Chapter II
Chapter II
TINJAUAN TEORITIS
proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan
indra. Proses perseptual ini dimulai dengan perhatian, yaitu merupakan proses
mereka agar memberikan makna. Proses persepsi ini meliputi pemberian perhatian
pikiran pada sesuatu. Perhatian tidak terlepas dari seleksi yaitu pemilihan info
penafsiran dari perhatian inilah yang memberi makna dalam persepsi yaitu setelah
faktor perangsang, cara belajar, keadaan jiwa atau suasana hati, dan faktor-faktor
motivasional. Maka, arti suatu objek atau satu kejadian objektif ditentukan baik
persepsi mengenai dunia oleh pribadi-pribadi yang berbeda juga akan berbeda
1. Pengembangan karir adalah suatu rangkaian (urutan) posisi atau jabatan yang
dunia. Oleh karena pengertian ini dilihat dari segi posisi/jabatan yang berada
perubahan itu berkenaan dengan proses mental yang berada di dalam diri
seorang pekerja.
pertama dan kedua mengakui karir yang bersifat individual, merupakan bagian
dari ketentuan nasib seseorang sebagai manusia. Dengan kata lain, setiap pekerja
kehidupannya. Akan tetapi karena nasib tidak diketahui manusia, maka dapat
pertama, tidak boleh sekedar ditunggu tetapi harus diperjuangkan. Oleh karena
memuaskan.
meraih posisi atau bentuk keuntungan lainnya yang lebih baik dari yang dimiliki
saat ini.
untuk dapat memenuhi kebutuhan dan tujuan karirnya maka individu yang
memenuhi kebutuhan dan tujuan karirnya maka individu yang bersangkutan akan
organisasi tersebut.
baik dan kepuasan kerja yang tinggi, sehingga akan menghindari berbagai sikap
ketika bekerja, lebih produktif, serta efisien dan efektif dalam menghadapi dan
Pilihan jabatan : dalam memilih jabatan atau pekerjaan yang akan digeluti,
jabatan yang sesuai dengan kepribadian, minat, bakat, dan kemampuan yang
tersebut.
dilakukan oleh individu sendiri ataupun yang ada di dalam sistem karir organisasi
untuk memadankan sumber daya manusia yang diperoleh dengan jabatan atau
posisi yang tepat. Selain itu, alokasi sumber daya manusia idealnya bersifat
karyawan.
supervisor.
Menurut Noe (2002), peran karyawan dalam hal pengembangan karir antara
lain adalah :
Berinisiatif untuk meminta umpan balik dari manajer dan rekan kerja
sehubungan dengan kekuatan dan kelemahan dari skill yang mereka miliki
administratif)
dalam proses manajemen karir. Dalam banyak kasus, karyawan biasanya mencari
manajer mereka untuk meminta saran karir. Mengapa? Karena manajer umumnya
waktu yang terbatas untuk membantu karyawan mengatasi isu karir, dan mereka
karir sepenuhnya.
manajer harus bertindak secara efektif dalam empat peran : pelatih (coach), penilai
kepada karyawan mengenai hal-hal tertentu dalam diri karyawan yang dinilai
perilaku dan hasil kerjanya. Dalam hal ini, manajer juga perlu menginformasikan
penilaian terhadap perilaku dan hasil kerja karyawan tersebut. Selanjutnya, dalam
dibutuhkan karyawan untuk sukses dalam perencanaan karir mereka (Noe, 2002).
Sumber daya ini mencakup program maupun proses spesifik untuk perencanaan
mengadakan pelatihan bagi manajer agar dapat lebih memahami dan mampu
kerja karyawan sehingga menambah nilai bagi proses pengembangan karir, dan
sebagainya.
perusahaan.
ditekuninya.
secara jelas kepada karyawan. Selain jalur karir, perusahaan juga dapat
D. Keperawatan
yang merupakan bagian integral dari pelayanan didasarkan pada kiat keperawatan,
individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh
kebutuhan kesehatan yang tidak dapat dipenuhi oleh seorang atau sekelompok
E. Rumah Sakit
bahwa : ”Rumah Sakit Umum adalah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan
kesehatan yang bersifat dasar, spesialistik dan pendidikan tenaga kesehatan dan
pelatihan”.
integral part of social and medical organization, the function of which is to provide
for the population complete health care both curative and whose outpatient service
reach out to the family and as home environment, the hospital is also a center for
suatu bagian menyeluruh dari organisasi sosial dan medis, yang berfungsi
Selain itu, Rumah Sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan serta
pedoman Rumah Sakit Umum menyebutkan bahwa Rumah Sakit Pemerintah Pusat
yang didasarkan pada unsur pelayanan yang dimiliki. Klasifikasi tersebut adalah
sebagai berikut :
Rumah Sakit kelas A adalah Rumah Sakit yang mampu memberikan pelayanan
kedokteran spesialis dan subspesialis luas. Oleh pemerintah, Rumah Sakit ini
Rumah Sakit kelas B adalah Rumah Sakit yang mampu memberikan pelayanan
Rumah Sakit kelas C adalah Rumah Sakit yang mampu memberikan pelayanan
Rumah Sakit ini bersifat transisi karena pada suatu saat akan ditingkatkan
menjadi rumah sakit kelas C. Pada saat ini kemampuan Rumah Sakit tipe D
halnya dengan rumah sakit tipe C, Rumah Sakit tipe D juga menampung
Rumah Sakit ini merupakan Rumah Sakit khusus (special hospital) yang
menyelenggarakan hanya satu macam pelayanan kedokteran saja. Pada saat ini
banyak tipe E yang didirikan pemerintah, misalnya rumah sakit jiwa, rumah
sakit kusta, rumah sakit paru, rumah sakit jantung, dan rumah sakit ibu dan
anak.
a. Rumah Sakit Umum Swasta Pratama, yaitu Rumah Sakit umum swasta yang
pemerintah kelas D.
c. Rumah Sakit Umum Swasta Utama, yaitu Rumah Sakit swasta yang
spesialistik dan subspesialistik luas, dengan kapasitas lebih dari 1000 tempat
tidur.
Rumah Sakit B1, yaitu Rumah Sakit yang melaksanakan pelayanan medik
Rumah sakit B2, yaitu Rumah Sakit yang melaksanakan pelayanan medik
tidur.
c. Rumah Sakit Kelas C : Rumah Sakit Umum yang mempunyai fasilitas dan
tidur.
d. Rumah Sakit Kelas D : Rumah Sakit Umum yang mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan medik dasar, dengan kapasitas tempat tidur kurang dari
100.
yang bermutu
waktu tanggap yang cepat dan tepat, dan komitmen kinerja yang
pemerintah
yang cepat dan tepat, untuk semua golongan masyarakat sesuai dengan
Adapun jenis pelayanan kesehatan yang disediakan oleh RSU „X‟ Medan
Pelayanan rawat jalan RSU „X‟ Medan dilaksanakan di lantai 1, pada waktu
pagi, sore, dan malam hari. Pola pelayanan ditata dengan baik dan dilaksanakan
1. Poliklinik umum
2. Poliklinik gigi
2. Spesialis saraf
3. Spesialis jantung
4. Spesialis mata
8. Spesialis gigi
Pelayanan rawat inap RSU „X‟ Medan dilengkapi dengan 89 tempat tidur
dengan kelas yang bervariasi (Standar sampai dengan Executive) dan ditata
Pelayanan perawatan intensif RSU „X‟ Medan disediakan dan diberikan kepada
pasien dalam keadaan sakit berat yang dikoordinir oleh dokter anestesi khusus
intensive care.
d. Pelayanan Bedah
operasi yang dilengkapi dengan peralatan canggih, terdiri dari 2 (dua) kamar
e. Pelayanan Bersalin
Memberikan pelayanan khusus kepada wanita dan ibu bersalin yang dilengkapi
dengan kamar rawat inap serta kamar bayi. Selain itu, kenyamanan dan
Adalah pelayanan 24 jam yang dilayani oleh para dokter dan perawat. Fasilitas
g. Pelayanan Penunjang :
peralatan canggih serta fasilitas ruang tunggu yang nyaman dan pelayanan
profesional
kebutuhan obat
- Instalasi gizi : melayani terapi gizi pasien rawat inap dan rawat jalan.
Instalasi gizi juga melayani keluarga pasien dan masyarakat umum yang
dalam/luar kota.
Tabel 2.1. Data Jumlah Tenaga Kerja Perawat RSU „X‟ Medan
JABATAN JUMLAH TENAGA
Kepala Perawat 1 orang
Kepala Ruangan Poli 1 orang
Perawat Poli 19 orang
Kepala Ruangan UGD 1 orang
Perawat UGD 21 orang
Kepala Ruangan ICU 1 orang
Perawat ICU 17 orang
Kepala Ruangan OK 1 orang
Perawat OK 16 orang
Kepala Ruangan Perawat VK 1 orang
Perawat VK 11 orang
Kepala Ruangan Lantai 3 Nifas 1 orang
Perawat Lantai 3 7 orang
Kepala Ruangan Perawat Lantai 5 1 orang
Perawat Lantai 5 23 orang
Kepala Perawat Lantai 6 1 orang
Perawat Lantai 6 24 orang
Kepala Ruangan Lantai 7 1 orang
Perawat Lantai 7 13 orang
Perawat HD 7 orang
TOTAL 168 orang
Sumber : Personalia RSU „X‟ Medan, April 2012
Tabel 2.2. Data Tenaga Kerja Perawat RSU „X‟ Medan berdasarkan Tingkat
Pendidikan
PENDIDIKAN JUMLAH PERAWAT
Profesi Keperawatan 1 orang
S1 Keperawatan 5 orang
DIII Akademi Kebidanan 34 orang
DIII Akademi Perawat 120 orang
DI Kebidanan 3 orang
SPK 5 orang
Total 168 orang
Sumber : Personalia RSU „X‟ Medan, April 2012
Sampai dengan bulan April 2012, RSU „X‟ Medan memiliki 168 orang
tenaga perawat yang terdiri dari kepala perawat, kepala ruangan/supervisor, dan
sisanya (158 orang) berperan sebagai perawat pelaksana. Dari 168 orang tenaga
perawat yang dimiliki oleh RSU „X‟ Medan, mayoritas perawat (120 orang)
tingkatan/jenjang karir bagi para perawatnya, yaitu kepala perawat sebagai jabatan
Umumnya, para perawat yang baru masuk untuk bekerja di RSU „X‟ Medan akan
pelaksana yang ada, dipilihlah beberapa orang perawat yang dinilai cocok untuk
terpilih ini adalah mereka yang telah berprofesi sebagai perawat selama minimal
lima tahun karena diasumsikan telah memiliki keterampilan dan pengalaman kerja
dalam melaksanakan tugas profesi mereka dengan baik. Sementara itu, posisi
kepala perawat sebagai jabatan keperawatan tertinggi di RSU „X‟ Medan diduduki
oleh satu orang perawat saja. Untuk posisi kepala perawat, RSU „X‟ Medan
mengenai persyaratan atau kualifikasi tertentu yang harus dimiliki oleh seorang
perawat agar dapat naik ke jenjang karir tertentu. RSU „X‟ Medan juga tidak
dilakukan ketika ada jabatan lini tengah (supervisor) ataupun lini atas (kepala
tidak dapat diprediksi karena dapat terjadi sewaktu-waktu. Selain itu, keputusan
Direktur sebagai pimpinan tertinggi Rumah Sakit. Dalam hal ini, faktor subyektivitas
Direktur dalam membuat suatu keputusan menjadi besar dan kriteria yang digunakan
dalam membuat keputusan juga menjadi tidak jelas bagi orang lain
DIREKTUR
KA. KEPERAWATAN
KOOR. ASUHAN & PELAYANAN KOOR. ETIKA, MUTU & DIKLAT LOGISTIK
KA. UGD KA. RAWAT JALAN KA. UNIT HEMODIALISA KA. RAWAT INAP
POLI POLI POLI POLI POLI P. POLI POLI POLI POLI POLI POLI POLI POLI
UMUM GIGI ANAK MATA DALAM SYARAF BEDAH THT KULKEL OBGYN PSIKIATRI PARU ENDOKRIN
KA. BAG
PERBEKALAN & KA. INSTALASI GIZI
UMUM
tertinggi diduduki oleh Direktur sebagai pucuk pimpinan Rumah Sakit. Di bawah
Direktur adalah Kepala Perawat yang membawahi para Kepala Ruangan (supervisor)
dan perawat pelaksana di masing-masing unit kerja. Selain itu, Kepala Perawat juga
berkoordinasi dengan Bagian Asuhan dan Pelayanan; Bagian Etika, Mutu, dan Diklat
Perawat; Bagian Logistik; Bagian Perbekalan dan Umum; serta Bagian Instalasi Gizi
dalam menjalankan fungsi keperawatan di Rumah Sakit. Bagian Asuhan dan Pelayanan;
Bagian Etika, Mutu, dan Diklat Perawat; serta Bagian Logistik dikelola oleh Personalia