Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Koperasi adalah salah satu badan usaha yang cukup berkembang di
Indonesia dan merupakan bentuk perusahaan yang paling sesuai dengan
demokrasi ekonomi Indonesia seperti yang terkandung dalam pasal 33 ayat 1
Undang Undang Dasar 1945, yang menyebutkan bahwa perekonomian
disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Asas
koperasi yang menjunjung tinggi kekeluargaan dalam kegiatannya akrab
dengan budaya yang telah mendarah daging dalam masyarakat. Selain itu
koperasi juga memiliki peran penting bagi perekonomian masyarakat
Indonesia terutama bagi masyarakat dengan ekonomi lemah.
Karena prinsip koperasi yang kekeluargaan koperasi secara ekonomi
kurang memberikan keuntungan bagi pengurus maupun anggotanya ini
buktikan dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian
Pasal 1 ayat 1 dan 2 bahwa : “Koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang- seorang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas azas kekeluargaan dan
perkoperasian adalah segala sesuatu yang menyangkut kehidupan koperasi”.

Laporan keuangan koperasi mencatat semua transaksi yang terjadi


pada koperasi selama satu periode, sehingga pemakai dapat mengetahui
manfaat yang diperoleh sebagai anggota koperasi selama satu periode dengan
Sisa Hasil usaha (SHU) yang diperoleh, sumber daya ekonomi yang dimiliki
dan dapat diketahui pula kewajiban dan kekayaan bersihnya. Adanya satu
standar dalam bidang akuntansi koperasi menjadi sangat penting, supaya
semua pihak yang berhubungan dengan koperasi dapat memahami kondisi

1
keuangan koperasi secara benar. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) khusus
untuk koperasi sebagai sebuah lembaga ekonomi yang dikeluarkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.
27 Tentang Akuntansi Perkoperasian.

PSAK No. 27 sebagai suatu standar yang telah ditetapkan, sudah


seharusnya diterapkan dalam laporan keuangan koperasi di Indonesia.
Berdasarkan PSAK No. 27, bentuk laporan keuangan yang seharusnya
disajikan yaitu berupa Neraca, Perhitungan Hasil Usaha (PHU), Laporan Arus
Kas, Laporan Promosi Ekonomi Anggota, dan Catatan Atas Laporan
Keuangan. Kenyataan di lapangan menunjukkan dalam pelaksanaanya masih
terdapat koperasi yang belum menerapkannya, atau sudah menerapkan, tetapi
belum sesuai dengan PSAK No. 27. Penelitian terhadap penerapan Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan No. 27 Tentang Akuntansi Perkoperasian pada
koperasi menjadi sangat penting, karena akan menjadi tolak ukur kualitas
koperasi serta sebagai salah satu tolak ukur profesionalisme pengelolaan
koperasi.

Dalam menuyusun skripsi ini penulis menggunakan acuan dari kasus


di Koperasi simpan pinjam Karya Abadi. Koperasi simpan pinjam Karya
Abadi ini berdiri karena warga masyarakat yang membuat kesepakatan untuk
membuat koperasi simpan pinjam ini. Dalam rangka membantu perekonomian
masyarakat dan kesejahteraan masyarakat sekitar Cilegon. Awalnya anggota
koperasi simpan pinjam ini tidak banyak hanya beberapa orang yang berminat
untuk menjadi anggota. Tetapi seiring pengetahuan masyarakat yang
bertambah atas manfaat koperasi ini, maka mereka mendaftarkan diri untuk
menjadi anggota koperasi ini. Selain itu koperasi di Indonesia dalam
perkembangannya mengalami pasang dan surut. Koperasi yang berkembang
sejak jaman berdirinya koperasi indonesia sampai sekarang tidak ada yang

2
tumbuh menjadi usaha besar yang seperti pelaku ekonomi yang besar. Adapun
masalah-masalah Koperasi Simpan Pinjam Karya Abadi ialah :

 Kebanyakan pengurus koperasi telah lanjut usia sehingga kapasitasnya


terbatas;
 Pengurus koperasi juga tokoh dalam masyarakat, sehingga “rangkap
jabatan” ini menimbulkan akibat bahwa focus perhatiannya terhadap
pengelolaan koperasi berkurang sehingga kurang menyadari adanya
perubahan-perubahan lingkungan;
 Bahwa ketidakpercayaan anggota koperasi menimbulkan kesulitan dalam
memulihkannya;
 Oleh karena terbatasnya dana maka tidak dilakukan usaha pemeliharaan
fasilitas (mesin-mesin), padahal teknologi berkembang pesat; hal ini
mengakibatkan harga pokok yang relative tinggi sehingga mengurangi
kekuatan bersaing koperasi;
 Administrasi kegiatan-kegiatan belum memenuhi standar tertentu
sehingga menyediakan data untuk pengambilan keputusan tidak lengkap;
demikian pula data statistis kebanyakan kurang memenuhi kebutuhan;
 Kebanyakan anggota kurang solidaritas untuk berkoperasi di lain pihak
anggota banyak berhutang kepada koperasi.

Sedangkan Primer Koperasi Maju Bersama yang menjadi focus


penulis dalam penulisan skripsi ini selama lima tahun terakhir yang dalam
bentuk neraca lalu di analisis dengan alat ukur keuangan yang telah dijelaskan
pada paragraf diatas yaitu melalui rasio likuiditas, rasio leverage / solvabilitas,
rasio aktivitas dan profitabilitas sebagai tolak ukur usaha koperasi dalam
kesuksesan menghasilkan laba yang maksimal selain itu, juga menganalisis
permasalahan apa yang membuat keuntungan koperasi mengalami
ketidakstabilan dalam mencapaian laba (SHU). Selain itu kaitannya, primer

3
koperasi maju bersama ini hanya mengunakan laporan keuangan berupa
neraca tetapi belum melakukan teknik analisis laporan keuangan lebih lanjut
untuk mengetahui kinerja keuangan yang pada koperasi tersebut.

Atas dasar latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan


analisis laporan keuangan yang terdapat pada koperasi sehingga mengambil
judul “Analisis Laporan Keuangan Untuk Mengetahui Kinerja Keuangan
Primer Koperasi Maju Bersama Polres Jakarta Selatan Periode 2010-
2014”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang ada di atas maka
penulis dapat mengindentifikasikan pada penelitian ini, yaitu :
1. Keadaan profit atau laba usaha yang di peroleh oleh Primer Koperasi Maju
Bersama belum stabil.
2. Koperasi dipandang tidak dapat menguntungkan secara ekonomi dan sulit
berkembang karena modal yang relatif terbatas.
3. Buruknya manajemen pelaporan keuangan mengakibatkan terjadinya
kecurangan yang dilakukan oleh pengurus tersebut.
4. Koperasi belum melakukan teknik analisis laporan keuangan lebih lanjut
untuk mengetahui kinerja keuangan.

C. Pembatasan Masalah
Agar penulis dapat mengenai sasaran, maka penulis hanya akan
membahas mengenai laporan keuangan berupa neraca pada periode 2010-
2014 pada Primer Koperasi Maju Bersama di Polres Jakarta Selatan dan
melakukan teknik analisis laporan keuangan koperasi lebih lanjut untuk
mengetahui kinerja keuangan.
D. Perumusahan Masalah

4
Dari pembatasan masalah yang ada, penulis dapat merumuskan
masalah “Bagaimana kinerja keuangan Primer Koperasi Maju Bersama di
Polres Jakarta Selatan melalui teknik analisis laporan keuangan koperasi?”

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja
keuangan Primer Koperasi Maju Bersama di Polres Jakarta Selatan
melalui teknik analisis laporan keuangan.
2. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan adanya manfaat dihasilkan,
antara lain :
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Penulis
Hasil Penelitian ini di jadikan sebagai acuan atau pedoman bagi
penulis dalam menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan
kaidah-kaidah yang di tetapkan oleh sistem keuangan maupun
akuntasi secara benar dan terstruktur selain itu penelitian ini juga
akan menambah wawasan bagi penulis apabila bekerja menjadi
karyawan maupun pimpinan dalam mengupayakan kinerja yang
dihasilkan untuk mencapai target yang di inginkan. Lalu, dalam
proses kinerja akan mengetahui serta dapat menentukan kebijakan.
b. Bagi akademis
Hasil Penelitian di harapakan menjadi pedoman atau studi
perbandingan serta pertimbangan dalam analisis laporan keuangan
untuk mengetahui kinerja keuangan dengan alat ukur rasio
likuiditas, rasio solvabilitas, rasio rentabilitas.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa

5
Hasil penelitian ini di harapkan sebagai sarana untuk menambah
wawasan mahasiswa pada matakuliah akuntasi khususnya pada
laporan keuangan bidang usaha koperasi.
b. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini di harapkan masyarakat mampu mengetahui
sistem keuangan yang baik dan pedoman laporan keuangan
khususnya keuangan bidang usaha koperasi.
c. Bagi Koperasi
Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberi masukan bagi
instansi khususnya Primer Koperasi Maju Bersama di Polres
Jakarta Selatan dalam penyusunan laporan keuangan agar tujuan
yang di inginkan tercapai.
d. Bagi Lembaga Pendidikan
Hasil Penelitian ini di harapkan menjadi salah satu acuan dan
evaluasi kurikulum pembelajaran yang di lakukan di tingkat
menengah atas atau perguruan tinggi pada bidang studi akuntasi
dan sebagai bahan pertimbangan dalam pengajaran untuk
mengetahui kinerja keuangan dalam analisis laporan keuangan.

6
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kinerja Keuangan
1. Pengertian Kinerja Keuangan
Menurut Janes C. Horne dalam buku management policy
mengatakan bahwa kinerja keuangan merupakan ukuran prestasi
perusahaan. Pandangan lain yang dikemukaan oleh Inryo dalam buku
manajemen Keuangan adalah kinerja keuangan merupakan prestasi
keuangan yang dicapai oleh perusahaan dalam periode tertentu.
Pandangan lain menurut Alex S. Nitisemito dalam buku pembelanjaan
perusahaan adalah kinerja keuangan merupakan kegiatan perusahan yang
ditujukan untuk mendapatkan dan mengunakan modal dengan cara yang
efektif.
Pendapat lain yang dikatakan oleh Irham Fahmi, kinerja keuangan
adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu
perusahaan telah melaksanakan dengan mengunakan aturan-aturan
pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Dengan melihat beberapa
pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan perusahan dalam mengukur
prestasi perusahaan dan menggunakan modal secara efektif dan efisien.
2. Teknik dan Pengukuran Analisis Kinerja Keuangan

Pengukuran kinerja keuangan adalah kegiatan yang penting


sebagai sarana atau indikator dalam rangka memperbaiki kegiatan
operasional perusahaan, dengan adanya pengukuran kinerja keuangan
diharapkan perusahaan dapat mengalami pertumbuhan keuangan yang
lebih baik dan juga dapat bersaingan dengan perusahaan atau usaha
lainnya lewat efesien dan efektivitas.

7
Pengukuran kinerja keuangan dilakukan bersamaan dengan proses
analisis dan proses analisis keuangan merupakan suatu pengkajian kinerja
keuangan yang dilakukan secara kritis melalui peninjauan data
keuangan,perhitungan,interprestasi dan pemberian solusi terhadap suatu
periode tertentu.

B. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Agnes Sawir laporan keuangan adalah media yang dapat
dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan dan laporan
keuangan merupakan hasil akhir proses akuntasi. Sedangkan menurut
Kasmir Laporan Keuangan bahwa kewajiban setiap perusahaan untuk
membuat dan melaporkan pada suatu periode tertentu untuk mengetahui
kondisi dan posisi perusahaan terkini.
Adapun pendapat lain, menurut Irham Fahmi laporan keuangan
merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu
perusahaan dan lebih jauh informasi tersebut di jadikan sebagai gambaran
kinerja keuangan. Selain itu ada sisi lain Farid dan Siswanto dalam
bukunya Irham Fahmi mengatakan bahwa laporan keuangan merupakan
informasi yang di harapkan mampu memberikan bantuan kepada
pengguna untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat financial lalu
lebih lanjut lagi.
Sedangkan menurut Manawir dalam bukunya Irham Fahmi
mengatakan bahwa laporan keuangan merupakan alat ukur yang sangat
penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan
dan hasil-hasil yang telah di capai oleh perusahaan yang bersangkutan dan
secara lebih detail Sofyan Assauri dalam buku Irham Fahmi
jugamenyatakan bahwa laporan keuangan merupakan laporan pertanggung
jawaban manajemen sumber daya yang di percayakan kepadanya.

8
Definisi laporan keuangan menurut PSAK No. 27 tahun 1998 : 3
tentang Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
adalah “Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan suatu
perusahaan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan
yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi”.
Dengan demikian dapat kita simpulkan laporan keuangan adalah
laporan pertanggung jawaban yang tertulis berupa angka-angka informasi
keuangan yang akan menentukan kebijakan-kebijakan pada perusahaan
maupun bidang usaha lain, selain itu untuk mengambil keputusan secara
baik sesuai dengan pelaporan keuangan.
2. Jenis-jenis Laporan Keuangan
Hasil akhir siklus akuntasi adalah laporan keuangan, untuk sebuah
perusahaan dan perseorangan laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan
laba rugi dan laporan perubahan modal dan laporan keuangan juga dapat
di susun dengan menggunakan neraca lajur sebagai dasar pengukuran.
Adapun pengertian yang mendalam dari komponen laporan keuangan
sebagai berikut :
a. Neraca
Menurut Mamduh M.Hanafi mendefinisikan bahwa neraca
merupakan snapshot kekayaan perusahaan pada titik waktu tertentu.
Sedangkan menurut S.Munawir mendefinisikan bahwa neraca
merupakan laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal
dari satu perusahaan pada saat tertentu, lalu tujuannya adalah untuk
menunjukan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal
tertentu. Dari pengertian di atas maka dapat di tarik kesimpulan bahwa
neraca merupakan ringkasan laporan keuangan yang artinya laporan
keuangan di susun secara garis besarnya dan mendetail. Selain itu

9
neraca juga dapat menunjukan posisi keuangan berupa aktiva (harta),
kewajiban (hutang), dan modal perusahaan (ekuitas) pada saat tertentu.
b. Laporan Laba rugi
Pengertian laporan laba rugi yang dikatakan James C. Van
Horne dalam buku Kasmir yaitu ringkasan pendapatan dan biaya
perusahaan selama periode tertentu di akhiri dengan laba atau rugi
pada periode tersebut. Laporan laba rugi terdiri dari penghasilan biaya
perusahaan pada periode tertentu, biasanya dalam kurung waktu satu
tahun dan dalam praktiknya komponen pendapatan yang di laporkan
dalam laporan laba rugi terdiri dari beberapa jenis yaitu pendapatan
atau penghasilan yang di peroleh dari usaha pokok (usaha utama)
perusahan dan pendapatan atau penghasilan yang di peroleh dari luar
usaha pokok (usaha sampingan) perusahaan.
c. Laporan Perubahan Modal
Pada bagian laporan ini akan terlihat perubahan yang terjadi
dan aktiva setiap perusahaan akan berubah, data untuk meyusun
laporan perubahan modal dapat di ambil melalui kolom neraca maka
dari hasil tersebut terlihat perubahan modal yang terjadi.
d. Laporan Catatan Atas Laporan
Laporan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan
yang dibuat berkaitan dengan laporan keuangan yang disajikan.
Laporan ini memberikan informasi tentang penjelasan yang dianggap
perlu atas laporan keuangan yang ada sehingga menjadi jelas sebab
penyebabnya.Tujuannya adalah agar pengguna laporan keuangan
dapat memahami jelas data yang disajikan. Maka dapat ditarik
kesimpulannya bahwa laporan catatan atas laporan adalah review
informasi keuangan yang dianggap penting pas laporan keuangan.
e. Laporan Arus Kas

10
Menurut Mamduh M. Hanafi menyatakan bahwa Laporan arus
kas adalah sama halnya laporan aliran kas yaitu dimana aliran kas
masuk dan keluar perusahaan untuk jangka tertentu dan membutuhkan
beberapa situasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa laporan arus kas
adalah proses pelaporan keuangan melalui aliran kas masuk dan keluar
pada perusahan pada periode tertentu dan membutuhkan waktu serta
situasi yang lebih akurat.
3. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Irham Fahmi tujuan laporan keuangan adalah untuk
memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan tentang kondisi
suatu perusahaan dari sudut angka-angka dalam satuan moneter. Jadi,
dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan, akan dapat
diketahui kondisi keuangan perusahaan secara menyeluruh. Kemudian,
laporan keuangan tidak hanya sekedar cukup dibaca saja, tetapi juga harus
dimengerti dan dipahami tentang posisi keuangan perusahaan saat ini.
Caranya adalah dengan melakukan analisis keuangan melalui berbagai
rasio keuangan yang lazim dilakukan.
Laporan keuangan juga dapat disusun secara mendadak sesuai
kebutuhan perusahaan maupun secara berkala. Menurut pandangan
Kasmir, ada beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan
keuangan yaitu:
a. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang
dimiliki perusahaan saat ini.
b. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal
yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
c. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang
diperoleh pada suatu periode tertentu.
d. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang
dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

11
e. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi
terhadap aktiva, pasiva dan modal perusahaan.
f. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam
suatu periode.
g. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.
h. Informasi keuangan lainnya.
C. Analisis Laporan Keuangan
1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan pada dasarnya merupakan perhitungan
melalui rasio-rasio untuk menilai keadaan keuangan perusahaan atau
badan usaha dimasa lalu, dan nantinya akan menjadi pendoman untuk
masa depan. Analisis laporan keuangan adalah suatu proses untuk
membantu memecahkan masalah yang ada di perusahaan dan badan usaha
lainnya sehingga di harapkan dapat di pahami dan di mengerti oleh
berbagai pihak karena tujuan utama analisis laporan keuangan adalah agar
dapat mengetahui posisi keuangan perusahaan saat ini.
Kesimpulan yang dapat kita pahami adalah analisis laporan
keuangan merupakan proses laporan keuangan yang lebih mendalam dan
kaitannya dengan kinerja keuangan perusahaan dan badan usaha lainnya
mengunakan metode analisis rasio.
2. Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan
Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan
informasi pada perusahaan sehingga akan menunjukan kualitas kinerja
keuangan yang terdapat pada perusahaan tersebut. Menurut pandangan
Sofyan Syafri Harahap dalam buku Irham Fahmi terhadap analisis laporan
keuangan yaitu bahwa laporan keuangan akan bisa membuka tabir sebagai
berikut:

12
a. Kesalahan proses akuntasi seperti kesalahan pencatatan, kesalahan
pembukuan, kesalahan jumlah, kesalahan perkiraan, kesalahan
posting dan kesalahan jurnal.
b. Kesalahan lain yang disengaja misalnya tidak mencatat, pencatatan
harga yang tidak wajar, menghilangkan data, income smoothing,
dan sebagainya.
3. Metode Analisis Laporan Keuangan
Bagi manajemen keuangan dengan menghitung rasio-rasio tertentu
akan memperoleh suatu informasi tentang kekuatan yang di hadapi
perusahaan di bidang keuangan sehingga dapat membuat keputusan-
keputusan yang penting bagi kepentingan perusahaan untuk masa yang
akan datang. Menurut Kasmir metode analisis sebagai berikut :
a. Analisis Vertikal (Statis) merupakan analisis yang di lakukan
terhadap hanya satu periode laporan keuangan saja. Analisis di
lakukan antara pos-pos yang ada dalam satu periode. Informasi
yang di peroleh hanya untuk satu periode saja dan tidak di ketahui
perkembangan dari periode ke periode tidak di ketahui.
b. Analisis Horizontal (Dinamis) merupakan analisis yang di lakukan
dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode.
Dari hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari
periode yang satu ke periode yang lain.
D. Rasio
1. Pengertian Rasio
Menurut Irham Fahmi menyatakan secara sederhana rasio di sebut
sebagai perbandingan jumlah dari satu jumlah dengan jumlah lainnya,
itulah yang di lihat perbandingannya dengan harapan akan di temukan
jawaban untuk di jadikan bahan kajian analisis dan memputuskan
sedangkan menurut Joel G. Siregar dan Jae K.Shim dalam buku Irham

13
menerangkan bahwa rasio merupakan hubungan antara satu jumlah
dengan jumlah lainnya.
Sehingga dapat di tarik kesimpulan bahwa pengertian rasio adalah
alat perbandingan satu jumlah dengan jumlah lain dan memiliki hubungan
dengan jumlah satu dan jumlah lain. Selain itu rasio alat yang di nyatakan
dalam aritmacetical terms yang di gunakan untuk menjelaskan hubungan
antara dua macam data financial dengan membandingkan berbagai
perkiraan dalam laporan keuangan sehingga menggambarkan tentang
kondisi keuangan dalam perusahaan.
2. Pengertian Rasio Keuangan
Menurut James C. Van Home dalam buku Kasmir mengatakan
bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka
akuntasi dan di peroleh dengan membagi satu angka dengan angka
lainnya.Sedangkan menurut Syafaruddin Alwi rasio keuangan adalah alat
yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolute untuk menjelaskan
hubungan tertentu antara faktor yang satu dengan faktor yang lain dari
suatu laporan finansial.
Pendapat lain yang dikemukan tentang rasio keuangan adalah
menurut Irham Fahmi yaitu rasio keuangan adalah suatu kajian yang
melihat perbandingan antara jumlah-jumlah yang terdapat pada laporan
keuangan dengan mempergunakan formula-formula yang di anggap
representative untuk diterapkan. Kemudian dapat disimpulkan rasio
keuangan adalah laporan keuangan yang digabungkan dari laporan neraca
atau laporan laba rugi untuk dikaji lebih detail untuk mengetahui
perbandingan yang terjadi pada perusahaan atau badan usaha lainnya.
3. Kelemahan dan Keunggulan Rasio Keuangan
Menurut Sofyan Syahri Harahap dalam buku Irham Fahmi analisis
rasio keuangan mempunyai keunggulan sebagai berikut :

14
a. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistic yang lebih mudah
di baca dan di tafsirkan.
b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang di
sajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
c. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industry lain.
d. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model
pengambilan keputusan dan model predeksi (Z-Score).
e. Menstandardisasi size perusahaan.
f. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan
lainnya atau melihat perkembangan perusahaan secara periodic atau
time series.
g. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di
masa yang akan datang.

Sedangkan kelemahan analisis rasio keuangan menurut Irfan


Fahmi adalah sebagai berikut :

a. Penggunaan rasio keuangan akan memberikan pengukuran yang


relative terhadap kondisi suatu perusahaan.
b. Analisis rasio keuangan hanya dapat di jadikan sebagai peringatan
awal dan bukan kesimpulan akhir.
c. Setiap data yang di peroleh yang di pergunakan dalam menganalisis
adalah bersumber dari laporan keuangan perusahaan.
d. Pengukuran rasio keuangan banyak bersifat artificial artinya
perhitungan rasio keuangan tersebut di lakukan oleh manusia dan
setiap pihak memiliki pandangan yang berbeda-beda dalam
menempatkan ukuran.
E. Koperasi
1. Pengertian Koperasi

15
Banyak pandangan dan anggapan arti dari koperasi itu sendiri bahkan
tak jarang arti tersebut di kaitan dengan prinsip-prinsip koperasi yang ada,
salah satunya yang mencantumkan arti koperasi melalui prinsip-prinsip
koperasi adalah UU No .25 Tahun 1992 tentang perkoperasian di Indonesia.
Koperasi di definisikan sebagai “Badan usaha yang beranggotakan orang-
seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berdasarkan atas kekeluargaan”.
Menurut pandangan (Edilius dan sudarsono:1993)39 yang dikutip
(ILO:1996) dalam buku manajemen koperasi (teori dan praktik), koperasi
adalah suatu perkumpulan orang, biasanya yang memiliki kemampuan
ekonomi terbatas yang melalui bentuk organisasi perusahaan yang diawasi
secara demokratis, masing-masing memberikan sumbangan yang
setaraterhadap modal yang diperlukan dan bersedia menanggung resiko serta
menerima imbalan yang sesuai dengan usaha mereka.
Terlepas dari hal itu semua sebenarnya arti koperasi dapat disimpulkan
koperasi adalah badan usaha atau organisasi di mana anggota sebagai pemilik
dan sekaligus sebagai pelanggan serta badan usaha yang beranggotakan orang
seorang atau badan hokum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsipkoperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan asas kekeluargaan.
2. Tujuan Koperasi
Pada dasarnya koperasi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan
meningkatkan kesejahteraan anggotanya selain itu, koperasi juga sebagai satu-
satunya bentuk perussahaan yang secara konstitusional yang dinyatakan
sesuai dengan susunan perkonomian yang hendak dibangun oleh Indonesia.
Menurut UU No.25 tahun 1992 tentang perkoperasian pada bab 2 pasal 3
menjelaskan bahwa koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun

16
tatanan perekonomian nasional dengan rangka mewujudkan masyarakat yang
maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
Berdasarkan pasal tersebut, tujuan koperasi pada garis besarnya
meliputi 3 hal yaitu :
a. Memajukan kesejahteraan anggotanya.
b. Memajukan kesejahteraan masyarakat.
c. Ikut serta membangun tatanan perekonomian nasional
3. Fungsi dan Peran Koperasi
Menurut UU No.25 tahun 1992 tentang perkoperasian pada bab 3
bagian pertama pasal 4 menjelaskan fungsi dan peran koperasi adalah :
a. Membangun dan mengembangkan potensi serta kemanipuan ekonomi
anggota pada khususnya dan masyarakat, pada umumnya untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat.
c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya.
d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
nasional yang merupakan usaha bersama atas asas kekeluargaan dan
demokrasi ekonomi.
4. Landasan dan Asas Koperasi
Setiap badan usaha mulai dari perusahaan maupun perseorangan pasti
memiliki landasan dan asas, begitu juga dengan koperasi yang memiliki
landasan dan asas secara umum sebagai berikut :
a. Pandangan hidup dan cita-cita moral yang ingin dicapai suatu bangsa.
Unsur ini lazimnya disebut sebagai landasan cita-cita atau landasan idiil
yang menentukan arah perjalanan usaha koperasi.
b. Semua ketentuan atau tata tertib dasar yang mengatur agar falsafah bangsa
sebagai jiwa dan cita-cita moral bangsa benar-benar hayati dan diamalkan.

17
Unsur landasan koperasi yang kedua ini disebut sebagai landasan
struktural.
c. Adanya rasa karsa untuk hidup dengan mengutamakan tindakan saling
tolong menolong diantara sesama manusia berdasarkan ketinggian budi
dan harga diri, serta dengan kesadaran sebagai makhluk pribadi yang
harus bergaul dan bekerjasama dengan orang lain. Sikap dasar yang
demikian ini dikenal dengan asas koperasi.
5. Prinsip Koperasi
Prinsip koperasi disebut juga sebagai sendi-sendi dasar koperasi untuk
dijadikan pedoman pokok setiap gerak langkah pengelolaan usaha koperasi
sehingga dapat ditarik kesimpulan prinsip koperasi sebagai berikut :
a. Sebagai pedoman pelaksanaan usaha koperasi dalam mencapaian tujuan.
b. Sebagai ciri-ciri khas koperasi yang membedakannya dengan usaha lain.
Negara Indonesia pun sebenarnya juga memiliki prinsip koperasi yang
diterapkan berdasarkan undang-undang, Menurut UU No.25 tahun 1992
tentang perkoperasian pada bab 3 bagian kedua pasal 5 menjelaskan bahwa
prinsip koperasi dibagi 2 macam yaitu :
a. Koperasi melaksanakan prinsip koperasi sebagai berikut :
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
2. Pengelolaan di lakukan secara demokratis.
3. Pembagian sisa hasil usaha di lakukan secara adil sebanding dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota
4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
b. Dalam mengembangkan koperasi, maka koperasi melaksanakan pula
prinsip koperasi sebagai berikut :
1. Pendidikan perkoperasian.
2. Kerjasama antar koperasi.
F. Laporan Keuangan Koperasi

18
Laporan keuangan koperasi pada dasarnya sama dengan laporan
keuangan perusahaan pada umumnya, hanya yang membedakan dari nama
penyembutannya dan pengkategorian laporan itu sendiri. Dalam laporan
keuangan koperasi itu sendiri mengunakan 3 jenis laporan keuangan yaitu
neraca, laporan rugi/laba dan laporan perubahan modal atau laba ditahan atau
sisa hasil usaha (SHU). Berikut adalah penjelasan dari 3 jenis laporan
keuangan koperasi :
a. Neraca
Neraca pada laporan keuangan koperasi ini dimaksudkan sebagai suatu
daftar aktiva-aktiva, utang dan modal suatu kesatuan usaha pada suatu
tanggal tertentu.Biasanya pada akhir dari satu bulan atau satu tahun.
b. Laporan Laba/Rugi
Laporan laba/rugi adalah laporan yang dianggap sebagai laporan
tambahan mengenai sistematis penghasilan dan membayar produksi-
produksi yang dikeluarkan pada periode tertentu.
c. Laporan Perubahan modal atau laba ditahan atau SHU
Laporan ini yang membantu dalam proses pengembangan laporan
keuangan terkait terhadap modal dan keuntungan setiap suatu usaha yang
dihasilkan.
G. Analisis Laporan Keuangan Koperasi
Pada umumnya analisis laporan keuangan koperasi memiliki
persamaan dengan analisis laporan keuangan lainnya, manfaat dari
penyusunan dan analisis laporan keuangan suatu koperasi berguna untuk
mengetahui posisi keuangan koperasi itu sendiri dan dapat dijadikan alat
dalam pertanggungjawaban pengurus. Berikut adalah analisis jenis rasio
keuangan koperasi yang digunakan dalam penelitian ini :
1. Rasio Likuiditas
a. Pengertian Rasio Likuiditas

19
Menurut Fred Weston dalam buku Kasmir mengatakan bahwa
rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek artinya
apabila perusahaan di tagih, perusahaan di tagih perusahaan akan
mampu untuk memenuhi utang tersebut terutama utang yang sudah
jatuh tempo.
Sedangkan menurut Kasmir rasio likuiditas untuk
menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo baik kewajiban
kepada pihak luar perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun dalam
perusahan (likuiditas perusahaan), lalu menurut Syafaruddin Alwi
rasio likuiditas di gunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban financial jangka pendek yang berupa
hutang-hutang jangka pendek (short-term debt).
b. Jenis-jenis Rasio Likuiditas
Secara umum tujuan utama rasio keuangan di gunakan untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dari
rasio likuiditas dapat diketahui hal-hal lain yang lebih spesifik dalam
praktiknya dapat mengunakan jenis rasio likuiditas sebagai berikut :
a. Current Ratio (rasio lancar)
Rasio lancar ini merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang
yang segera jatuh tempo.Standar yang digunakan pada rasio lancar
adalah 200% (2:1) artinya adalah dengan hasil rasio seperti itu
perusahaan sudah merasa berada di titik aman dalam jangka
pendek. Dengan rumus sebagai berikut :
Aktiva lancar
Current Ratio = X 100 %
Hutang lancar

20
b. Rasio sangat lancar (quick ratio atau acid test ratio)
Rasio sangat lancar ini merupakan rasio yang menunjukan
perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang
lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa
memperhitungkan nilai sediaan (inventory). Standar yang
digunakan pada rasio sangat lancar adalah 1,5 kali yang artinya
bahwa kondisi perusahaan baik dalam melunasi hutang lancar
tanpa menjual sediaan (inventory). Dengan rumus sebagai berikut :
Akiva lancar – Persediaan
Quick Ratio = X 100 %
Hutang Lancar
c. Rasio kas (cash ratio)
Rasio kas ini merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.
Standar yang digunakan pada rasio kas ini adalah 50% artinya
adalah menunjukan perusahaan yang baik dalam membayar utang
jangka pendek, jika suatu perusahaan melebihi jauh dari presentase
standar rasio kas tersebut dikatakan kurang baik karena terjadi
dana yang menganggur, yang tidak atau belum digunakan secara
optimal. Dengan rumus sebagai berikut :
Kas + Efek
Cash Ratio = X 100 %
Hutang lancar
2. Rasio Leverage / Solvabilitas
a. Pengertian Rasio Leverage/Solvabilitas
Rasio solvabilitas merupakan rasio yang di gunakan untuk
mengukur sejauh mana aktiva perusahaan di biayai dengan hutang
artinya berapa besar beban hutang yang di tanggung perusahaan di
bandingkan dengan aktivanya.Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio

21
solvabilitas di gunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
unruk memabayar kewajibannya (hutang). Menurut Irham Fahmi rasio
leverage atau solvabilitas.
b. Jenis-jenis Rasio Leverage / solvabilitas
Biasanya pengunaan rasio solvabilitas di sesuaikan dengan
tujuan perusahan, dalam praktiknya terdapat beberapa jenis rasio
solvabilitas yang sering di gunakan dalam perusahan. Adapun jenis-
jenis rasio solvabilitas sebagai berikut :
a. Total Debt to Equity Ratio (TIDER)
TIDER adalah kegiatan dari setiap rupiah modal sendiri
yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan huang. TIDER dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Hutang Lancar + Hutang Jangka Panjang
TIDER = X 100 %
Jumlah Modal Sendiri
b. Total Debt to Total Ratio (TDTAR)
TDTAR adalah beberapa bagian dari keseluruhan
kebutuhan dana yang dibiaya dengan hutang atau bagian dari
aktiva yang digunakan untuk menjamin hutang. TDTAR dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Hutang Lancar + Hutang Jangka Panjang
TDTAR = X 100%
Total Aktiva
c. Long Term Debt to Equity Ratio (LTDER)
LTDER adalah dari kegiatan dari setiap rupiah modal
sendiri yang dijadikan jaminan untuk hutang jangka panjang.
LTDER dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :

22
Hutang Jangka Panjang
LTDER = X 100 %
Modal Sendiri
d. Time Interest Earned Ratio (TIER)
TIER adalah besarnya jaminan untuk membayar bunga
hutang. Rasio ini dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
EBIT
TIER = = ------- Kali
Bunga Hutang

3. Rasio Aktivitas
a. Pengertian Rasio Aktivitas
Menurut Irham Fahmi rasio aktivitas adalah rasio yang
menggambarkan sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan
sumber daya yang dimilikinya guna menunjang aktivitas perusahaan.
Kemudian menurut kasmir rasio aktivitas merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam mengunakan
aktiva yang dimilikinya. Sehingga dapat kita simpulkan rasio aktivitas
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas
perusahaan dalam mengunakan aktiva yang dimilikinya. Atau dapat
dikatakan rasio ini digunakan mengukur tingkat efesiensi dalam
pemanfaatan sumber daya.
b. Jenis-jenis Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas yang dapat digunakan menajemen untuk
mengambil keputusan terdiri dari beberapa jenis dan penggunaan rasio
yang diinginkan sangat tergantung dari keinginan manajemen
perusahaan.
a. Total Assets Turn Over (Rasio Perputaran Dana Operasi)

23
Rasio ini menunjukkan kemampuan dan yang tertanam dalam
keseluruhan aktiva, berputar dalam suatu periode tertentu atau
kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan revenue.
TAT dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Hasil Penjualan Bersih
TAT = = -------- Kali
Total Aktiva
b. Inventory Turnover (Rasio Perputaran Persediaan)
Seringkali perusahaan mengalami kesulitan dalam modal
kerja yang biasanya disebabkan oleh terlalu banyaknya dana
tertanam dalam persediaan. Hal ini mengakibatkan perputaran dana
menjadi rendah, apalagi jika persediaan teersebut sulit untuk dijual.
Inventory Turnover dipergunakan untuk mengukur kemanapun dana
yang tertanam dalam persediaan berputar dalam suatu periode
tertentu, atau likuiditas dari persediaan dan tendensi untuk adanya
kelebihan stock. Semakin tinggi perputaran dana yang tertanam
dalam perusahaan akan semakin baik. Rumus dari rasio ini adalah
sebagai berikut :
Harga Pokok Penjualan
Inventory Turnover = = -------Kali
Inventory Rata-rata
c. Average Days Inventory
Adalah periode rata-rata persediaan barang di gudang.
Semakin pendek periode rata-rata persediaaan barang di gudang,
semakin baik. Hal ini diebabkan dana yang tertanam dalam
inventory semakin efektif. Rumus dari rasio ini adalah sebagai
berikut :

24
Inventory Rata-rata X 360
Average Days turnover = = ----- Hari
Harga Pokok Penjualan
d. Working Capital Turnover (WTC)
Adalah kemampuan modal kerja berputar dalam suatu
periode tertentu atau indikasi dari siklus kas (cash cycl) suatu
perusahaan. WTC dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
Penjualan Neto
WTC = = ----- Kali
Aktiva Lancar – hutang Lancar
4. Rasio Profitabilitas
a. Pengertian Rasio Profitabilitas
Rasio profitabiltas adalah rasio untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan dan memberikan ukuran
tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Sedangkan menurut
Irham Fahmi, rasio profitabilitas adalah rasio yang mengukur
efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar
kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya
dengan penjualan maupun investasi.
b. Jenis-jenis Rasio Profitabilitas
Sesuai dengan tujuannya yang hendak dicapai, terdapat
beberapa jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan dan dapat
mengukur keuangan perusahaan atau usaha dalam beberapa periode
yang diinginkan.
a. Gross Profit Margin (GPM)
GPM untuk mengukur kemampuan perusahaan
memperoleh laba kotor / bruto per rupiah penjualan. Rasio ini
dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

25
Penjualan Neto – Harga Pokok Penjualan
GPM = X 100 %
Penjualan Neto
b. Operating Income Ratio (Operating Profit Margin)
Dengan rasio ini dapat diketahui kemampuan perusahaan
menghasilkan laba operasi (laba sebelum bunga dan pajak) untuk
setiap rupiah penjualan. Rums yang digunakan untuk menhitung
Operating Income Ratio adalah sebagai berikut :
Penjualan Neto – HPP – Biaya Administrasi, Penjualan dan
Umum
OIR = X 100%
Penjualan Neto
c. Operating Ratio
Operating Ratio menunjukkan besarnya biaya operasi yang
terkandung dalam setiap rupiah penjualan. Operating Ratio dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

HPP + Biaya Administrasi Penjualan dan Biaya Umum


OR = X 100 %
Penjualan Neto
d. Net Profit Margin
Adalah keuntungan Neto per rupiah penjualan. Rumus
yang digunakan adalah sebagai berikut :
Keuntungan Neto Sesudah Pajak
NPM = X 100 %
Penjualan Neto
e. Earning Power of Total Investment (Rate of Return on Total
Asset)

26
Rasio ini dipergunakan untuk kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba yang dihubungkan dengan jumlah dana
yang ditanam dalam keseluruhan aktiva suatu perusahaan.
Semakin besar rasio ini akan semakin baik tingkat profitabilitas
suatu perusahaan. ROA dihitung menggunakan rumus sebagai
berikut :
EBIT
ROA = X 100 %
Jumlah Aktiva
f. Net Earning Power Ratio (Rate of Return on Investment)
Rasio ini dipergunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba yang sesungguhnya, laba
yang dicapai dihubungkan dengan jumlah dana yang ditanam
dalam peusahaan tesebut. Semakin besar rasio ini akan semakin
baik tingkat profitabilitas suatu perusahaan. ROI dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
Keuntungan Neto Sebelum Pajak (EAT)
ROI = X 100 %
Jumlah Aktiva
g. Rate of Return for the Owners (Rate of Return on Equity)
ROE dipergunakan untuk mengukur kemampuan modal
sendiri dalam menghasilkan laba bersih. Perbedaan antara ROE
dan ROI terletak pada perbandingannya. Pada ROI laba
dibandingkan dengan aktiva yaitu seluruh dana yang ditanamkan
baik yang berasal dari modal (modal sendiri) maupun yang berasal
dari luar (pinjaman-pinjaman). Sedangkan ROE perbandingannya
adalah modal sendiri yang berasal dari perusahaan yang berupa
modal saham / pemilik, agio saham, dan laba yang ditahan. ROE
dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

27
Keuntungan Neto Sesudah Pajak
ROE = X 100%
Jumlah Modal Sendiri
H. Penelitian yang Revelan
Sebagai bahan perbandingan, dalam penelitian ini penulis
mencantumkan hasil kajian/penelitian terdahulu yang relevan dengan
penelitian yang akan dilakukan. Tujuan mencantumkan kajian terdahulu
adalah untuk menunjukkan penelitian yang dilakukan apakah memiliki
kesamaan, perbedaan sehingga akan lebih menjelaskan posisi permasalahan
yang akan diteliti.
1. Penelitian yang di lakukan oleh Kurniawan Abdullah Rosyid dalam tugas
akhirnya yang berjudul analisis laporan keuangan untuk menilai kinerja
keuangan pusat koperasi pegawai republik Indonesia kabupaten dengan
hasil penelitian yaitu Mempertahankan tingkat likuiditas yang dimiliki
koperasi. Agar cash ratio meningkat koperasi harus bisa mengurangi
jumlah hutang lancar dan mengurangi penggunaan kas atau biaya yang
berlebihan, misalnya dalam aktivitas operasional dan aktivitas investasi
yang menyebabkan kas menurun terlalu besar. Serta mempertahankan dan
meningkatkan tingkat rentabilitas koperasi, yaitu dengan menjaga tingkat
rentabilitas ekonomi dan rentabilitas modal sendiri.
2. Penelitian yang di lakukan oleh Ulin Ni’mah dalam tugas akhirnya yang
berjudul analisis kinerja keuangan pada koperasi BMT bina usaha
kecamatan bergas kabupaten Semarang dengan hasil penelitian analisis
likuiditas pada koperasi BMT Bina Usaha dilihat berdasarkan angka rasio
yang dihasilkan menunjukkan angka yang cukup baik atau likuid pada
analisis Current Ratio. Lalu, Analisis Solvabilitas pada koperasi BMT
Bina Usaha menunjukkan hasil yang cukup baik atau solvable dalam
memenuhi kewajiban-kewajiban panjang maupun pendeknya. Hal ini
dilihat dari hasil analisis yang menunjukkan sesuai angka yang sesuai

28
standar yang telah ditetapkan dan analisis Rentabilitas menunjukkan
bahwa koperasi BMT Bina Usaha cukup rentabel dalam menghasilkan
SHU yang maksimal. Hal ini dilihat dari angka-angka ras\io yang
dihasilkan telah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
3. Penelitian yang di lakukan oleh Lilik Hardiningsih yang berjudul analisis
laporan keuangan dalam menilai kinerja keuangan pada primer koperasi
angkatan darat (primkopad) kartika benteng di Balikpapan dengan hasil
penelitian analisis rasio terhadap laporan keuangan ini, sangat berguna
untuk menilai atau mengukur kinerja keuangan koperasi, maka diharapkan
untuk Primer Koperasi Angkatan Darat 22 (Primkopad) Kartika Benteng
Sejahtera sebaiknya melakukan analisis rasio ini secara keseluruhan dan
secara rutin. Tujuannya, agar koperasi dapat mengetahui kekuatan dan
kelemahan yang ada untuk digunakan sebagai pedoman dalam
menentukan kebijaksanaan untuk periode selanjutnya.
I. Kerangka Berpikir
Dalam penelitian ini penulis menggunakan laporan keuangan bentuk
neraca untuk di analisis dan mengunakan alat ukur analisis rasio keuangan
dalam menilai kinerja keuangan Primer Koperasi Maju Bersama di Polres
Jakarta Selatan, pengertian neraca itu sendiri adalah ringkasan laporan
keuangan yang disusun secara garis besarnya dan mendetail. Selain itu neraca
juga dapat menunjukan posisi keuangan berupa aktiva (harta), kewajiban
(hutang), dan modal perusahaan (ekuitas) pada saat tertentu.
Analisis laporan keuangan merupakan kegiatan menganalisis dan
penilaian terhadap laporan keuangan yang membantu dalam menjawab
berbagai pertanyaan tentang keadaan keuangan perusahaan sedangkan kinerja
keuangan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan perusahan dalam
mengukur prestasi perusahaan dan menggunakan modal secara efektif dan
efisien.

29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat yang akan dijadikan untuk penelitian ini adalah Primer


Koperasi Maju Bersama di Polres Jakarta Selatan dengan mengambil laporan
keuangan dari periode 2010-2014, penulis tertarik melakukan penelitian di
primer koperasi Maju Bersama di Polres Jakarta Selatan karena ingin tahu
perkembangan pada koperasi tersebut khususnya pada laporan keuangan.
Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan terhitung dari bulan Mei
sampai bulan Oktober 2016.
B. Metode Penelitian
Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini sifatnya deskriptif dengan pendekatan kuantitatif artinya
bahwa penelitian ini memberikan gambaran dan menerangkan laporan
keuangan pada primer koperasi maju bersama di polres Jakarta Selatan pada
periode 2010-2014.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek, yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi
terbagi kedalam dua macam, yaitu populasi terukur adalah populasi yang
secara riil dijadikan dasar dalam penentuan sampel, dan secara langsung
menjadi lingkup sasaran keberlakuan kesimpulan. Sedangkan populasi Target
adalah populasi yang dengan alas an yang kuat (reasonable) memiliki
kesamaan karakteristik dengan populasi terukur. Populasi yang di gunakan
pada penelitian ini adalah laporan keuangan Primer Koperasi Maju Bersama
Polres Jakarta Selatan.

30
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang di miliki oleh
populasi tersebut. Dapat di simpulkan bahwa sampel adalah bagian dari
populasi yang akan di jadikan sumber data dan merupakan satu kesatuan yang
diambil dari populasi obyek. Sampel yang akan di gunakan dalam penelitian
ini adalah laporan keuangan Primer Koperasi Maju Bersama Polres Jakarta
Selatan Periode 2010-2014.
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Sumber Data
a. Data primer
Data primer merupakan data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data. Pada penelitian ini menggunakan data primer asli
bersumber dari Primer Koperasi Maju Bersama Polres Jakarta Selatan
dengan mengunakan metode wawancara.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang di peroleh
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara atau dengan
kata lain di catat oleh pihak tertentu. Data sekunder umumnya berupa
bukti, catatan atau laporan-laporan yang telah tersusun dalam arsip
yang di publikasikan maupun tidak dari data tersebut yang berupa
dokumen itu yang akan di teliti dengan bebagai sumber sehingga data
yang di ambil pada penelitian ini adalah data sekunder.
2. Teknik Pengumpulan data
Dalam penelitian lapangan, penulis menganalisis data yang ada di
lapangan, sehingga antara pengertian dan teori yang ada dapat dibuktikan
kecocokan nya maka dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik
pengumpulan data sebagai berikut :
a. Wawancara
Merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam

31
suatu topic tertentu. Dalam hal ini penulis menanyakan langsung
kepada kepala dan bendahara pengurus Primer Koperasi Maju
Bersama Polres Jakarta Selatan terkait laporan keuangan yang di
hasilkan selama periode 2010-2014 dan juga mengenai sejarah
koperasi tersebut.
b. Studi Dokumen
Studi Dokumen (Documentary Study) merupakan suatu teknik
pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-
dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.
Dokumentasi juga merupakan pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara diperoleh secara langsung. Dalam hal ini penulis
mengambil data Primer Koperasi Maju Bersama terkait laporan
keuangan secara langsung melalui bendahara pengurus koperasi.
E. Teknik Analisis Data
Setelah mengumpulkan seluruh data koperasi tersebut yang diperlukan
untuk melanjutkan penelitian, maka langkah-langkah analisis data yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Dimulai dari persiapan pelaksanaan dan pengurusan ijin penelitian di
Primer Koperasi Maju Bersama Polres Jakarta Selatan.
2. Mengumpulkan data berupa laporan keuangan pada Primer Koperasi Maju
Bersama Polres Jakarta Selatan dari laporan necara dan data-data lain
penunjang lainnya seperti wawancara.
3. Data laporan keuangan tersebut dianalisis dengan mengunakan metode
analisis horizontal yang artinya membandingkan laporan keuangan dari
tahun ketahun, pada penelitian ini mengunakan laporan keuangan 5 tahun
kebelakang yaitu 2010-2014.
4. Setelah itu melakukan analisis rasio keuangan untuk mendapatkan hasil
yang akan diperoleh, adapun analisis rasio yang digunakan adalah rasio
likuiditas dengan metode rasio lancer (current ratio), rasio solvabilitas

32
dengan metode debt to asset ratio, rasio aktivitas dengan metode total
asset turn over (TATO), dan terakhir rasio profitabilitas dengan metode
net profit margin.
5. Rasio keuangan untuk mendapatkan hasil yang akan diperoleh, adapun
analisis rasio yang digunakan adalah rasio likuiditas dengan metode rasio
lancer (current ratio), rasio solvabilitas dengan metode debt to asset ratio,
rasio aktivitas dengan metode total asset turn over (TATO), dan terakhir
rasio profitabilitas dengan metode net profit margin .
6. Kemudian menganalisis data dengan cara menggabukan dari analisis rasio
keuangan dengan hasil wawanacara kepada bendahara Primer Koperasi
Maju Bersama.
7. Penarikan kesimpulan dan saran

33
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Primer Koperasi Maju Bersama


1. Sejarah Primer Koperasi Maju Bersama
Primer Koperasi Maju Bersama di Polres Jakrta Selatan
berkedudukan di Jalan Wijaya II no 42 Pulo, Kebayoran Baru Jakarta
Selatan, didirikan pada tanggal 27 Juni 2009 dan pada tahun 2009 telah
mendapatkan pengesahan/berbadan hukum dengan akte No. 37, dan
tanggal 8 september 2009 Primer Koperasi menyelenggarakan rapat
khusus perubahan anggaran dasar dan telah mendapatkan pengesahan dari
Departemen Koperasi dan Pengusaha Kecil Republik Indonesia Daerah
khusus Ibukota Jakarta Nomor b0/PH/Y/IX/1994 tanggal 26 september
1994.
2. Tujuan Primer Koperasi Maju Bersama
Sesuai dengan anggaran dasar Primer Koperasi Maju Bersama
Polres Jakarta Selatan Bab III pasal 4, tujuan dan usaha koperasi sebagai
berikut :
a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan anggota.
b. Mengupayakan dan meningkatkan kesejahteraan anggota.
c. Menjadi pusat informasi dan data bagi anggota dalam melakukan
kegiatan dan berhubungan dengan pihak luar.
d. Melakukan training bagi kepentingan peningkatan kualitas usaha
anggota.
e. Menghindari persaingan yang tidak sehat diantara anggota.
3. Dasar-dasar Hukum yang di Gunakan
Primer Koperasi Maju Bersama ini menggunakan 3 dasar hukum dalam
proses praktiknya, antara lain:
a. Undang-undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian.

34
b. Surat Kapolri No Pol ; B/1283/V/2004 Tanggal 26 Mei 2004 tentang
pengawakan koperasi di lingkungan Polri.
c. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Primer Koperasi Maju
bersama.
B. Pembahasan
Menurut hasil wawancara dijelaskan bahwa memang terjadi
penumpukan barang pada koperasi tersebut dan barang yang menumpuk
tersebut adalah baju olahraga dinas anggota koperasi yang mayoritas anggota
Polri, label seragam, dan yang terakhir sepatu anggota.Penumpakan ini terjadi
karena pergantian Kapolres dimana pada saat itu pihak koperasi yang telah
membuat seragam sesuai rencana dan setelah seragam selesai dalam
praktiknya Kapolres merubah kebijakan yang ada sehingga terjadi
penumpakan barang dan pihak koperasi tidak memiliki kuasa untuk merubah
kebijakan yang ada. Masalah lainnya yaitu anggota koperasi (anggota Polri)
dipindahkan tugas bekerja dan pergantian kebijakan dari pimpinan di Polres
Jakarta. Koperasi ini pun sebenarnya sudah melakukan solusi terbaik dalam
menghadapi masalah tersebut. Pihak koperasi melakukan pelelangan terhadap
seragam yang telah dibuat, pelelangan dan penjualan seragam pun diberikan
harga sesuai dengan harga pokok produksi. Tetapi dalam praktiknya hal ini
kurang efesien karena hanya sebagian barang saja yang mampu terjual dan
seragam tersebut juga bukan merupakan barang yang dapat dikonsumsi secara
umum, melainkan hanya anggota Polri saja.
Menurut penelitian yang revelan memang jika angka likuiditas
menunjukan lebih 500 maka dapat dikatakan tidak baik karena terlalu banyak
barang yang menumpuk dan aktiva yang kurang berjalan dengan baik.
Walaupun mengalami penumpakan barang tetapi untuk memenuhi
kewajibannya koperasi mampu untuk membayar dengan menggunakan aktiva
yang ada dan mampu menjaga aktiva yang ada. Primer Koperasi Maju
Bersama tidak diperkenankan untuk menaiki suku bunga yang karena alasa

35
untuk memenuhi dan melayani anggota yang ada sehingga koperasi tetap
dapat berjalan dengan baik, Hal itulah yang menyebabkan nilai penjualan
tidak optimal dalam menghasilkan laba tetapi dalam praktiknya Primer
Koperasi Maju Bersama dianggap sudah mampu dalam melayani anggotanya
untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkan. Bahkan kebutuhan tersebu
sifatnya dinamis karena mengikuti kondisi perkembangan yang ada. Sehingga
dapat ditarik kesimpulan bahwa koperasi ini memang mengalami kenaikan
dalam pencapaian laba tapi laba yang dihasilkan sedikit, mungkin jika suku
bunga di Primer Koperasi Maju Bersama dapat ditingkatkan pencapaian laba
akan maksimal dan sesuai target yang ada, selain itu untuk persoalan
penumpukan barang jika koperasi dapat merubah kebijakan yang ada maka
hal itu juga akan menghasilkan laba yang maksimal.
C. Keterbatasan Penelitian
1. Kurangnya referensi tentang koperasi.
2. Kurangnya referensi tentang penilaian analisis kinerja koperasi dan
analisis keuangan koperasi.
3. Laporan keuangan yang dimiliki penelitian ini terbatas hanya lima periode
2010-2014.
4. Penelitian dilakukan di Primer Koperasi Maju Bersama Polres Jaksel
sehingga hasil penelitian tidak dapat digunakan pada koperasi lainnya.

36
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di bab IV maka penulis
dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja keuangan Primer Koperasi Maju
Bersama Polres Jaksel melalui teknik analisis laporan keuangan koperasi
dapat dikatakan baik. Pada rasio ini memang menghasilkan persentase yang
tinggi karena terjadi penumpukan barang tetapi koperasi tersebut memiliki
solusi terhadap barang yang penumpukan sehingga penjualan tetap berjalan
walaupun menghasilkan laba yang sedikit dan aktiva yang ada tetap terjaga.
Walaupun terjadi penumpukan barang, aktiva pada koperasi dapat membayar
hutang yang ada. Selain itu, perputaran aktiva untuk menghasilkan penjualan
cukup baik karena pada sistem penjualan menggunakan 2 metode yaitu kredit
dan cash sehingga dari penjualan kredit yang membuat aktiva dikoperasi
menjadi meningkat dikarenakan menggunakan bunga 1,5% dalam proses
pengembaliannya. Kemudian Penjualan yang ada koperasi sebenarnya cukup
baik walaupun perputaran dana penjualan yang sempat tersendat karena
adanya kebijakan baru. Pada penjualan pun memang belum mampu untuk
menghasilkan laba yang di targetkan tetapi sudah dapat memberikan
keuntungan pada koperasi meskipun mendapat laba yang sedikit sehingga
koperasi tetap berjalan dengan baik.
B. Saran
Berdasarkan uraian dan kesimpulan diatas, maka penulis dapat
mengemukakan saran sebagai berikut :
1. Bagi Primer Koperasi Maju Bersama Polres Jaksel
a. Perkembangan penjualan di Primer Koperasi Maju Bersama Polres
Jakarta cukup baik hanya saja Primer koperasi tidak dapat mengubah
sistem yang ada, sehingga Primer Koperasi Maju Bersama agar dapat

37
lebih mudah mengubah sistem termasuk dalam kebijakan yang ada
sehingga tidak terjadinya penumpakan barang dan laba yang di dapat
semakin tinggi dan sesuai target.
b. Primer Koperasi Maju Bersama harus bisa menjaga tingkat laba yang
ada demi kelancaran operasional koperasi.
2. Bagi Anggota
a. Anggota Koperasi disarankan untuk menyimpan barang selain dari
simpanan anggota wajib, agar modal yang pada koperasi tidak terbatas
dan sulit sehingga.
b. Menciptakan pandangan baru bahwa koperasi tidak hanya untuk
meminjam uang melainkan tempat untuk menyimpan uang yang
dimiliki setiap anggota layaknya seperti bank.
3. Bagi Masyarakat
a. Menciptakan pandangan yang baru terhadap koperasi bahwa koperasi
juga dapat memenuhi kebutuhan hidup sehingga minat masyarakat
menjadi tinggi terhadap koperasi.
b. Memberikan pelatihan atau edukasi kepada masyarakat tentang
koperasi .
4. Bagi peneliti lain
a. Untuk penelitian lainnya, sebaiknya melakukan penelitian lebih lanjut
terhadap barang-barang yang menumpuk terkait solusinya.
b. Aliran dana yang ada pada koperasi secara jelas.
c. Cara untuk mempertahankan asset pada koperasi sehingga koperasi
tetap berjalan dengan baik.

38
DAFTAR PUSTAKA
Fahmi, Irham. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: ALFABETA,2014. Fahmi,
Irham. Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab. Bandung:
ALFABETA,2016.
Kasmir. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP,
Edisi Kedua, Cetakan Keempat, 2010.
Kurniawan Abdullah, “Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan
Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia, Kebumen: 2003.
Lilik Hardining, “Analisis Laporan Keuangan dalam Menilai Kinerja Keuangan Pada
Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad Kartika Benteng di Balik Papan, Balik
Papan: 2011.
Ulin Ni’mah, “Analisis Kinerja Keuangan Pada Koperasi BMT Bina Usaha
Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang, Semarang: 2011.
Http://www.pengertianmenurutparaahli.com/pengertianmultidimensional/
Http://henihendrayani.blogspot.co.id/2012/03/peran-ukm-terhadap-pertumbuhan
Http://febriansyahfebry.blogspot.co.id/2014/01/kenapa-koperasi-bisa-bertahan-di-saat
Http://solusismart.com/kekuatan-dan-kelemahan-koperasi/
Https://www.enjang.com/4-kelebihan-dan-kekurangan-koperasi-di-indonesia/
Http://tipsserbaserbi.blogspot.co.id/2015/03/pengertian-kinerja-keuangan-menurut
Http://nanangbudianas.blogspot.co.id/2013/02/pengertian-kinerja-keuangan.html

39

Anda mungkin juga menyukai