result showed that, snow white type of fat is daerah sentra produksi bunga seperti
most effective in absorbing tuberosa flower Brastagi (Sumatera Utara), Sukabumi (Jawa
fragrance and highest absolute in two Barat), Bandungan (Jawa Tengah), Bangil
varieties tuberosa (roro anteng and dian dan Pasuruan (Jawa Timur). Jenis bunga
arum). GC-MS analysis of essential oil of sedap malam yang banyak diminati oleh
tuberose contains two major chemical para konsumen adalah kultivar tunggal
component of ester (benzyl acetate, benzyl (Roro Anteng) yang berasal dari daerah
salicylate, linalil acetate, methyl antranilate, Pasuruan dan kultivar ganda (Dian Arum)
methyl benzoate) and alcohol (benzyl yang berasal dari daerah Cianjur. Bunga
alcohol, eugenol, linalool). The result of sedap malam selama masih dimanfaatkan
organoleptic fragrance test being in demand sebagai bunga potong dan bunga tabur,
by the panelist are on treatment using roro bunga ini sangat berpotensial untuk
anteng varieties with goat fat, and dian arum dikembangkan sebagai sumber minyak
varieties with snow white fat. atsiri. Minyak atsiri yang dihasilkan oleh
bunga sedap malam banyak digunakan
Keywords: tuberose, essential oil, sebagai bahan baku parfum bermutu tinggi..
enfleurasi, fat, quality Proses ekstraksi yang paling baik untuk
jenis bunga sedap malam adalah dengan
PENDAHULUAN menggunakan metode enfleurasi. Ekstraksi
minyak atsiri sedap malam melalui proses
Minyak atsiri merupakan salah satu enfleurasi akan menghasilkan rendeman
produksi agroindustri yang memiliki prospek minyak yang lebih tinggi dibandingakan
cerah untuk dikembangkan. Saat ini dengan metode lainnya. Selain itu proses
terdapat 70 jenis minyak atsiri yang ekstraksinya cukup sederhana, tidak
diperdagangkan dipasar dunia dan membutuhkan peralatan yang rumit namun
Indonesia mempunyai 40 jenis tanaman membutuhkan tenaga kerja yang terampil.
penghasil minyak atsiri, tetapi hanya 14 Pada proses enfleurasi menggunakan
jenis yang memiliki peranan nyata sebagai lemak sebagai absorben. Jenis lemak
komoditas ekspor (Ketaren,1985). Nilai terbaik yang digunakan pada proses
ekspor minyak atsiri dari Indonesia pada enfleurasi adalah campuran satu bagian
2009 mencapai US$ 100 juta. Adapun lemak sapi dan dua bagian lemak babi
volume ekspor minyak atsiri sekitar 2500 (Guenther,1987). Penggunaan lemak babi
ton per tahun. Diharapkan ekspor minyak dalam proses enfleurasi harus dihindari
atsiri tiap tahun mengalami peningkatan. karena mayoritas penduduk Indonesia
Minyak atsiri yang dikenal juga sebagai adalah muslim. Maka diperlukan alternatif
minyak eteris, minyak esensial, minyak pengganti lemak babi sebagai media
terbang, serta minyak aromatik merupakan absorben dalam proses enfleurasi.
kelompok besar minyak nabati yang
berwujud cairan kental pada suhu ruang BAHAN DAN METODE
namun mudah menguap sehingga
memberikan aroma yang khas. Ekspor Penelitian dilaksanakan di Desa
minyak atsiri menunjukkan nilai fluktuasi Rembang, Kecamatan Rembang,
yang meningkat dari tahun ke tahun. Data Kabupaten Pasuruan. Analisis kadar
Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, rendemen dilakukan di Laboratorium Kimia
nilai ekspor minyak atsiri pada Januari- Fakultas MIPA UMM. Analisis indeks bias,
Maret 2011 sebesar US$ 135.362.814. Nilai bobot jenis, dan kromotografi gas dan
ini melonjak 32,26% dibandingkan nilai spektrometri massa (GC-MS) dilakukan di
ekspor tiga bulan pertama tahun lalu yang Laboratorium Kimia Organik Fakultas MIPA
hanya mencapai US$ 102.348.956. UGM. Penelitian berlangsung pada bulan
Tanaman penghasil minyak atsiri Januari sampai dengan Mei 2012. Alat yang
yang banyak dibudidayakan di Indonesia digunakan pada penelitian ini adalah
salah satunya adalah bunga sedap malam. refluks, rotary evaporator, refraktometer
Bunga ini banyak ditanam diberbagai Abbe, piknometer, GCMS-QP2010S
309
SHIMADZU, timbangan analitik, gelas ukur, varietas roro anteng dengan lemak snow
loyang, kain saring, aluminium foil,kuas, white yaitu 13,59 %, dan perlakuan yang
gunting, dan kamera digital. Bahan baku menggunakan varietas dian arum dengan
yang digunakan dalam penelitian adalah lemak sapi menghasilkan rendemen
bunga sedap malam kultivar tunggal ( Roro absolute terendah yaitu 6,23 %,karena
Anteng) dan kultivar ganda ( Dian Arum) lemak yang digunakan memiliki titik cair
dengan tingkat kemekaran 75 – 100 % yang yang tinggi dibandingkan dengan jenis
di peroleh dari petani di daerah tersebut. lemak yang lainnya, sehingga daya serap
Sedangkan bahan lemak yang digunakan lemak rendah terhadap minyak bunga
sebagai absorben ialah snow white sedap malam.
(mentega putih), lemak sapi, lemak kambing Rendemen absolute terendah
dan alkohol 95 %. Penelitian menggunakan terdapat pada penggunaan jenis lemak sapi
Rancangan Acak Kelompok (RAK), terdiri karena lemak yang digunakan tersebut
dari 6 perlakuan (1. Roro anteng+ snow terlalu keras, maka kontak antara bunga
white, 2. Roro anteng+lemak sapi, 3. Roro dan lemak relatif sulit sehingga akan
anteng+lemak kambing, 4. Dian arum+snow menggurangi daya absorbsi dan rendemen
white, 5. Dian arum+lemak sapi, 6. Dian minyak bunga yang dihasilkan. Sebaliknya
arum+lemak kambing) yang diulang jika lemak terlalu lunak, maka bunga yang
sebanyak 3 kali. disebarkan pada permukaan lemak akan
Pengamatan meliputi rendemen masuk ke dalam lemak, sehingga bunga
absolute, indeks bias, bobot jenis, analisis yang layu serta lemak yang melekat pada
kromotografi gas dan spektrometri massa bunga sulit dipisahkan dan akan
(GC-MS) dan uji organoleptik. Analisis data mengakibatkan penyusutan berat lemak
dilakukan dengan menggunakan uji F yang digunakan. Sedangkan lemak yang
(analisis ragam) dengan taraf 5%. Apabila baik digunakan adalah lemak yang bersifat
terjadi perbedaan yang nyata dari perlakuan setengah keras, sehingga bunga yang
maka dilakukan uji lanjut dengan tertinggal pada bagian permukaan dapat
menggunakan uji BNT (Beda Nyata dipisahkan dengan mudah (Guenther,
Terkecil) pada taraf kesalahan 5%. 2011).
311
312 8
Hetik: Pengaruh Jenis Absorben Terhadap Kualitas Minyak Atsiri.................................................