Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kudus adalah sebuah kabupaten di provinsi Jawa Tengah yang terletak di
jalur pantai timur laut Jawa Tengah antara kota Semarang dan Surabaya. Kota ini
dikenal sebagai kota penghasil rokok (kretek) terbesar di Jawa Tengah dan juga
dikenal sebagai kota santri karena sebagai pusat perkembangan agama islam pada abad
pertengahan. Sebagian besar masyarakatnya menggantungkan hidup dari pertanian
dan industri. Dimana Kudus mempunyai lahan sebesar 42.516 Ha yang penggunaan
lahannya sebagai lahan persawahan, lahan kering, dan peruntukan lahan lainnya
seperti kawasan budidaya atau kawasan lindung. Sedangkan perkembangan
perekonomian masyarakat dari pengaruh perindustrian juga cukup besar dengan
dibuktikan berdirinya perusahaan industri besar dan ribuan perusahaan industri kecil
atau menengah.

Gambar 1.1 Peta Kabupaten Kudus


Sumber : http://2.bp.blogspot.com/_MgfFnb8nlkU/TS1fQq3M8-
I/AAAAAAAAFWs/L6TsGRwZ2u8/s1600/Gambar_Peta_kabupaten_Kudus.jpg
Namun daerah Kudus memiliki masalah dalam pengelolaan Sumber Daya
Air, yaitu minimnya saluran irigasi yang mengakibatkan banjir pada musim hujan dan
kekeringan pada musim kemarau. Penyebab banjir disebabkan karena peningkatan
debit, kondisi geografis lahan serta kekuatan sarana dan prasarana pengairan yang ada.
Kondisi geografis wilayah Kudus yang sebagian wilayah utaranya terdapat
pengunungan (Pengunungan Muria). Beberapa anak sungai yang berhulu di lereng
Gunung Muria seperti sungai Juana dan sungai Logung meluap dan melimpas ke
sejumlah daerah sekitarnya. Selain itu, meluapnya sungai di lereng Gunung Muria
disebabkan adanya alih fungsi lahan hutan lindung menjadi lahan pertanian, sehingga
terjadi erosi pada bagian hulu dan sedimentasi pada bagian hilir yang berpengaruh
pada berkurangnya kapasitas sungai untuk menerima air hujan. Hal tersebut
menimbulkan kerugian yang sangat besar karena petani mengalami gagal panen akibat
rusaknya lahan pertanian jika terjadi banjir dan kekeringan, selain itu menyebabkan
terhambatnya proses produksi pada kegiatan industri.

Gambar 1.2 Potensi Pertanian di Kudus


Sumber :
http://assets.kompasiana.com/statics/crawl/555e4fc80423bd786c8b4568.jpeg?t=o
&v=700
A B

Gambar 1.3 Potensi Industri di Kudus


a) PT. Djarum Kudus b) PT. Sukun Kudus
Sumber :
http://www.medanbisnisdaily.com/imagesfile/201307/20130718082500_
888.gif;https://cdns.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2015/07/15/56846
4/60x335/september-2015-pekerja-pabrik-rokok-di-kudus-daftar-bpjs-
kesehatan.jpg

Dengan kondisi Kudus yang seperti ini, maka Pemerintahan Kabupaten


Kudus melalui Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat
Jendral Sumber Daya Air Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana berupaya
memberikan solusi untuk masalah banjir dan kekeringan dengan membangun
Bendungan Logung Kudus. Sehingga diharapkan dapat menampung air hujan yang
pada musim kemarau dapat dimanfaatkan untuk mensuplai air baku kabupaten Kudus,
irigasi di daerah Logung, serta dapat meningkatkan konservasi lahan pada Daerah
Aliran Sungai (DAS) Bendungan Logung.
Proyek pembangunan Bendungan Logung terletak di Dukuh Slalang Desa
Tanjungrejo Kecamatan Jekulo dan Dukuh Sintru Desa Kandangmas Kecamatan
Dawe Kabupaten Kudus. Bendungan ini nantinya diharapkan dapat menampung air
sebanyak ± 13.720 m3. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan air irigasi lahan
potensial maksimal ± 2180 Ha, terdiri atas luas irigasi Logung ± 1.200 Ha dan rencana
pengembangan irigasi di wilayah kabupaten Kudus ± 982 Ha. Selain itu untuk
memenuhi kebutuhan air baku sebagai air minum sebanyak 200 liter/detik di perkotaan
dan pedesaan wilayah kabupaten Kudus.
Gambar 1.4 Peta Lokasi
Sumber : Dokumen Proyek

Pekerjaan yang masih dikerjakan saat ini salah satunya adalah pekerjaan
grouting. Dimana grouting adalah jantung dari sebuah bendungan. Metode pekerjaan
grouting sendiri lebih dahulu dikenal di dunia pemboran minyak bumi, kemudian
barulah diterapkan untuk teknik sipil. Di Indonesia mengenal grouting pada proyek
bendungan pampasan Jepang, yaitu Bendungan K-3 (Karangkates, Kali Konto, dan
Riam Kanan) pada tahun 1962.
Peran grouting sangat penting dalam pembangunan bendungan yaitu sebagai
perbaikan pondasi, perbaikan tanah, serta pengalihan aliran air pada rembesan tanah.
Namun, keberhasilan pekerjaan grouting ini tak dapat dilihat secara langsung karena
letaknya yang terdapat di dalam tanah. Salah satu indikasi keberhasilan grouting
adalah dengan perbandingan nilai Lugeon sebelum digrouting dan setelah digrouting
pada uji Lugeon di lapangan. Nilai Lugeon memberikan parameter porusnya tanah atau
batuan pada struktur alami permukaan yang akan digrouting. Sehingga dapat diketahui
keadaan porositas tanah atau batuan yang akan digrouting dan dapat menentukan
perbandingan campuran serta tekanan yang diperlukan pada setiap kedalamannya.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis berharap dapat memberikan
manfaat dan ilmu pengetahuan khususnya bagi penulis sendiri dan pembaca. Dengan
judul laporan tugas akhir yaitu “Metode Pelaksanaan Pekerjaan Grouting dan
Analisis Perbaikan Tanah berdasarkan Permeabilitasnya pada Proyek
Pembangunan Bendungan Logung Kudus”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka
didapat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa tujuan dari pekerjaan grouting pada Proyek Pembangunan Bendungan
Logung Kudus?
2. Bagaimana metode pelaksanaan pekerjaan grouting pada Proyek Pembangunan
Bendungan Logung Kudus?
3. Bagaimana keadaan porositas tanah pada Proyek Pembangunan Bendungan
Logung Kudus?
4. Bagaimana perbandingan nilai lugeon sebelum dan setelah dilakukan pekerjaan
grouting pada Proyek Pembangunan Bendungan Logung Kudus?
5. Bagaimana perbaikan tanah yang tepat dalam pekerjaan grouting pada Proyek
Pembangunan Bendungan Logung Kudus?

1.3 Batasan Masalah


Penulis membatasi masalah yang dibahas dalam laporan tugas akhir ini untuk
mempermudah dalam pengerjaannya. Adapun batasan masalah dalam penulisan
laporan tugas akhir ini sebagai berikut :
1. Tujuan dilakukannya pekerjaan grouting pada proyek pembangunan Bendungan
Logung Kudus.
2. Metode pelaksanaan pekerjaan grouting pada proyek pembangunan Bendungan
Logung Kudus.
3. Perbandingan hasil dan nilai Lugeon sebelum dan setelah dilakukan pekerjaan
grouting pada proyek pembangunan Bendungan Logung Kudus.
4. Pengambilan data lapangan pekerjaan grouting terdapat pada sandaran kanan blok
44 sampai blok 46, spillway proyek pembangunan Bendungan Logung Kudus.
5. Analisis aliran pola lugeon pada pekerjaan grouting proyek pembangunan
Bendungan Logung Kudus.
6. Evaluasi pekerjaan grouting pada proyek pembangunan Bendungan Logung
Kudus.

1.4 Metodologi Pengumpulan Data


Untuk memperoleh data-data yang diperlukan penulis menggunakan metode
sebagai berikut :
1. Metode Observasi
Penulis melakukan studi pengamatan langsung di lapangan terhadap pelaksanaan
pekerjaan grouting.
1. Metode Interview (Wawancara)
Penulis melakukan wawancara langsung baik dengan pelaksanaan harian,
mandor, tukang, kontraktor, dan konsultan.
2. Metode Literatur (Kepustakaan)
Penulis melengkapi laporan tugas akhir ini dengan literatur sesuai dengan topik
yang diambil. Sumber kepustakaan dapat berupa literatur buku maupun internet.

1.5 Tujuan
Adapun tujuan penulisan laporan tugas akhir ini adalah :
1. Mengetahui tujuan pekerjaan grouting pada Proyek Pembangunan Bendungan
Logung Kudus.
2. Menganalisis metode pelaksanaan pekerjan grouting pada Proyek Pembangunan
Bendungan Logung Kudus.
3. Menganalisis porositas tanah dan nilai Lugeon pada pekerjaan grouting di Proyek
Pembangunan Bendungan Logung Kudus.
4. Mengetahui perbandingan kondisi sebelum dan setelah dilakukan pekerjaan
grouting pada Proyek Pembangunan Bendungan Logung Kudus.
1.6 Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan laporan tugas akhir ini adalah :
1. Dapat mengetahui tujuan dari pekerjaan grouting pada proyek pembangunan
Bendungan Logung Kudus.
2. Dapat mengetahui metode pelaksanaan pekerjaan grouting pada proyek
pembangunan Bendungan Logung Kudus.
3. Dapat mengetahui porositas dan kondisi tanah sebelum dan setelah pekerjaan
grouting pada proyek pembangunan Bendungan Logung Kudus.
4. Memberikan pemecahan dalam penanganan yang tepat untuk perbaikan tanah di
pekerjaan grouting pada proyek pembangunan Bendungan Logung Kudus.
5. Menambah pengetahuan dan pemahaman yang bermanfaat pada pelaksanaan
pekerjaan grouting.
6. Menjadi referensi dan masukan bagi pembaca dalam menyusun penelitian lanjut
mengenai topik yang sama dengan laporan tugas akhir ini.

1.7 Sistematika Penulisan Laporan


Sistematika penulisan laporan tugas akhir dengan judul “Metode Pelaksanaan
Pekerjaan Grouting dan Analisis Perbaikan Tanah berdasarkan Permeabilitasnya pada
Proyek Pembangunan Bendungan Logung Kudus” ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu
bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Berikut paparan sistematika penulisan
laporan :
a. Bagian Awal
Bagian ini terditi dari :
1. Halaman judul magang
2. Halaman judul dalam
3. Halaman persetujuan dosen pembimbing magang
4. Halaman persetujuan pembimbing magang
5. Halaman pengesahan tim penguji magang
6. Lembar konsultasi dosen pembimbing magang
7. Lembar konsultasi pembimbing magang
8. Lembar pernyataan
9. Halaman persembahan
10. Abstrak dalam bahasa Indonesia
11. Abstrak dalam bahasa Inggris
12. Kata pengantar
13. Daftar isi
14. Daftar tabel
15. Daftar gambar
16. Daftar lampiran

b. Bagian Inti
Bagian ini terdiri dari :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang gambaran secara umum mengenai inti dari penulisan
laporan tugas akhir. Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan
masalah, batasan masalah, metodologi pengumpulan data, tujuan,
manfaat dan sistematika penulisan laporan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang teori, tulisan, pendapat, atau penemuan dari
para tokoh maupun peneliti terdahulu sebagai dasar penulisan
laporan yang berkaitan dengan metode pelaksanaa grouting,
perbaikan tanah, dan permeabilitas tanah.
BAB III MANAJEMEN ORGANISASI PERUSAHAAN
Bab ini berisi tentang uraian singkat mengenai profil perusahaan,
visi dan misi perusahaan, nilai-nilai perusahaan, logo perusahaan,
gambaran umum proyek, data asministrasi proyek, data teknis
proyek, struktur organisasi proyek, dan manajemen proyek.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang pelaksanaan dan pembahasan mengenai
metode pelaksanaan grouting dan analisis perbaikan tanah
berdasarkan permeabilitasnya di Proyek Pembangunan Bendungan
Logung Kudus.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan akhir dari bagian utama yang memuat
kesimpulan berdasarkan pembahasan, dan saran-saran yang
perlu dikemukakan.

c. Bagian Akhir
Bagian ini terdiri dari :
1. Daftar pustaka
2. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai