Anda di halaman 1dari 7

NAMA : YUDITH YOULLANDA DARAEDO

NIM : E1012191087

PRODI : ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

KELAS :C

MATAKULIAH : SEJARAH SOSIAL POLITIK

PERBANDINGAN CIRI-CIRI DEMOKRASI DI ERA ORDE BARU DAN ORDE


REFORMASI

1 Kebebasan Untuk Membentuk Organisasi

Orde Baru :

 menjadi awal munculnya entitas baru dalam pengaturan kebebasan berkumpul dan
berorganisasi di Indonesia yang sebelumnya tidak pernah dikenal, yaitu
organisasin (selanjutnya disebut UU 8/1985).
 Organisasi yang tidak terdaftar akan mengalami hambatan dalam menjalankan
kegiatan
 Dalam konteks hak atas kebebasan berorganisasi di Indonesia, pemerintah masih
menjadikan pendaftaran atau registrasi sebagai bentuk pengakuan dan keabsahan
organisasi.

Contoh :
1) Kebebasan berkumpul dan berorganiasi diindonesia diatur dalam beberapa
undang-undang
2) Organisasi yang terbentuk harus berdasarkan izin resmi dari pemerintah

Orde Reformasi :

 kemunculan organisasi kemasyarakatan tersebut terkadang ditandai dengan


beberapa aksi kekerasan
 Kehadiran banyak organisasi kemasyarakatan dengan sendirinya menyediakan
banyak ruang dan pilihan bagi setiap individu untuk menyalurkan keyakinan dan
sikap politiknya.
Contoh :
1) Tidak jarang organisasi yang menyimpang dengan doktrin yang baik akan
memiliki banyak anggota
2) Organisasi dapat dibentuk dengan mudah , dengan adanya organisasi
organisasi baru

2 Kebebasan Mengalurkan Pendapat

Orde Baru :

 Kebebasan untuk menyampaikan pendapat pada masa orde baru terbatas dan ruang gerak
pers juga dibatasi.
 Tidak ada kebebsan berpendapat di era rode baru.
 Terbatasnya kebebasan untuk menyampaikan pendapat. Teratasnya ruang gerak pres.
 Rakyat indonesia tidak dapat mengungkapkan pendapatnya, karena pada saat itu sistem
pemerintahan yang masih otoriter sangat ditekankan diindonesia.
 Sebuah fakta yang hampir tidak terbantahkan, bahwa hampir seluruh rakyat indonesia
dibungkam dan tidak boleh melakukan sikap kontra terhadap segala tindakan pemerintah.
.
Contoh :
1) Beberapa aktifis yang terus berjuang dan berani menentang tirani dengan
berbagai resiko yang dihadapinya.
2) Kontrol rezim pada saat itu dapat ditengarai dari berita yang dipublikasikan
suatu media.
3) Wartawan pada zaman itu seringkali mendapat telepon misterius yang
memaksa suatu berita sensitif tidak dimuat.
Orde Reformasi :
 Masyarakat dan pers memiliki kebebasan untuk menyampaikan pendapat termasuk
sampai memberikan saran serta keritik kepada pemerintah secara terbuka tanpa perlu ada
yang ditakutkan.
 Sistem pemerintahan inilah yang ,menduung kebebasan rakyat untuk mengungkapkan
pendapatnya.
 Rakyat dapat mengungkapkan pendapatnya memlalui berbagai media, antara lain
berbicara di depan publik secara langsung , melalui lembaga perwakilan rakyat, surat,
dan melalu.
 Kondisi kebebasan pers berperan penting untuk membangun proses transisi
menuju demokrasi di Indonesia.

Contoh :
1) Wartawan bebas untuk mengemukakan pendapatnya secara sehat.
2) Aturan demi aturan dibuat dan disesuaikan dengan keadaan bangsa yang
masih gagap gempita dalam memaknai kebebasan berpendapat.

3 Hak Untuk Memilih

Orde Baru :
 Masyarakat sulit untuk memilih pilihannya sendiri karena diatur oleh pemerintah
 Rakyat dibatasi oleh pemerintah dalam menentukan pilihan
 Tidak ada pilpres serta anggota Legislatif secara langsung.
 ASAS PEMILU yaitu Luber (Langsung,Umum,Bebas,dan Rahasia).

Contoh :
 Pemilihan umum dilakukan secara langsung dengan memilih 3 PARPOL saja
tanpa diwakilkan dan memenuhi syarat yang ditentukan oleh petugas
PEMILU di TPS.
Orde Reformasi :
 Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden serta anggota Legislatif secara langsung
oleh rakyat.
 ASAS PEMILU yaitu Luber dan Jurdil (Langsung,Umum,Bebas,dan Rahasia
serta Jujur dan Adil).
 Dilaksanakan dengan 2-3 tahapan (satu tahapan untuk memilih partai /anggota
legislatif dan dua tahapan untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden )
Contoh :
 Kegiatan pemilu yang dilakukan di TPS pada saat pemilu diadakan.

4 Hak untuk Memperoleh Kesempatan yang Sama dalam Pemerintah

Orde Baru :
 Hanya kalangan elite yang dapat berkuasa pada era orde baru
 Kesempatan yang sama dalam pemerintahan tidak berlaku pada masa orde baru
 Terdapatnya sistem konconisme pada masa orde baru

Contoh :
1) Perkembangan GDP per kapita Indonesia yang pada tahun 1968 hanya AS$70
dan pada 1996 telah mencapai lebih dari AS$1.565.
2) Pengangguran minimum
3) Membentuk lembaga pemberantasan korupsi namun ia sendiri terjungkal
karena korupsi.
4) Otonomi yang luas kemudian diberikan kepada daerah dan tidak lagi dikuasai
sepenuhnya oleh Pemerintah Pusat (desentralisasi).

Orde Reformasi :
 Semua kalangan dapat memperoleh kesempatan yang sama di dalam kedudukan
pemerintahan sesuai dengan apa yang dibutuhkan
 Kebanyakan orang-orang kaya atau kalangan elite yang mudah untuk memperoleh
kesempatan yang sama dipemerintahan.
 Kesempatan untuk memperoleh kesempatan yang sama dipemerintahan dapat
dilakukan sesuai dengan usaha apa yang dilkukan terebut.

Contoh :
1) Terbitlah Undang-undang Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi.
2) Undang-undang itu yang kelak menjadi jalan pembuka bagi lahirnya KPK.

5 Hak Bagi Pemimpin Politik untuk Bersaing Secara Ketat

Orde Baru :
 Tidak ada pemimpin yang dapat bersaing pada masa orde baru
 Partai politik masih dikendalikan oleh pemerintah
 Tidak ada persaingan antara pemimpin politik untuk memenangkan pemilihan
umum secra ketat

Contoh :
1) Partai politik pada masa orde baru hanya terdapat tiga partai, hal ini di
sebabkan karena pecahnya tragedi G30SPKI.
2) Terjadinya pemberontakan dan pencitraan yang dilakukan PKI agar rakyat
memilih patrai tersebu.

Orde Reformasi :
 Para pemimpin politik bersaing secara ketat untuk memenangkan pemilihan
 Persaingan menimbulkan bentrok antara pendukung partai politik
 Partai politik tidak dikendalikan oleh pemerintah sehingga pemimpin dapat
bersaing secara ketat
Contoh :
 Para pemimpin politik memberikan UANG SUAP kepada pemilih untuk
bersaing agar parpol mereka menang saat PEMILU

6 Pemilihan Umum yang Bebas dan Adil

Orde Baru :
 Pemilihan umum pada orde baru tidak berlangsung dengan bebas,jujur dan adil
terlepas dari slogan yang diusungnya,terjadi pemaksaan untuk memenangkan satu
peserta pemilu tertentu.
 Pada masa orde baru menggunakan dasar UU No. 15 tahun 1969
 Pada masa orde baru hanya ada 3 partai politik yaitu PDI, PPP, dan GOLKAR
 Pada masa orde baru tidak ada pemilihan presiden dan wakil presiden serta
anggota legislatif secara langsung

Contoh :
1) Tidak ada partai politik lain selain 3 partai tersebut
2) Pemilihan di tunjuk langsung oleh pemerintah
3) Masyarakat awam tidak bisa memprotes apa yang dilakukan pemerintah

Orde Reformasi :
 Pemilu bisa berlangsung dengan lebih bebas,jujur dan adil sehingga rakyat bebas
memberikan suaranya.
 pada masa reformasi kekerasan kerap terjadi antara parpol dan massa yang
mendukung.
 Pada masa reformasi kebebasan politik sebagai kekuatan parpol.
 pada masa reformasi adanya pembagian legitimasi di tengah masyarakat saat
pemilu.
Contoh :
1) Semakin banyak partai politik yan terbentuk
2) Pemilihan dilakukan secara langsung oleh rakyat
3) Masyarakat bebas menentukan pilihan nya sendiri

Anda mungkin juga menyukai