasi data
penduduk, pertumbuhan industri, perkembangan dan dapat memberikan solusi dalam membantu
ekonomi dan peningkatan standar hidup proses penetuan terhadap klasifikasi kualitas air
menyebabkan penurunan kualitas air sungai itu sungai yang lebih efektif dan efisien.
sendiri. Penurunan kualitas air sungai ditandai Pada penelitian yang dilakukan oleh Ying
dengan kualitas air yang mengalir pada aliran dan Mei (2016), yaitu menentukan klasifikasi
sungai tersebut menjadi tercemar (Hartono, et kualitas air sungai ke dalam keluaran berupa 3
al., 2009). kelas kualitas air berdasarkan 4 parameter
Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh masukan berupa pH, DO, Nh3n dan COD di
Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran Sungai Huaihe, China. Penelitian tersebut
dan Kerusakan Lingkungan Kementerian menggunakan metode jaringan syaraf tiruan,
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), di yaitu algoritma Learning Vector Quantization
tahun 2015 hampir 68 persen atau mayoritas (LVQ) untuk klasifikasi kualitas air sungai.
mutu air sungai di 33 provinsi di Indonesia Penggunaan LVQ terbukti memiliki akurasi
dalam status tercemar berat (Wendyartaka, yang tinggi dalam melakukan klasifikasi kualitas
2016). Oleh karena itu perlu adanya upaya untuk air sungai dengan tingkat akurasi sebesar 92%.
menjaga kualitas dan kuantitas air sungai dengan Permasalahan tersebut menjadi latar
melakukan pemantauan dan pengendalian belakang peneliti untuk melakukan penelitian
pencemaran air sungai secara berkala, mengenai implementasi Learning Vektor
sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Quantization (LVQ) untuk klasifikasi kualitas
Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001. air sungai menggunakan 7 parameter masukan
Pengujian kualitas air sungai secara manual yang sesuai dan dikembangkan berdasarkan
umumnya menggunakan metode STORET, daerah air sungai di Indonesia, yaitu TSS, BOD,
karena memiliki tingkat efektifitas yang tinggi COD, DO, minyak dan lemak, pH dan Fenol
dan mudah dipahami oleh masyarakat awam untuk diterapkan dalam klasifikasi kualitas air
dibandingkan metode manual lainnya. Namun, sungai ke dalam 4 kriteria output yaitu
dalam penentuan kualitas air sungai dengan memenuhi baku mutu (kondisi baik), tercemar
metode manual seperti metode STORET ini ringan, tercemar sedang dan tercemar berat.
masih dilakukan perhitungan secara manual
dengan menghitung satu-persatu data parameter
2. DASAR TEORI
pengujian. Proses manual ini membutuhkan
waktu sekitar 1 sampai 30 hari tergantung pada
2.1 Kualitas Air Sungai
parameter apa saja yang ingin diukur dan diteliti.
Hasil yang diperoleh dari prosedur manual Kualitas air sungai sangat dipengaruhi oleh
sangat bergantung pada seberapa terampil dan banyak atau sedikitnya tingkat pencemaran.
ahli dalam proses pengukuran air tersebut. Semakin tinggi tingkat pencemaran pada air,
Kelemahan metode STORET ini adalah maka semakin rendah kualitas air tersebut dan
memerlukan beberapa seri data yang cukup tidak bisa dijadikan sumber air minum sehat.
dalam penentuan kualitas air sungai (Yusrizal, Kelas air berdasarkan perhitungan laboratorium
2015). Jika data yang ada hanya satu maka tidak dengan menggunakan sistem nilai dari US-EPA
bisa menentukan maksimal dan minimal baku (Unites States Environmental Protection
mutu airnya dan menghasilkan kesimpulan yang Agency) dapat diklasifikasikan lebih lanjut

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1760

menjadi empat kelas, yaitu kelas baik sekali sehingga secara otomatis dapat
yang memenuhi baku mutu kelas satu, kelas baik mengklasifikasikan vektor input yang diberikan
dengan kondisi tercemar ringan, kelas sedang (Nugroho, 2011).
dengan kondisi tercemar sedang, kelas buruk Langkah-langkah algoritma pelatihan LVQ
dengan kondisi tercemar berat (Ramadhani, et terdiri atas (Wuryandari, 2012):
al., 2016). 1. Inisialisasi bobot awal (W) dan parameter
Parameter yang umum diuji untuk LVQ, yaitu maxEpoch, α, decα dan minα.
menentukan tingkat pencemaran air adalah 2. Masukkan data input (X) dan kelas target
parameter fisika, kimia organik dan kimia (T).
anorganik air. Parameter yang digunakan adalah 3. Tetapkan kondisi awal: epoch = 0.
TSS (Total Suspended Solid), BOD 4. Kerjakan jika: (epoch < maxEpoch) dan (α ≥
(Biochemical Oxygen Demand), COD minα).
(Chemical Oxygen Demand), DO (Dissolved a. epoch = epoch+1.
Oxygen), Derajat keasaman pH (potential of b. Tentukan J sedemikian hingga ║Xi-
hydrogen), fenol, minyak dan lemak Wj║ minimal menggunakan
(Ramadhani, et al., 2016). perhitungan rumus jarak euclidian.
D(j) = ∑(Wij − x i)2 (1)
2.2 Jaringan Syaraf Tiruan
c. Perbaiki Wj dengan ketentuan:
Artificial Neural Network (ANN) atau
Jika T = Cj maka
Jaringan syaraf tiruan (JST) adalah representasi
buatan dari otak manusia yang mencoba untuk Wj(t + 1) = wj (t) α (t)[x(t) – wj (2)
mensimulasikan proses pembelajaran pada otak
Jika T≠Cj maka
manusia. Istilah buatan digunakan karena
jaringan syaraf ini diimplementasikan Wj(t + 1) = wj (t) + α (t)[x(t)– wj(t)] (3)
menggunakan program komputer yang mampu d. Kurangi nilai α dengan:
menyelesaikan sejumlah proses perhitungan
selama proses pembelajaran berjalan. JST α = α − α ∗ Decα (3)
menyerupai cara kerja otak manusia dalam dua 5. Tes kondisi berhenti dengan output berupa
hal, yaitu pengetahuan diperoleh dari proses bobot optimal.
belajar dan kekuatan hubungan antar sel syaraf
(neuron) yang dikenal sebagai bobot-bobot yang
digunakan untuk menyimpan pengetahuan. 3. PERANCANGAN
Kemampuan belajar tersebut dapat dianalogikan Perancangan adalah langkah pertama dalam
sama dengan proses manusia belajar mengenali fase pengembangan rekayasa system. Pada
sesuatu (Wulandari, 2012). penelitian ini terdapat beberapa tahapan yang
harus dijalankan untuk menentukan klasifikasi
2.3 Learning Vector Quantization (LVQ) kualitas air sungai menggunakan Learning
Learning Vector Quantization (LVQ) adalah Vektor Quantiazation (LVQ).
suatu metode pelatihan untuk melakukan Proses dan alur kerja sistem secara umum
pembelajaran pada lapisan kompetitif yang terdiri dari beberapa tahapan mulai dari input
terawasi (supervised learning) yang arsitektur data parameter hingga diketahui hasil klasifikasi
jaringannya berlayer tunggal (single layer). air sungai. Beberapa tahapan tersebut meliputi
Kelas-kelas yang didapatkan sebagai hasil dari input parameter kualitas air sungai, pelatihan
lapisan kompetitif ini hanya tergantung pada dengan algoritma LVQ, pengujian dengan
jarak antara vektor-vektor input. Jika dua vektor algoritma LVQ dan output hasil klasifikasi
input mendekati sama, maka lapisan kompetitif kualitas air sungai. Secara umum, dataset yang
akan meletakkan kedua vektor input tersebut ke digunakan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu data
dalam kelas yang sama. LVQ merupakan metode latih, data bobot awal (centroid) yang mewakili
klasifikasi pola masing-masing unit keluaran tiap kelas hasil klasifikasi dan data uji
mewakili kategori atau kelas tertentu (beberapa berdasarkan 135 dataset laboratorium dan oleh
unit keluaran seharusnya digunakan untuk pakar Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota
masing-masing kelas). Keunggulan dari metode Malang. Perancangan alur kerja sistem secara
LVQ adalah kemampuannya untuk memberikan umum dijelaskan pada Gambar 1.
pelatihan terhadap lapisan-lapisan kompetitif

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1761

dataset yang telah dipilih data latih dan data


ujinya secara random sehingga didapatkan
parameter LVQ yang memiliki rata-rata hasil
klasifikasi yang paling tinggi dan stabil.
Adapun hasil pengujian dijelaskan melalui
Gambar 2 sampai 6. Sebelum memulai
pengujian, ditentukan terlebih dahulu parameter
awal yang menjadi indikator awal pengujian,
yaitu nilai decAlfa = 0,1, jumlah data latih
50,33% (68 data latih : 67 data uji), maksimal
epoch = 10 dan minimal alfa adalah 1x10-10.

Gambar 1. Diagram Proses Alur Kerja Sistem


secara Umum

Pada proses pelatihan data, pengguna


memasukkan data latih yang akan digunakan
sebagai bahan pembelajaran dan data parameter-
parameter LVQ yang dibutuhkan. Hasil atau
output dari pelatihan data yang didapatkan Gambar 2. Pengujian pengaruh Learning Rate Awal
berupa data bobot akhir optimal yang mewakili
jarak dari tiap kelas output. Selanjutnya pada Berdasarkan grafik pada Gambar 2, rata-rata
proses pengujian dengan menggunakan akurasi terbaik dari 10 kali percobaan dihasilkan
perhitungan jarak eucledian antara data uji oleh pengujian nilai learning rate awal sebesar
terhadap data bobot optimal yang didapatkan 0,1 dengan akurasi 81,5%. Pada grafik
dari proses pelatihan. Selanjutnya perancangan menunjukkan tren perubahan yang terus
tersebut diimplementasikan ke dalam bahasa menurun dan stabil pada nilai 0,5 sampai 1.
pemrograman, dimana bahasa pemrograman
yang digunakan adalah bahasa pemrograman
PHP. Sehingga akan diproses metode LVQ
untuk mendapatkan hasil klasifikasi dari kualitas
air sungai.

4. PENGUJIAN DAN ANALISIS


Pengujian dilakukan untuk menjelaskan
mengenai analisis dari hasil perhitungan
Learning Vector Quantization (LVQ) untuk
klasifikasi kualitas air sungai, sehingga
menghasilkan keluaran berupa klasifikasi kelas Gambar 3. Pengujian pengaruh Pengurang
Learning Rate Awal
hasil yang akurat. Pengujian data dilakukan
secara bertahap menggunakan nilai yang Gambar 3 menunjukkan rata-rata akurasi
beragam pada setiap parameter LVQ, yaitu terbaik dihasilkan oleh pengujian nilai
mulai dari tahapan pengujian terhadap jumlah pengurang learning rate awal sebesar 0,4 dengan
nilai learning rate (alfa), selanjutnya nilai akurasi 80,88%. Pada grafik menunjukkan tren
pengurang alfa (decrement alfa), jumlah data perubahan yang terus naik mulai dari nilai 0,1
latih dan data uji, nilai maksimal perulangan sampai 0,4 dan tren perubahan yang semakin
(epoch) dan terakhir pengujian terhadap nilai turun mulai nilai 0,5 sampai 1.
minimal alfa. Setiap nilai terbaik atau optimal
dari suatu skenario pengujian akan dijadikan
sebagai parameter untuk pengujian selanjutnya.
Setiap skenario dilakukan pengujian sebanyak
10 kali, dimana setiap pengujian menggunakan

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1762

decAlfa 0,4, epoch 10, perbandingan data latih


dan data uji adalah 100 berbanding 35 dan
minAlfa 0,001. Hasil pengujian yang dihasilkan
menggunakan parameter optimal ditunjukkan
Tabel 1.

Gambar 4. Pengujian pengaruh Jumlah Data Latih


dan Data Uji

Gambar 4 menunjukkan rata-rata akurasi


terbaik dihasilkan dengan jumlah data latih
sebesar 100 dan data uji sebesar 35 dengan
akurasi 80,56%.

Gambar 6. Pengujian pengaruh MinAlfa

Tabel 1. Hasil Pengujian Akurasi dan Validasi


Parameter Optimal

Percobaan ke- Akurasi


1 77,1
2 71,4
3 80
4 88,6
Gambar 5. Pengujian pengaruh MaksEpoch
5 80
Gambar 5 menunjukkan rata-rata akurasi 6 88,6
7 68,5
terbaik dihasilkan dari pengujian maksimal
8 82,8
epoch sebesar 10 sampai 60 dengan akurasi 9 88,6
81,9%. Pada grafik menunjukkan tren perubahan 10 85,7
yang terus naik mulai dari epoch 1 dan mencapai Minimal 68,5
akurasi maksimum pada epoch 10 dan Maksimal 88,6
selanjutnya terdapat tren perubahan yang linier Rata-rata 81,13
dan sama yaitu mulai epoch 10 sampai epoch
dengan ukuran besar yaitu 60 yang sudah Berdasarkan Tabel 1 menunjukan bahwa
mencapai konvergen. Hal tersebut disebabkan hasil pengujian LVQ untuk akurasi klasifikasi
oleh pengaruh nilai alfa dan decAlfa yang kecil kualitas air sungai secara umum menghasilkan
sehingga mulai dari iterasi 10 dan seterusnya akurasi stabil dengan rata-rata 81,13%.
menyebabkan nilai update bobot data yang
sangat kecil dan tidak terlalu berpengaruh. 5. KESIMPULAN
Iterasi maksimum yang dicapai adalah epoch 41 Berdasarkan penelitian yang telah
karna telah mencapai kondisi berhenti karna diimplementasikan dan dilakukan pengujian,
nilai alfa lebih kecil dari 0,0000000001. maka terdapat beberapa kesimpulan yang dapat
sehingga nilai epoch dengan akurasi terbaik dan diambil, yaitu:
stabil dipengaruhi oleh nilai alfa dan decAlfa. 1. Proses yang harus dilakukan dalam
Gambar 6 menunjukkan hasil pengujian mengimplementasikan Learning Vector
minAlfa dengan tren akurasi naik ditunjukkan Quantization (LVQ) untuk klasifikasi
mulai dari minAlfa 0,1 sampai 0,001 dan menjadi kualitas air sungai adalah mulai dari
stabil linier dan selalu sama sampai nilai minAlfa mungumpulkan dataset kualitas air sungai
terkecil yaitu 1x10-10. dengan batasan yang telah ditentukan,
Sehingga hasil akurasi klasifikasi dari memecah seluruh dataset secara acak
parameter optimal tersebut bisa menjadi hasil menjadi data bobot awal, data latih dan data
akhir klasifikasi sistem secara umum. Parameter uji, proses pelatihan data dengan
optimal yang digunakan tersebut adalah alfa 0,1, menghitung jarak tiap data latih dengan data

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1763

bobot, melakukan update nilai data bobot Kualitas Air dan Pengendalian
sehingga mendapatkan data bobot akhir Pencemaran Air. Lembaga Negara
yang optimal dan menguji serta Republik Indonesia, Jakarta.
mengklasifikasikan hasil kualitas air sungai.
Ramadhani, Febian, T., W., Harisuseno, Donny
2. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan
& Yuliani, Emma, 2016. Penerapan
pada percobaan dengan data acak untuk
Metode Water Quality Index (WQI) dan
setiap percobaan ujinya, menghasilkan nilai
Metode STORET untuk Menentukan
0,1 untuk nilai alfa (learning rate), 0,4 untuk
Status Mutu Air pada Ruas Sungai
nilai pengurang learning rate (decAlfa), 100
Brantas Hilir. Fakultas Teknik,
berbanding 35 untuk perbandingan jumlah
Universitas Brawijaya, Malang.
data latih dan data uji, 10 untuk maksimal
epoch (maxEpoch) dan 0,001 untuk nilai Wendyartaka, Anung, 2016. Air Sungai di
minimal alfa (minAlfa) dengan akurasi rata- Indonesia Tercemar Berat. Kompas
rata akhir sebesar 81,13%. Print 29 April 2016.
Saran yang diberikan untuk pengembangan http://print.kompas.com/baca/2016/04/2
penelitian selanjutnya, antara lain: 9/Air-Sungai-di-Indonesia-Tercemar-
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut Berat Tanggal akses: 12 Februari 2017.
dengan menggunakan dataset kualitas air Wuryandari, M. D. & Afrianto, I., 2012.
sungai yang lebih banyak dan bervariasi Perbandingan Metode Jaringan Syaraf
pada daerah–daerah atau kota–kota lainnya. Tiruan Backpropagation dan Learning
Sehingga diketahui kehandalan perhitungan Vector Quantization pada Pengenalan
metode LVQ dalam mengklasifikasikan Wajah. Jurnal Komputer dan
kualitas air sungai pada berbagai daerah dan Informatika vol. I No. 01, Pp. 45-51.
berbagai kondisi sungai di Indonesia.
2. Sistem dapat dikembangkan dengan metode Ying, Zhang & Mei, Li, 2016. An Evaluation
LVQ2 dan LVQ3 untuk mendapatkan hasil Model of Water Quality Based of
akursi yang lebih baik dan minimal error Learning Vector Quantization Neural
yang lebih kecil. Network. Proceedings of the 35th
3. Sistem dapat dikembangkan dengan Chinese Control Conference, Pp.3658-
membandingkan metode LVQ dengan 3689.
metode Jaringan Syaraf Tiruan (JST) Yusrizal, Heri, 2015. Efektifitas Metode
lainnya. Sehingga didapatkan metode JST Perhitungan STORET, IP dan CCME
yang paling optimal untuk data klasifikasi WQI dalam Menentukan Status Kualitas
air sungai. Air Way Sekampung Provinsi
Lampung. Tesis Magister Ilmu
DAFTAR PUSTAKA Lingkungan, Universitas Lampung,
Bandar Lampung.
Hartono, Djoko M., Sulistyoweni &
Sutjiningsih, Dwita, 2009. Penentuan
Indikator Pencemaran Air dengan
Pendekatan Indeks Kualitas Air pada
Air Baku Air Minum dari Saluran
Tarum Barat. Departemen Teknik Sipil,
Fakultas Teknik, Universitas Indonesia,
Depok.
Nugroho, F. F. Kurniawan, Arif, Y. M.&
Dermawan, D. A., 2011. Simulasi Multi
Atribut di Dasarkan pada Agen untuk
Kehandalan Distribusi Energi Listrik
menggunakan Metode LVQ. Seminar on
Electrical, Informatics and ITS
education, Pp. 55-63.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor
82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai