Anda di halaman 1dari 10

TATA LETAK PERWAJAHAN

DALAM DESAIN GRAFIS

Disusun oleh:
Ardika Maldini
2411412021
Rombel 301
Desain Komunikasi Visual S1

JURUSAN SENI RUPA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2014
TATA LETAK PERWAJAHAN
DALAM DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
oleh: Muhamad Khalim
1. Pendahuluan
Produk-produk yang ada masa sekarang ini banyak yang sudah ada
pada jaman dulunya, hal sama juga terjadi pada desain dan layout di masa
sekarang yang merupakan hasil suatu proses perjalanan eksplorasi dan
kreativitas manusia yang dimulai dari masa lalu (tombaksada.webs.com).
Dalam bukunya “layout dasar & penerapannya”, Surianto Rustan
menerangkan tentang sejarah layout yang dimulai dari 25.000 tahun S.M
saat para manusia yang hidup dengan berburu dan berpindah-pindah
(nomaden) pada jaman Paleolitikum sampai Neolitikum dengan melukis
dinding gua dengan objek-objek binatang, peristiwa perburuan, dan bentuk-
bentuk lain. Peninggalan yang bisa dilihat adalah pada lukisan gua di
Lascaux, Prancis.Kurang lebih 1.500 tahun S.M bangsa Mesir mulai
mengenal tulisan hieroglyph dan sebagai media kertasnya
mempergunakan papirus.
Sejalan dengan apa yang dikemukakan di atas, bahwa desain dan
layout sudah ada sejak jaman dahulu dengan ditandai adanya lukisan-
ukisan di dinding gua.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut yaitu apa yang dimaksud dengan tata letak
perwajahan, apa saja jenis tata letak perwajahan, bagaimana
perkembangan tata letak perwajahan dan pengaruhnya pada desain
komunikasi visual, dan apa sajakah tips & trik layout yang baik.
Tujuan makalah ini adalah ingin memberikan penjelasan tentang
pengertian desain mebel, jenis-jenis tata letak perwajahan, perkembangan
tata letak perwajahan dan pengaruh pada desain komunikasi visaul, dan
tips & trik layout yang baik.
Sedangkan manfaat hasil penulisan ini diharapkan dapat menambah
wawasan dan menjadi bahan masukan untuk pembuatan makalah
selanjutnya.

2. Pembahasan
2.1. Pengertian Tata Letak Perwajahan
Tata letak perwajahan/ layout menurut Graphic Art Encyclopedia
(1992:296) “Layout is arrangement of a book, magazine, or other publication
so that and illustration follow a desired format”. Layout adalah merupakan
pengaturan yang dilakukan pada buku, majalah, atau bentuk publikasi
lainnya, sehingga teks dan ilustrasi sesuai dengan bentuk yang diharapkan.
Menurut Smith (1985) dalam Sutopo (2002:174) mengatakan bahwa
proses mengatur hal atau pembuatan layout adalah merangkaikan unsur
tertentu menjadi susunan yang baik, sehingga mencapai tujuan.
Tata letak (lay out) berkaitan dengan penyusunan atau perancangan
fasilitas/elemen grafis (tergambar, terwujud) tertentu ke dalam ruang yang
tersedia dan terbatas. Dengan maksud membentuk suatu susunan yang
menarik. Sementara perwajahan merupakan pengarahan visual bentuk
“jadi” penyajian media cetak secara menyeluruh dalam perspektif
fungsional, keteraturan, hubungan, proporsi, dsb yang menjiwai tata letak
(delektika.wordpress.com).
Perwajahan adalah penyusunan unsur-unsur desain berupa garis,
bidang, warna ke dalam suatu halaman yang disebarkan melalui media
cetak secara kasatmata (visual). Lebih sederhana lagi bahwa perwajahan
adalah proses rancang, olah grafis dan tata letak (lay out) halaman surat
kabar. Dua pengertian tersebut merupakan pengertian yang sangat
sederhana. Kehadiran perwajahan sebenarnya bukan sekadar tindakan
kreatif penggabungan antara kecendikiaan dan keterampilan artistik dan
tidak hanya dimaksudkan untuk memasukkan berita, foto, ilustrasi, dan
iklan, tetapi ada tugas yang lebih berat, yaitu bagaimana perwajahan dapat
menambah daya serap penerimaan pesan di dalamnya
(andreyuris.wordpress.com).
Sejalan dengan apa yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan
bahwa tata letak perwajahan/ layout adalah perancangan atau penyusunan
unsur-unsur desain berupa garis, bidang, warna yang dilakukan pada buku,
majalah, atau bentuk media cetak lainnya dengan baik, sehinggan
mencapai tujuan.
2.2. Jeni-jenis Tata Letak Perwajahan
Jenis-jenis tata letak perwajahan yaitu:
a. Symitrical layout
Symitrical layout disebut juga foundry/vertical lay-out, karena seperti
jemuran, letak berita-beritanya seimbang. Tentu saja kelihatan stasis dan
kolot, karena dari hard ke hard bentangannya tetap saja. Lay out seperti ini
digunakan oleh The New York Time (Turnbull, 1980).

b. Informal Balance Lay-out


Informal balance lay-out banyak dipakai oleh banyak suratkabar,
karena mengarah kepada kesempurnaan suatu keseimbangan. Foto yang
hitam akan lebih baik jika diletakkan di kanan atas halaman, dan akan
kelihatan berat, kalau diletakkan di bagian bawah halaman (Turnbull, 1980).
c. Quadrat Lay-out
Quadrat lay-out atau tata-rias segi empat: sangat baik untuk
suratkabar yang akan dijual di pinggir jalan secara eceran, karena koran
akan berlipat empat, dan pada seperempat bagian yang tampak itu akan
diperlihatkan berita-berita penting dan menarik (Turnbull, 1980).

d. Brace Lay-out
Brace lay-out menonjolkan suatu berita besar. Lay out seperti ini
sering menggunakan “Banner Headline”, judul panjang. Berita penting
ditempatkan di sebelah kanan surat kabar, sehingga mengikat pandangan
pembaca ke sana. Kemudian judul lain di sebelah kiri, dan sebelah kanan
lagi (Turnbull, 1980).

e. Circus Lay-out
Circus lay-out adalah tata-rias karnaval, karena ramainya halaman
depan. Semua judul berita dipamerkan di halaman pertama, isinya di
halaman lain. Contoh seperti ini adalah Pos Kota (Jakarta), atau koran-
koran mingguan (Turnbull, 1980).

f. Horizontal Lay-out
Horizontal lay-out adalah tata-rias mendatar. judul berita dibuat
mendatar, dengan berita yang tidak terlalu panjang (Turnbull, 1980).

g. Function Lay-out
Function Lay-out adalah tata-rias yang setiap hard berubah,
bergantung kepada perkembangan dan isi berita hard itu. Bila terjadi hal-
hal luar biasa, sering dipakai apa yang disebut “skyline heads”. Jadi ada
gejala pemindahan nama tempat nama suratkabar itu sendiri. Lay out
seperti ini sering juga dipakai oleh koran-koran Mingguan terbitan Jakarta
(Turnbull, 1980).
Dari pembagian jenis-jenis tata letak perwajahan di atas dapat
disimpulkan bahwa lay out memiliki tujuh jenis antara lain: Symitrical layout,
Informal Balance Lay-out, Quadrat Lay-out, Brace Lay-out, Circus Lay-out,
Horizontal Lay-out, dan Function Lay-out.

2.3. Perkembangan Tata Letak Perwajahan dan Pengaruhnya terhadap


Desain Komunikasi Visual

Produk-produk yang ada masa sekarang ini banyak yang sudah ada
pada jaman dulunya, hal sama juga terjadi pada desain dan layout di masa
sekarang yang merupakan hasil suatu proses perjalanan eksplorasi dan
kreativitas manusia yang dimulai dari masa lalu. Dalam bukunya
“layout dasar & penerapannya”, Surianto Rustan menerangkan tentang
sejarah layout yang dimulai dari 25.000 tahun S.M saat para manusia yang
hidup dengan berburu dan berpindah-pindah (nomaden) pada jaman
Paleolitikum sampai Neolitikum dengan melukis dinding gua dengan objek-
objek binatang, peristiwa perburuan, dan bentuk-bentuk lain. Peninggalan
yang bisa dilihat adalah pada lukisan gua di Lascaux, Prancis.Kurang lebih
1.500 tahun S.M bangsa Mesir mulai mengenal tulisan hieroglyph dan
sebagai media kertasnya mempergunakan papirus. Peninggalannya di
Abydos (Mesir dinasti ke - 18), Mesir bagian tengah berupa Book of the
Dead yang ditulis di atas papirus, abad ke 15 S.M. Sementara itu di Cina,
masyarakatnya mengembangkan sistem tulisan dengan menggunakan
lebih dari 40.000 karakter, dan peninggalannya berupa manuskrip yang
ditulis di atas kertas mulberry coklat (tombaksada.webs.com).

Gambar 1: Lukisan gua di Lascaux,


Prancis
Sumber: tombaksada.webs.com
Gambar 2: Manuskrip di kertas mulberry
coklat
Sumber: tombaksada.webs.com

Pertengahan abad ke-12, 600 tahun


setelah invasi, migrasi dan hubungan dagang
dengan Cina, orang-orang Eropa mulai mengenal cara pembuatan kertas
yang lebih murah. Pabrik kertas pertama didirikan di Fabriano, Italia tahun
1276 kemudian di Troyes, Prancis tahun 1348. Di Inggris, pada abad ke-13
sebuah buku dengan ketebalan 200 halaman membutuhkan
waktu pengerjaan hingga lima bulan. Hal ini ditemukan oleh para ilmuwan
di universitas Cambride (tombaksada.webs.com).
Gambar 3: Tulisan hieroglyph di papyrus
Sumber:tombaksada.webs.com
Tahun 1450 adalah tahun yang paling bersejarah, karena seorang penemu
bernama Johann Gensfleisch Zum Gutenberg yang berkebangsaan Jerman,
mengembangkan suatu sistem cetak yaitu moveable type, yang dapat
memproduksi ribuan hasil cetakan di atas kertas dalam waktu yang sangat singkat.
Teknologi percetakan itu kemudian menyebar ke seluruh Eropa dalam kurun waktu
13 tahun setelahnya, muncullah Broadsides, selembar kertas yang dicetak pada
salah satu sisinya menjadi surat kabar yang pertama. Tehnologi percetakan yang
berkembang juga turut mendorong perkembangan eksplorasi ide-ide desain,
bahkan hingga sekarang (tombaksada.webs.com).
Jenis huruf Bodoni sangat populer pada awal abad ke-20 sehingga banyak
yang membuat versi baru dari huruf tersebut dan untuk membedakannya dituliskan
nama pembuatnya di depan nama Bodoni, misalnya Berthold Bodoni, Bauer
Bodoni, Monotype Bodoni, FF Bodoni, ITC Bodoni (tombaksada.webs.com).
Gambar 4: Tulisan cuneiform di atas batu marmer
putih di Sumeria
Sumber: tombaksada.webs.com

Pada tahun 50-an, muncul kesadaran akan


pentingnya kurikulum desain di universitas dan
sekolah-sekolah seni. Grid sebagai alat bantu untuk
layout mulai terkenal sejak hadirnya karya Josef Muller-Brockmann berupa
poster untuk Kunstgewerbe Museum, Zurich tahun 1960
(tombaksada.webs.com).
Gambar 5: karya Josef Muller-Brockmann
Sumber: tombaksada.webs.com

Begitulah sejarah tata letak perwajahan, setelah ditemukannya alat


percetakan, desain lay out semakin tambah berkembang. Hal ini yang
menjadikan desain lay out menjadi gemar dipelajari oleh kalangan
masyarakat. Bahkan tata letak perwajahan dipelajari di setiap universitas
maupun lembaga pendidikan yang berbasis desain grafis.
Hal ini yang mempengaruhi dunia desain komunikasi visual karena
media cetak apapun sangat membutuhkan yang namanya desain lay out
supaya lebih memberikan kenyamanan pembaca dalam membaca dan
memahami isi dari berita atau informasi.

2.4. Tips & Trik Layout yang Baik


a. Lay out hendaknya mengikuti kebiasaan arah mata berputar, yakni dari kiri
ke kanan.Iklanhendaknya jangan diletakkan di halaman depan
b. Gambar yang baik, yang ada aksinya. Hindari memuat pasfoto. Karena
dengan foto aksi (action) seolah-olah pembaca bertatap muka dengan
orang bersangkutan
c. Gambar hendaknya jangan di sebelah kiri halaman
d. Fungsi foto, sama dengan headline. Foto mempunyai fungsi yang penting
dalam lay out
e. Gambar jangan bertumpuk. Kalau mau banyak, dapat diletakkan di halaman
dalam atau bersambung ke halaman lain
f. Kalau suratkabarnya berwarna, jangan terlalu banyak menampilkan warna.
Sebaiknya redaktur mempelajari bahasa warna atau mengangkat seorang
seniman yang mengerti arti warna, dan
g. Berita ditulis bukan untuk menyenangkan sumber berita, tetapi untuk
kepentingan pembaca

3. Penutup
Berdasarkan hasil pembahasan tersebut, akhirnya dapat
dikemukakan simpulan sebagai berikut:
Pertama, pengertian bahwa tata letak perwajahan/ layout
adalah perancangan atau penyusunan unsur-unsur desain berupa garis,
bidang, warna yang dilakukan pada buku, majalah, atau bentuk media cetak
lainnya dengan baik, sehinggan mencapai tujuan
Kedua, jenis-jenis tata letak perwajahan di atas dapat disimpulkan
bahwa lay out memiliki tujuh jenis antara lain: Symitrical layout, Informal
Balance Lay-out, Quadrat Lay-out, Brace Lay-out, Circus Lay-out,
Horizontal Lay-out, dan Function Lay-out.
Ketiga, begitulah tadi sejarah tata letak perwajahan, setelah
ditemukannya alat percetakan, desain lay out semakin tambah
berkembang. Hal ini yang menjadikan desain lay out menjadi gemar
dipelajari oleh kalangan masyarakat. Bahkan tata letak perwajahan
dipelajari di setiap universitas maupun lembaga pendidikan yang berbasis
desain grafis.
Hal ini yang mempengaruhi dunia desain komunikasi visual karena
media cetak apapun sangat membutuhkan yang namanya desain lay out
supaya lebih memberikan kenyamanan pembaca dalam membaca dan
memahami isi dari berita atau informasi.
Keempat, tips & trik lay out yang baik meliputi; Lay out hendaknya
mengikuti kebiasaan arah mata berputar, yakni dari kiri
ke kanan.Iklan hendaknya jangan diletakkan di halaman depan; gambar
yang baik, yang ada aksinya. Hindari memuat pasfoto. Karena dengan foto
aksi (action) seolah-olah pembaca bertatap muka dengan orang
bersangkutan, gambar hendaknya jangan di sebelah kiri halaman; fungsi
foto, sama dengan headline. Foto mempunyai fungsi yang penting dalam
lay out; gambar jangan bertumpuk. Kalau mau banyak, dapat diletakkan di
halaman dalam atau bersambung ke halaman lain; kalau suratkabarnya
berwarna, jangan terlalu banyak menampilkan warna. Sebaiknya redaktur
mempelajari bahasa warna atau mengangkat seorang seniman yang
mengerti arti warna; dan berita ditulis bukan untuk menyenangkan sumber
berita, tetapi untuk kepentingan pembaca.
.Berdasarkan kesimpulan tersebut, dapat disarankan kepada
pembaca khususnya perusahaan mebel supaya tulisan ini dapat
menambah wawasan mengenai desain mebel yang baik dan berkualitas.

DAFTAR PUSTAKA
Turnbull, Arthur T., & Baird, Russel N. 1980. The Graphics of
Communication: typography, layout, design, production. New York: Holt,
Rinehart and Winston.
http://andreyuris.wordpress.com/2009/01/03/perwajahan-dalam-
perspektif-komunikasi/

http://bayoete.blogspot.com/2011/11/dasar-dasar-tata-letak-dan-
perwajahan.html

http://belajarmultimedia.wordpress.com/2010/09/16/elemen-
elemen-desain-komunikasi-visual/

http://delektika.wordpress.com/2013/04/20/jurnalistik-lay-out/

http://rakhmat-dkv.blogspot.com/2008/07/rakhmat-supriyono.html

http://tombaksada.webs.com/tentangtataletak.htm

Anda mungkin juga menyukai