Anda di halaman 1dari 18

Lukisan Daniel di dalam gua singa dengan Darius orang Media di atas.

Darius orang Media (bahasa Aram: ‫" דָ ְר ָיוֶׁש מדיא‬Daryawesy


Medya") adalah raja yang dicatat dalam Kitab Daniel, pasal
6-9, dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian
Lama di AlkitabKristen. Menurut Kitab Daniel, ia
"menerima pemerintahan" di Babilon ketika berumur 62
tahun, setelah Belsyazar, raja orang Kasdim, terbunuh
[1]

(Daniel 5:30).
Pakar Alkitab umumnya tidak setuju bahwa ini sama
dengan Darius yang Agung, karena perbedaan zaman yang
besar. Pendapat modern mengidentifikasikannya
dengan Cyaxares II.

Identitas
 Nama "Darius orang Media" disebutkan dalam Kitab
Daniel, karya sejarah Flavius Yosefus, dan Midrash
Yahudi. Namun, belum ada catatan jelas mengenai Darius
ini dari penemuan sejarah Babel dan Persia. Herodotus,
[2]

penulis sejarah Yunanipada tahun 440 SM, mencatat


bahwa Kerajaan Babilon ditaklukkan oleh
tentara Persia (~539 SM), di bawah pimpinan raja Koresh,
yang sebelumnya menguasai kerajaan Media sekitar
tahun 550 SM.
Cyaxares II
Menurut Kitab Daniel, Darius orang Media mulai
memerintah pada usia 62 tahun, mengangkat 120 wakil-
[5:31]

wakil raja (satrap) atas kerajaannya, menjadi raja atas


[6:1]

kerajaan orang Kasdim. Ada yang melihatnya cocok


[9:1]

dengan sejarah raja Cyaxares II, yang diketahui dari


catatan Xenophon, seorang sejarawan Yunani. Menurut
tulisan Xenophon Cyropaedia (1.5.2), Cyaxares II
meneruskan tahta raja Astyages sebagai penguasa
kekaisaran Media, dan ia juga saudara laki-laki Mandane,
ibu Koresh Agung (1.2.1, 1.4.7). Dicatat bahwa Koresh,
yang merupakan pewaris tahta kerajaan Persia, memimpin
tentara Media-Persia menguasai Babel pada tahun 539 SM,
sementara pamannya Cyaxares tinggal di
Ektabana. Cyaxares saat itu sudah berusia lanjut, dan
[3] [4]

karena Koresh yang memimpin pasukan, maka Koresh yang


dianggap sebagai raja. Setelah Koresh mengalahkan Babel,
ia mengundang Cyaxares untuk menduduki istana yang
disiapkan baginya di Babel, maka Cyaxares memberikan
putrinya (saudara sepupu Koresh) menjadi istri Koresh,
dengan mahar seluruh kerajaan Media. Cyaxares secara [5]

nominal memerintah dari Babel sebagai pemimpin


kekaisaran Media-Persia selama dua tahun sampai
kematiannnya, meskipun kekuasaan yang sesungguhnya
[6]

ada di tangan Koresh. Setelah kematian Cyaxares,


[6]

kekaisaran berpindah tangan secara damai kepada Koresh. [6]

Paling tidak sejak masa Hieronimus sampai abad ke-19,


[7]

banyak penulis, baik orang Yahudi maupun Kristen,


menerima keberadaan Cyaxares II. Ia dikenal sebagai raja
Media di akhir kekaisaran Babel dalam komentari Alkitab
karya John Calvin, Adam Clarke, Keil dan Delitzsch, serta
Lange. Dalam komentari Lange, Otto Zöckler menyebutkan
Gesenius, Hengestenberg, dan banyak penulis pada jaman
itu telah menyamakan Cyaxares II dengan Darius orang
Media dalam Kitab Daniel. < Komentari-komentari ini
[8]

mencatat kemiripan antara Cyaxares II yang digambarkan


oleh Xenophon dengan Darius orang Media yang dapat
digambarkan dari catatan-catatan pendek dalam Kitab
Daniel. Dalam pandangan mereka, perbedaan nama dapat
dijelaskan dari kenyataan bahwa raja-raja pada masa itu—
termasuki Artaxexres I, Darius II, Artaxerxes III, Darius
III—mempunyai nama tahta di samping nama pribadi
mereka. Dalam kasus Cyaxares II, Harpocration dan
[9]

Berossus dikutip sebagai bukti bahwa nama tahta Cyaxares


II adalah Darius. Mengenai korelasi antara Cyaxares dan
[10][11]

Darius orang Mede, Zöckler menulis, "kisah yhang dicatat


oleh Xenophon mengenai Cyaxares secara lengkap
bersesuaian dengan naratif Daniel mengenai Darius orang
Media, sehingga, sebagaimana diakui Hitzig, 'identitas
keduanya tidak dapat diragukan lagi.'"
[12]

Bukti yang menguatkan


Sumber-sumber ini umumnya saling mendukung dalam satu
dan lain hal mengenai keberadaan Cyaxares II sebagai raja
penerus Astyages pada tahta kerajaan Media, dan yang terus
memerintah sampai beberapa tahun setelah Babel dikuasai
oleh gabungan tentara Media dan Persia serta para sekutu
mereka. Daftar ini disusun menurut waktu penyusunan
diawali dengan yang paling tua.
Stele Harran
Stela Harran (Harran Stele) dibuat pada tahun ke-14 atau
[13]

ke-15 pemerintahan raja Babel, Nabonidus, yaitu sekitar


542-540 SM, dalam peringatan restorasi kuil di Ehulhul
yang dilakukannya. Nabonidus menyatakan bahwa pada
[14]

tahun ke-10 pemerintahannya (546/5 SM), raja-raja


musuhnya mengundangnya kembali ke Babel. Raja-raja itu
dikatakannya adalah "raja-raja negeri Mesir, negeri
[v.l. untuk KUR: URU, kota] orang Media, negeri Arab dan
negeri-negeri lain yang bermusuhan". Nilai pentingnya
terletak pada kenyataan bahwa ini ditulis hanya beberapa
tahun sebelum Nabonidus direbut kerajaannya oleh orang
Media dan Persia. Kalau dikaitkan dengan catatan
Herodotus, ini bertepatan dengan 13 atau 14 tahun setelah
Koresh menguasai Media dan menjadi penguasa kerajaan
gabungan Media-Persia pada tahun 559 SM, tetapi nyatanya
Nabonidus tidak menyebut Persia, mendukung tulisan
Xenophon bahwa saat itu kerajaan Persia masih menjadi
sekutu yang lebih kecil dalam konfederasi Media-Persia, di
mana Koresh menjadi raja muda di bawah pamannya,
Cyaxares II, raja Media. Tidak ada dalam catatan sejarah
manapun bahwa Koresh disebut sebagai raja Media, selain
sebagai "raja Anshan", "raja Persia", "raja agung" dan gelar
yang serupa. Dengan demikian, Stele Harran memberi bukti
bahwa beberapa tahun sebelum Babel jatuh, raja Media,
yang tidak disebut namanya, dianggap musuh Babel yang
lebih penting daripada Koresh maupun Persia, yang sama
sekali tidak disinggung.
Ukiran Persepolis

Patung-patung Frieze menggambarkan para bangsawan Persia dan


Media dalam percakapan bersahabat.

Pembangunan kota Persia, Persepolis, dimulai pada awal


pemerintahan Darius I (522–486 SM), kemungkinan tahun
515 SM, dan selesai pada pemerintahan
putranya, Xerxes (486–465 SM). Tangga raksasa istana
[15]

Apadanamerupakan bagian pertama pembangunannya.


Pahatan-pahatan pada tangga tersebut menggambarkan para
bangsawan Persia dan Media, tanpa perbedaan
kedudukan. Penggambaran kesetaraan orang Persia dan
[16][17]

Media ini tidak konsisten dengan cerita Herodotus bahwa


orang Persia "menaklukkan" dan menjadikan orang Media
"budak-budak" sekitar 20 tahun sebelum jatuhnya Babel
(Histories 1.129,130). Hal ini lebih konsisten dengan
gambaran dalam Cyropaedia mengenai konfederasi dua
bangsa, yaitu Media dan Persia, di mana orang Media
asalnya merupakan sekutu yang lebih senior dalam
konfederasi itu.
Aeschylus dalam The Persians
Drama tragedi karya Aeschylus The Persians("Orang-orang
Persia") ditulis pada tahun 472 SM. Ia hidup sejaman
dengan Darius Hystaspes (522–486 SM) dan
putranya Xerxes(486–465 SM). Ia berperang melawan
tentara Persia di Marathon dan Salamis. Drama The
Persians ditulis sebelum Xenophon maupun Herodotus, dan
karenanya bebas dari pengaruh kedua sumber tersebut.
Drama itu merupakan penggambaran kekalahan tentara
Persia oleh tentara Yunani di Salamis (486 SM). Di
dalamnya, roh Darius I menggambarkan ada dua raja Media
yang mendahului Koresh sebagai penguasa gabungan
Media-Persia:
Karena orang Media adalah pemimpin gabungan pertama kami;
Dan yang lain, putranya, menyelesaikan pekerjaan ini,
Karena pikiran[-nya] mengarahkan niatnya.
Dan orang ketiga darinya adalah Koresh, seorang yang beruntung;
Ketika ia memerintah, ia membuat perdamaian untuk semua rakyatnya.

Dalam catatan sejarah Herodotus, dua raja Media yang


mendahului Koresh adalah Cyaxares I dan putranya
Astyages. Namun menurut Herodotus sendiri, Cyaxares I
tidak mendirikan konfederasi Media-Persia, dan Astyages
tidak "menyelesaikan pekerjaan ini"; melainkan ditulis
bahwa ia kehilangan tahtanya karena kalah berperang
melawan Koresh. Perbedaan catatan antara Aeschylus
dengan Herodotus mengenai sejarah dasar orang Media dan
Persia sedemikian jelas sehingga Walther Kranz
menyatakan, "Tentunya orang dapat mengeluh, bahwa
Aeschylus (sebagaimana para pendengarnya) tidak tahu apa-
apa mengenai revolusi besar di Timur yang melibatkan
perubahan kekuasaan kepada orang Persia." Steven [18]

Anderson menulis, "Upaya menyatukan pendapat Aeschylus


dengan Herodotus tidak dapat terjadi, bukan saja karena
problem mengkorelasikan raja-raja Media, tetapi juga
karena problem konfederasi Media-Persia. Aeschylus
menunjukkan bahwa orang Media dan Persia disatukan
sebagai sekutu pada pemerintahan raja Media pertama
dalam daftarnya, dan tidak mengindikasikan adanya
pendudukan dengan kekerasan atas orang Media oleh
Koresh, sebagaimana ditulis oleh Herodotus."[19]

Penafsiran pada ahli sastra klasik mengidentifikasikan dua


raja Media sebelum Koresh dalam drama ini adalah
Astyages dan Cyaxares II. Ini juga yang diyakini oleh
Thomas Stanley, penyunting edisi standar karya-karya
Aeschylus dari abad-abad ke-17 sampai ke-19. Aeschylus
menunjukkan bahwa Astyages raja Media memulai suatu
konfederasi dengan orang Persia dengan memberikan
putrinya, Mandane, untuk dinikahi oleh Cambyses, raja
Persia, dan kelak melahirkan Koresh. Pernikahan ini
didukung oleh catatan-catatan sejarah oleh Herodotus dan
Xenophon. "Dalam konteks Timur Dekat purba, pernikahan
semacam itu menandai pembentukan suatu persekutuan
politik, dan tampaknya Astyages membentuk persekutuan
dengan Persia dengan pandangan untuk melawan kekuasaan
mutlak Babel. Pekerjaan yang dimulainya untuk menentang
kekuasaan Babel melalui konfederasi dengan Persia
diselesaikan oleh putranya Darius/Cyaxares II, yang
menduduki tahta Media ketika Babel jatuh ke tangan tentara
Media-Persia." Aeschylus dalam beberapa baris tulisannya
[20]

menggambarkan masa-masa permulaan konfederasi Media-


Persia yang sejalan dengan catatan Xenophon mengenai
pergantian tahta raja-raja Media, termasuk Cyaxares II.
Berossus
Berossus adalah seorang penulis Babel yang menghasilkan
sejarah Babel, Babyloniaca, sekitar tahun 270 SM.
Karyanya dikenal luas pada zaman kuno, namun hanya
terlestarikan dalam bentuk fragmen-fragmen yang dikutip
oleh para penulis di kemudian hari. Suatu fragmen yang
menggambarkan penyerangan Babel oleh Koresh dikutip
oleh Flavius Yosefus dalam tulisannya Against Apion(1.150-
53/1.20). Kutipan dari Berossus itu memberi tarikh
penyerangan pada tahun ke-17 pemerintahan Nabonidus,
raja Babel, sesuai dengan inskripsi tulisan kuneiform pada
"Tawarikh Nabonidus". Bagian Babyloniaca ini juga dikutip
oleh Chronicle tulisan Eusebius, suatu karya yang hanya
terlestarikan dalam terjemahan bahasa Armenia. Eusebius
mengutip Abydenus, seorang eptiomizerBerossus, sebagai
sumbernya. Fragment tulisan Berossus yang terlestarikan
dalam Against Apion menyatakan bahwa Koresh
memberikan Nabonidus provinsi Carmania sebagai tempat
tinggalnya. Chronicle tulisan Eusebius mendukung
pernyataan ini, tetapi kutipan Abydenus/Berossus
menambahkan: "Kepada orang ini [Nabonidus] Koresh
memberikan, ketika ia merebut Babel, jabatan gubernur
negeri Carmania; [tetapi] raja Darius mengambil sejumlah
provinsi itu untuk dirinya sendiri."
[21]

Pernyataan Berossus menunjukkan adanya seorang raja


bernama Darius yang hidup sejaman dengan Koresh dan
Nabonidus. Rujukan pada nama Darius digunakan dalam
komentari abad ke-19 tulisan Keil dan Delitzsch dan Lange
untuk menyatakan adanya sumber kuno yang
mengidentifikasikan orang ini dengan "Darius orang Media"
dalam Kitab Daniel.
Harpocration
Harpocration adalah seorang lexicographeryang menulis
pada bagian pertengahan akhir abad ke-2 Masehi. Ia
dikaitkan dengan perpustakaan besar di Alexandria, dan
memiliki akses kepada sumber-sumber kuno yang hilang
ketika perpustakaan itu musnah. Karyanya yang
terlestarikan adalah The Lexicon of the Ten
Orators ("Leksikon Sepuluh Orator"). Dalam keterangan
mengenai sebuah mata uang logam daric, ia menulis,
"Tetapi daric tidak dinamai sebagaimana banyak orang
menduga, menurut raja Darius ayah dari Xerxes, tetapi
seorang raja yang lebih kuno." Pada abad ke-19, C. F. Keil,
dalam komentari Keil dan Delitzsch mengenai Alkitab
Ibrani, mengutip pernyataan Harpocration sebagai bukti di
luar Alkitab, khususnya Kitab Daniel, mengenai keberadaan
"Darius orang Media" sebagai tokoh sejarah. [22]

Bukti yang melemahkan


Teks kontrak Babel
Ada ribuan contoh dokumen kontrak Babel yang ditulis
dalam kuneiform pada tanah liat, kebanyakan belum
dipublikasikan. Strassmaeir mempublikasikan 384 teks
kontrak yang bertarikh masa pemerintahan Koresh, dan
[23]

yang lain-lain juga dipublikasikan. Dokumen-dokumen ini


memberikan argumen terkuat untuk menyangkal keberadaan
Cyaxares II, karena tidak ada yang menyebut nama itu dari
yang sudah dipublikasikan. Rowley menulis, "Tidak ada raja
yang memerintah di antara Nabonidus dan Koresh, sejak
bulan di mana Koresh memasuki Babel, kontrak-kontrak
ditulis atas namanya."
[24]

Menurut Cyropaedia(8.5.1,17), hanya setelah segala urusan


dibereskan di Babel, Koresh mengundang Cyaxares datang
ke Babel, di mana telah disediakan sebuah istana untuknya.
Jika demikian, maka rakyat Babel akan mengenal Koresh
sebagai penakluknya, bukan Cyaxares yang berada di tempat
jauh saat penaklukan itu. Steven Anderson, yang
mendukung catatan sejarah Xenophon, menulis bahwa
Koresh "jelas dianggap sebagai raja baru ketika ia memasuki
kota itu dengan prosesi yang dikoreografi secara cermat, dan
kedatangannya didahului dan diikuti oleh kampanye
propaganda besar-besaran." Anderson juga menyatakan,
[25]

"Tidak mustahil bahwa ada teks kuneiform yang menyebut


Darius orang Media secara keliru oleh para sarjana modern
diidentifikasikan dengan salah satu tiga raja Persia yang
bergelar 'Darius.' Rujukan apapun terhadap Darius orang
Media harus benar-benar eksplisit, kalau tidak maka tidak
dapat dibedakan dengan Darius lain." [26]

Silinder Koresh
Silinder Koresh adalah suatu tabung tanah liat yang ditulisi
[27]

tulisan kuneiform bahasa Akkadia. Tampaknya ditulis tidak


lama setelah penaklukan Babel (yang terjadi pada tahun 539
SM) dan sebelum kematian Koresh pada tahun 530 SM.
Dalam teks tersirat bahwa orang Persia telah menaklukkan
kerajaan Media dalam suatu perang, sebelum menaklukkan
Babel, dan ini sesuai dengan catatan Herodotus. Tidak ada
penyebutan raja orang Media pada saat kejatuhan Babel,
sehingga digunakan sebagai bukti meragukan keberadaan
Cyaxares II sebagaimana ditulis oleh Xenophon.

Silinder Koresh (British Museum)

Para sarjana modern melihat silinder tersebut sebagai bagian


propaganda untuk memanipulasi pandangan publik melawan
raja Babel terakhir, Nabonidus, dan melegitimasi
penguasaan Koresh atas Babel. Digambarkan bahwa
[28][29][30]

Koresh adalah pembebas rakyat Babel yang mengembalikan


pemujaan kepada dewa Marduk setelah diabaikan oleh
Nabonidus, yang terus menerus disalahkan di sepanjang
tulisan itu.
Dinyatakan dalam Silinder Koresh bahwa raja Koresh
"membuat negeri Gutium dan seluruh Umman-Manda
bersujud takluk di kakinya." Umman-Manda oleh sejumlah
ahli dianggap sebagai rujukan pada "Media" yang tunduk di
bawah Koresh. Namun, menurut Steven Anderson, ini dapat
berarti bahwa Koresh mendapatkan sumpah kesetiaan
tentara Media setelah berhasil mengalahkan negeri Lydia
dan sekutunya, pada saat Koresh sendiri masih merupakan
raja muda di bawah Cyaxares II. Mengenai "takluknya"
orang Gutium dan Umman-Manda, Anderson menulis,
"Demi membenarkan klaim propaganda yang palsu, juga
sebagai kesempatan bagi Koresh untuk meninggikan diri,
penting untuk menggambarkan Koresh
telah menaklukkan orang Media, bukannya perlahan-lahan
mengambil alih kekuasaan atas konfederasi tentara Media
Persia setelah meneruskan tahta raja Media terakhir. ... Jika
Koresh telah diberi kuasa atas seluruh tentara Media
sebelum jatuhnya Babel, pernyataan ini cocok dengan
catatan Herodotus maupun Xenophon." [31]

Menurut Xenophon's Cyropaedia (4.6.1-11), Gobryas (atau


Gubaru), gubernur Gutium yang tunduk di bawah kerajaan
Babel, menaruh kebencian lama terhadap raja Babel. Setelah
Koresh mengalahkan Croesus, raja Lydia, Gobryas
mendatangi Koresh dan mengindikasikan kesetiaannya.
Gobryas diceritakan lebih jelas dalam catatan selanjutnya,
memberikan nasihat kepada Koresh bagaimana caranya
merebut kota Babel, bahkan memimpin tentara yang
merebut kota itu (5.4.41-50; 7.5.8-33). Meskipun bagian ini
dipertanyakan karena tujuan Xenophon adalah
menggambarkan Koresh sebagai ahli taktik dan diplomasi,
tidak ada catatan lain bagaimana orang Gutium menjadi
pengikut Koresh, sebagaimana dicantumkan dalam silinder
Koresh. Catatan Xenophon didukung oleh "Tawarikh
Nabonidus" yang menyebut Gobryas (Ugbaru), sebagaimana
dalam Cyropaedia karya Xenophon, sebagai "gubernur
Gutium" dan pemimpin tentara Koresh dalam merebut kota
Babel. Steven Hirsch menyimpulkan, "Maka Xenophon
benar dalam menyatakan bahwa Koresh mendapatkan
bantuan dari seorang bernama Gobryas, bekas taklukan
Babel yang berperan penting dalam jatuhnya kota Babel.
Detail ini tidak ada dalam catatan Herodotus maupun bagian
yang terlestarikan dari catatan Ctesias, Persica."
[32]

Tawarikh Nabonidus
Tawarikh Nabonidus adalah sebuah dokumen Babel kuno,
bagian dari kumpulan besar Tawarikh Babilonia yang ditulis
dalam tulisan kuneiform pada lempengan tanah liat. Amélie
Kuhrt mendeskripsikan Tawarikh Nabonidus sebagai
"catatan kuno yang paling dapat dipercaya dan gamblang
mengenai kejatuhan Babel." Namun, Tawarikh ini juga
[33]

dideskripsikan sebagai "suatu karya propaganda untuk


mengagungkan Koresh". Cirinya yang teratur dalam tahun-
[34]

tahun menunjukkan sumber dokumen yang berasal dari


pemerintahan raja Babel, Nabonidus, tetapi disunting besar-
besaran untuk menjelek-jelekkan Nabonidus sebagai orang
yang mengabaikan perayaan tahun baru di Babel.
Tawarikh Nabonidus

Terkait dengan keberadaan Cyaxares II, Tawarikh ini


bersesuaian dengan catatan Herodotus bahwa
tentara Ishtumegu dari Agamantu (dianggap sebagai
Astyages dari Ektabana) memberontak terhadapnya,
sehingga "Koresh, raja Anshan" menguasai dan menjarah
Agamantu/Ektabana. Ini dianggap mendukung catatan
Herodotus mengenai pergantian raja-raja di mana Koresh
Agung langsung menggantikan Astyages sebagai raja
gabungan Media dan Persia, tanpa diperantarai oleh
Cyaxares II. Meskipun ada kesesuaian ini, masih ada
persoalan, antara lain bahwa Herodotus dan Tawarikh
Nabonidus merupakan saksi-saksi yang saling bergantung.
Herodotus mengatakan ada 4 versi yang dimilikinya
mengenai pertumbuhan Koresh dan bagaimana ia menjadi
raja, tapi Herodotus memilih salah satu saja dalam
catatannya (Histories 1.95). Catatan yang dipilihnya
tampaknya merupakan pandangan resmi orang Persia;
dengan kata lain, kesesuaian Herodotus dengan Tawarikh
Nabonidus Chronicle tidak dapat dikatakan sebagai dua
kesaksian yang terpisah. Perlu dicatat bahwa Tawarikh
Nabonidus mendukung catatan Xenophon dalam
menyebutkan Ugbaru/Gobryas, gubernur Gutium, sebagai
jenderal tentara yang merebut Babel.
Dalam bagian yang rusak sebagiannya, Tawarikh Nabonidus
melaporkan kematian "istri raja". Ini terjadi beberapa waktu
sebelum akhir bulan di mana pasukan Koresh merebut
Babel. Jika raja itu adalah Koresh, maka kemungkinan yang
meninggal adalah istri pertamanya, Cassandane,
ibu Cambyses II. Cambyses II sudah cukup tua untuk
menjadi putra mahkota/raja muda ketika ayahnya memasuki
Babel. Jika Cassandane meninggal pada waktu itu, maka
akan menjelaskan bagian dalam Cyropaedia (8.5.19) di
mana Cyaxares II, paman Koresh dari pihak ibunya,
memberikan putrinya menjadi istri Koresh yang baru
kehilangan istrinya, dengan kerajaan Media sebagai
maharnya. Kematian istri raja dalam Tawarikh Nabonidus
akan menjelaskan mengapa Koresh menikahi seorang ratu
lagi ketika sudah separuh baya, sebagaimana dicatat
dalam Cyropaedia. Para sejarawan yang menghubungkan
kematian permaisuri raja dalam Tawarikh Nabonidus
dengan Koresh menikahi istri baru segera setelahnya
(Cyropaedia) melihatnya sebagai bukti keberadaan
Cyaxares II. Salah satunya adalah William Shea. [35]

Herodotus
Histories (Herodotus) karya Herodotus ditulis antara tahun
450 dan 420 SM. Herodotus tidak memiliki tempat untuk
[36]

Cyaxares II dalam Histories, karena menurut narasinya


Koresh berhasil memimpin pemberontakan melawan
kakeknya dari pihak ibu, yaitu Astyages raja Media. Dengan
demikian, orang Media menjadi "budak" orang Persia
(1.129,130). Herodotus menyatakan bahwa Astyages tidak
mempunyai ahli waris laki-laki (1.109); ini dapat
dibandingkan dengan pernyataan Xenophon
(Cyropaedia 8.5.19) bahwa Cyaxares (II), putra Astyages,
tidak mempunyai ahli waris laki-laki. Tiadanya ahli waris
laki-laki merupakan bagian penting dalam kisah Herodotus
mengenai kelahiran dan pertumbuhan Koresh, suatu kisah
yang secara universal dianggap sebagai sebuah adaptasi
mitos yang tersebar luas mengenai anak-anak buangan yang
kemudian menjadi raja. Permusuhan antara Koresh dan
Astyages yang memuncak pada pemberontakan Koresh
merupakan bagian integral mitos tersebut, yang dianggap
didukung oleh Tawarikh Nabonidus.

Identifikasi dengan tokoh-


tokoh lain
Ada usaha untuk mengidentifikasikannya dengan sejumlah
tokoh penting pada zaman itu, seperti yang diusulkan oleh
George R. Law: [37]

Astyages
Dalam Bel dan Naga, Tambahan pada Kitab Daniel, ayat 1
dicatat bahwa Astyages orang Media, adalah raja terakhir
sebelum Koreshorang Persia; tetapi ayat yang serupa
ditambahkan dalam Alkitab bahasa YunaniSeptuaginta di
akhir Daniel 6 menyebutkan nama "Darius" bukan
"Astyages". (LXX Daniel 14:1 dan Daniel 6:29)
Koresh
H.H. Rowley dalam Darius the Mede and the Four World
Kingdoms in the Book of Daniel, menyimpulkan bahwa
Darius adalah sekadar nama lain untuk raja Koresy Agung,
yang merebut Babel pada 15 Oktober 539 SM. Koresy
menikah dengan seorang Media, sementara ia sendiri pun
mempunyai darah Media dari ibunya, bahkan ayah dari
ibunya adalah Astyages yang merupakan "raja terakhir
kerajaan Media". Sebuah analisis tentang teks-teks varian,
[38]

khususnya Septuaginta, mengungkapkan bahwa nama-nama


"Darius" (DRYWS dalam bahasa Ibrani) dan "Koresy"
(KRWS) dibalikkan dalam 11:1, dan kemungkinan telah
keliru disalin di tempat lain. Sebutan "Media (Ibr. MMAI)
mungkin telah digunakan sebagai istilah etnis untuk
diberikan kepada orang-orang Persia pula, yang berasal dari
ras yang sama. Teori ini pertama kali diusulkan oleh Donald
Wiseman tahun 1957. Namun, Daniel 6:29mencatat: "Dan
[39]

Daniel ini mempunyai kedudukan tinggi pada zaman


pemerintahan Darius dan pada zaman pemerintahan Koresh,
orang Persia itu." di mana jelas bukan orang yang sama.
Darius Agung
Darius I atau Darius Agung memerintah dari tahun 522
sampai 486 SM. Ia disebut dalam Kitab Ezra, yaitu Ezra
4:24. Pakar Alkitab umumnya tidak setuju bahwa ini sama
dengan Darius orang Media dalam Kitab Daniel, karena
perbedaan zaman yang besar. Sejumlah pakar yang
[40]

mendukung teori ini adalah: Tremper Longman dan J.


Daniel Hays. [41]

Ada sejumlah pakar sejarah yang menduga nama Darius


dalam Kitab Daniel adalah kesalahan penyalin kitab di
kemudian hari, yaitu raja Darius I secara keliru ditempatkan
pada tahun-tahun lebih awal dari seharusnya. Ada 3
[42]

informasi pendukung yang diajukan:


1. Darius I, seperti Koresh, menaklukkan Babilon dan
secara pribadi memimpin tentara Persia yang merebut
ibu kota pada tahun 522 SM untuk membasmi
pemberontakan.
2. Kitab Daniel menyebutkan Darius mengatur kerajaan
dengan mengangkat wakil-wakil raja (satrap) dan
pejabat administrasi, yang cocok dengan Darius I: ia
dikenal dalam sejarah sebagai raja Persia yang
mengatur birokrasi kerajaannya dengan gemilang dari
rapi dalam sejumlah wilayah "satrapi" (yang dipimpin
oleh satrap) dan daerah pajak.
3. Darius I merupakan tokoh penting dalam
sejarah Yahudi, dikenang sebagai raja yang melihat
kembali titah raja Koresh untuk mengizinkan
pembangunan Bait Suci di Yerusalem oleh orang-orang
yang kembali dari pembuangan. (Ezra 1-6)
Gubaru
John Whitcomb, dalam bukunya pada tahun 1959 Darius the
Mede, mengatakan bahwa Darius adalah nama lain dari
Gubaru (kadang-kadang dieja sebagai Ugbaru). Pandangan
ini popular di kalangan orang-orang Kristen konservatif.
Gubaru adalah tokoh sejarah yang dikenal sebagai orang
yang sesungguhnya memimpin pasukan untuk merebut
Babel dari Nabonidus. Jadi mungkin saja Koresh
menghadiahi Gubaru dengan jabatan gubernur regional
karena berhasil merebut ibu kota Kerajaan Babel dan praktis
mengakhiri peperangan. Lebih lanjut, Alkitab mencatat
bahwa Darius memerintah pada masa pemerintahan "Koresh
orang Persia" dan "menerima pemerintahan" atas orang
[43]

Kasdim. Gubaru atau Gobryas adalah seorang jenderal


[44]

dari Koresh dan gubernur dari Gutium. Ia merebut Babilon


pada bulan Tashritu (atau Tisyri) pada tahun ke-17
pemerintahan Koresh (15 Oktober 539 SM). Dua minggu
[45]
kemudian Koresh memasuki kota Babilon dengan arak-
arakan dan seminggu kemudian Gubaru mati. Masih
dipertanyakan juga pakah Gubaru dan Ugbaru adalah 2
orang yang berbeda atau sama (dengan ejaan yang berbeda).
Tokoh lain
John J. Collins mengatakan bahwa penulis Kitab
Daniel mencatat urutan 4 kerajaan sebagai: "Babel",
"Media" kemudian "Persia", karena itu mungkin saja tokoh
ini adalah karangan untuk memasukkan ke dalam urutan
tersebut.
[46]

RBP

Tradisi Yahudi
Talmud dan midrash menyebutkan bahwa Darius orang
Media adalah paman dan sekaligus mertua dari Koresh
Agung, yang disegani oleh Koresh. Setelah kematian Darius,
barulah Koresh mengambil alih tahta. Menurut
Josippon, Ahasyweros dalam Kitab Ester adalah putra
Darius orang Media. Midrash Tanchuma menggambarkan
jatuhnya Babilon seperti dalam Kitab Daniel dan
menambahkan bahwa Darius mengambil Wasti, putri
raja Belsyazar, sebagai istri untuk putranya, Ahasyweros.
RBP

Anda mungkin juga menyukai