Internasional …………………………………………………………….. 7
Indonesia…………………………………………………………………… 16
Perjanjian ………………………………………………………… 17
atau Konsuler…………………………………………………………….. 45
3
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
Hubungan internasional adalah sutu cabang ilmu pengetahuan yang mempunyai satu
bidang spesialisasi yang meliputi aspek-aspek internasional dan beberapa cabang ilmu
pengetahuan lainnya.
Hubungan internasional adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang baru serta
mempelajari sejarah dari plitik internasional.
Hubungan internasional adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari
semua aspek internasional dari kehidupan sosial manusia.
Dengan demikian dapat diratik suatu definisi bahwa hubungan internasional adalah suatu
cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari politik internasional, organisasi,dan administrasi
internasional,serta politik luar negeri beserta pelaksanaannya di dalam dan di luar lingkungan
diplomatik. Adapun asas yang melandasi hubungan internasional Indonesia sebagai Negara
yang berdaulat adalah politik berbasis aktif, politik bebasaktif tercantum di dalam Tap .MPR
RI No.IV/MPR/1999 mengenai GBHN.
Dalam hubungan internasional,dikenal beberapa asas yang didasarkan pada daerah dan ruang
lingkup berlakunya hukum bagi daerah dan warga Negara yang masing-masing. Ada tiga asas
dalam hubungan internasioanal yang saling memengaruhi, yaitu:
1. Asas teritorial,yaitu asas yang didasarkan pada asas kebangsaan Negara atas
daerahnya.
2. Asas kebangsaan, yaitu asas yang didasarkan pada kekuasaasan Negara untuk warga
negaranya.
3. Asas kepentingan umum, yaitu asas yang didasarkan pada wewenang Negara untuk
melindungi dan mengatur kepentingan kepentingan dalam kehidupan bermasyarakat.
Menurut kalian apa yang akan terjadi jika seandainya negara kita tidak menjalin hubungan
dengan negara lain? Tentu semuanya pasti sepakat, kita akan dikucilkan dari pergaulan
bangsa-bangsa di dunia. Hal ini tentunya akan merugikan seluruh kehidupan bangsa. Bangsa
Indonesia tidak bisa berinteraksi dengan sesamanya yang berada di negara lain. Selain itu,
kita akan buta terhadap hal-hal yang terjadi di negara lain yang pada hakikatnya merupakan
sumber pengetahuan bagi kita. Hubungan internasional merupakan salah satu jawaban bagi
persoalan yang dialami oleh suatu negara. Ketika suatu negara mengalami kekurangan dalam
suatu bidang, misalnya kekurangan tenaga ahli untuk membangun negerinya maka melalui
hubungan internasional negara tersebut mampu mengatasi persoalan tersebut dengan meminta
bantuan dari negara lain. Oleh karena itu hubungan internasional mempunyai kedudukan yang
sangat penting dalam kehidupan suatu negara yang beradab.
Berkaitan dengan hal tersebut apa sebenarnya hubungan internasional itu? Mencakup apa saja
hubungan tersebut? Untuk menjawab pertanyaan tersebut ada baiknya kalian kaji uraian pada
bagian ini yang akan mengupas makna dari hubungan internasional.
Secara umum hubungan internasional diartikan sebagai hubungan yang bersifat global yang
meliputi semua hubungan yang terjadi dengan melampaui batas-batas ketatanegaraan.
Konsepsi hubungan internasional oleh para ahli sering dianggap sama atau dipersamakan
dengan konsepsi politik luar negeri, hubungan luar negeri, dan politik internasional. Ketiga
5
konsep tersebut sebenarnya memiliki makna yang berbeda satu sama lain, akan tetapi
mempunyai persamaan yang cukup mendasar dalam hal ruang lingkupnya yang melampaui
batas-batas negara (lingkup internasional). Untuk memperluas pemahaman kalian, berikut
dipaparkan makna dari ketiga konsep tersebut.
1. Politik luar negeri adalah seperangkat cara/kebijakan yang dilakukan oleh suatu
negara untuk mengadakan hubungan dengan negara lain dengan tujuan untuk
tercapainya tujuan negara serta kepentingan nasional negara yang bersangkutan.
2. Hubungan luar negeri adalah keseluruhan hubungan yang dijalankan oleh suatu
negara dengan semua pihak yang tidak tunduk pada kedaulatannya.
3. Politik internasional adalah politik antarnegara yang mencakup kepentingan
dan tindakan beberapa atau semua negara serta proses interaksi antarnegara maupun
antarnegara dengan organisasi
Dalam membina hubungan internasional diperlukan adanya taktik dan prosedur tertentu yang
diperlukan agar kepentingan nasional suatu bangsa dapat diperjuangna.taktik dan prosedur
tersebut, antara lain:
1. Menentukan tujuan dengan menggunakan semua daya dan tenaga dan mencapai
tujuan.
2. Meyesuaikan kepentingan bangsa lain dengan kepentingan nasional sesuai dengan
tenaga dan daya yang ada.
3. Menentukan apakah tujuan nasinal sejalan atau berbeda dengan kepentingan Negara
lain.
Suatu bangsa yang merdeka tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan dari negara lain. Untuk
menjaga kelangsungan hidup dan mempertahankan kemerdekaannya, negara tersebut
membutuhkan dukungan dari negara lain. Nah, untuk mendapatkan dukungan tersebut, suatu
negara harus mengadakan hubungan yang baik dengan negara lain. Misalnya, ketika awal
kemerdekaan, bangsa Indonesia membutuhkan pengakuan dan dukungan dari negara lain.
Oleh karena itu, para pendiri negara menjalin hubungan dengan India, Australia, Amerika
6
Serikat, Belgia, Mesir, dan sebagainya. Alhasil, kemerdekaan Negara Indonesia mendapatkan
dukungan dari negara-negara lain di dunia.
Suatu negara dapat menjalin hubungan dengan negara lain manakala kemerdekaan dan
kedaulatannya telah diakui secara de facto dan de jure oleh negara lain. Perlunya kerja sama
dalam bentuk hubungan internasional antara lain karena faktor-faktor berikut.
Bagaimana hubungan internasional yang dibangun oleh bangsa Indonesia? Apa arti penting
hubungan internasional bagi bangsa Indonesia? Pola hubungan internasional yang dibangun
oleh bangsa Indonesia dapat dilihat dari kebijakan politik luar negeri Indonesia. Bangsa
Indonesia dalam membina hubungan dengan negara lain menerapkan prinsip politik luar
negeri yang bebas aktif dan diabdikan bagi kepentingan nasional, terutama kepentingan
pembangunan di segala bidang serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
1. Pembentukan satu negara Republik Indonesia yang berbentuk negara kesatuan dan
negara kebangsaan yang demokratis.
2. Pembentukan satu masyarakat yang adil dan makmur secara material ataupun spiritual
dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Pembentukan satu persahabatan yang baik antara Republik Indonesia dan semua
negara di dunia, dasar kerja sama adalah membentuk satu dunia baru yang bersih dari
imperialisme dan kolonialisme menuju perdamaian dunia yang sempurna .
4. Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan negara.
5. Memperoleh barang-barang yang diperlukan dari luar untuk memperbesar
kemakmuran rakyat, apabila barang-barang itu tidak atau belum dihasilkan sendiri.
6. Meningkatkan perdamaian internasional, karena hanya dalam keadaan damai
Indonesia dapat membangun dan memperoleh syarat-syarat yang diperlukan untuk
memperbesar kemakmuran rakyat.
7. Meningkatkan persaudaraan segala bangsa sebagai pelaksanaan cita-cita yang
tersimpul di dalam Pancasila, dasar dan filsaIah negara kita.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai tujuan yang diharapkan
dari pelaksanaan hubungan internasional, bangsa Indonesia harus senantiasa meningkatkan
kualitas kerja sama internasional yang dibangun dengan negara lain. Untuk mencapai hal
7
tersebut, bangsa Indonesia harus mampu meningkatkan kualitas dan kinerja aparatur luar
negeri agar mampu melakukan diplomasi yang pro-aktif dalam segala bidang untuk
membangun citra positif Indonesia di dunia internasional. Selain itu, juga harus mampu
memberikan perlindungan dan pembelaan terhadap warga negara dan kepentingan Indonesia,
serta memanfaatkan setiap peluang bagi kepentingan nasional.
Hubungan yang dijalin oleh suatu negara dengan negara lain, tentu saja tidak dapat dilepaskan
dari tata pergaulan antarnegara. Jika dalam pergaulan manusia dalam lingkungan tetangga ada
yang dinamakan tata krama pergaulan, maka dalam pergaulan antarnegara pun terdapat hal
yang sama. Setiap negara mempunyai kebijakan politiknya masing-masing. Kebijakan politik
masing-masing negara dalam pergaulan internasional dinamakan politik luar negeri.
Berkaitan dengan hal tersebut, bentuk kerja sama dan perjanjian internasional yang dilakukan
oleh bangsa Indonesia merupakan perwujudan dari politik luar negeri Indonesia. Selain itu,
politik luar negeri juga memberikan corak atau warna tersendiri bagi kerja sama dan
perjanjian internasional yang dilakukan oleh suatu negara. Apa sebenarnya politik luar negeri
bangsa Indonesia?
Untuk mengetahui corak politik luar negeri Indonesia, coba kalian perhatikan Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alinea keempat, tentang
tujuan negara, “…ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial”. Pernyataan tersebut mengindikasikan bahwa politik
luar negeri kita memiliki corak tertentu. Pemikiran para pendiri negara (founding fathrers)
yang dituangkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 tersebut didasari oleh kenyataan bahwa sebagai negara yang baru merdeka, kita
dihadapkan pada lingkungan pergaulan dunia yang dilematis.
Pada awal pendirian negara Republik Indonesia, kita dihadapkan pada satu situasi dunia yang
dikuasai oleh dua kekuatan negara adidaya sebagai akibat dari Perang Dunia II. Dua kekuatan
tersebut adalah Blok Barat di bawah kendali Amerika Serikat dengan mengusung ideologi
liberal. Kekuatan lainnya dikuasai oleh Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet dengan
mengusung ideologi komunis. Kenyataan ini sangat berpengaruh kepada negara Indonesia
yang baru saja merdeka dan tengah berupaya keras mempertahankan kemerdekaanya dari
rongrongan Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia. Kondisi demikian mau tidak
mau memaksa bangsa Indonesia untuk menentukan sikap, walaupun usianya masih sangat
muda. Sikap bangsa Indonesia tersebut tertuang dalam rumusan politik luar negri Indonesia.
Pemerintah Indonesia yang pada wakttu itu dipimpin oleh Ir. Soekarno sebagai Presiden dan
Drs. Muhammad Hatta sebagai Wakil Presiden pada tanggal 2 September 1948 di hadapan
Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat mengumumkan pendirian politik luar negri
Indonesia yang antara lain berbunyi “… tetapi mestikah kita, bangsa Indonesia yang
memperjuangkan kemerdekaan bangsa dan negara kita hanya harus memilih antara pro-
Rusia atau pro-Amerika? Apakah tak ada pendirian lain yang harus kita ambil dalam
mengejar cita-cita kita?”.
Pemerintah Indonesia pada waktu itu berpendapat bahwa pendirian yang harus diambil
tidak menjadikan negara kita terjebak dalam kepentingan dua blok tersebut. Negara kita tidak
mau menjadi objek dalam pertarungan politik antara dua blok tersebut. Negara kita harus
menjadi subjek yang berhak menentukan sikap sendiri dan memperjuangkan tujuan sendiri,
yaitu merdeka seutuhnya tanpa ada rongrongan dari negara lain. Dalam kesempatan itu Drs.
8
Muhammad Hatta menyampaikan pidatonya dengan judul yang sangat menarik, yaitu
Mendayung antara Dua Karang. Pidato tersebut kemudian dirumuskan lagi secara eksplisit
sebagai prinsip bebas aktif, yang kemudian menjadi corak politik luar negeri Indonesia
sampai sekarang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa politik luar negeri Indonesia
bersifat bebas aktif.
Sifat politik luar negeri inilah yang mewarnai pola kerja sama bangsa Indonesia dengan
negara lain. Dengan kata lain, Indonesia selalu menitikberatkan pada peran atau kontribusi
yang dapat diberikan oleh bangsa Indonesia bagi kemajuan peradaban dan perdamaian dunia.
Hal ini dapat dilihat dari peristiwa-peristiwa di bawah ini yang dengan jelas menggambarkan
bentuk kerja sama yang dikembangkan bangsa Indonesia.
Sarana atau perlengkapan Negara yang diberi wewenang untuk melakukan hubungan
internasional dibagi menjadi dua,yaitu:
9
Perutusan diplomatik adalah petugas Negara yang berada dinegara lain untuk menjalin
hubungan resmi antarnegara. Petugas diplomatik merupakan salah satu sarana utama dalam
menjalin hubungan internasional.
2).Konsul
Konsul merupakan salah satu sarana hubungan internasional yang tidak mempunyai hak
melaksanakan tugas diplomatik di mana ia ditempatkan. Akan tetapi, konsul dapat
menjalankan tugas jika negaranya tidak mempunyai utusan diplomatik. Sebelum
melaksanakan tugasanya, konsul harus mempunyai persetujuan dari Negara yang
ditempatinya terlebih dahulu.
Adapun tugas konsul adalah melindungi kepentingan komersial Negara yang menugaskan dan
melayani kepentingan untuk warga Negara dari Negara yang menugaskannya di Negara
tersebut.
1. Putusan khusus di Negara yang ditempatkan akan diberi hak istimewa yaitu,
kekebalan untuk berpergian, bergerak sejauh yang diperlukan untuk menjalankan
tugas, dan kekebalan yuridis.
2. Perwakilan lain.
10
BAB II
Sebagai salah satu negara yang mencintai perdamaian, Indonesia turut mendukung terciptanya
perdamaian dengan bergabung dalam organisasi internasional. Hal tersebut sesuai dengan
amanat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 bahwa salah satu tujuan dari Indonesia
adalah okut serta dalam menjaga perdamaian dunia hal tersebut sebagaimana tertuang dalam
alinea keempat. Berikut dipaparkan mengenai andil Indonesia dalam mewujudkan perdamaian
dunia dalam masyarakat Internasional.
Apa sebenarnya perjanjian internasional itu? Secara umum perjanjian internasional dapat
diartikan sebagai perjanjian antarnegara atau antara negara dengan organisasi internasional
yang menimbulkan akibat hukum tertentu berupa hak dan kewajiban di antara pihak-pihak
yang mengadakan perjanjian tersebut.
Dari beberapa batasan perjanjian internasional di ats maka dapat diambil kesimpulan bahwa
pihak-pihak yang dapat masuk di dalam perjanjian internasional, yaitu:
1. Perjanjian anatarnegara.
2. Perjanjian antarnegara dengan organisasi internsional.
3. Perjanjian antarorganisasi internasional.
Berdasarkan dua alasan tersebut, suatu perjanjian internasional yang dibuat secara sepihak
karena ada unsur paksaan dianggap tidak sah dan batal demi hukum. Oleh karena itu, dalam
membuat suatu perjanjian internasional harus diperhatikan asas-asas berikut.
1. Pacta Sunt Servada, yaitu asas yang menyatakan bahwa setiap perjanjian yang telah
dibuat harus ditaati oleh pihak-pihak yang mengadakannya.
2. Egality Rights, yaitu asas yang menyatakan bahwa pihak yang saling mengadakan
hubungan atau perjanjian internasional mempunyai kedudukan yang sama.
3. Reciprositas, yaitu asas yang menyatakan bahwa tindakan suatu negara terhadap
negara lain dapat dibalas setimpal, baik tindakan yang bersifat negatif maupun positif.
4. Bonafides, yaitu asas yang menyatakan bahwa perjanjian yang dilakukan harus
didasari oleh itikad baik dari kedua belah pihak agar dalam perjanjian tersebut tidak
ada pihak yang merasa dirugikan.
5. Courtesy, yaitu asas yang saling menghormati dan saling menjaga kehormatan negara.
6. Rebus sig Stantibus, yaitu asas yang dapat digunakan terhadap perubahan yang
mendasar dalam keadaan yang bertalian dengan perjanjian itu.
Menurut kalian apa konsekuensi dari corak politik luar negeri yang diterapkan oleh Bangsa
Indonesia? Tentu saja kalian akan menyepakati bahwa bangsa kita adalah bangsa yang tidak
memihak pada salah satu negara, akan tetapi negara kita aktif dalam mewujudkan perdamaian
dunia. Salah satu perwujudan politik luar negeri yang bebas aktif adalah dengan dilakukannya
kerja sama internasional dengan negara lain. Kerja sama tersebut biasanya diikat oleh suatu
perjanjian internasional.
Apa saja bentuk perjanjian internasional yang sudah negara kita lakukan? Negara kita tentu
saja banyak mengadakan perjanjian internasional. Secara formal perjanjian internasional yang
dilakukan oleh negara kita tidak mengenal penggolongan. Namun demikian, suatu perjanjian
internasional dapat dikelompokkan dalam bermacam-macam penggolongan yang didasarkan
atas hal-hal tertentu. Adapun klasifikasi dari perjanjian internasional adalah sebagai berikut.
Perjanjian antarnegara yang dilakukan oleh banyak negara yang merupakan subjek
hukum internasional.
13
Jumlah pihak peserta perjanjian internasional, terdiri atas perjanjian bilateral, yaitu perjanjian
yang dilakukan oleh dua Negara dan perjanjian multilateral, yaitu perjanjian yang dilakukan
oleh lebih dari dua Negara.
Perjanjian bilateral, artinya perjanjian antara dua negara yang mengatur kepentingan
dua negara tersebut.
Perjanjian multilateral, artinya perjanjian yang melibatkan banyak negara yang
mengatur kepentingan semua pihak.
1. Segi politis, seperti Pakta Pertahanan dan Pakta Perdamaian. Contoh; NATO,
ANZUS, dan SEATO.
2. Segi ekonomis, seperti bantuan ekonomi dan bantuan keuangan, contoh; CGI,IMF,dan
IBRD.
3. Segi hukum, seperti status kewarganegaraan ( Indonesia – RRC), Ektradisi, dan
sebagainya.
4. Segi batas wilayah,seperti batas laut territorial,batas daratan, dan sebagainya.
5. Segi kesehatan,seperti masalah karantina, penanggulangan wabah penyakit AIDS,dan
sebagainya.
Treaty contract, adalah suatu bentuk perjanjian internasioanl yang bersifat kontrak dalam
hukum perdata, yaitu timbulnya hak dan kewajiban hukum antara pihakm-pihak yang
menandatangani. Misalnya, perjanjian ekstradisi warga negara Indonesia dan warga Negara
Malaysia padatahun 1974.
Perjanjian yang menentukan (dispositive treaties), yaitu suatu perjanjian yang maksud dan
tujuannya dianggap sudah tercapai sesuai isi perjanjian itu.
Perjanjian yang membentuk hukum (law making treaties), yaitu suatu perjanjian yang
meletakkan ketentuan-ketentuan hukum bagi masyarakat internasional secara
keseluruhan atau bersifat multikultural. Perjanjian ini bersifat terbuka bagi pihak
ketiga.
Perjanjian yang bersifat khusus (treaty contract), yaitu perjanjian yang hanya
menimbulkan akibat-akibat hukum (hak dan kewajiban) bagi pihak-pihak yang
mengadakan perjanjian atau bersifat bilateral.
Indonesia telah banyak sekali melakukan perjanjian internasional dengan pihak asing baik
berupa perjanjian bilateral maupun multilateral. Berdasarkan catatan Kementerian Luar
Negeri Republik Indonesia, sejak awal kemerdekaan sampai dengan tahun 2014 Pemerintah
Negara Republik Indonesia sudah melakukan 4.485 perjanjian internasional dalam berbagai
bentuk, mulai traktat, agreement, sampai dengan nota kesepahaman. Hal tersebut
menunjukkan betapa pentingnya peran indonesia dalam pergaulan internasional. Selain itu,
semakin menegaskan keberadaan negara lain atau organisasi internasional dalam membantu
perwujudan cita-cita dan tujuan negara kita melalui proses pembangunan yang sedang
dilakukan.
Tujuan pembentukan LBB adalah memelihara perdamaian dunia. Namun, perannya sebagai
lembaga pemelihara perdamaian, tidak dapat terlaksana dengan baik. Usaha mencapai
perdamaian dunia dirimtis kembali oleh Presiden Amerika Serikat Franklin Delano Roosevelt
dan perdana menteri Inggris Dir Winston Churchiil. Mereka mengadakan pertemuan di atas
kapal penjelajah Atlanta di lepas Pantai New Foundland Samudera Atlantik pada 14 Agustus
1941.
Pertemuan ini menghasilkan suatu deklarasi (Altlantic Charter), yaitu negara-negara di dunia
tidak dibenarkan melakukan perluasan wilayah (ekspansi), semua bangsa di dunia berhak
menentukan corak dan bentuk pemerintahannya sendiri, semua negara berhak turut serta
dalam perdagangan dunia, dan semua bangsa berkewajiban ikut serta dalam pemeliharaan
perdamaian dunia. Selanjutnya, diadakan pertemuan-pertemuan susulan antara lain di
Moskow (1943), Dumbarton Oaks (1944), dan Yalta (1945). Pada pertemuan di Dumbarton
Oaks, Washington, diikuti oleh Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Cina dan Rusia. Hasil
petremuan tersebut menyetujui terbentuknya organisasi United Nations Organization atau
Perserikata Bangas-Bangsa (PBB).
Pada pertemuan lanjutan di San Fransisco (25 April-26 Juni1945) dihasilkan Piagam
Perdamaian (Charter Of Peace) yang kemudian digunakan sebagai Mukadimah Piagam PBB.
Pertemuan ini dihadiri oleh 50 negara, 282 delegasi yang terdiri atas 444 orang. Secara resmi
PBB berdiri pada 24 Oktober 1945. Semua negara yang menjadi anggota PBB mempunyai
kedudukan yang sama. Negara besar maupun kecil, kaya atau miskin semuanya memiliki hak
dan kewajiban yang sama bagi terciptanya perdamaian dunia.
Pada tanggal 28 September 1950 Indonesia resmi diterima sebagai anggota PBB, dan tercatat
sebagai anggota yang ke-60. Banyak manfaat yang diperoleh bangsa Indonesia semenjak
menjadi anggota PBB. Berbagai bantuan dan jasa baik PBB telah dinikmati bangsa Indonesia
yaitu sebagai berikut:
Sejak keluar dari keanggotaan PBB, Indonesia praktis terkucil dari pergaulan Internasional.
Menyadari adanya kerugian itu, maka Indonesia memutuskan bergabung kembali menjadi
keanggotaan PBB. Pada tanggal 28 September 1966 kembali masuk menjadi anggota PBB
16
juga sebagai anggota yang ke-60. Tindakan Indonesia mendapat dukungan dari Aljazair,
Filipina, Jepang, Mesir, Pakistan dan Thailand.
Tujuan dari PBB yang tercantun dalam Pasal 1 Piagam PBB adalah sebagai berikut.
Tujuan PBB tercantum dalam pasal 1 Piagam PBB tersebut dapat di singkat “to maintain
international peace and security”. Tujuan PBB juga bukan hanya untuk menyelesaikan
perselisihan namun juga sebagai promoting the common interest of members in peace,
security, and well being. Guna mencapai tujuan yang tercantum dalam pasal 1, PBB
menganut tujuh asas seperti tertung dalam pasal 2 piagam perdamaian berikut:
Organisasi utama
1. Dewan keamanan
1. Dewan perwakilan
Tugas pokok dewan perwakilan adalah mengadakan pengawasan dan melalui negara yang
ditunggu secara aktif memajukan pemerintahan daerah sesuai dengan tujuan.
1. Mahkamah internasional
1. Sekertariat
Organisasi khusus PBB adalah organ seperti yang dimaksudakan oleh ketentuan-ketentuan
lembaga-lembaga kerjasama internasional dalam PBB.
1. United Nations Funds for Population Activities (UNFPA), dana PBB untuk kegiatan
kependudukan.
2. Food and Agriculture Organization (FAO), orgnisasi yang menangani masalah
pangan, pertanian, perikanan, peternakan dan pekerjaan.
3. World Health Organization (WHO), menangani masalah kemiskinan, kelaparan dan
kesehatan.
4. United Nations Environment Programmed (UNEP), menangani dampak negatif
perkembangan industri dan eksploitasi sumber daya alam.
5. United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO),
menangani masalah pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
6. International Monetary Fund (IMF), menangani dana keuangan internasioanl yang
menyediakan kredit bagi negara-negara miskin.
7. International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) atau Word Bank,
menyediakan kredit bagi negara-negara miskin.
8. Asia Development Bank (ADB), bank pembangunan Asia.
18
Hubungan antara Indonesia mengalami pasang surut dari masa ke masa. Bahkan pada masa
Orde Lama, Presiden Soekarno memutuskan untuk keluar dari keanggotaan PBB. Akan tetapi,
Pemerintah Indonesia melalui Presidan Soekarno memutuskan untuk kembali menjadi salah
satu anggota PBB. Berikut peran Indonesia sebagai salah satu anggota aktif PBB.
1. Pengiriman Pasukan Garuda, untuk pertama kali ke Timur Tengah, yaitu Pasukan
Garuda I pada bulan Januari 1957 dalam rangka membantu menyelesaikan konflik di
wilayah tersebut.
2. Pengiriman pasukan Garuda II dan III ke negara Kongo pada tanggal 10 September
1960 untuk mengatasi konflik negara tersebut.
3. Pengiriman pasukan Garuda IV, V, VI, VII dan VIII ke negara Vietnam pada bulan
Januari 1973.
4. Ikut aktif dalam menyelesaikan konflik di Bosnia dengan mengirimkan pasukan
perdamaian ke negara tersebut.
5. Berperan penting dalam pembentukan badan kekuasaan sementara PBB di Kamboja.
Pembentukan dewan tersebut untuk mengawasi transisi pemerintahan yang terjadi di
negara Kamboja.
6. Prestasi gemilang menteri Luar Negeri Adam Malik yang berhasil menjabat sebagai
ketua sidang Majelis Umum PBB untuk masa tahun 1974.
ASEAN dibentuk oleh negara-negara di Asia Tenggara atsa dasar ksesaman wilayah
geografis dan tidak membeda-bedakan sistem politik dan ideologi di negara-negara tersebut.
ASEAN merupakan sebuah organisasi yang mengembangkan kerja sama terutama dalam
bidang ekonomi, sosial, budaya. Berikut persamaan-persamaan negara-negara di kawasan
Asia Tenggara tersebut.
ASEAN adalah kepanjangan dari Association of South East Asia Nations. ASEAN juga
disebut sebagai Perbara yang merupakan singkatan dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia
Tenggara. Gedung sekretarian ASEAN berada di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Indonesia.
ASEAN didirikan tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand. ASEAN diprakarsai oleh 5
menteri luar negeri di wilayah Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina
dan Singapura.
Seperti halnya negara lainnya, ASEAN juga mempunyai lambang. Adapun lambang ASEAN
yang dilukiskan atau digambarkan sebagai berikut.
Lingkaran, mengandung arti kesatuan. Dalam logo ASEAN terdapat dua buag
lingkaran, yaitu limgkaran luar dan dalam. Lingkaran luar berwarna biru
melambangkan perdamaian dan stabilitas. Lingkaran dalam berwarna putih
melambangkan kesucian dan ketulusan.
Batang padi berjumlah sepuluh, melambangkan jumlah anggota ASEAN. Warna
kuning padi tersebut melambangkan kemakmuran.
Tulisan ASEAN dan lingkaran lambang berwarna biru, melambangkan persahabatan.
Warna dasar merah melambangkan keteguhan dan kedinamisan.
Anggota ASEAN yang dulunya hanya lima negara di Asia Tenggara, sekarang telah menjadi
11 negara, yaitu sebagai berikut.
Maksud dan tujuan berdirinya ASEAN seperti yang tercantum dalam Deklarasi Bangkok 8
Agustus 1967 adalah sebagai berikut.
21
Indonesia adalah salah satu negara yang masuk keanggotaan ASEAN maka Indonesia
memiliki peran penting didalam ASEAN. Berikut adalah peran Indonesia dalam ASEAN.
Di era tahun 50-an, Negara-negara di dunia terpolarisasi ke dalam dua kubu. Ketika itu terjadi
pertarungan yang kuat antar blok timur dan blok barat terutama sekali pada era perang dingin
( cold war ) antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Lalu di dibentuklah GNB atau gerakan
non blok merupakan salah satu gerakan yang tidak memihak salah satu blok, baik barat (
liberalisme ) ataupun timur (komunisme ).
Organisasi gerakan non blok muncul di tengah persaingan dua kekuatan besar dunia, yaitu
blok barat dan blok timur. Persaingan kedua blok terjadi pada masa perang dingin. Negara-
negara blok timur di pimpin uni soviet sementara Negara-negara blok barat di pimpin oleh
Amerika Serikat. Tiap-tiap blok berusaha menarik dukungan-dukungan dari Negara-negara
22
lain. Supaya Negara-negara berkembang tidak terkena pengaruh blok barat maupun blok
timur, maka didirikanlah Organisasi Gerakan Non Blok.
Kata Non Blok dipaparkan pertama kali oleh Pandit Jawaharial Nehru ( Perdana Mentri India
) dalam pidatonya tahun 1954 di Colombo, Sri langka, dalam pidato tersebut Nehru
menjabarkan 5 pilar yang dapat di terapkan sebagai pedoman untuk membentuk relasi sino-
india yang di sebut dengan Panchesheel ( lima pengendali ), prinsip ini kemudian di pakai
sebagai basis dari geraka non blok. Lima prinsip tersebut ialah sebagai berikut.
Gerakan Non Blok sendiri berawal dari sebuah konverensi tingkat tinggi Asia Afrika /
konferensi asia afrika yaitu sebuah konferensi yang di adakan di bandung. Pada tahun 1955,
di sana Negara-negara yang tidak berpihak pada blok manapun mendeklarasikan keinginan
mereka untuk tidak terlibat dalam konfrontasi ideology blok barat dan blok timur. Pendiri /
tokoh Gerakan Non Blok ini ada 5 pemimpin dunia, yaitu sebagai berikut :
Kemudian gerakan ini di canangkan pertama kali dalam konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
yang di selenggarakan pada tahun 1961 di Blograd (Belgrade). Yugoslavia (sebagai tuan
rumah), Indonesia, india, Afghanistan, Algeria, Yaman, Myanmar, Kamboja, Sri Lanka,
Kongo, Kuba, Cyprus, Mesir, Ethiopia, Ghana, Guinea, Irak, Lebanon, Mali, Maroko, Nepal,
Arab Saudi, Somalia, Sudan, Suriah, dan Tunisia.
Denagn di dasari oleh semangat dasa sila bandung, maka pada konferensi tingkat tinggi
(KTT) yang di selenggarakan pada tahun 1961 di Beograd, dibentulah gerakan non blok oleh
Josep Broz Tito (presiden Yugoslavia saat itu), hasil dari konferensi tersebut juga mendaulat
Josep Broz Tito sebagai pimpinan pertama dalam Gerakan Non Blok.
Sejak pertemuan bladgre tahun 1961, serangkaian tingkat tinggi gerakan non blok telah di
selenggarakan yaitu di kairo, mesir ( 1964 ) diikuti oleh 46 negara dengan anggota yang hadir
kebanyakan dari Negara-negara afrika yang baru meraih kemerdekaan, kemudian di Lusaka
Zambia (1970) , Algiers, Aljazair, (1973), kolombo srilanka ( 1976 ), havania, cuba ( 1979 ),
new delhi, india ( 1983) Harare Zimbabwe (1986), Jakarta Indonesia ( 1992), Cartagena
theindias kolombia (1995), Durban afrika selatan (1998), kuala lumpur malesia ( 2003)
Havena Kuba ( 2006 ), sharem elshikh mesir ( 2009 ) , Teheran, iran ( 2012 ) dan terakhir
karakas, Vanazuela pada tahun 2015.
Gerakan ini sempat kehilangan kreadibilitasnya pada tahun 1960-an ketika anggota-
anggotanya mulai terpecah dan bergabung pada salah satu blok, terutama blok timur, dengan
demikian muncul pertanyaan bagaimana sebuah Negara yang bersekutu dengan uni soviet
seperti bisa mengklime dirinya sebagai Negara non blok, Negara adapun kasus dimana india
yang bersekutu dengan uni sioviet melawan tiongkok selama beberapa tahun, lebih buruk lagi,
23
beberapa anggota non blok terlibat dengan anggota lainnya, seperti misalnya konflik antara
iran dengan irak dan Pakistan dengan india.
Gerakan ini kemudian terpecah pada tahun 1959 ketika terjadi invasi uni soviet terhadap
Afghanistan, saat itu seluruh uni soviet mendukung invasi sementara anggota GNB, trutama
Negara dengan mayoritas muslim, tidak mungkin melakukan hal yang sama untuk
Afghanistan akibat adanya perjanjian nonintervensi.
Tujuan GNB yaitu seperti yang tercantum dalam gerakan Havana tahun 1979, adalah untuk
menjamin “kemerdekaan”, kedaulata, integritas, territorial nasional, dan keamanan dari
Negara-negara non blok, dalam perjuangan mereka menentang imperlalisme, koloniaalisme,
neo-kolonialisme, apartheid, rasisme dan segala bentuk agresi militer, pendudukan, dominasi
asing tidak mencampuri urusan dalam negri Negara lain, menentang segala bentuk blok
politik, serta kerjasama internasional berdasarkan peramaan hak.
Adapun tujuan dari Gerakan Non Blok dapat di jabarkan dalam poin utama, yaitu sebagai
berikut :
1. Turut serta meredakan ketegangan dunia akibat perebutan pengaruh Amerika serikat
(blok barat) dan uni soviet (blok timur) dalam perang dingin.
2. Membendung pengaruh dampak negatif baik dari blok barat maupun blok timur ke
Negara-negara anggota Gerakan Non Blok.
3. Mengembangkan rasa solidaritas di antara anggota Negara, caranya dengan mebantu
perjuangan Negara-negara berkembang dalam mencapai persamaan, kemerdekaan,
dan kemakmuran.
Gerakan Non Blok ( GNB ) menempati posisi khusus dalam politik luar negri Indonesia
karena Indonesia sejak awal memiliki peran sentral dalam pendirian GNB. Secara khusus,
presiden soekarno di akui sebagai tokoh penggegas dan pendiri GNB, Indonesia menilai
penting GNB tidak sekedar dari peran yang selama ini di kontribusikan, tetapi juga mengingat
prinsip dan tujuan GNB merupakan refleksi dari perjuangan dan tujuan kebangsaan Indonesia
sebagaimana tertuang dalam UUD 1945.
Selain peran yang serta di jelaskan tersebut, berbagai peran serta Indonesia di dalam gerakan
non blok dapat di jelaskan beberapa poin berikut ini.
1. Sebagai salah satu Negara premarkarsa, hal tersebut karena Gerakan Non Blok sendiri
bermula dari sebuah konferensi asia afrika yang di gelar di bandung, pada tahun 1955.
2. Sebagai salah satu Negara pengundang dalam konferensi Tingkat Tinggi GNB yang
pertama, hal ini karena Indonesia merupakan salah satu pendiri GNB dan berperan
besar mengundang / mengajak Negara lain untuk bergabung ke dalam GNB.
3. Peran menjadi ketua GNB pada tahun 1992-1995 pada saat itu (1-6 september 1992)
Indonesia menjadi tuan rumah KTT X GNB berjumlah 106 negara.
4. Indonesia juga turut memecahkan masalah-masalah dunia berdasarkan perdamaian
dunia memperjuangkan HAM, dan tata ekonomi dunia yang berdasarkan pada asas
keadilan Indonesia memandang GNB sebagai wadah yang tepat bagi Negara-negara
berkembang untuk memperjuangkan cita-citanya sikap ini secara konskwen di
aktualisasikan Indonesia dalam kiprahnya di GNB.
24
Bedasarkan penjelasan tersebut, maka keberadaan Negara-negara non blok, secara tegas
mengacu pada hasil-hasil kesepakatan dalam konferensi asia asfrika yang ada di bandung
pada tahun 1955 penggunaan istilah-istilah non blok atau “ tidak memihak “ adalah
pernyataan bersama untuk menolak melibatkan diri dalam konfrontasi ideologis antara blok
barat dan timur, lebih lanjut bangsa-bangsa yang tergabung dalam Gerakan Non Blok lebih
memfokuskan diri pada upaya perjuangan kemerdekaan nasional menghapuskan kemiskinan
dan mengatasi keterbelakangan di berbagai bidang.
Berakhirnya peran dunia II membawa pengaruh terhadap bangsa-bangsa Asia dan Afrika
untuk memperoleh dan mempertahankan kemerdekaan. Disamping itu juga ditandai dengan
munculnya 2 kekuatan ideologis, yaitu politik dan militer termasuk pengembangan senjata
nuklir. NKRI dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat dan bernegara selalu
berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945. Salah satu bentuk penyelenggaraan kehidupan
bernegara adalah menjalin kerja sama dengan negara lain.kebijakan yang menyangkut
hubungan dengan negara lain terangkum dalam kebijakan politik luar negeri. Oleh kerena itu,
pelaksanaan politi luar negeri Indonesia juga harus berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
Indonesia mencetuskan gagasannya untuk menggalang kerja sama solidaritas antar bangsa
dengan menyelenggarakan KAA.
Konferensi Asia-Afrika diawali oleh Konferensi Colombo, di Colombo, Ibu kota negara Sri
Lanka. Konferensi ini dilaksanakan tanggal 28 April – 2 Mei 1954. Konferensi ini
mempertemukan lima pimpinan negara Asia, sebagai berikut.
Konferensi Asia-Afrika dihadiri oleh 23 negara Asia dan 6 negara Afrika. Anggota KAA
adalah Indonesia, India, Burma, Pakistan, Sri Lanka, Cina, Jepang, Vietnam Utara, Vietnam
Selatan, Laos, Kamboja, Thailand, Filipina, Nepal, Afganistan, Irak, Iran, Yordania, Turki,
Syria, Saudi Arabia dan Yaman. Adapun negara dari benua Afrika adalah Mesir, Ethiopia,
Libya, Sudan, Liberia, dan Pantai Emas (sekarang Ghana). Pada saat itu KAA menjadi pusat
perhatian dunia Indonesia pun tidak lepas dari perhatian dunia karena menjadi tuan rumah
kala itu. Beberapa keputusan penting dalam Konferensi tersebut adalah sebagai berikut.
KAA dilaksanakan di Bandung pada tanggal 18 – 24 April 1955 mempunyai pengaruh yang
sangat besar bagi Indonesia khususnya dan bagi dunia pada umumnya. KAA berpengaruh
sangat besar dalam upaya menciptakan perdamaian dunia dan mengakhiri penjajahan di
seluruh dunia secara damai, khususnya di Asia dan Afrika.
Setelah perang dunia ke II selesai, muncul dua kekuatan yang saling bertentangan, yaitu blok
barat dan blok timur. Sikap bangsa Indonesia terhadap adanya dua kekuatan tersebut tidak
mau memihak salah satu blok. Sebagai warga negara penganut politik luar negeri bebas aktif,
bangsa Indonesia mengambil jalan sendiri untuk tetap memelihara perdamaian dan
meredakan, ketegangan dunia akibat perang dingin. Salah satu upaya bangsa Indonesia untuk
memelihara perdamaian dunia adalah dengan menggalangkan persatuan dengan negara–
negara di kawasan asia dan afrika. Bersama dengan negara lain, yaitu india, Pakistan, Sri
Lanka dan Burma ( Myanmar ). Bangsa Indonesia diwakili oleh ali sastroamijoyo menjadi
sponsor pelaksanaan konfersi asia afrika.
Terlaksananya KAA tidak bisa lepas dari peran Indonesia. Di samping sebagai salah satu
pelopor dan pemrakarsa KAA, Indonesia menyediakan diri sebagai tempat penyelenggaraan
KAA. Hal ini membuktikan prestasi Kabinet Ali Sastroamijoyo yang berhasil
menyelenggarakan suatu kegiatan yang bersifat internasional.
Dalam pelaksanaan KAA Indonesia berperan penting, karena selain menjadi tempat
berlangsungnya Konferensi tersebut Indonesia juga salah satu negara yang ingin bangsanya
hidup setara, maju di berbagai bidang dan tidak ingin tertindas oleh Negara barat, yang paling
penting adalah mengutamakan kerjasama.
KAA berpengaruh sangat besar dalam upaya menciptakan perdamaian dunia dan mengakhiri
penjajahan di seluruh dunia secara damai, khususnya di Asia dan Afrika. Semangat KAA
untuk tidak berpihak pada blok Barat maupun blok Timur telah mendorong lahirnya Gerakan
Nonblok. Dengan demikian ketegangan dunia dapat diredam. Bagi Indonesia, KAA
memberikan dua keuntungan. Pertama pemerintah Indonesia berhasil mencapai kesepakatan
mengenai masalah RRC dwikewarganegaraan. Usai konferensi, mereka yang memiliki
dwikewarganegaraan diharuskan memilih menjadi warga negara Indonesia atau warga negara
RRC. Kedua, RI mendapat dukungan dalam perjuangan pengembalian Irian Barat. Berikut ini
makna dan arti penting terselenggaranya KAA.
BAB III
Kalian pernah mendengar istilah duta besar atau konsul jenderal? Atau pernah melihat kantor
kedutaan besar negara asing di negara kita? Mengapa mereka berada di negara kita?
Pertanyaan tersebut akan dikupas jawabannya dalam materi pembelajaran pada bagian ini.
Duta besar dan konsul jenderal merupakan dua unsur yang ada dalam perwakilan suatu negara
di negara lain. Hal tersebut merupakan instrumen atau sarana yang melaksanakan hubungan
internasional yang berkedudukan di negara lain. Perwakilan suatu negara di negara lain dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu perwakilan dalam arti politik dan perwakilan dalam arti non-
politik. Perwakilan dalam arti politik sering disebut perwakilan diplomatik, sedangkan
perwakilan non-politik sering disebut dengan istilah konsuler. Nah, pada bagian ini kalian
akan diajak untuk mengkaji terlebih dahulu tentang perwakilan diplomatik.
Untuk menjalin hubungan diplomatik dengan negara lain, suatu negara biasanya saling
menempatkan perwakilan diplomatik dengan negara mitranya. Bagaimana prosedur
pembukaan dan pengangkatan perwakilan diplomatik di negara lain? Proses pembukaan dan
pengangkatan perwakilan diplomatik di antara kedua negara yang menjalin hubungan
diplomatik, secara garis besar dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut.
1. Setelah ada persetujuan kedua belah pihak untuk saling menempatkan diplomat, maka
diplomat tersebut menerima surat kepercayaan (letter of credence) dari departemen
luar negeri masing-masing yang telah ditandatangani oleh kepala negara. Surat
kepercayaan tersebut menerangkan kebenaran identitas calon diplomat tersebut.
2. Para penerima surat kepercayaan (diplomat) harus menemui direktur protokol
departemen luar negeri untuk memperoleh keterangan mengenai ketentuan yang harus
mereka laksanakan saat bertugas.
3. Penyerahan surat kepercayaan oleh diplomat kepada pihak/negara yang akan
menerima. Surat kepercayaan tersebut kemudian diserahkan langsung kepada kepala
negara penerima. Adapun, surat kepercayaan kuasa usaha, diberikan kepada menteri
luar negeri negara penerima. Dalam upacara penyerahan surat kepercayaan tersebut,
seorang diplomat menyampaikan pidato di hadapan kepala negara penerima. Isi pidato
tersebut harus sudah diketahui oleh menteri luar negeri negara penerima.
Secara umum seorang perwakilan diplomatik mempunyai tugas yang mencakup hal-hal
berikut ini.
Dalam melaksanakan tugasnya, seorang diplomat dapat berfungsi sebagai lambang prestise
nasional negaranya di luar negeri dan mewakili kepala negaranya di negara penerima. Selain
itu, dia dapat berfungsi sebagai perwakilan yuridis dari pemerintah negaranya. Misalnya, dia
dapat menandatangani perjanjian, meratifikasi dokumen, mengumumkan pernyataan dan lain-
lain. Dia juga dapat berfungsi sebagai perwakilan politik. Dalam melaksanakan fungsinya
tersebut, seorang diplomat dapat menjadi alat penghubung timbal balik antara kepentingan
negaranya dengan kepentingan negara penerimanya.
Berdasarkan Konvensi Wina 1961, disebutkan bahwa fungsi perwakilan diplomatik adalah
sebagai berikut.
Berkaitan dengan hal tersebut, apa saja fungsi perwakilan diplomatik bagi Bangsa Indonesia?
Bagi Bangsa Indonesia penempatan perwakilan diplomatik di negara lain berfungsi sebagai
sarana berikut.
1. Mewakili negara Republik Indonesia secara keseluruhan di negara penerima atau pada
suatu organisasi internasional.
2. Melindungi kepentingan nasional dan warga negara indonesia di negara penerima.
3. Melaksanakan pengamatan, penilaian dan pelaporan.
4. Mempertahankan kebebasan Indonesia terhadap imperialisme dalam segala bentuk
dan manifestasinya dengan melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
5. Mengabdi kepada kepentingan nasional dalam mewujudkan masyarakat adil dan
makmur.
6. Menciptakan persahabatan yang baik antara negara Republik Indonesia dan semua
negara guna menjamin pelaksanaan tugas negara perwakilan diplomatik.
29
Secara umum semua negara yang membuka perwakilan diplomatik di negara lain, mempunyai
perangkat perwakilan diplomatik. Bagaimana dengan perangkat perwakilan diplomatik negara
Republik Indonesia? Unsur atau perangkat perwakilan diplomatik indonesia terdiri dari
lembaga-lembaga berikut.
Perangkat ini merupakan kepala perwakilan diplomatik tingkat tinggi yang bertanggung
jawab kepada Presiden Republik Indonesia melalui Menteri Luar Negeri. Duta besar luar
biasa dan berkuasa penuh mempunyai kewajiban sebagai berikut:
Dalam melaksanakan tugasnya tersebut, duta besar luar biasa dan berkuasa penuh mempunyai
wewenang untuk:
1. Kuasa Usaha
Kuasa usaha adalah pejabat dinas luar negeri dan pegawai negeri lainnya yang ditunjuk oleh
menteri luar negeri untuk bertindak sebagai kepala perwakilan diplomatik. Hal ini dilakukan
selama duta besar luar biasa dan berkuasa penuh tidak berada di wilayah kerjanya, atau sama
sekali berhalangan dalam menjalankan tugasnya.
Kuasa Usaha tidak ditempatkan oleh kepala negara kepada kepala negara, tetapi kuasa usaha
ini ditempatkan oleh Menteri Luar Negeri RI kepada menteri luar negeri pihak negara
penerima.
Atase pertahanan
30
Atase pertahanan adalah perwira TNI/POLRI dari kementerian luar negeri. Perwira ini
ditempatkan di perwakilan luar negeri dengan status sebagai unsur korps diplomatik. Mereka
melaksanakan tugas-tugas perwakilan luar negeri di bidang pertahanan dan keamanan.
Atase Teknis
Atase teknis adalah pegawai negeri RI dari kementerian luar negeri atau pegawai negeri dari
kementerian lain atau dari lembaga pemerintahan non-kementerian. Mereka diperbantukan
kepada kementerian luar negeri untuk melaksanakan tugas-tugas teknis sesuai dengan tugas
pokok kementerian yang mengirimkan atau sesuai dengan tugas pokok lembaga pemerintah.
Atase teknis diangkat dan diberhentikan oleh menteri luar negeri atas usul menteri dan
pimpinan lembaga pemerintah non-kementerian yang bersangkutan.
Persyaratan dalam pembukaan atau pertukaran perwakilan diplomatik (dalam arti politis)
ataupun konsuler ( dalam arti non-politis) dengan negara lain adalah sebagai berikut.
1. Harus ada kesepakatan antar kedua belah pihak (mutual conceat) yang akan
mengadakan pembukaan atau pertukaran diplomatik ataupun konsuler. Kesepakatan
tersebut berdasarkan pasal 2 Konvensi Wina 1961, dituangkan dalam bentuk
persetujuan bersama (joint agreement) dan komunikasi bersama (joint declaration).
2. Prinsip-prinsip hukum internasional yang berlaku, yaitu setiap negara dapat
melakukan hubungan atau pertukaran perwakilan diplomatik berdasarkan prinsip-
prinsip hubungan yang berlaku dan prinsip timbal balik (resipprositas).