Tata Letak Perwajahan
Tata Letak Perwajahan
Disusun oleh:
Ardika Maldini
2411412021
Rombel 301
Desain Komunikasi Visual S1
2. Pembahasan
2.1. Pengertian Tata Letak Perwajahan
Tata letak perwajahan/ layout menurut Graphic Art Encyclopedia
(1992:296) “Layout is arrangement of a book, magazine, or other publication
so that and illustration follow a desired format”. Layout adalah merupakan
pengaturan yang dilakukan pada buku, majalah, atau bentuk publikasi
lainnya, sehingga teks dan ilustrasi sesuai dengan bentuk yang diharapkan.
Menurut Smith (1985) dalam Sutopo (2002:174) mengatakan bahwa
proses mengatur hal atau pembuatan layout adalah merangkaikan unsur
tertentu menjadi susunan yang baik, sehingga mencapai tujuan.
Tata letak (lay out) berkaitan dengan penyusunan atau perancangan
fasilitas/elemen grafis (tergambar, terwujud) tertentu ke dalam ruang yang
tersedia dan terbatas. Dengan maksud membentuk suatu susunan yang
menarik. Sementara perwajahan merupakan pengarahan visual bentuk
“jadi” penyajian media cetak secara menyeluruh dalam perspektif
fungsional, keteraturan, hubungan, proporsi, dsb yang menjiwai tata letak
(delektika.wordpress.com).
Perwajahan adalah penyusunan unsur-unsur desain berupa garis,
bidang, warna ke dalam suatu halaman yang disebarkan melalui media
cetak secara kasatmata (visual). Lebih sederhana lagi bahwa perwajahan
adalah proses rancang, olah grafis dan tata letak (lay out) halaman surat
kabar. Dua pengertian tersebut merupakan pengertian yang sangat
sederhana. Kehadiran perwajahan sebenarnya bukan sekadar tindakan
kreatif penggabungan antara kecendikiaan dan keterampilan artistik dan
tidak hanya dimaksudkan untuk memasukkan berita, foto, ilustrasi, dan
iklan, tetapi ada tugas yang lebih berat, yaitu bagaimana perwajahan dapat
menambah daya serap penerimaan pesan di dalamnya
(andreyuris.wordpress.com).
Sejalan dengan apa yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan
bahwa tata letak perwajahan/ layout adalah perancangan atau penyusunan
unsur-unsur desain berupa garis, bidang, warna yang dilakukan pada buku,
majalah, atau bentuk media cetak lainnya dengan baik, sehinggan
mencapai tujuan.
2.2. Jeni-jenis Tata Letak Perwajahan
Jenis-jenis tata letak perwajahan yaitu:
a. Symitrical layout
Symitrical layout disebut juga foundry/vertical lay-out, karena seperti
jemuran, letak berita-beritanya seimbang. Tentu saja kelihatan stasis dan
kolot, karena dari hard ke hard bentangannya tetap saja. Lay out seperti ini
digunakan oleh The New York Time (Turnbull, 1980).
d. Brace Lay-out
Brace lay-out menonjolkan suatu berita besar. Lay out seperti ini
sering menggunakan “Banner Headline”, judul panjang. Berita penting
ditempatkan di sebelah kanan surat kabar, sehingga mengikat pandangan
pembaca ke sana. Kemudian judul lain di sebelah kiri, dan sebelah kanan
lagi (Turnbull, 1980).
e. Circus Lay-out
Circus lay-out adalah tata-rias karnaval, karena ramainya halaman
depan. Semua judul berita dipamerkan di halaman pertama, isinya di
halaman lain. Contoh seperti ini adalah Pos Kota (Jakarta), atau koran-
koran mingguan (Turnbull, 1980).
f. Horizontal Lay-out
Horizontal lay-out adalah tata-rias mendatar. judul berita dibuat
mendatar, dengan berita yang tidak terlalu panjang (Turnbull, 1980).
g. Function Lay-out
Function Lay-out adalah tata-rias yang setiap hard berubah,
bergantung kepada perkembangan dan isi berita hard itu. Bila terjadi hal-
hal luar biasa, sering dipakai apa yang disebut “skyline heads”. Jadi ada
gejala pemindahan nama tempat nama suratkabar itu sendiri. Lay out
seperti ini sering juga dipakai oleh koran-koran Mingguan terbitan Jakarta
(Turnbull, 1980).
Dari pembagian jenis-jenis tata letak perwajahan di atas dapat
disimpulkan bahwa lay out memiliki tujuh jenis antara lain: Symitrical layout,
Informal Balance Lay-out, Quadrat Lay-out, Brace Lay-out, Circus Lay-out,
Horizontal Lay-out, dan Function Lay-out.
Produk-produk yang ada masa sekarang ini banyak yang sudah ada
pada jaman dulunya, hal sama juga terjadi pada desain dan layout di masa
sekarang yang merupakan hasil suatu proses perjalanan eksplorasi dan
kreativitas manusia yang dimulai dari masa lalu. Dalam bukunya
“layout dasar & penerapannya”, Surianto Rustan menerangkan tentang
sejarah layout yang dimulai dari 25.000 tahun S.M saat para manusia yang
hidup dengan berburu dan berpindah-pindah (nomaden) pada jaman
Paleolitikum sampai Neolitikum dengan melukis dinding gua dengan objek-
objek binatang, peristiwa perburuan, dan bentuk-bentuk lain. Peninggalan
yang bisa dilihat adalah pada lukisan gua di Lascaux, Prancis.Kurang lebih
1.500 tahun S.M bangsa Mesir mulai mengenal tulisan hieroglyph dan
sebagai media kertasnya mempergunakan papirus. Peninggalannya di
Abydos (Mesir dinasti ke - 18), Mesir bagian tengah berupa Book of the
Dead yang ditulis di atas papirus, abad ke 15 S.M. Sementara itu di Cina,
masyarakatnya mengembangkan sistem tulisan dengan menggunakan
lebih dari 40.000 karakter, dan peninggalannya berupa manuskrip yang
ditulis di atas kertas mulberry coklat (tombaksada.webs.com).
3. Penutup
Berdasarkan hasil pembahasan tersebut, akhirnya dapat
dikemukakan simpulan sebagai berikut:
Pertama, pengertian bahwa tata letak perwajahan/ layout
adalah perancangan atau penyusunan unsur-unsur desain berupa garis,
bidang, warna yang dilakukan pada buku, majalah, atau bentuk media cetak
lainnya dengan baik, sehinggan mencapai tujuan
Kedua, jenis-jenis tata letak perwajahan di atas dapat disimpulkan
bahwa lay out memiliki tujuh jenis antara lain: Symitrical layout, Informal
Balance Lay-out, Quadrat Lay-out, Brace Lay-out, Circus Lay-out,
Horizontal Lay-out, dan Function Lay-out.
Ketiga, begitulah tadi sejarah tata letak perwajahan, setelah
ditemukannya alat percetakan, desain lay out semakin tambah
berkembang. Hal ini yang menjadikan desain lay out menjadi gemar
dipelajari oleh kalangan masyarakat. Bahkan tata letak perwajahan
dipelajari di setiap universitas maupun lembaga pendidikan yang berbasis
desain grafis.
Hal ini yang mempengaruhi dunia desain komunikasi visual karena
media cetak apapun sangat membutuhkan yang namanya desain lay out
supaya lebih memberikan kenyamanan pembaca dalam membaca dan
memahami isi dari berita atau informasi.
Keempat, tips & trik lay out yang baik meliputi; Lay out hendaknya
mengikuti kebiasaan arah mata berputar, yakni dari kiri
ke kanan.Iklan hendaknya jangan diletakkan di halaman depan; gambar
yang baik, yang ada aksinya. Hindari memuat pasfoto. Karena dengan foto
aksi (action) seolah-olah pembaca bertatap muka dengan orang
bersangkutan, gambar hendaknya jangan di sebelah kiri halaman; fungsi
foto, sama dengan headline. Foto mempunyai fungsi yang penting dalam
lay out; gambar jangan bertumpuk. Kalau mau banyak, dapat diletakkan di
halaman dalam atau bersambung ke halaman lain; kalau suratkabarnya
berwarna, jangan terlalu banyak menampilkan warna. Sebaiknya redaktur
mempelajari bahasa warna atau mengangkat seorang seniman yang
mengerti arti warna; dan berita ditulis bukan untuk menyenangkan sumber
berita, tetapi untuk kepentingan pembaca.
.Berdasarkan kesimpulan tersebut, dapat disarankan kepada
pembaca khususnya perusahaan mebel supaya tulisan ini dapat
menambah wawasan mengenai desain mebel yang baik dan berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Turnbull, Arthur T., & Baird, Russel N. 1980. The Graphics of
Communication: typography, layout, design, production. New York: Holt,
Rinehart and Winston.
http://andreyuris.wordpress.com/2009/01/03/perwajahan-dalam-
perspektif-komunikasi/
http://bayoete.blogspot.com/2011/11/dasar-dasar-tata-letak-dan-
perwajahan.html
http://belajarmultimedia.wordpress.com/2010/09/16/elemen-
elemen-desain-komunikasi-visual/
http://delektika.wordpress.com/2013/04/20/jurnalistik-lay-out/
http://rakhmat-dkv.blogspot.com/2008/07/rakhmat-supriyono.html
http://tombaksada.webs.com/tentangtataletak.htm