PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat
derajat kesehatan perempuan. AKI merupakan salah satu target yang telah
ditentukan dalam tujuan pembangunan millennium yaitu tujuan ke 5,
meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015
adalah mengurangi resiko jumlah kematian ibu. Terdapat dua kategori kematian
ibu yaitu disebabkan oleh penyebab langsung obstetri yaitu kematian yang
diakibatkan langsung oleh kehamilan dan persalinannya.
(MDGs) pada tahun 2015, kasus kematian ibu dan bayi baru lair di
Indonesia masih pada posisi 305 per 100.000 kelahiran. Padahal target yang
dicanangkan perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) adala 102 per qoo.000 kelahiran.
Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskular yang
terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada masa nifas.
Preeklampsia merupakan penyebab kematian maternal dan perinatal paling
penting dalam ilmu kebidanan.
Secara umum, preeklamsi merupakan suatu hipertensi yang disertai
dengan proteinuria yang terjadi pada kehamilan. Penyakit ini umumnya timbul
setelah minggu ke-20 usia kehamilan dan paling sering terjadi pada primigravida.
Jika timbul pada multigravida biasanya ada faktor predisposisi seperti kehamilan
ganda, diabetes mellitus, obesitas, umur lebih dari 35 tahun dan sebab lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa preeklamsia?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa
preeklamsia
1.3.2 Tujuan Khusus
1. melakukan pengkajian pada pasien dengan diagnosa preeklamsia
2. melakukan analisa data pada pasien dengan diagnosa preeklamsia
3.merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan diagnosa preeklamsia
4. melakukan intervensi pada pasien dengan diagnosa preeklamsia
5. melakukan implementasi pada pasien dengan diagnosa preeklamsia
6. melakuakn evaluasi pada pasien dengan diagnosa preeklamsia
1.4 Manfaat
Menambah pengetahuan tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan
diagnosa preeklamsia.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1.1 Pengertian
Preeklampsia adalah hipertensi yang terjadi pada ibu hamil dengan usia kehamilan 20
minggu atau setelah persalinan di tandai dengan meningkatnya tekanan darah menjadi
140/90 mmHg. (Sitomorang, dkk 2016) Preeklamsia merupakan hipertensi yang timbul
setelah 20 minggu kehamilan (Praworihadrjo, 2009). Preeklampsia adalah hipertensi
pada kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg setelah umur
kehamilan 20 minggu, disertai dengan proteinuria ≥ 300 mg/24 jam (Nugroho, 2012).
2.1.2 Etiologi
Sampai saat ini terjadinya preeklampsia belum diketahui penyebabnya, tetapi ada
yang menyatakan bahwa preeklampsia dapat terjadi pada kelompok tertentu diantaranya
yaitu ibu yang mempunyai faktor penyabab dari dalam diri seperti umur karena
bertambahnya usia juga lebih rentan untuk terjadinya peningkatan hipertensi kronis dan
menghadapi risiko lebih besar untuk menderita hipertensi karena kehamilan, riwayat
melahirkan, keturunan, riwayat kehamilan, riwayat preeklampsia (Sitomorang dkk,
2016). Penyebab pasti preeklampsia masih belum diketahui secara pasti. Menurut Angsar
(2009) beberapa faktor risiko terjadinya preeklampsia meliputi riwayat keluarga pernah
preeklampsia/eklampsia, riwayat preeklampsia sebelumnya, umur ibu yang ekstrim (35
tahun), riwayat preeklampsia dalam keluarga, kehamilan kembar, hipertensi kronik.
2.1.4 Patofisiologi
Teori lain yang lebih masuk akal adalah bahwa preeklampsia merupakan akibat dari
keadaan imun atau alergi pada ibu. Selain itu terdapat bukti bahwa preeklampsi diawali
oleh insufisiensi suplai darah ke plasenta, yang mengakibatkan pelepasan substansi
plasenta sehingga menyebabkan disfungsi endotel vascular ibu yang luas (Hutabarat dkk,
2016).
2.1.5 Klasifikasi
2.1.6 Komplikasi
1. Fundul dominant
2. Sifatnya teratur makin lama intervalnya makin pendek
3. Terasa nyeri dari abdomen dan menjalar ke pinggang
4. Menimbulkan perubahan progresif pada serviks berupa perlunakan dan pembukaan
5. Dengan aktivitas his persalinan makin bertambah
2) Kala II
Pengertian Kala II
Kala II juga disebut sebagai kala pengeluaran bayi. Kala II persalinan
dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir
dengan lahirnya bayi (Waspodo, 2007 : 75).
Gejala dan Tanda Kala II Persalinan adalah :
Pada kala II, his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2
sampai 3 menit sekali. Oleh karena biasanya kepala janin sudah masuk
ruang panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar
panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Wanita
merasa pula tekanan kepada rectum dan hendak buang air besar.
Perineum menonjol menjadi lebih besar dan anus membuka. Labia
membuka dan tak lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva
pada waktu his. Bila panggul sudah lebih berelaksasi kepala tidak
masuk lagi di luar his. Dengan kekuatan mengejan maksimal kepala
lahir dengan suboksiput dibawah simphisis dan dahi, muka, dan dagu
melewati perineum. Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk
mengeluarkan badan, dan anggota bayi. Para primgravida kala II
berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multipara rata-rata 0,5 jam.
3) Kala III
Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak diatas pusat.
Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta
dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi
lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran
plasenta disertai dengan pengeluaran darah. Kala III berlangsung sampai 6
sampai 15 menit setelah janin dikeluarkan.
4) Kala IV
Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum. Harus
diperharikan 7 pokok penting 1) Kontraksi uterus harus bagus; 2) Tidak ada
perdarahan dari vagina atau alat genetalia lainnya; 3) Plasenta dan selaput
ketuban harus telah lahir lengkap; 4) Kandung kencing harus kosong; 5) Luka-
luka pada perineum terawat dengan baik dan tidak ada hematoma; 6) Bayi
dalam keadaan baik; 7) Ibu dalam keadaan baik. Nadi dan tekanan darah
normal, tidak ada pengaduan sakit kepala atau enek. Adanya frekuensi nadi
yang menurun dengan volume yang baik adalah suatu gejala baik.
2.3.1 Pengkajian
1. Anamnesa
2) Thorax
a. Paru – paru : akan terjadi peningkatan respirasi, edema paru dan nafas
pendek
e. Pemeriksaan janin : bunyi jantung tidak teratur dan gerakan janin melemah
f. Ektremitas : adanya edema pada kaki dan juga pada jari – jari 16
3) Diagnosis keperawatan
A. IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien: Ny.N Penanggung Jawab Biaya:
Umur: 23 Tahun Nama Suami: Tn.A
Suku/Bangsa: Jawa/Indonesia Umur: 26 Tahun
Agama: Islam Suku/Bangsa: Jawa/Indonesia
Pendidikan: SMU Agama: Islam
Pekerjaan: IRT Pendidikan: SMU
Alamat: Woro 2/7 Kragan Alamat: Woro 2/7 Kragan
Status Perkawinan: Kawin Pekerjaan: Wiraswasta
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Persepsi terhadap kehamilan/persalinan/nifas
a. Mengapa ibu dating ke klinik
Pasien menatakan kenceng-kenceng
b. Persepsi terhadap kehamilan/persalinan/nifas Ini menimbulkan perubahan
terhadap kehidupan sehari-hari? Ya, karena kakinya mengalami bengkak dan
sulit untuk berjalan kadang-kadang mual dan muntah
c. Persepsi terhadap kehamilan/persalinan/nifas : ibu mengatakan cemas pada
janinya karena kunjung lahir
d. Harapan yang diharapkan selama masa kehamilan/persalinan/nifas: ibu
berharap lahirannya berjalan dengan lancar, bayi dan ibu juga selamat
e. Ibu tinggal dengan siapa: kedua orang tua dan suami
f. Sikap anggota keluarga dengan keadaan saat ini: khawatir engan kondisi pasien
serta menunjukkan perhatian terhdap pasien
g. Kesiapan mental untuk menjadi ibu? Ya, sangat siap
2. Riwayat Obstetri
A. Rwayat Mestruasi
a. Menarche: 12 tahun
b. Siklus: Teratur
c. Banyaknya: 2-3x ganti pembalut
d. Lamanya: 7 hari
e. HPHT: 19-03-2019
f. Keluhan: merasakan kenceng-kenceng
B. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Anak ke kehamilan persalinan Komplikasi nifas Anak
No No. Hamil Umur penyulit Jenis penolong penyulit laserasi infeksi perdarahan jenis PB BB
ke kehamilan
1. Hamil
ini
C. Kehamilan sekarang
Diagnosa: G1P0A0
Usia Kehamilan: 39 Minggu
Imunisasi: TT1 dan TT2 sudah
ANC: 1 bulan sekali
Keluhan selama hamil: mual, muntah, pusing
Pengobatan selama hamil: Tidak ada
Pergerakan janin: Ya
Rencana perawatan bayi: karena bayi dalam keadaan sehat, sehingga bayi
dirawat oleh ibu dan anggota keluarga
Kesangguapan dan pengetahuan dalam merawat bayi: Ya, sudah mendapat
bekal dari orang tua
Breast Care: Tidak
Perineal Care: Ya
Nutrisi: Ya
Senam Nifas: Tidak
KB: Tidak
Menyusui: Ya
D. Persalinan Sekarang
1. Keluhan His
a. Mulai Kontraksi
b. Tanggal/Jam: 12-12-2019. 05.30
c. Teratur: Ya
d. Interval: terjadi 1x his setiap 20 menit
e. Lama: 1 his tejadi selama 15 detik
f. Kekuatan: Baik
2. Pengeluaran Pervaginam
a. Jenis: lender bercampur darah
b. Jumlah: kurang lebih 50 cc
c. Periksa dalam jam: diperiksa dengan pemeriksaan VT apabila muncul
kontraksi dengan lama dan frekuensi dengan jarak yang pendek
Oleh: BIdan
Hasil : pembukaan 4
Effacement: 25%
Ketuban: positif
Presentasi anak: gerakan aktif
3. Kala Persalinan
a. Kala 1
Mulai persalinan: 12-12-2019, 00.40
Lama kala 1: 6 jam
Pengobatan yang didapat: MgSO4
b. Kala 2
Mulai tanggal 12-12-2019, 06.40
Lama kala 2: 45 menit
Pengobatan yang didapat: oxytosin, lidocaine
Penyulit: tidak ada
Cara mengatasi: karena tidak terdapat menyulit persalinan sehingga
tidak diberikan intervensi
Keadaan bayi: baik dan sehat
Lahir tanggal 12-12-2019, 07.25
Jenis kelami: perempuan
Apgar skore
- nadi > 100x/menit (2)
- usaha bernafas menangis kuat (2)
- tonus otot gerakan aktif (2)
- reflek bersin (2)
- warna kulit tubuh kemerahan ekstremitas biru (1)
Total nilai 9
c. Kala 3
Mulai tanggal: 12-12-2019, 07.35
Lama kala 3: 10 menit
Cara kelahiran plasenta: spontan
Kotiledon: lengkap
Selaput: lengkap
Perdarahan selama persalinan:150cc
Pengobatan yang didapat: MgSO4
d. Kala 4
Keadaan umum: lemah
Tanda-tanfda vital
TD: 140/90 mmHg
N: 90x/mnt
S: 36°C
RR: 20x/mnt
Perdarahan: 50cc
4. Keadaan Bayi
a. BB: 2700 Gram
b. PB: 49 cm
c. Tali Pusat: perawatan dengan penjepit tali pusat
d. Perawatan tali pusat: Ya
e. Anus: positif
f. Suhu: 36,5°c
g. Lingkar kepala: 32cm
h. Lingkar dada: 35cm
i. Panjang badan: 49cm
j. Kelainan kepala : tidak ada
Intoleransi aktivitas
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan perfusi jaringan perifer b.d preeklamsi
2. Intoleransi aktivitas b.d keterbatasan gerak sekunder terhadap nyeri
INTERVENSI KEPERAWATAN
4.2 SARAN
1. Bagi mahasiswa ners
Sebagai salah satu syarat menyelesaikan tugas yang dapat menjadi
pengingat ketika nanti menjadi ahli kesehatan
2. Bagi civitas akademika
Dapat memberi tambahan wawasan bagi setiap mahasiswa agar
mampu dan tau cara menangani pasien preeklamsi pada khususnya
3. Bagi tenaga kesehatan
Mampu memberikan bantuan dan tambahan ilmu ketika terdapat
mahasiswa yang menjalani praktek keperawatan sehingga bisa
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari
4. Bagi pasien preeklamsi pada khususnya dan masyarakat biasa pada
umumnya
Bisa menjadi sumber informasi tambahan agar ketika terjadi hal
yang sama dapat tenang dan pasien bisa selamat sampai rumah
sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Obgynacea 2009. Nanda NIC NOC jilid 2. Diterjemahkan oleh Amin Huda. N,
Hardhi Kusuma.Yogyakarta:Media Action