Dosen Pengampu:
drg. Harry Pudjo Nugroho., SH., MH.Kes
Disusun oleh:
INTAN RACHMAWATI (18.C2.0064)
Beneficence
Non-malficence
Justice
Autonomy
1. Beneficence
Dalam arti prinsip bahwa seorang dokter berbuat baik, menghormati martabat
manusia, dokter tersebut juga harus mengusahakan agar pasiennya dirawat
dalam keadaan kesehatan. Dalam suatu prinsip ini dikatakan bahwa perlunya
perlakuan yang terbaik bagi pasien. Beneficence membawa arti menyediakan
kemudahan dan kesenangan kepada pasien mengambil langkah positif untuk
memaksimalisasi akibat baik daripada hal yang buruk. Ciri-ciri prinsip ini,
yaitu;
Mengutamakan Alturisme
Memandang pasien atau keluarga bukanlah suatu tindakan tidak hanya
menguntungkan seorang dokter
Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak dibandingkan
dengan suatu keburukannya
Menjamin kehidupan baik-minimal manusia
Memaksimalisasi hak-hak pasien secara keseluruhan
Meenerapkan Golden Rule Principle, yaitu melakukan hal yang baik seperti
yang orang lain inginkan
Memberi suatu resep
2. Non-malficence
Kesimpulan :
Dalam tindakan medis apapun harus ada informed consent. Dalam
pelaksanaan informed consent, harus detail dalam memberi infomasi kepada
pasien yang kompeten sebelum pasien tersebut menyetujui. Mulai dari edukasi
tentang penyakit yg dialami pasien, tindakan apa yang akan dilakukan, prosedur
tindakan seperti apa, alternative tindakan, sampai ke prognosis. Pastikan pasien
sudah mendapatkan informasi selengkap mungkin. Jadi untuk kasus ini, peneliti
harus tetap membuat informed consent baru karena tindakan berbeda. Pasien
berhak tahu secara detail tindakan atau pemeriksaan apa saja yang dilakukan
padanya.