Anda di halaman 1dari 22

L. Grainger and J.

Gibson (1981), Coal Utilisation, Tecnology, economics


and policy, Halsted Press

J.G. Speight (1994), The Chemistry and Technology of Coal, second


edition,Marcel De, Inc

I. Hutabarat (2008),Study Pemanfaatan Tailing Berbasis Besi Sebagai


Katalis Alami Pada Proses Pencairan Batubara (Studi Pada Tailing
PT.Freeport Indonesia), Institut Teknologi Bandung.

http://scientificindonesia.wordpress.com/proses-pengolahan-batubara/
Datin F Umar (2014), Diklat Analisa Conto , Sawah Lunto, ESDM

Subriyer Nasir (2012), Pemanfaatan Batubara, UNSRI press


BATUBARA ??????? Minyak Bumi
terdiri dari hidrogen dan terdiri dari hidrogen
karbon dan karbon

Nisbah mol hidrogen Nisbah mol hidrogen


dan mol karbon adalah dan mol karbon adalah
-0.5 – 1.1 1.48– 1.94
Donor -Hidrogen
Hidrogen Murni
- Dari
Pelarut

Batubara Pemutusan Bahan


Nisbah mol karbon bakar cair
hidrogen dan mol
karbon adalah
0.5 – 1.1

Memerlukan
Hidrogen
sebagai TEKNOLOGI
stabilator GASIFIKASI.pptx
Thermal
 Merupakan proses konversi batubara dari bentuk padat mejadi bentuk
cair. Proses ini diharapkan dapat menghasilkan bahan bakar cair.

 Proses pencairan batubara pada prinsipnya bertujuan untuk


menaikkan perbandingan hidrogen-karbon dan menghilang-kan
sulfur, nitrogen serta abu yang terkandung dalam batubara.

 Teknologi proses pencairan batubara untuk mendapatkan bahan bakar


sintetis dengan teknik penambahan hidrogen ke dalam batubara

 Pada kondisi tersebut oksigen dihidrogenasi menjadi air, sejumlah


belerang menjadi hidrogen sulfida.

 Hidrogen secara kimiawi bergabung dengan batubara membentuk


suatu cairan yang sama dengan minyak bumi yang diolah kembali
menjadi minyak diesel dan gasolin.
Menurut Keinpeter (1983), Proses pencairan terbagi menjadi
beberapa tahapan rekasi
1. Pada suhu lebih besar dari 2500C molekul batubara
mengalami dekomposisi thermal

2. Pada suhu 3500C , terjadi pemutusan ikatan secara thermal


menghasilkan radikal bebas. Fragmen radikal bebas yang
dihasilkan akan akan mengalami persaingan reaksi antara
reaksi pemindahan hidrogen dengan reaksi polimerisasi,
akan tetapi dengan konsentrasi hidrogen yang cukup
tinggi akan mencegah bergabungnya fragmen-fragmen
radikal yang menghasilkan molekul-molekul dengan berat
molekul relatif besar yang disebut dengan produk
reaspelten. Reaksi akan diarahkan pada pembentukan
minyak berat dan aspalten.
3. Pada suhu 400oC, aspalten mengalami degradasi
dengan cepat dan dapat mengalami repolimerisasi
atau dengan keberadaan hidrogen yang cukup dapat
membentuk produk minyak berat

4. Pada suhu diatas 4250C dapat menyebabkan rekasi


perekahan thermal pada minyak berat, asetan dan
produk repolimerasi sehingga meningkatkan produk
gas hidrokarbon
Secara langsung Secara tak langsung
 Pada proses ini batubara diubah  Proses ini dilakukan melalui
menjadi cairan dengan proses gasifikasi menghasilkan
mereaksikannya dengan gas gas CO, CO2, H2 dan CH4 dan
hirogen pada tekanan dan suhu kemudian selanjutnya terjadi
tinggi menggunakan katalis atau konversi gas menjadi produk cair
dengan melakukan pirolisis dengan bantuan katalis tertentu.
batubara yang akan  Keuntungan proses ini adalah
menghasilkan produk cairan, gas batubara dapat dikonversi
dan padatan. menjadi produk cair dengan
komposisi yang dapat dikontrol
 Melalui proses pirolysis, dengan baik dan bebas dari
ekstraksi pelarut dan sulfur.
hidrogenasi katalitik  Kerugian proses ini adalah
prosesnya yang rumit karena
harus melalui tahapan gasifikasi
dimana gas yang dihasilkan
harus memiliki kemurnian yang
tinggi untuk dapat dijadikan
Pencairan Secara Langsung

Pirolisis Hidrogenasi
Ekstraksi Katalitik
Pelarut
1. Pirolisis
 Pirolisis merupakan proses sederhana yang menghasilkan
cairan dan gas serta residu berupa arang dan abu.
 Mekanisme pirolisis adalah dengan memanaskana
batubara tanpa udara pada temperatur + 4000C untuk
mengeluarkan zat terbang yang terkandung didalamnya

2. Ekstraksi Pelarut
 Mekanisme proses ini adalah batubara dilarutkan dalam
pelarut donor hidrogen yang dapat memindahkan atom
hidrogen ke dalam batubara dengan menggunakan suhu
dan tekanan yang tinggi. proses ini akan menghasilkan gas,
cairan, batubara tak terkonversi serta abu.
3. Hidrogenasi Katalistik
 Merupakan hidrogenasi batubara dalam larutan donor
hidrogen dengan bantuan katalis oksida besi pada tekanan
antara 35 – 275 atm dan suhu 375 – 4500C.
Pencairan secara tak langsung

Melalui tahap gasifikasi batubara sehingga menghasilkan gas sintesa


yaitu campuran karbon monoksida dan hidrogen yang dalam tahap
selanjutnya diubah menjadi bahan bakar cair dengan bantuan katalis .

Contoh ptoses ini adalah proses Fischer- Tropsch

Video Pencairan\Coal to liquids Process.mp4


 Solvent Refine Coal (SRC), Exxon
Donor Solvent, H-C0al, dll

 BROWN COAL LIQUEFACTION (BCL)


Teknologi pencairan batubara secara langsung
(direct coal liquefaction) yaitu melalui hidrogenasi
batubara. Teknologi ini dikembangkan untuk
pencairan batubara peringkat rendah (lignit) oleh
Jepang.
 Teknologi pencairan  KEBUTUHAN BATUBARA =
secara tak langsung (in- 15 juta-19 juta ton/thn
direct coal liquefaction)
melalui proses gasifikasi  PRODUK :
batubara dan sintesa gas.  LPG = 5.600 bbl/hari
 Dikembangkan oleh (equivalent)
SASOL, Afrika Selatan  Naphta = 25.500 bbl/hari
menggunakan batubara  Diesel = 53.100 bbl/hari
peringkat tinggi
(bituminus).
 Sudah komersial sejak
tahun 1950-an
1. Peringkat Batubara
Proses pencairan batubara pada peringkat rendah akan
menghasilkan perolehan minyak yang lebih tinggi daripada
batubara peringkat tinggi. Batubara peringkat rendah
memiliki laju kecepatan reaksi yang lebih besar dari batubara
peringkat tinggi.

2. Nisbah batubara/pelarut
Coal – solvent rasio mempunyai peranan yang penting dalam
menaikan konversi produk yang dihasilkan. Pelarut yang
digunakan adalah yang mengandung hidroaromatik. Pelarut
hidrogen dapat menguraikan ikatan-ikatan hidrokarbon
sehingga mempercepat proses pencairan
a. Temperatur Operasi
 Tingkat kelarutan cenderung semakin meningkat
dengan kenaikan temperatur

 Temperatur yang digunakan antara 350-5000C.


Temperatur diatas 5000C cenderung membentuk
kokas dan menyebabkan aglomerasi partikel,
meningkatkan kosumsi hidrogen dan meningkatkan
produksi gas. Temperatur dibawah 3000C partikel
batubara belum sempurna terkonversi
b. Tekanan Operasi

 Tekanan operasi adalah tekanan reaksi pencairan batubara.

 Tekanan awal hidrogen adalah tekanan parsial hidrogen yang


digunakan . Tekanan awal yang digunakan akan mempengaruhi
tekanan operasi autoclave atau reaktor pencairan batubara.

 Tekanan operasi yang digunakan antara 35 – 272 atm

 Salah satu fungsi hidrogen dari fasa gas didalam proses hidrogenasi
batubara adalah memepertahankan kandungan hidrogen dalam
pelarut melalui proses hidrogenasi dengan bantuan katalis

 Produk minyak yang dihasilkan cenderung rendah jika dilakukan


dengan tekanan awal yang rendah. Sebaliknya jika tekanan awal
hidrogen yang tinggi dapat memepercepat laju pemanasan pada
temperatur operasi yang ditentukan dan akan menaikan konversi
produk dan konversi hidrogen
C. Waktu Operasi
 umumnya waktu operasi pencairan sekitar 20 – 60 menit.
 Beberapa penelitian ada yang menyatakan bahwa terjadi
peningkatan konversi batubara menjadi produk minyak dengan
kenaikan waktu operasi sampai 200 menit
 Pemanasan partikel batubara secara cepat dalam media gas
hidrogen dapat mempersingkat waktu kontak dengan konversi
produk yang tetap tinggi

D. Katalis
Dalam proses pencairan batubara, katalis berfungsi
 untuk meningkatkan konversi total dan produk minyak
 Mempercepat jalannya reaksi kimia yang berlangsung
 Memasukan atom Hidrogen yang berasal dari disosiasi katalis
molekul hidrogen kedalam batubara atau campuran batubara-
pelarut sehingga menaikan ketersediaan hidrogen aktif.
 Senyawa-senyawa tersebut dapat dipisahkan dengan 2
kali ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang
memiliki tingkat kepolaran yang berbeda, yaitu N-
hexane dan toulena
 Senyawa dengan kepolaran rendah dapat dilarutkan
dengan X-hexane dan menghasilkan minyak
 toluena digunakan untuk senyawa-senyawa dengan
tingkat kepolaran yang lebih tinggi terutama senyawa
aromatik yang disebut dengan fraksi aspalten
Untuk mendapatkan produk-produk komersial, minyak-
minyak yang terlarut dalam larutan N-Hexane dan Tolune
harus melalui proses pengolahan lanjut seperti distilasi
bertingkat sehingga didapatkan distilat-distilat minyak.

Fraksi yang didapat adalah sebagai berikut :


 Minyak ringan Titik didih dibawah 2000C
 Minyak menengah Titik didih 200-2500
 Minyak berat Titik didih antara 250 – 3000C
 Fraksi minyak lainnya yang memiliki titik didih 300-3500C.

Pengolahan lebih lanjut dari fraksi-fraksi tersebut akan


menghasilkan bahan bakar seperti gasolin, minyak diesel
serta produk-produk kimia lainnya

Anda mungkin juga menyukai