Disusun Oleh :
1. Dwi Ari Novitasari : 1814401056
2. Nadila Hidayah : 1814401063
3. Sisi Faradina : 1814401119
TA. 2018/2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan atas kehadirat Allah SWT berkat limpahan rahmat dan
hidayah-Nya serta nikmat sehat, sehingga penyusunan makalah guna memenuhi tugas mata
kuliah “Psikologi” ini dapat selesai sesuai dengan yang diharapkan. Shalawat serta salam selalu
tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW dan semoga kita selalu berpegang teguh
pada sunnahnya.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk menambah wawasan khususnya mengenai
pengembangan kepribadian untuk mahasiswa dan adapun metode yang kami ambil dalam
penyusunan makalah ini adalah berdasarkan pengumpulan sumber informasi dari berbagai
karya tulis yang berkompeten dengan tema makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan sebagai sumbangsi pemikiran
khususnya untuk para pembaca dan tidak lupa kami mohon maaf apabila dalam penyusunan
makalah ini terdapat kesalahan baik dalam kosa kata ataupun isi dari keseluruhan makalah ini.
Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan untuk itu kritik dan saran
sangat kami harapkan demi kebaikan untuk kedepannya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………...1
C. Tujuan ………………………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN
A. Teori Psikodinamika…………………………………………………………3
B. Pencetus Teori Psikodinamika……………………………………………….3
C. Teori Psikodinamik…………………………………………………………..4
D. Pengertian dan Konsep Utama Behavior Therapy…………………………..9
E. Tujuan Behavior Therapy…………………………………………………....11
F. Fungsi dan Peran Terapis…………………………………………………….
G. Pengalaman Klien dalam Therapy…………………………………………...10
H. Hubungan antara Terapis dan Klien………………………………………….10
I. Karakteristik Behavior Therapy………………………………………………11
J. Ciri Ciri Behavior Therapy…………………………………………………...11
K. Kegunaan Behavior Therapy……………………………………………….…11
L. Teknik Teknik Behavior Therapy……………………………………………..11
M. Kelebihan dan Kekurangan Behavior Therapy………………………………..13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Peradaban kehidupan manusia tidak boleh dipisahkan dari perkembangan ilmu
pengetahuan. Peradaban kehidupan manusia diiringi dengan perkembangan ilmu
pengetahuan ke arah progresif. Salah satu ilmu pengetahuan yang terus berkembang
adalah psikologi.
Behavior Therapy/Corak konseling yang menekankan kebersamaan dan interaksi
antara berfikir dan akal sehat (Rational Thingking), Berperasaan (emotion), dan
berperilaku (acting), Serta sekaligus menekankan bahwa suatu perubahan yang
mendalam dalam cara berfikir dapat menghasilkan perubahan yang berarti dalam cara
berperasaan dan berperilaku. Pendekatan Behavior Therapy adalah pendekatan
behavior kognitif yang menekankan pada keterkaitan antara perasaan, tingkah laku
dan pikiran. Pandanagan dasar pendekatan ini tentang manusia adalah bahwa individu
memiliki tendensi untuk berpikir irasional yang salah satunya didapat melalui belajar
social. Di samping itu, individu juga memiliki kapasitas untuk belajar kembali untuk
berpikir rasional. pendekatan ini bertujuan untuk mengajak individu mengubah
pikiran-pikiran irasionalnya ke pikiran yang rasional.
1
1.3 TUJUAN
1 Untuk mengetahui tokoh yang berperan dalam teori perkembangan
psikodinamika
2 Untuk mengetahui fase-fase perkembanganan menurut teori yang
dikemukakan oleh edmund freud.
3 Untuk mengetahui Teori Perkembangan Anak Perspektif Psikodinamika Erik
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
bahwa mimpi merupakan pesan alam bawah sadar yang abstrak terhadap alam
sadar, pesan-pesan ini berisi keinginan, ketakutan dan berbagai macam aktivitas
emosi lain, hingga aktivitas emosi yang sama sekali tidak disadari. Sehingga
metode Analisis Mimpi dapat digunakan untuk mengungkap pesan bawah sadar
atau permasalahan terpendam. Ketika permasalahan alam bawah sadar ini
terungkap, maka untuk penyelesaianselanjutnya akan lebih mudah untuk
diselesaikan.
2. ERIK ERIKSON
Erik Erikson lahir di Frankfurt-am-Main, Jerman, 15 Juni 1902 –
meninggal di Harwich, Amerika Serikat pada umur 91 tahun.Erik Erikson adalah
seorang psikolog Jerman yang terkenal dengan teori tentang delapan tahap
perkembangan pada manusia. Erikson menjadi terkenal karena upayanya dalam
mengembangkan teori tentang tahap perkembangan manusia yang dirintis oleh
Freud.
a. Id (das es nafsu, keinginan, atau hasrat. Sejak lahir kita telah memiliki
keinginan atau hasrat dan dorongan atas keinginannya.
b. Ego (das ich bisa di sebut juga dengan akal.
c. Superego (das uaber es hati nurani
4
Selajutnya Freud menyatakan bahwa perkembangan kpribadian berlangsung
melalui lima fase, yang berhubungan dengan kepekaan pada daerah-daerah
erogen atau bagian tubuh tertentu yang sensitive terhadap rangsangan. Kelima
fase perkembangan kepribadian adalah sebagai berikut:
5
kepada anak-anak mereka selama tahap ini.Menurut Freud, pada fase ini
apabila pengontrolan orangtua pada anak yang terlalu longgar akan
mengakibatkan anak itu menjadi seorang yang boros dan memiliki
kepribadian yang berantakan. Jika orang tua terlalu ketat atau terlalu dini
memulai toilet traning kepada seorang anak maka kepribadian kuatlah yang
akan berkembang di mana seorang anak akan menjadi tertib, kaku, dan obseif.
6
2. Teori Perkembangan Anak Perspektif Psikodinamika Erikson
7
d. Industri vs inverioritas (6 tahun-pubertas)
Berlangsung salama tahun-tahun sekolah dasar . tidak ada masalah lain
yang lebih antusis dari pada akhir periode masa awal anak-anak yang penuh
imajinasi. Ketika anak-anak memasuki tahun sekolah dasar, mereka
mengarahkan energi mereka pada penguasaan pengetahuan dan ketrampilan
intelektual. Yang berbahaya pada tahap ini adalah perasaan tidak kompeten
dan tidak produktif.
e. Identitas vs kekacauan identitas (pubertas dewasa awal)
Adalah tahap kelima yang di alami individu selama tahun-tahun masa
remaja. Pada tahap ini mereka dinhadapkan oleh pencarian siapa mereka,
bagaimana mereka nanti, dan kemana mereka akan menuju masa depannya.
Satu dimensi yang penting adalah penjajakan pilihan-pilihan alternatif
terhadap peran penjajakan karir merupakan hal penting. Orang tua harus
mengizinkan anak remaja menjajaki bayak peran dan berbagai jalan. Jika anak
menjajaki berbagai peran dan menemukan peran positif maka ia akan
mencapai identitas yang positif. Jika orang tua menolak identitas remaja
sedangkan remaja tidak mengetahui banyak peran dan juga tidak di jelaskan
tentang jalan masa depan yang posotif maka ia akan mengalami kebingungan
identitas.
f. Imitasi vs isolasi (dewasa awal)
Tahap ke enam yang di alami pada masa-masa dewasa. Pada masa ini
induvidu di hadapi tugas perkembangan pembentukan relasi intim dengan
orang lain, keintiman akan di capai, kalau tidak, isolasi akan terjadi.
g. Produksivitas vs staknasi (dewasa tengah)
Tahap ketujuh perkembangan yang di alami pada masa pertengahan
dewasa. Persoalan pertama adalah membantu generasi muda mengembangkan
dan mengarahkan kehidupan yang berguna (generality). Perasaan belum
melakukan sesuatu untuk menolong generasi berikutnya. Adalah stagnation.
8
h. Integritas evo vs putus asa (dewasa akhir)
Tahap kedelapan yang di alami pada masa dewasa akhir. Pada tahun
terakhir kehidupan lalu maka integritas tercapai. Sebaliknya, jika ia
menganggapselama kehidupan lalu dengan cara negative maka akan
cenderung merasa bersalah dan kecewa.
Selain itu Terapi perilaku adalah istilah yang mengacu, baik itu pada psiko,
perilaku analitis, atau kombinasi dari dua terapy. Dalam arti luas, metode yang
terfokus pada salah satu perilaku adil atau kombinasi dengan pikiran dan perasaan
yang mungkin jadi penyebab.
Menurut Marquis, terapi tingkah laku adalah suatu teknik yang menerapkan
informasi-informasi ilmiah guna menemukan pemecahan masalah manusia. Jadi
tingkah laku berfokus pada bagaimana orang-orang belajar dan kondisi-kondisi apa
saja yang menentukan tingkah laku mereka.
Istilah terapi tingkah laku atau konseling behavioristik berasal dari bahasa
Inggris Behavior Counseling yang untuk pertama kali digunakan oleh Jhon D.
Krumboln (1964). Krumboln adalah promotor utama dalam menerapkan pendekatan
behavioristik terhadap konseling, meskipun dia melanjutkan aliran yang sudah
dimulai sejak tahun 1950, sebagai reaksi terhadap corak konseling yang memandang
hubungan antar pribadi, antara konselor dan konseling sebagai komponen yang
mutlak diperlukan dan sekaligus cukup untuk memberikan bantuan psikologis kepada
9
seseorang. Aliran baru ini menekankan bahwa hubungan antar pribadi itu tidak dapat
diteliti secara ilmiah, sedangkan perubahan nyata dalam prilaku konseling
memungkinkan dilakukan penelitian ilmiah.
Konsep utama terapi tingkah laku ini adalah keyakinan tentang martabat
manusia, yang sebagai bersifat falsafah dan sebagian lagi bercorak psikologis, yaitu :
a. Manusia pada dasarnya tidak berakhlak baik atau buruk, bagus atau jelek.
Manusia mempunyai potensi untuk bertingkah laku baik atau buruk, tepat
atau salah berdasarkan bekal keturunan dan lingkungan (nativisme dan
empirisme), terbentuk pola-pola bertingkah laku yang menjadi ciri-ciri
khas kepribadiannya.
10
c. Manusia mampu untuk memperoleh dan membentuk sendiri pola-pola
tingkah laku yang baru melalui suatu proses belajar. Kalau pola-pola lama
dahulu dibentuk melalui belajar,pola-pola itu dapat diganti melalui usaha
belajar yang baru.
11
Bahwa tujuan terapi semata-mata menghilangkan gejala suatu gangguan
tingkah laku dan setelah gejala itu terhapus, gejala baru akan muncul karena
penyebabnya tidak ditangani.
Tujuan klien ditentukan dan dipaksanakan oleh terapi tingkah laku
Salah satu sumbangan yag unik dari terapi tingkah laku adalah suatu system
prosedur yang ditentukan dengan baik yang digunakan oleh terapis dalam hubungan
dengan peran yang juga ditentukan dengan baik. Terapi tingkah laku juga
memberikan kepada klien peran yang ditentukan dengan baik, dan menekankan
pentingnya kesadaran dan partisipasi klien dalam proses terapeutik.
12
2.8 Hubungan antara Terapis dan Klien
Ada suatu kecenderungan yang menjadi bagian dari sejumlah kritik untuk
menggolongkan hubungan antara terapis dengan klien dalam terapi tingkah laku
sebagai hubungan yang mekanis, manipulative, dan sangat impersonal. Peran terapi
yang esensial adalah peran sebagai agen pemberi perkuatan. Para terapis tingkah laku
tidak dicetak untuk memainkan peran yang dingin dan impersonal yang mengerdilkan
mereka menjadi mesin-mesin yang deprogram yang memaksakan teknik-teknik
kepada para klien yang mirip robot. Bahwa factor-faktor seperti kehangatan, empati,
keotentikan, sikap permisif, dan penerimaan adalah kondisi-kondisi yang diperlukan,
tetapi tidak cukup bagi kemunculan perubahan tingkah laku dalam proses terapeutik.
empirical (data-driven),
contextual (focused on the environment and context),
functional (interested in the effect or consequence a behaviour ultimately has),
probabilistic (viewing behaviour as statistically predictable),
monistic (rejecting mind–body dualism and treating the person as a unit),
relational (analysing bidirectional interactions).
13
2.11 Kegunaan Behavior Therapy
14
Memiliki kesulitan untuk mengatakan tidak
Dan bentuk lainnya
4) Teknik Aversi
Teknik ini digunakan untuk meredakan gangguan behavioral yang
spesifik dengan stimulus yang menyakitkan sampai stimulus yang tidak
diinginkan terhambat kemunculannya. Stimulus aversi ini biasanya berupa
hukuman dengan kejutan listrik atau pemberian ramuan yang memualkan.
5) Pengkondisian Operan
Tingkah laku operan adalah tingkah laku yang memancar yang
mencari ciri organisme yang aktif, yang beroperasi di lingkungan untuk
menghasilkan akibat-akibat.
a. Kelebihan
b. Kelemahan
Pendekatan ini kurang bermanfaat untuk kasus-kasus yang berkaitan
dengan kehilangan makna dalam hidup. Dengan kata lain, konseling ini hanya
menangani kasus berupa cara bertingkah laku yang salah/tidak sesuai.
15
BAB III
PENUTUPAN
3.1 KESIMPULAN
Teori psikodinamika adalah teori yang berusaha menjelaskan hakikat
dan perkembangan kepribadian. Unsur-unsur yang diutamakan dalam teori ini
adalah motivasi, emosi dan aspek-aspek internal lainnya. Teori ini
mengasumsikan bahwa kepribadian berkembang ketika terjadi konflik-konflik
dari aspek-aspek psikologis tersebut, yang pada umumnya terjadi pada anak-
anak dini. Teori psikodinamika dicetuskan oleh Sigmund Freud. Dia
berpendapat bahwa perkembangan jiwa atau kepribadian seseorang ditentukan
oleh komponen dasar yang bersifat sosio-efektif, yakni ketegangan yang ada
di dalam diri seseorang itu ikut menentukan dinamikanya ditengah-tengah
lingkungannya.
Fase-fase inilah yang menjadi dasar perkembangan manusia bagi teori
psikodinamika. Dalam aplikasi teori, ada lima teori yang bisa menjadi
pengelolaan pendidikan yaitu, Pertama, konsep kunci bahwa manusia adalah
makhluk yang memiliki kebutuhan dan keinginan. Kedua, konsep teori
tentang kecemasan yang dimiliki seseorang. Ketiga, konsep teori psikoanalisis
yang menekankan pengaruh masa lalu (masa kecil) terhadap perjalanan
manusia. Keempat, teori freud tentang tahapan perkembangan kepribadian
individu. Kelima, konsep freud tentang ketidaksadaran.
3.2SARAN
a. Bagi Penulis
Hendaknya memanfaatkan makalah ini sebagai bahan untuk
dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih dalam
mengenai materi yang dibahas.
16
b. Bagi Pembaca
Hendaknya dapat menjadikan makalah ini sebagai salah satu
sumber informasi sehingga dapat menambah wawasan dan
pengetahuan para pembaca mengenai materi yang dibahas.
17
DAFTAR PUSTAKA
Nelson-Jones, R. (2011). Teori dan Praktik Konseling dan Terapi, edisi keempat.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Abu Ahmadi,. Munawar Sholeh. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Boeree, C. George. 2005. Sejarah Psikologi: dari masa kelahiran sampai masa
modern, (diterjemahkan oleh Abdul Qodir Shaleh). Jogjakarta: Prismasophie.
18