Struktur Kayu Tugas Konstruksi Kayu PDF
Struktur Kayu Tugas Konstruksi Kayu PDF
- Menurut keawetannya
Keawetan kayu dan klasifikasinya didasarkan atas percobaan-percobaan tanpa diadakan
pengawetan terlebih dahulu. Percobaan/penelitian tersebut meliputi :
Lamanya kayu bertahan sebagai tonggak yang ditanam ditanah dan dibiarkan kena
hujan dan panas (pengaruh alamiah).
Lamanya kayu bertahan bila dibiarkan kena hujan dan panas tetapi tidak
berhubungan dengan tanah basah.
Lamanya kayu bertahan sebagai konstruksi yang terlindung atau tertutup atap.
Kayu ditempatkan ditempat yang terlindung dan dipelihara. Selain itu diselidiki pula
daya tahan kayu terhadap serangan rayap dan serangga.
Kayu termakan oleh rayap.
Kayu termakan oleh beberapa macam serangga seperti kumbang dan bubuk kayu.
Kelas Awet
Kondisi Lingkungan
I II III IV V
Terpapar cuaca, tetapi dijaga Sangat Sangat
tetap kering dan mendapat 8 tahun 5 tahun 3 tahun
singkat singkat
ventilasi
Selalu bersentuhan dengan Sangat
20 tahun 15 tahun 10 tahun <10 tahun
tanah singkat
Di bawah atap, tidak Tanpa batas Tanpa batas Beberapa
bersentuhan dengan tanah dan Sangat lama Singkat
waktu waktu tahun
mendapat ventilasi
Seperti di atas, tetapi dengan Tanpa batas Tanpa batas Tanpa batas
pemeliharaan yang baik dan 20 tahun 20 tahun
waktu waktu waktu
dicat secara berkala
Sangat Sangat
Diserang rayap dari tanah Tidak Jarang Cepat
cepat cepat
1
- Menurut tingkat kekuatan kayu
Faktor-faktor yang turut menentukan kekuatan kayu antara lain :
Bekerjanya gaya terhadap arah serat kayu, kekuatan tarik dan tekan pada arah aksial
jauh lebih besar daripada arah radial
Keadaan air
Berat jenis
Tabel Klasifikasi kekuatan kayu
Keteguhan lentur Keteguhan tekan
Kelas Berat Jenis maksimum maksimum
(kg/cm2) (kg/cm2)
2
Macam-macam kayu yang banyak dikenal dan diperdagangkan
sebagai bahan bangunan antara lain :
Kayu jati (jati kembang, jati doreng, jati minyak dan jati kapur)
Kayu sonokeling
Kayu belian
Kayu johar
Kayu arang
Kayu merbau
Kayu rasamala
Kayu merawan
Kayu kamper
Kayu puspa
Kayu keruwing
Kayu mahoni
Kayu suren
Kayu durian
Kayu jeungjing
Kayu pulai
3
4
5
2. Langkah-langkah/urutan perhitungan konstruksi kuda-kuda :
A. Persiapan
1) Menyiapkan gambar konstruksi kuda-kuda beserta ukurannya
2) Referensi praturan yang akan digunakan dalam melakukan perhitungan
3) Menentukan penempatan pembebanan ( beban mati, hidup dan beban angin)
4) Menemtukan alat sambung yang digunakan
5) Perhitungan batang panjang
B. Perencanaan gording
1) Perhitungan momen akibat beban
2) Kontrol kekuatan gording terhadap tegangan
3) Kontrol kekuatan gording terhadap lendutan
4) Kontrol Tegangan geser
6
D. Pendimensian Profil kuda-kuda
1) Perhitungan batang kaki kuda-kuda
2) Perhitungan pendimensian ( Balok bint, balok kaki kuda-kuda, batang
vertikal, batang diagonal).
F. Zetting
1) Tinjauan zetting ( perhitungan zetting).
G. Perencanaan sambungan
1) Perhitungan sambungan pada batang horizontal
2) Perhitungan sambungan pada batang kaki kuda-kuda
3) Perhitungan sambungan pada titik buhul
H. Kubikasi kayu
1) Perhitungan Volume total kayu
7
3. Rumus- rumus yang berkaitan dengan rangka kuda-kuda yang saya ketahui :
Batang Tarik
Dihitungkan perlemahan akibat lubang untuk alat penyambung
Maka, F net = 0,8.F.Br
P
σytb = ≤ σtk // …………. (PKKI - 1961)
F net
Batang Tekan
Dihitungkan panjang tekuk (LK)
Di dalam suatu konstruksi, tiap-tiap batang bertekan harus mempunyai angka
kelangsingan λ ≤ 150, dimana :
LK
λ = 𝐢 min
untuk menhindarkan bahaya tekuk, gaya yang ditahan oleh batang tersebut harus
digunakan dengan faktor tekuk ω, sehinggga :
𝑃ω
σytb = 𝐹 𝑏𝑟 ≤ σtk // ……. (PKKI - 1961)
8
Zetting (penurunan) yang terjadi pada konstruksi kuda-kuda akibat pembebanan dapat
dihitung dengan rumus :
S.L.U
fs
F .E
Dimana :
fs = Penurunan yang terjadi (cm)
S = Gaya batang akibat beban luar (kg)
L = Panjang masing-masing batang (cm)
U = Gaya akibat beban 1 satuan
F = Luas penampang profil (cm2)
E = Modulus elastisitas kayu (kelas kuat I : 125.000 kg/cm 2)
9
4. Soal B
AC = AD + DE + EC BA = 1,5 m
= 1 +1 +1 AD = 1 m = DE = EC
=3m
BC = √ (BA)2 + (AC)2
= √ (1,5)2 + (3)2
= 3,35 m
AB .(AD +DE)
FD =
𝐴𝐶
1,5 .(1 +1)
=
3
= 1,17 m
AB . (EC)
GE =
𝐴𝐶
10
1,5 . (1)
=
3
= 0.5 m
BF = √ (BA-FD)2 + (AD)2
= √ (1,5-1,17)2 + (1)2
= 1.118 m
FG = √ (FD-GE)2 + (DE)2
= √ (1,17-0,5)2 + (1)2
= 1.292 m
GC = √ (GE)2 + (EC)2
= √ (0,5)2 + (1)2
= 1.118 m
AF = √ (AD)2 + (FD)2
= √ (1)2 + (1,17)2
= 1.539 m
DG = √ (DE)2 + (GE)2
= √ (1)2 + (0,5)2
= 1.118m
Panjang Batang :
a1 = 1,118 m b1 = 1,5 m c1 = 1 m
a2 = 1,292 m b2 = 1,539 m c2 = 1 m
a3 = 1,118 m b3 = 1,170 m c3 = 1 m
b4 = 1,118 m
b5 = 0,5 m
Perhitungan Gording.
a1 1,118
Jarak gording = = = 0,373 m
3 3
11
1,5
= 3
= 0,5
∝ = 26,6°
Kayu kls. I mutu B :
σlt = 102 . 5/4 = 127 kg/cm2
Karena konstruksi yang dibuat adalah untuk bagian yang tegangannya di akibatkan
oleh muatan tetap dan muatan angin maka tegangan digandakan dengan faktor 5/4”
Perhitungan Beban
a. Berat sendiri gording
Berat sendiri gording = b x h x 900 = 0,08 x 0,12 x 900 = 8,64
Berat atap samping = berat atap x jarak gording
= 10 x 0,373
= 3,73 kg/m
q = berat atap + berat atap samping
= 8,64 + 3,73
= 12,3668 kg/m
qx1 = q. sin ∝ = 12,3668 . sin 26,6 = 5,537 kg/m
qy1 = q. cos ∝ = 12,3668 . cos 26,6 = 11,058 kg/m
Besar Momen yang terjadi adalah :
Mx1 = 1/8 (qy1). L2 = 1/8 (11,058). 32 = 12,440 kg/m
My1 = 1/8 (qx1). L2 = 1/8 (5,537). 32 = 6,229 kg/m
12
c. Desakan angin
Desakan angin (𝜔) = 40 kg/m2
C1 = (0,002. ∝) – 0,4 = 0,132 (angin tekan)
C2 = - 0,4 (angin isap)
Beban yang bekerja tegak lurus terhadap bidang atap, dengan demikian momen
yang bekerja(terjadi) hanya pada daerah (x) maka diperoleh :
Mx3 = 1/8 . q angin tekan . L2
= 1/8 . 1,968. 32
= 2,21 kg/m
My3 =0
Kombinasi Pembebanan
a. Beban sendiri + Beban tak terduga
Mx = Mx1 + Mx2
= 12,440 + 33,582
= 46,022 kg/m
My = My1 + My2
= 6,229 + 67,061
= 73,290 kg/m
b. Beban sendiri + Beban angin
Mx = Mx1 + Mx3
13
= 12,440 + 2,21
= 14,654 kg/m
My = My1 + My3
= 6,229 + 0
= 6,229 kg/m
Kontrol Tegangan
σlt = 127 kg/cm2
Σ 𝑀𝑥 Σ 𝑀𝑦
σyt = + ≤ σlt
𝑊𝑥 𝑊𝑦
14,654 6,229
= 192,000 + 128,000 ≤ 127
Kontrol Lendutan
Kayu kelas I mutu B (PPKI)]
𝜀 = 100.000 kg/cm2
1
Fijin = 300 x 300 = 1 cm
5 . 𝑞𝑥 . 𝐿4 𝑃𝑥 . 𝐿3
Fx = 384 . +
𝜀. 𝐼𝑦 48 . 𝜀 . 𝐼𝑦
= 0,61
14
5 . 0,11058 . 3004 89,415 . 3003
Fy = 384 .100.000 . +
1152,000 48 . 100.000 . 1152,000
= 0,54
Dengan demikian, besarnya lendutan gording yang terjadi akibat beban yang ada
adalah :
Fyt = √(𝐹𝑥)2 + (𝐹𝑦)2
= √(0,61)2 + (0,54)2
= 0,81
Kontrol :
Fyt < Fijin
0,81 < 1 (Aman)
Perhitungan Kuda-kuda
a. Berat sendiri kuda-kuda (P1)
Rumus Pendekatan P = (L + 2 s/d 5)
F = Panjang batang x jarak kuda-kuda
=3x3
=9
P = (AC+2) . F
= (3+2) . 9
= 45
= 0,3727 x 10 x 3
= 11,180 kg
15
c. Berat gording
= 25,92
P = P1 + P2+ P3
= 15+11,180 +25,92
= 52,100 kg
P = ½ P1 + ½ P2 + ½ P3
= ½ 15 + ½ 11,180 + ½ 25,92
= 26,050 kg
16
Beban mati
RBV = (½ P1 + ½ P2 + ½ P3) 2 + (P1 + P2+ P3) 2
= (½15 + ½ 11,180 + ½ 25,92) 2 + (15 + 11,180 + 25,92) 2
= 156,301 kg
= -78,151 kg
= 150 kg
17
−{ (100 .4) x (AC/2)
RAH = 𝐵𝐴
−{ (100 .4) x (3/2)
= 1,5
= -150 kg
18
1,5 3
{(7,93 .( )) + (15,84 .( ))
2 2
= 3(−1)
= 5,94 kg
RAH = RBH + Rw1h
= 5,94 + 7,93
= 13,87 kg
19
CREMONA BEBAN HIDUP
20
CREMONA BEBAN MATI
21
CREMONA BEBAN ANGIN
22
PERHITUNGAN DIMENSI BATANG
Kontrol :
Fkayu > Fbruto = 144 > 4,025
. 𝜎 ytd < 𝜎 tr// = 4,06 < 181,675 (aman)
23
Momen Inersia :
Imin = 1/12. b3. h = 1/12. 63. 12 = 216
√𝐼 𝑚𝑖𝑛 √216
Imin = 𝐹 𝑏𝑟𝑢𝑡𝑜 = = 5,12
8,243
Angka Kelangsingan :
𝐿𝐾 300
.𝜆tk = 𝐼 𝑚𝑖𝑛 = 5,12 = 58,604 ≈ w = 3,97
Kontrol :
. 𝜎 ytd < 𝜎 tk = 58,604 < 181,675 kg/cm2
. 𝜎 ytd < 𝜎 tekuk yang di izinkan = 58,604 < 82 kg/cm2 (aman)
Kontrol :
Fkayu > Fbruto = 2,58 > 192 (aman)
. 𝜎 ytd < 𝜎 tk // = 1,953 < 181,675 (aman)
24
4. Untuk batang b3 dan b5
Batang vertikal (ganda) tarik
Pmax = 540 kg
Panjang Batang b3 dan b5 = 1,170 m
Panjang tekuk = 1,170 x 100 = 117 cm
. 𝜎 tk = 130. 5/4. 1,170
= 190,125 kg
Balok taksiran 8/12
Fbruto = 2. b.h = 192 cm2
= 4864 cm4
Angka Kelangsingan :
𝐿𝐾 117
.𝜆tk = 𝐼 𝑚𝑖𝑛 = 5,333 = 21,9375 ≈ w = 3,9
𝑃 .𝑊 540 . 1,20
𝜎 ytd = = = 3,38 kg/cm2
𝐹 bruto 192
25
Kontrol :
. 𝜎 ytd < 𝜎 tk // = 3,38 < 190,125 kg (aman)
. 𝜎 ytd < 𝜎 tekuk yang di izinkan = 3,38 < 108 kg/cm2 (aman)
PERHITUNGAN SAMBUNGAN
A. Sambungan Paku
1. Sambungan antara batang a2, a3, dan b5 di titik G.
26
S = 3,5 . d2 . 𝜎 tk
= 3,5 . (0,52)2 . (150)
= 141,96
Sn = 1,25 . S
= 1,25 x 141,96
= 117,45
Jumlah paku yang di gunakan (n) =
𝑃𝑚𝑎𝑥 585
= 177,45 = 3,2967 ≈ 4 Buah
𝑆𝑛
S = 3,5 . d2 . 𝜎 tk
= 3,5 . (0,52)2 . (150)
= 141,96
Sn = 1,25 . S
= 1,25 x 141,96
= 117,45
Jumlah paku yang di gunakan (n) =
𝑃𝑚𝑎𝑥 365
= 177,45 = 2,06 ≈ 2 Buah
𝑆𝑛
27
28