Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat
derajat kesehatan perempuan. AKI merupakan salah satu target yang telah
ditentukan dalam tujuan pembangunan millennium yaitu tujuan ke 5,
meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015
adalah mengurangi resiko jumlah kematian ibu. Terdapat dua kategori kematian
ibu yaitu disebabkan oleh penyebab langsung obstetri yaitu kematian yang
diakibatkan langsung oleh kehamilan dan persalinannya.
(MDGs) pada tahun 2015, kasus kematian ibu dan bayi baru lair di
Indonesia masih pada posisi 305 per 100.000 kelahiran. Padahal target yang
dicanangkan perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) adala 102 per qoo.000 kelahiran.
Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskular yang
terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada masa nifas.
Preeklampsia merupakan penyebab kematian maternal dan perinatal paling
penting dalam ilmu kebidanan.
Secara umum, preeklamsi merupakan suatu hipertensi yang disertai
dengan proteinuria yang terjadi pada kehamilan. Penyakit ini umumnya timbul
setelah minggu ke-20 usia kehamilan dan paling sering terjadi pada primigravida.
Jika timbul pada multigravida biasanya ada faktor predisposisi seperti kehamilan
ganda, diabetes mellitus, obesitas, umur lebih dari 35 tahun dan sebab lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa preeklamsia?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa
preeklamsia
1.3.2 Tujuan Khusus
1. melakukan pengkajian pada pasien dengan diagnosa preeklamsia
2. melakukan analisa data pada pasien dengan diagnosa preeklamsia
3.merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan diagnosa preeklamsia
4. melakukan intervensi pada pasien dengan diagnosa preeklamsia
5. melakukan implementasi pada pasien dengan diagnosa preeklamsia
6. melakuakn evaluasi pada pasien dengan diagnosa preeklamsia
1.4 Manfaat
Menambah pengetahuan tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan
diagnosa preeklamsia.
BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Pre Eklamsia

2.1.1 Pengertian

Preeklampsia adalah hipertensi yang terjadi pada ibu hamil dengan usia kehamilan 20
minggu atau setelah persalinan di tandai dengan meningkatnya tekanan darah menjadi
140/90 mmHg. (Sitomorang, dkk 2016) Preeklamsia merupakan hipertensi yang timbul
setelah 20 minggu kehamilan (Praworihadrjo, 2009). Preeklampsia adalah hipertensi
pada kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg setelah umur
kehamilan 20 minggu, disertai dengan proteinuria ≥ 300 mg/24 jam (Nugroho, 2012).

2.1.2 Etiologi

Sampai saat ini terjadinya preeklampsia belum diketahui penyebabnya, tetapi ada
yang menyatakan bahwa preeklampsia dapat terjadi pada kelompok tertentu diantaranya
yaitu ibu yang mempunyai faktor penyabab dari dalam diri seperti umur karena
bertambahnya usia juga lebih rentan untuk terjadinya peningkatan hipertensi kronis dan
menghadapi risiko lebih besar untuk menderita hipertensi karena kehamilan, riwayat
melahirkan, keturunan, riwayat kehamilan, riwayat preeklampsia (Sitomorang dkk,
2016). Penyebab pasti preeklampsia masih belum diketahui secara pasti. Menurut Angsar
(2009) beberapa faktor risiko terjadinya preeklampsia meliputi riwayat keluarga pernah
preeklampsia/eklampsia, riwayat preeklampsia sebelumnya, umur ibu yang ekstrim (35
tahun), riwayat preeklampsia dalam keluarga, kehamilan kembar, hipertensi kronik.

2.1.3 Manifestasi klinis

Preeklamsi merupakan kumpulan dari gejala-gejala kehamilan yang di tandai dengan


hipertensi dan odem (Kusnarman, 2014) . Gambaran klinik preeklampsia mulai dengan
kenaikan berat badan diikuti edema kaki atau tangan, kenaikan tekanan darah, dan
terakhir terjadi proteinuria (Saraswati, 2016 ). Tanda gelaja yang biasa di temukan pada
preeklamsi biasanya yaitu sakit kepala hebat. Sakit di ulu hati karena regangan selaput
hati oleh perdarahan atau edema atau sakit karena perubahan pada lambung dan
gangguan penglihatan, seperti penglihatan menjadi kabur bahkan kadang-kadang pasien
buta. Gangguan ini disebabkan penyempitan pembuluh darah dan edema (Wibowo, dkk
2015).

2.1.4 Patofisiologi

Teori lain yang lebih masuk akal adalah bahwa preeklampsia merupakan akibat dari
keadaan imun atau alergi pada ibu. Selain itu terdapat bukti bahwa preeklampsi diawali
oleh insufisiensi suplai darah ke plasenta, yang mengakibatkan pelepasan substansi
plasenta sehingga menyebabkan disfungsi endotel vascular ibu yang luas (Hutabarat dkk,
2016).

2.1.5 Klasifikasi

Preeklampsia dibedakan menjadi dua yaitu preeklampsia ringan dan preeklampsia


berat dengan kriteria sebagai berikut: Menurut Icemi dan Wahyu (2013) yang pertama
Hipertensi gestasional, Hipertensi menghilang setelah 3 bulan pasca persalinan atau
kehamilan dengam tanda-tanda preeklamsia namun tanpa proteinuria. TD sistolik ≥140
mmHg atau TD diastolik ≥90 mmHg ditemukan pertama kali sewaktu hamil dan
memiliki gejala atau tanda lain preeklamsia seperti dispepsia atau trombositopenia.
Kedua, Sindrom preeklamsia dan eklamsia merupakan hipertensi yang timbul setelah 20
minggu kehamilan disertai proteinuria, sedangkan eklamsia merupakan preeklamsia
yang disertai dengan kejangkejang dan/atau koma. TD sistolik ≥140 mmHg atau TD
diastolik ≥90
7 mmHg dengan proteinuria ≥300 mg/24 jam. Ketiga, hipertensi kronik dengan
superimposed preeklamsia Preeklamsia yang terjadi pada ibu hamil yang telah menderita
hipertensi sebelum hamil. Keempat, Hipertensi kronik Hipertensi (tekanan darah lebih
dari 140/90 mmHg) yang telah didiagnosis sebelum kehamilan terjadi atau hipertensi
yang timbul sebelum mencapai usia kehamilan 20 minggu.

2.1.6 Komplikasi

Kejang (eklampsia) Eklampsia adalah keadaan ditemukannya serangan kejang tiba-


tiba yang dapat disusul dengan koma pada wanita hamil, persalinan atau masa nifas yang
sebelumnya menunjukan gejala preeklampsia (Prawirohardjo, 2010). Preeklampsia pada
awalnya ringan sepanjang kehamilan, namun pada akhir kehamilan berisiko terjadinya
kejang yang dikenal eklampsia. Jika eklampsia tidak ditangani secara cepat dan tepat,
terjadilah kegagalan jantung, kegagalan ginjal dan perdarahan otak yang berakhir dengan
kematian (Natiqotul, 2016).

2.2 Konsep Persalinan Normal


2.2.1 Pengertian
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari
dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Mansjoer, 2000 : 291). Persalinan dan
kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin
(Saifuddin, 2007 : 100).
2.2.2 Fisiologis Persalinan
Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang sebab terjadinya persalinan:
1. Teori Penurunan Progesteron
Penuaan plasenta telah dimulai sejak usia kehamilan 30-60 minggu sehingga terjadi
penurunan konsentrasi progesteron dan estrogen pada saat hamil, terjadi perubahan
keseimbangan estrogen dan progesteron yang menimbulkan kontraksi Braxton
Hicks, yang selanjutnya akan bertindak sebagai kontraksi persalinan. Kenyataan
menunjukkan bahwa saat menjelang persalinan, tidak terjadi penurunan konsentrasi
progesteron.
2. Teori Oksitosin
Menjelang persalinan terjadi peningkatan reseptor oksitosin dalam otot rahim
sehingga mudah terstimulasi saat disuntikkan oksitosin dan menimbulkan
kontraksi. Diduga bahwa oksitosin dapat meningkatkan pembentukan
prostaglandin dan persalinan dapat berlangsung terus atau minimal melakukan
kerjasama.
3. Teori Keregangan Otot Rahim
Induksi persalinan dapat dilakukan dengan memecahkan ketuban sehingga
keregangan otot rahim makin pendek dan kekuatan untuk berkontraksi makin
meningkat.
4. Teori Janin
Sinyal yang diarahkan pada maternal sebagai tanda bahwa janin telah siap lahir,
belum diketahui dengan pasti. Kenyataan menunjukkan, bila terdapat anomaly
hubungan hipofisis dan kelenjar supraneal, persalinan akan menjadi lebih lambat.
Diduga bahwa keutuhan hipofisis dan glandula suprarenal sangat penting walaupun
bentuk diketahui bentuk sinyalnya.
5. Teori Prostaglandin
Menjelang persalinan, diketahui bahwa prostaglandin sangat meningkat pada cairan
amnion dan desidua. Diperkirakan bahwa terjadinya penurunan progesterone dapat
memicu interleukin -1 untuk melakukan “hidrolisis gliserofosfolofid” sehingga
terjadi pelepasan dari asam arakidonat menjadi prostaglandin, PGE2, dan PGF2
alfa. Terbukti pula bahwa saat mulainya persalinan terdapat penimbunan dalam
jumlah besar asam arakidonat dan prostaglandin dalam cairan amnion. Selain itu,
terjadi pembentukan prostasiklin dalam miometrium desidua dan korion leave.
Prostaglandin dapat melunakkan serviks dan merangsang kontraksi bila diberikan
dalam bentuk infuse, per os, atau secara intra vaginal. Oleh karena itu, dapat
dikemukakan bahwa proses mulainya persalinan merupakan proses yang kompleks
dan paling dominant, tetapi merupakan inisiasi pertama yang masih belum
diketahui dengan pasti.
2.2.3 Tanda Menjelang Persalinan
1. Untuk primigravida kepala janin telah masuk PAP pada minggu 36 yang disebut
lightening
2. Rasa sesak di daerah epigastrum makin berkurang.
3. Masuknya kepala janin menimbulkan sesak dibagian bawah dan menekan kandung
kemih.
4. Dapat menimbulkan sering kencing atau polakisuria
5. Pada Pemeriksaan : Tinggi fundus uteri semakin turun; Serviks uteri mulai lunak,
sekalipun terdapat pembukaan

Braxton Hicks Kontrasepsi makin frekuen :

1. Sifatnya ringan, pendek, tidak menentu jumlahnya dalam 10 menit


2. Pengaruhnya terhadap effescement dan pembukaan serviks dapat mulai muncul.
3. Kadang-kadang pada multigravida sudah terdapat pembukaan.
4. Dengan stripping selaput ketuban akan dapat memicu his semakin frekuen dan
persalinan dapat dimulai.
2.2.4 Tanda Mulai Persalinan

Timbulnya his persalinan dengan ciri :

1. Fundul dominant
2. Sifatnya teratur makin lama intervalnya makin pendek
3. Terasa nyeri dari abdomen dan menjalar ke pinggang
4. Menimbulkan perubahan progresif pada serviks berupa perlunakan dan pembukaan
5. Dengan aktivitas his persalinan makin bertambah

(Manuaba, 2007 : 314).

Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan


pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara
lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan
serviks.

1. Tanda dan Gejala Inpartu termasuk :


 Penipisan dan pembukaan serviks
 Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi
minimal 2 kali dalam 10 menit).
 Cairan lendir bercampur darah (“show”) melalui vagina
(Waspodo, 2007 : 37).
2. Berlangsungnya Persalinan Normal
Persalinan dibagi menjadi 4 kala:
1) Kala I (Kala Pembukaan)
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan
meningkat (frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap (10
cm).
Proses membukanya serviks sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase :

 Fase Laten : Berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lembab


sampai mencapai ukuran diameter 3 cm

 Fase Aktif : Dibagi dalam 3 fase lagi, yakni :

1. Fase Akselerasi : Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm


2. Fase Dilatasi Maksimal : Dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung
sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
3. Fase Deselerasi : Pembukaan menjadi lambat kembali.

Dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap Pada


primigravida kala I berlangsung kira-kira 13 jam sedangkan pada multipara
kira-kira 7 jam.

2) Kala II
 Pengertian Kala II
Kala II juga disebut sebagai kala pengeluaran bayi. Kala II persalinan
dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir
dengan lahirnya bayi (Waspodo, 2007 : 75).
 Gejala dan Tanda Kala II Persalinan adalah :

1) Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya


kontraksi
2) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum dan atau
vaginanya
3) Perineum menonjol
4) Vulva vagina dan sfingter ani membuka
5) Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah

 Tanda pasti kala II ditentukan melalui periksa dalam (informasi


obyektif) yang hasilnya adalah :

1) Pembukaan serviks telah lengkap


2) Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina

Pada kala II, his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2
sampai 3 menit sekali. Oleh karena biasanya kepala janin sudah masuk
ruang panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar
panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Wanita
merasa pula tekanan kepada rectum dan hendak buang air besar.
Perineum menonjol menjadi lebih besar dan anus membuka. Labia
membuka dan tak lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva
pada waktu his. Bila panggul sudah lebih berelaksasi kepala tidak
masuk lagi di luar his. Dengan kekuatan mengejan maksimal kepala
lahir dengan suboksiput dibawah simphisis dan dahi, muka, dan dagu
melewati perineum. Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk
mengeluarkan badan, dan anggota bayi. Para primgravida kala II
berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multipara rata-rata 0,5 jam.

3) Kala III
Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak diatas pusat.
Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta
dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi
lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran
plasenta disertai dengan pengeluaran darah. Kala III berlangsung sampai 6
sampai 15 menit setelah janin dikeluarkan.
4) Kala IV
Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum. Harus
diperharikan 7 pokok penting 1) Kontraksi uterus harus bagus; 2) Tidak ada
perdarahan dari vagina atau alat genetalia lainnya; 3) Plasenta dan selaput
ketuban harus telah lahir lengkap; 4) Kandung kencing harus kosong; 5) Luka-
luka pada perineum terawat dengan baik dan tidak ada hematoma; 6) Bayi
dalam keadaan baik; 7) Ibu dalam keadaan baik. Nadi dan tekanan darah
normal, tidak ada pengaduan sakit kepala atau enek. Adanya frekuensi nadi
yang menurun dengan volume yang baik adalah suatu gejala baik.

2.3 Asuhan keperawatan Teori

2.3.1 Pengkajian

1. Anamnesa

Pengkajian pada pasien dengan kasus preeklamsia dalam kehamilan meliputi :

1) Identitas umum ibu, meliputi : nama, tempat tanggal lahir/umur, pendidikan,


suku bangsa, pekerjaan, agama, dan alamat rumah.
2) Data riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang : ibu mengalami : sakit kepala didaerah frontal,
terasa sakit di ulu hati/nyeri epigastrium, penglihatan kabur, mual muntah,
anoreksia.
b) Riwayat kesehatan dahulu : kemungkinan ibu menderita penyakit hipertensi
pada kehamilan sebelumnya, kemungkinan ibu mempunyai riwayat
preeklamsia dan eklamsia pada kehamilan terdahulu, biasanya mudah
terjadi pada ibu dengan obesitas, DM.
c) Riwayat kesehatan keluarga : kemungkinan mempunyai riwayat kehamilan
dengan hipertensi dalam keluarga.
d) Riwayat obstetric : biasanya peeklamsia pada kehamilan paling sering
terjadi pada ibu hamil primigravida, kehamilan ganda, hidramnion(
kelebihan cairan ketuban) , dan molahidatidosa (hamil anggur) dan semakin
tuanya usia kehamilan.
e) Pola nutrisi : jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokom maupun
selingan.
f) Psiko social spiritual : emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan
kecemasan, oleh karenanya perlu kesiapan moril untuk menghadapi
resikonya
2. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
a. keadaan umum : biasanya ibu hamil dengan peeklamsia akan mengalami
kelelahan
b. TD : ibu hamil ditemukan dengan darah sistol diatas 140 mmHg dan diastole
diatas 90 mmHg.
c. Nadi : ibu hamil dengan preeklamsia ditemukan nadi yang meningkat.
d. Nafas : ibu hamil dengan preeklamsia akan ditemukan nafas pendek,
terdengar nafas berisik dan ngorok
e. Suhu : ibu hamil dengan preeklamsia dalam kehamilan biasanya tidak ada
gangguan pada suhu.
f. BB : akan terjadi peningkatan berat badan lebih dari 0,5 kg/minggu atau
sebanyak 3 kg dalam 1 bulan.
g. Kepala : ditemukan kepala yang berketombe dan kurang bersih dan pada ibu
hamil dengan preeklamsia akan mengalami sakit kepala
h. Wajah : ibu hamil yang mengalami preeklamsia wajah tampak edema
i. Mata : ibu hamil dengan preeklamsia akan ditemukan konjungtiva anemis,
dan penglihatan kabur
j. Bibir : mukosa bibir lembab
k. Mulut : Terjadi pembengkakan vaskuler pada gusi menjadi hiperemik dan
lunak, sehingga gusi bisa mengalami pembengkakan dan pendarahan
l. Leher : biasanya akan ditemukan pembesaran pada kelenjar tiroid

2) Thorax

a. Paru – paru : akan terjadi peningkatan respirasi, edema paru dan nafas
pendek

b. Jantung : terjadi adanya dekompensasi jantung

c. Payudara : biasanya akan ditemukan payudara membesar, lebih padat dan


lebih keras, putting menonjol, areola menghitam dan membesar dari 3 cm
menjadi 5 cm sampai 6 cm, permukaan pembuluh darah menjadi terlihat

d. Abdomen : ditemukan nyeri pada epigastrium dan terjadi mual muntah

e. Pemeriksaan janin : bunyi jantung tidak teratur dan gerakan janin melemah

f. Ektremitas : adanya edema pada kaki dan juga pada jari – jari 16

g. System persyarafan : ditemukan hiperfleksia klonus pada kaki

h. Genitourinaria : biasanya didapatkan oliguria dan proteinuria

3) Diagnosis keperawatan

a. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala terkait penyakit

b. Ansietas berhubungan dengan stressor

NANDA NIC NOC


Gangguan rasa Setelah dilakukan 1. diskusikan situasi
nyaman tindakan keperawatan khusus atau individu
berhubungan selama 1 x 24 jam di yang mengancam
dengan gejala dapatkan criteria hasil pasien atau keluarga
terkait penyakit sebagai berikut :
1.kontrol terhadap gejala 2. jelaskan semua
2.kepatenan jalan napas prosedur pada
tidak terganggu pasien/keluarga
3.saturasi oksigen tidak 3. bantu
terganggu pasien/keluarga
4.intake makanan tidak mengidentifikasi factor
ada gangguan apa yang meningkatkan
5.intake cairan tidak ada rasa keamanan
gangguan 4. bantu pasien untuk
mengidentifikasi
respon koping yang
biasanya
5. bantu pasien untuk
menggunakan koping
respon yang telah
menunjukan
keberhasilan
Ansietas Setelah dilakukan 1. Bantu klien
berhubungan tindakan keperawatan mengidentifikasi situasi
dengan streso selama 1 x 24 jam di yang memicu
dapatkan criteria hasil kecemasan
sebagai berikut : 2. Instruksikan klien
1. Peningkatan tekanan untuk menggunakan
darah tidakada teknik relaksasi
2. Peningkatan frekuensi 3. Pertimbangkan
nadi tidak ada kemampuan klien
3. Peningkatan frekuensi dalam mengambil
pernapasan tidak ada keputusan
4. Atur penggunaan
obatobatan untuk
mengurangi kecemasan
secara tepat
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

Tanggal Masuk: 12-12-19 Jam Masuk: 00.40


Ruang: VK Kamar No: TT5
Pengkajian Tangga; 12-12-19l Diagnosa Medis: Preeklamsi

A. IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien: Ny.N Penanggung Jawab Biaya:
Umur: 23 Tahun Nama Suami: Tn.A
Suku/Bangsa: Jawa/Indonesia Umur: 26 Tahun
Agama: Islam Suku/Bangsa: Jawa/Indonesia
Pendidikan: SMU Agama: Islam
Pekerjaan: IRT Pendidikan: SMU
Alamat: Woro 2/7 Kragan Alamat: Woro 2/7 Kragan
Status Perkawinan: Kawin Pekerjaan: Wiraswasta

B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Persepsi terhadap kehamilan/persalinan/nifas
a. Mengapa ibu dating ke klinik
Pasien menatakan kenceng-kenceng
b. Persepsi terhadap kehamilan/persalinan/nifas Ini menimbulkan perubahan
terhadap kehidupan sehari-hari? Ya, karena kakinya mengalami bengkak dan
sulit untuk berjalan kadang-kadang mual dan muntah
c. Persepsi terhadap kehamilan/persalinan/nifas : ibu mengatakan cemas pada
janinya karena kunjung lahir
d. Harapan yang diharapkan selama masa kehamilan/persalinan/nifas: ibu
berharap lahirannya berjalan dengan lancar, bayi dan ibu juga selamat
e. Ibu tinggal dengan siapa: kedua orang tua dan suami
f. Sikap anggota keluarga dengan keadaan saat ini: khawatir engan kondisi pasien
serta menunjukkan perhatian terhdap pasien
g. Kesiapan mental untuk menjadi ibu? Ya, sangat siap
2. Riwayat Obstetri
A. Rwayat Mestruasi
a. Menarche: 12 tahun
b. Siklus: Teratur
c. Banyaknya: 2-3x ganti pembalut
d. Lamanya: 7 hari
e. HPHT: 19-03-2019
f. Keluhan: merasakan kenceng-kenceng
B. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Anak ke kehamilan persalinan Komplikasi nifas Anak
No No. Hamil Umur penyulit Jenis penolong penyulit laserasi infeksi perdarahan jenis PB BB
ke kehamilan

1. Hamil
ini

C. Kehamilan sekarang
Diagnosa: G1P0A0
Usia Kehamilan: 39 Minggu
Imunisasi: TT1 dan TT2 sudah
ANC: 1 bulan sekali
Keluhan selama hamil: mual, muntah, pusing
Pengobatan selama hamil: Tidak ada
Pergerakan janin: Ya
Rencana perawatan bayi: karena bayi dalam keadaan sehat, sehingga bayi
dirawat oleh ibu dan anggota keluarga
Kesangguapan dan pengetahuan dalam merawat bayi: Ya, sudah mendapat
bekal dari orang tua
Breast Care: Tidak
Perineal Care: Ya
Nutrisi: Ya
Senam Nifas: Tidak
KB: Tidak
Menyusui: Ya
D. Persalinan Sekarang
1. Keluhan His
a. Mulai Kontraksi
b. Tanggal/Jam: 12-12-2019. 05.30
c. Teratur: Ya
d. Interval: terjadi 1x his setiap 20 menit
e. Lama: 1 his tejadi selama 15 detik
f. Kekuatan: Baik
2. Pengeluaran Pervaginam
a. Jenis: lender bercampur darah
b. Jumlah: kurang lebih 50 cc
c. Periksa dalam jam: diperiksa dengan pemeriksaan VT apabila muncul
kontraksi dengan lama dan frekuensi dengan jarak yang pendek
Oleh: BIdan
Hasil : pembukaan 4
Effacement: 25%
Ketuban: positif
Presentasi anak: gerakan aktif
3. Kala Persalinan
a. Kala 1
Mulai persalinan: 12-12-2019, 00.40
Lama kala 1: 6 jam
Pengobatan yang didapat: MgSO4
b. Kala 2
Mulai tanggal 12-12-2019, 06.40
Lama kala 2: 45 menit
Pengobatan yang didapat: oxytosin, lidocaine
Penyulit: tidak ada
Cara mengatasi: karena tidak terdapat menyulit persalinan sehingga
tidak diberikan intervensi
Keadaan bayi: baik dan sehat
Lahir tanggal 12-12-2019, 07.25
Jenis kelami: perempuan
Apgar skore
- nadi > 100x/menit (2)
- usaha bernafas menangis kuat (2)
- tonus otot gerakan aktif (2)
- reflek bersin (2)
- warna kulit tubuh kemerahan ekstremitas biru (1)
Total nilai 9
c. Kala 3
Mulai tanggal: 12-12-2019, 07.35
Lama kala 3: 10 menit
Cara kelahiran plasenta: spontan
Kotiledon: lengkap
Selaput: lengkap
Perdarahan selama persalinan:150cc
Pengobatan yang didapat: MgSO4
d. Kala 4
Keadaan umum: lemah
Tanda-tanfda vital
TD: 140/90 mmHg
N: 90x/mnt
S: 36°C
RR: 20x/mnt
Perdarahan: 50cc
4. Keadaan Bayi
a. BB: 2700 Gram
b. PB: 49 cm
c. Tali Pusat: perawatan dengan penjepit tali pusat
d. Perawatan tali pusat: Ya
e. Anus: positif
f. Suhu: 36,5°c
g. Lingkar kepala: 32cm
h. Lingkar dada: 35cm
i. Panjang badan: 49cm
j. Kelainan kepala : tidak ada

E. POST PARTUM SEKARANG


a. Riwayat persalinan sekarang
Tipe: persalinan spontan
Lama persalinan: 8 jam 55 menit
Kala 1: 6 jam
Kala 2 : 45 menit
Kala 3: 10 menit
Kala 4: 2 jam
3. Riwayat keluarga berencana
a. Melaksanakan KB: Tidak
4. Riwayat kesehatan
a. Riwayat yang pernah dialami ibu: hipertensi
b. Pengobatan yang didapat: sebelum persalinan pasien tidak mengkonsumsi
minuman atau obat penurun hipertensi tetapi setelah melakukan persalinan
pasien diberika obat MgSO4 dan dopamet untuk menurunkan tensi tinggi dan
menghindari kejang saat proses persalinan.
c. Riwayat penyakit keluarga: tidak ada
5. Kebutuhan dasar khusus
a. Pola nutrisi
Frekuensi makan 3x sehari
Nafsu makan baik
Jenis makanan sayur nasi lauk
b. Pola eliminasi
BAK menggunakan kateter
Warna kuning kecoklatan
BAB frekuensi 1x sehari
Warna kuning
Bau khas
Konsistensi lunak
c. Personal higiene
Mandi 2x sehari
Oral higiene 2x sehari
d. Pola istirahat dan tidur
Lama tidur kurang lebih 2 jam
Kebiasaan sebelum tidur : main hp
e. Pola aktivitas dan latihan
Kegiatan dalam pekerjaan: pasien sebagai ibu rumah tangga biasa
Kegiatan waktu luang selama dirumah menonton tv tetapi selama dirumah sakit
pasien menghabiskan waktu dengan memegang hp
f. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
Tidak ada aktivitas negatif yang pernah pasien lakukan
6. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum lemah
TD: 160/100 mmhg
N: 90x/mnt
RR: 20x/mnt
S: 36,5°c
BB: 70kg
TB:150cm
a. Sistem penglihatan tidak ada masalah
b. Sistem pernafasan tidak ada masalah
c. Siskulasi jantung tidak ada masalah
d. Sistem pencernaan tidak ada masalah
e. Sistem genetalia tidak ada masalah
f. Sistem integumen tidak ada masalah
g. Pemeriksaan dada dan aksila
Mammae membesar
Aerola mammae hitam
Papila manonjol
Kolostrum keluar
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hb 12,2
Lekosit 11,76
Eritrosit 4,51
Hematokrit 36,7
Trombosit 279
HbSAg negatif
Protein urin +1
G. TERAPI
Meso 4 tab
Lidokain 1 amp
RL
MgSO4 150cc
Dopamet 2 tab
CATATAN PERKEMBANGAN
TANGGAL/JAM DJJ HIS PEMBUKAAN TD
12-12-2019
00.40 147x/mnt 2x20’ 4 160/100mmhg
01.40 155 x/mnt 2x20’ 150/100mmhg
03.56 140 x/mnt 3x30’ 7 140/100mmhg
05.17 145 x/mnt 4x40’ 150/100mmhg
06.40 138 x/mnt 1x40’ 10 160/100mmhg
ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
D: DS: pasien mengatakan preeklamsi Gangguan perfusi jaringan
nyeri dan pusing pada perifer
kepala kadang mual dan
muntah serta kakinyapenurunan volume cairan
bengkak didalam pembuluh
-tampak lemah darah
-Ekspresi wajah tampak
meringis
-kaki bengkak visikositas darah
ttv meningkat
TD: 160/100 mmHg
N: 90x/mnt
S: 36,5 penurunan suplai darah
RR: 20x/mnt perifer

Gangguan perfusi jaringan


perifer
DS: pasien mengatakan sulit preeklamsi Intoleransi aktivitas
beraktivitas dan berjalan
DO:
-pasien tampak lemah penurunan volume cairan
- takut bergerak didalam pembuluh
Ttv darah
TD: 160/100 mmHg
N: 90x/mnt
S: 36,5 visikositas darah
RR: 20x/mnt meningkat

penurunan suplai darah


perifer

Gangguan perfusi jaringan


perifer

Intoleransi aktivitas

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan perfusi jaringan perifer b.d preeklamsi
2. Intoleransi aktivitas b.d keterbatasan gerak sekunder terhadap nyeri
INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DX KEPERAWATAN TUJUAN/KRITERIA INTERVENSI RASIONAL


HASIL
1. Gangguan perfusi
Setelah dilakukan OBSERVASI 1. Mengetahui
jaringan perifer b.d tindakan asuhan 1. Monitor ttv keadaan umum
preeklamsi keperawatan selama 2. Monitor odem yang tampak pasien
1x 24 jam diharapkan 3. Monitor intake dan output cairan 2. Odem
tidak terjadi NURSING merupakan
vasospasme dan 4. Anjurkan px untuk istirahat / tidur indikator
perfusi jaringan dengan posisi berbaring miring ke keadaan cairan
perifer teratasi kiri tubuh
KH EDUCATION 3. Dapat diketahui
1. Px akan 5. Berikan edukasi tentang tanda tingkat toleransi
mengalami kejang atau fungsi
vasodilatasi COLABORATION tubuh
ditandai 6. Kolaborasi dengan dokter untuk 4. Akan
dengan pemberian obat anti hipertensi memaksimalkan
diuresis, aliran darah dan
penurunan meningkatkan
tekanan darah diuresis
2. Ttv dalam 5. Memahami dan
batas normal menambah
pengetahuan px
serta keluarga
6. Menurunkan
tekanan darah
2. Intoleransi aktivitas b.d
Setelah dilakukan OBSERVASI 1. Mengetahui
keterbatasan gerak tindakan asuhan 1. Monitor ttv keadaan umum
sekunder terhadap keperawatan selama 2. Kaji kemampuan px dalam pasien
nyeri 1x 24 jam diharapkan beraktivitas
px dapatkan NURSING 2. Menentukan
melakukan aktivitas 3. Mobilisasi px untuk bergerak intervensi
KH perlahan dan bertahap selanjutnya
1. Px dapat 4. Menghindari memperparah 3. Meningkatkan
bergerak keadaan px kemampuan px
dalam batas EDUCATION 4. Membantu px
normal, bebas 5. Beri edukasi pada px dan keluarga dalam
tanpa batasan tentang makanan yang harus beraktivitas
dihindari agar tidak meningkatkan berat
tekanan darah 5. Makanan yang
COLABORATION dapat
6. Kolaborasi dengan dokter apabila meningkatkan
kondisi pasien memburuk tekanan darah
dapat membuat
kejang saat
proses
persalinan yang
akan
memperburuk
keadaan ibu dan
janin
6. Menentukan
tindakan
selanjutnya
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
NO DX TANGGAL/JAM IMPLEMENTASI TTD
KEPERAWATAN
1. Gangguan perfusi 12-12-2019 OBSERVASI
jaringan perifer b.d 00.40 1. Memonitor ttv
preeklamsi Ttv
TD: 140/90 mmHg
N: 90x/mnt
S: 36,5
RR: 20x/mnt
00.55 2. Memonitor
odem yang
01.00 tampak
3. Memonitor
intake dan
01.13 output cairan
NURSING
4. Menganjurkan
px untuk
istirahat / tidur
dengan posisi
01.22 berbaring
miring ke kiri
EDUCATION
5. Memberikan
00.32 edukasi
tentang tanda
kejang
COLABORATION
6. Melakukan
kolaborasi
dengan dokter
untuk
pemberian
obat anti
hipertensi
Meso 4 tab
RL
MgSO4 150cc
Dopamet 2 tab
2. Intoleransi aktivitas 12-12-2019 OBSERVASI
b.d keterbatasan 00.47 1. Memonitor ttv
gerak sekunder Ttv
terhadap nyeri TD: 140/90 mmHg
N: 90x/mnt
S: 36,5
RR: 20x/mnt
00.58 2. Mengkaji
kemampuan
px dalam
beraktivitas
02.13 NURSING
3. Membantu
mobilisasi px
untuk
bergerak
02.24 perlahan dan
bertahap
4. Menghindari
memperparah
02.33 keadaan px
EDUCATION
5. Memberi
edukasi pada
px dan
keluarga
tentang
makanan yang
02.37 harus
dihindari agar
tidak
meningkatkan
tekanan darah
COLABORATION
6. Melakukan
kolaborasi
dengan dokter
apabila
kondisi pasien
memburuk
EVALUASI
NO DX KEPERAWATAN TANGGAL EVALUASI TTD
/JAM
1. Gangguan perfusi 12-12-2019 S: px mengatakan terasa nyeri dan
jaringan perifer b.d 04.00 pusing kepala sedikit berkurang
preeklamsi tetapi kaki masih bengkak
O: - odem ekstremitas bawah
- Ttv
TD: 140/90 mmHg
N: 90x/mnt
S: 36,5
RR: 20x/mnt
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi 1, 2, 6

2. Intoleransi aktivitas b.d 12-12-2019 S: px mengatakan sudah mulai


keterbatasan gerak 07.40 berlatih duduk dan berjalan
sekunder terhadap O: - px tampak latihan duduk dan
nyeri berjalan
- Ttv
TD: 130/90 mmHg
N: 90x/mnt
S: 36,5
RR: 20x/mnt
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi 1, 3, 4, 6
BAB 4
4.1 KESIMPULAN
1. Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskular yang
terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada masa
nifas. Preeklampsia merupakan penyebab kematian maternal dan perinatal
paling penting dalam ilmu kebidanan.
2. (MDGs) pada tahun 2015, kasus kematian ibu dan bayi baru lair di
Indonesia masih pada posisi 305 per 100.000 kelahiran. Padahal target
yang dicanangkan perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) adala 102 per
100.000 kelahiran.
3. Penyebab pasti preeklampsia masih belum diketahui secara pasti. Menurut
Angsar (2009) beberapa faktor risiko terjadinya preeklampsia meliputi
riwayat keluarga pernah preeklampsia/eklampsia, riwayat preeklampsia
sebelumnya, umur ibu yang ekstrim (35 tahun), riwayat preeklampsia
dalam keluarga, kehamilan kembar, hipertensi kronik.
4. Preeklampsia pada awalnya ringan sepanjang kehamilan, namun pada
akhir kehamilan berisiko terjadinya kejang yang dikenal eklampsia. Jika
eklampsia tidak ditangani secara cepat dan tepat, terjadilah kegagalan
jantung, kegagalan ginjal dan perdarahan otak yang berakhir dengan
kematian (Natiqotul, 2016).
5. Pencegahan yang dilakukan untuk menghindari preeklamsi pada ibu hamil
adalah dengan menjaga pola hidup sehat, rajin jalan kaki setiap pagi,
menghindari makanan berlemak, belajar untuk relaks dan mengendalikan
stress, diet garam serta pengendalian berat badan, periksa tekanan darah
secara teratur

4.2 SARAN
1. Bagi mahasiswa ners
Sebagai salah satu syarat menyelesaikan tugas yang dapat menjadi
pengingat ketika nanti menjadi ahli kesehatan
2. Bagi civitas akademika
Dapat memberi tambahan wawasan bagi setiap mahasiswa agar
mampu dan tau cara menangani pasien preeklamsi pada khususnya
3. Bagi tenaga kesehatan
Mampu memberikan bantuan dan tambahan ilmu ketika terdapat
mahasiswa yang menjalani praktek keperawatan sehingga bisa
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari
4. Bagi pasien preeklamsi pada khususnya dan masyarakat biasa pada
umumnya
Bisa menjadi sumber informasi tambahan agar ketika terjadi hal
yang sama dapat tenang dan pasien bisa selamat sampai rumah
sakit.
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, Lowdermilk. (2005). Keperawatan Maternitas. Diterjemahkan oleh


Cristantie Effendie. Jakarta: EGC

Dinas Kesehatan. 2009.Angka kematian Ibu (AKI).Jakarta: Depkes RI Depkes RI.


2010. Gangguan Kehamilan. Jakarta: Depkes RI Fauziah, Yulia.(2012).Patologi
Obstetric.Jakarta:Sinar Medika Firdaus, Nadya.(2010).keperawatan
maternitas.Jakarta:salemba medika Mansjoer.Arif .(2006).Kapita Selekta
Kedokteran Jilid 1. Jakarta: EGC.

NANDA NIC-NOC.2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa


Medis. Jilid I. Diterjemahkan oleh Amin Huda. N, Hardhi
Kusuma.Yogyakarta:Media Action

Obgynacea 2009. Nanda NIC NOC jilid 2. Diterjemahkan oleh Amin Huda. N,
Hardhi Kusuma.Yogyakarta:Media Action

Prawirohardjo, Sarwono.(2010).Ilmu Kebidanan.Jakarta: PT Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo

Rustam Mochtar.2011. Sinopsis Obstetri Fisiologi/ Patologi. Diterjemahkan oleh


Sofian, Amru Jakarta : EGC

Wiknjosastro, Bambang.(2008).Keperawatan Maternitas.Jakara: Salemba Medika

Wilkinson, Judith M.2011. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Dia alih


bahasakan Esty Wahyuningsih, editor bahasa Indonesia, Dwi Widarti. Edisi 9,
Jakarta. EGC

Asuhan keperawatan. Diunduh pada tanggal 12-12-2019 di http://id


Scribd.com/documen/209372542/askep.preeklamsia
Laporan pendahuluan preeklamsia. Diunduh pada tanggal 12-12-1019 di http://id
Sribd.com/doc/244988777/laporan pendahuluan preeklamsia
Lp preeklamsia. Diunduh pada tanggal 12-12-2019 di http://bangsal sehat.
Blogspot.com/2019/laporan pendahuluan preeklamsi pdf html:1

Anda mungkin juga menyukai