Anda di halaman 1dari 19

No.

Kode Dok: :WOK/HSE/PRD/PRJ/01 /15


Tipe Dok : Proesudur Peraturan Konstuksi
Tingkatan Dok. :I
Status Revisi :0
Status Control : Terkendali
HSE
PROSEDUR KESELAMATAN Mulai Berlaku :
Halaman : 1 dari 19
KERJA ZONA KERJA DI JALAN

A. Tujuan
Penyelenggara Jalan dalam melaksanakan preservasi Jalan dan/atau peningkatan kapasitas
Jalan wajib menjaga Keselamatan Lalu dan angkutan jalan sesusai dengan pedoman UU
22/2009 tentang LLAJ, Pasal 23.
B. Ruang Lingkup
Penerapan terhadap praktik keselamatan jalan pada zona kerja di jalan diperlukan untuk
menjamin keselamatan bagi semua pekerja dan pengguna jalan. Petunjuk Praktis Pengaturan
Lalu-Lintas pada Zona Kerja di Jalan memberikan panduan dasar yang mudah untuk diikuti oleh
para pemilik proyek, kontraktor dan konsultan dalam hal merencanakan penempatan tanda
dan rambu sementara yang meliputi deskripsi, ketentuan umum, ketentuan teknis, dan cara
perencanaan bagi pihak yang terkait dengan pekerjaan jalan
C. Menetapkan :
Berapapun besaran proyek dan lamanya pekerjaan, seluruh jenis pekerjaan jalan perlu
menerapkan standar keselamatan dan manajemen lalu-lintas yang baik. Ada beberapa
pertimbangan keselamatan yang perlu diperhatikan, antara lain :

1. SELURUH PEKERJA (TERMASUK AHLI TEKNIK) DALAM ZONA KERJA HARUS MEMAKAI
JAKET / ROMPI REFLEKTIF, MASKER DEBU, KACA MATA SAFETY HELM SAFETY WARNA
PUTIH UNTUK PEKERJA,KUNING UNTUK PENGAWAS / AHLI TEKNIK, DAN UNTUK
SAFETY MAN / FLAG MAN MENGGUNAKAN WEARPACK MERAH, HELM WARNA
MERAH, BENDERA MERAH / TRAFFIC BATON / TRAFFIC RED FLAG

2. JALAN HARUS BERSIH DARI PASIR DAN KERIKIL. JALAN PERLU DISAPU (MANUAL
ATAU DENGAN MESIN) SECARA RUTIN – TERUTAMA UNTUK MENJAMIN KESELA -
MATAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR.
No. Kode Dok: :WOK/HSE/PRD/PRJ/01 /15
Tipe Dok : Proesudur Peraturan Konstuksi
Tingkatan Dok. :I
Status Revisi :0
Status Control : Terkendali
HSE
PROSEDUR KESELAMATAN Mulai Berlaku :
Halaman : 2 dari 19
KERJA ZONA KERJA DI JALAN

3. MENYINGKIRKAN SELURUH OBJEK BERBAHAYA SEPERTI CONCRETE BLOCK,


TONGKAT, TIANG BESI, RANTING POHON DAN CONCRETE BARRIER YANG TIDAK
DIPASANG DENGAN BENAR DARI JALAN DAN ZONA RUMIJA. OBJEK TERSEBUT
TIDAK BOLEH DIGUNAKAN SEBAGAI PENGARAH ATAU PENGATUR LALU-LINTAS
PADA ZONA KERJA

4. TIDAK DIPERBOLEHKAN MENEMPATKAN ALAT BERAT KECUALI MOBILE MIXER UN-


TUK DIDALAM ‘ZONA BEBAS’ DIMANA PEKERJAAN DILAKUKAN

5. TABEL ZONA BEBAS DENGAN FUNGSI KECEPATAN DITAMPILKAN DIBAWAH INI.


TABEL INI UTUK DIGUNAKAN SEBAGAI PANDUAN BAGI MOBILE MIXER PT.HOLCIM
UNTUK MELETAKKAN MATERIAL SECARA SELAMAT

85th percentile PERKIRAAN LHR ZONA BEBAS YANG DI BU-


TUHKAN
KECEPATAN EXISTING TERMASUK
( DI HITUNG DARI PINGGIR
SEBELUM AREA ZONA BE- SEPEDA MOTOR LAJUR LALU LINTAS TER-
BAS DEKAT )
40 - 70KM/JAM Kurang dari 1000kend/hari 3m
40 – 50KM/JAM Lebih dari 1000 kend/hari 3m
60 – 70KM/JAM Lebih dari 1000kend/hari 4m
No. Kode Dok: :WOK/HSE/PRD/PRJ/01 /15
Tipe Dok : Proesudur Peraturan Konstuksi
Tingkatan Dok. :I
Status Revisi :0
Status Control : Terkendali
HSE
PROSEDUR KESELAMATAN Mulai Berlaku :
Halaman : 3 dari 19
KERJA ZONA KERJA DI JALAN

D.KETENTUAN UMUM TANDA RAMBU DAN DELINEASI PADA ZONA KERJA

Tanda, rambu dan pengarah dipergunakan untuk memperingati, menginformasikan, me-


mandu dan mengendalikan lalu lintas agar secara aman dan selamat melintasi zona kerja.

•Seluruh Tanda, Rambu dan Pengarah harus dipelihara agar selalu dalam kondis baik dan
bersih.

•Seluruh Tanda, Rambu dan Pengarah yang digunakan pada malam hari harus mampu me -
mantulkan cahaya (reflektif) minimum setingkat Engineer Grade (EG) dalam kondisi yang
bersih dan tidak rusak.

•Rambu peringatan zona kerja harus mencukupi. Detail jenis dan lokasi penempatan ram -
bu diberikan pada diagram dalam buku panduan ini.

•Zona kerja harus terdelineasi dengan baik menggunakan alat yang reflektif termasuk plas-
tic bollards, patok pengarah, hazard markers dan peralatan lain yang disetujui. Objek
berbahaya (seperti concrete blocks, ranting pohon, dan concrete barrier) tidak boleh digu -
nakan sebagai delineator atau pengatur lalu lintas pada zona kerja.

•Jalur yang harus dilalui oleh lalu lintas dari kedua arah harus diinformasikan dengan jelas.

•Tidak diperbolehkan adanya alternatif jalur lainnya selain yang telah ditetapkan. Bila ada
kemungkinan rute lain, perlu dilakukan penutupan dengan delineasi yang kuat.

•Bollards atau kerucut lalu-lintas dapat digunakan untuk memandu pengemudi di sepan -
jang zona kerja. Contoh-contoh akan diberikan pada bagian akhir dalam Buku ini.

•Seluruh tanda dan rambu harus dipasang sedemikian agar tidak mudah jatuh atau tertiup
angin.
No. Kode Dok: :WOK/HSE/PRD/PRJ/01 /15
Tipe Dok : Proesudur Peraturan Konstuksi
Tingkatan Dok. :I
Status Revisi :0
Status Control : Terkendali
HSE
PROSEDUR KESELAMATAN Mulai Berlaku :
Halaman : 4 dari 19
KERJA ZONA KERJA DI JALAN

•Seluruh tanda dan rambu harus mengikuti kaidah 6 C sebagai berikut:

KAIDAH SYARAT RAMBU KEWAJIBAN PT.WOKATOBA


Conspicuous Tiap rambu harus mudah Setiap rambu harus dapat di lihat oleh
di lihat pengemudi
Clear Tiap rambu harus jelas mu-
Seluruh rambu harus di pelihara dan dalam
dah di baca kondisi baik dan bersih
Credible Setiap rambu harus masukRambu tidak di gunakan jika memberikan
akal dan sesusai situasiinformasi tidak masuk akal
Consistent Jenis rambu harus sama di
Menggunakan rambu standar pada seluruh
seluruh wilayah indonesia
zona pekerjaan agar pengguna jalan dapat
mudah mengerti
Comprehensible Setiap rambu harus mudah Setiap rambu harus sesusai standar Indone-
di mengerti sia( jika ada ) atau standar international
Correct Setiap rambu harus di gu- Hanya memasang rambu tepat. Jangan
nakan untuk setuasi yang mengunakan sembarang rambu
tepat
No. Kode Dok: :WOK/HSE/PRD/PRJ/01 /15
Tipe Dok : Proesudur Peraturan Konstuksi
Tingkatan Dok. :I
Status Revisi :0
Status Control : Terkendali
HSE
PROSEDUR KESELAMATAN Mulai Berlaku :
Halaman : 5 dari 19
KERJA ZONA KERJA DI JALAN

E. JENIS RAMBU
JENIS KEGUNAAN CONTOH RAMBU
Rambu larangan dan Menyatakan perbuatan yang di - batas kecepatan
perintah larang di lakukan dan - larangan mendahului
menyatakan perintah yang wajib - larangan berbelok
di lakukan oleh pengguna jalanl. - perintah untuk berhenti sesaat dan
Mereka harus mentaati dan memberi priotas
polisi dapat menindaknya - perintah untuk tetap di jalur
kiri/kanan
-perintah untuk belok kiri/kanan
Rambu peringatan Memberi peringatan pengguna - pekerjaan di depan jalan
jalan tentang kemungkinan ada - keluar masuk kendaraan proyek
bahaya ada tempat berbahaya - pengurangan jalur
di bagian jalan di depannya
Rambu petunjuk Menyatakan petunjuk mengenai - Delineator
jurusan - kerucut lalu lintas
jalan,situasi,tempat,pengaturan - chevron alignment marker
bagi pengguna jalan untuk
mengindari pengguna jalan
mengambil jalur yang salah

E. PENGGUNAAN RAMBU YANG BAIK PADA ZONA KERJA

PT. Wokatuba Indonesia perlu melakukan:

•Menempatkan rambu yang benar dan aman. Seluruh rambu harus diletakkan minimal 1
meter dari lajur lalu lintas;

•Memastikan bahwa seluruh rambu berada dalam jarak pandang pengguna jalan;

•Memastikan bahwa seluruh rambu dapat terlihat – tidak tertutup oleh pohon, rumput,
kendaraan proyek, mesin atau halangan lainnya;
No. Kode Dok: :WOK/HSE/PRD/PRJ/01 /15
Tipe Dok : Proesudur Peraturan Konstuksi
Tingkatan Dok. :I
Status Revisi :0
Status Control : Terkendali
HSE
PROSEDUR KESELAMATAN Mulai Berlaku :
Halaman : 6 dari 19
KERJA ZONA KERJA DI JALAN

•Tidak menempatkan rambu yang dapat mengahalangi pandangan pengguna jalan ter-
hadap rambu lainnya;

•Selalu memeriksa agar rambu tidak mengarahkan pengguna jalan pada lajur yang salah atau
lokasi yang membahayakan;

•Periksa kondisi seluruh rambu minimal satu hari sekali;

•Tidak mengarahkan pengguna jalan untuk melanggar aturan. Pastikan bahwa seluruh
bentuk pengalihan tidak memaksa pengguna jalan untuk memotong marka ganda
menerus, atau melanggar rambu larangan/perintah;

•Setelah pekerjaan selesai - tutup rambu yang tidak diperlukan;

•Tutup atau pindahkan rambu yang tidak perlu;

F. PENGGUNAAN DILENEATOR YANG BAIK PADA ZONA KERJA

•Gunakan kerucut lalu lintas yang mamantulkan cahaya, minimum tingginya 450 mm ,un -
tuk memberi delineasi pada zona kerja. Selalu letakkan kerucut lalu lintas dalam satu garis
yang menerus sehingga tampak sebagai garis tepi lalu lintas. Perbaiki atau ganti kerucut yang
tertabrak atau tertiup angin;

•Pergunakan taper yang panjang. Ingat bahwa pengemudi memerlukan taper yang lebih
panjang , minimum panjang taper diberikan pada Tabel dibawah.

Status Panjang daerah pendekat Panjang taper awal Panjang daerah menjauh Sudut a.
jalan
A(m) B(m) C(m) (*)
Local 50-120 140 10-30 60’
Kolektor 120-130 190 30-45 60’
Arteri 300-500 280 45-90 60’
No. Kode Dok: :WOK/HSE/PRD/PRJ/01 /15
Tipe Dok : Proesudur Peraturan Konstuksi
Tingkatan Dok. :I
Status Revisi :0
Status Control : Terkendali
HSE
PROSEDUR KESELAMATAN Mulai Berlaku :
Halaman : 7 dari 19
KERJA ZONA KERJA DI JALAN

F. ZONA MANAGEMENT LALU LINTAS


ZONA KERJA FUNGSI
ZONE PENDEKAT Memperingati pengendara tentang pekerjaan di zona
(umumnya sepanjang 200m pada jalan, mereka perlu di infomasikan tentang keberadaan
kecepatan existing 60km/jam dan pekerjaan di zona jalan dan di arahkan agar dengan aman
perlu menurunkan ) melaluinya,( rambu batasan kecepatan, penutupan
jalur,penyimpatan jalur,system buka tutup jalan )
ZONA PERALIHAN Memandu pengendara pada jalur yang semestinya agar
( umum sepanjangn 150m pada dapat secara aman melintasi zona kerja, jika pekerjaan
kecepatan existing 60km/jam dan jalan tidak menyebabkan perubahan jalur lalu lintas, zona
perlu menurunkan kecepatan hingga ini dapat di minimalkan
40km/jam atau pengalihan jalur )
ZONA PEKERJAAN Mengendalikan pengendara melewati area dimana
( Sepanjang Zona Pekerjaan di jalan pekerjaan dilaksanakan dalam kecepatan dan jalur yang
pada kecepatan existing 10km/jam ) aman bagi pengendara dan para pekerja di zona kerja
ZONA PENJAUH Untuk memberi informasi bagi pengendara bahwa
( kira-kira sepanjang 150m untuk mereka telah melewati zona kerja dan menginformasikan
jalan bebas hambatan ) batas kecepatan yang berlaku pada jalan di depannya,
juga mengingatkan mereka untuk selalu berhati – hati
dalam berkendara

G. LOKASI KERJA YANG BERKESELAMATAN


No. Kode Dok: :WOK/HSE/PRD/PRJ/01 /15
Tipe Dok : Proesudur Peraturan Konstuksi
Tingkatan Dok. :I
Status Revisi :0
Status Control : Terkendali
HSE
PROSEDUR KESELAMATAN Mulai Berlaku :
Halaman : 8 dari 19
KERJA ZONA KERJA DI JALAN

Peraturan mewajibkan kita untuk menjaga keselamatan di lokasi kerja. Hal ini berarti bah -
wa kita harus melindungi pekerja dan pengguna jalan yang melalui zona kerja. Ada bebera -
pa hal utama yang perlu diperhatikan:

Jika pekerja bekerja kurang dari 3m dari lajur terdekat, maka kita harus:

-Mengendalikan kecepatan 40 km/jam pada Zona Peralihan dan Zona Pekerjaan

-Pastikan bahwa kerucut lalu lintas atau delineator terletak pada garis lurus minimal 1,5m
dari pekerja terdekat, untuk mengarahkan lalu lintas

Jika beton penghalang (rigid barrier) diletakkan sepanjang jalan antara pekerja dan perger-
akan kendaraan, maka hal-hal diatas boleh tidak dilakukan. Beton penghalang harus dis -
atukan dengan erat (sesuai petunjuk penggunaan dari pabrik), dan terminal harus dile -
takkan diluar clear zone.
No. Kode Dok: :WOK/HSE/PRD/PRJ/01 /15
Tipe Dok : Proesudur Peraturan Konstuksi
Tingkatan Dok. :I
Status Revisi :0
Status Control : Terkendali
HSE
PROSEDUR KESELAMATAN Mulai Berlaku :
Halaman : 9 dari 19
KERJA ZONA KERJA DI JALAN

Gambar disamping menunjukkan panduan pengaturan lalu-lintas pada lokasi pekerjaan


yang berada pada jalan dua-lajur dua-arah, dengan menutup sementara sebagian lajur lalu
lintas, namun cukup untuk dilalui oleh lalu-lintas dua arah.

Untuk jalan dengan volume yang cukup tinggi, dan pekerjaan jalan berlangsung lama, perlu
diberikan centre line (marka tengah) sementara yang menerus, atau dapat juga digunakan
pavement tape.
No. Kode Dok: :WOK/HSE/PRD/PRJ/01 /15
Tipe Dok : Proesudur Peraturan Konstuksi
Tingkatan Dok. :I
Status Revisi :0
Status Control : Terkendali
HSE
PROSEDUR KESELAMATAN Mulai Berlaku :
Halaman : 10 dari 19
KERJA ZONA KERJA DI JALAN

Gambar disamping menunjukkan panduan pengaturan lalu lintas pada pekerjaan jalan
yang berada pada jalan dua-lajur dua-arah dan menutup sebagian lajur lalu lintas, namun
hanya dapat dilalui oleh satu lajur lalu-lintas. Pengaturan tersebut menggunakan rambu
‘give way’ (beri prioritas) pada satu arah lalu-lintas.

Pengaturan ini tidak berlaku bila:


- Volume lalu lintas melebihi 500 kendaraan per hari; atau

-Zona Pekerjaan lebih dari 100 meter; atau

-Pengendara tidak memiliki jarak pandang yang cukup terhadap kendaraan yang datang
dari arah depannya.

Jika hal diatas terjadi, gunakan lampu isyarat lalu-lintas sementara atau gunakan flag-man.
No. Kode Dok: :WOK/HSE/PRD/PRJ/01 /15
Tipe Dok : Proesudur Peraturan Konstuksi
Tingkatan Dok. :I
Status Revisi :0
Status Control : Terkendali
HSE
PROSEDUR KESELAMATAN Mulai Berlaku :
Halaman : 11 dari 19
KERJA ZONA KERJA DI JALAN

G. RAMBU – RAMBU YANG DI PERLUKAN


No. Kode Dok: :WOK/HSE/PRD/PRJ/01 /15
Tipe Dok : Proesudur Peraturan Konstuksi
Tingkatan Dok. :I
Status Revisi :0
Status Control : Terkendali
HSE
PROSEDUR KESELAMATAN Mulai Berlaku :
Halaman : 12 dari 19
KERJA ZONA KERJA DI JALAN

G. SPEFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS
RAMBU LALU LINTAS JALAN & RPPJ

A. FUNGSI RAMBU LALU LINTAS


Rambu lalu lintas merupakan bagian dari perlengkapan jalan berupa lambang,
huruf, angka, kalimat dasar atau perpaduannya, yang berfungsi sebagai peringatan,
larangan, perintah atau petunjuk bagi pemakai jalan.

B. UKURAN DAN BAHAN


1. Plat Alumunium
Plat alumunium memiliki ketebalan minimal 2,0 mm (termasuk reflective
sheeting)
2. Bahan logam lainnya
Bahan logam lainnya merupakan bahan logam tertentu selain alumunium
dengan syarat :
a) Bersifat anti karat, dengan atau tanpa lapisan anti karat, termasuk bagian
berlubang untuk baut
b) Mempunyai tebal minimal 0,8 mm
3. Bahan Non Logam
Bahan non logam merupakan bahan non logam tertentu dengan syarat-syarat bahan :
a) Mempunyai ketahanan terhadap :
− cuaca, dengan metode uji setara ASTM G.53-88:
− kelembapan nisbi, dengan metode uji setara ASTM D.2247-87:
− asam, dengan metoda uji setara ASTM D.1308-87
− kelapukan
− uji mekanik meliputi, daya lengkung dan patah.
b) Mempunyai tebal minimal 2,0 mm
4. Pada bagian belakang daun rambu dibubuhi tulisan sumber pendanaan, tahun
anggaran dan tanggal pemasangan yang dicat dengan warna hitam,
contoh :

5. Bentuk, ukuran dan warna di sesuaikan dengan Keputusan Menhub No. KM. 61 Tahun
1993 dan lampirannya tentang Rambu Lalu Lintas di Jalan.

C. LEMBARAN REFLEKTIF
Lembaran reflektif memiliki ketentuan sebagai berikut :
1. Minimal jenis ENGINEERING GRADE yang mempunyai sifat retro reflektif sesuai
AASHTO M.268-77 atau standard lain yang diakui secara internasional seperti
JIS (Japan) BSI (Inggris) dan ESC (Jerman), untuk membuktikan kualitas
No. Kode Dok: :WOK/HSE/PRD/PRJ/01 /15
Tipe Dok : Proesudur Peraturan Konstuksi
Tingkatan Dok. :I
Status Revisi :0
Status Control : Terkendali
HSE
PROSEDUR KESELAMATAN Mulai Berlaku :
Halaman : 13 dari 19
KERJA ZONA KERJA DI JALAN

disarankan menggunakan water mark pada lembaran reflektifnya.


2. Permukaan lembaran reflektif rata dan halus serta bagian belakang dilengkapi
dengan perekat (precoating adhesive);
3. Proses perwarnaan lembaran reflektif menggunakan sablon/screen printing
dengan tinta yang sesuai dengan lembaran reflektifnya yang dapat bersenyawa
secara teknis dengan lembaran reflektif yang digunakan.

D. TIANG RAMBU
1. Bahan Tiang Rambu
a. Bahan logam dengan syarat :
1) Berbentuk pipa bulat, pipa segi delapan, besi profil H atau besi profil U;
2) Bersifat anti karat, dengan atau tanpa lapisan anti karat;
3) Harus berbentuk batangan utuh atau tidak bersambung dengan panjang
minimal 3.000 mm.
b. Bahan Beton dengan syarat :
a) berbentuk bulat atau H;
b) Ukuran sesuai dengan bahan besi atau sesuai standar konstruksi
Indonesia
Campuran semen, pasir dan batu split perbandingan (1 : 2 : 3), sesuai
standar konstruksi Indonesia beton K 250
c. Bahan Kayu dengan syarat :
a) Jenis kayu yang tahan air, misalnya kayu besi, kayu ulin, kayu bengkirai
dan lain-lain;
b) Ukuran penampang minimal 80 x 60 mm;
c) Angkur bawah terdiri dari 4 buah pasak
d) Rangka rambu tempat menempelkan daun rambu menggunakan purusan
dengan kayu sejenis dan ukuran lebih kecil dari tiang rambu.
2. Jenis konstruksi tiang rambu dengan bahan logam terdiri dari :
a. Tiang tunggal
1) Jenis dan Ukuran :
a) Pipa bulat diameter minimal 55 mm (2”), dengan tebal minimal 2 mm,
b) Besi profil H Np.80 mm,
c) Besi profil U ukuran 25x80x25 (Np.80 mm) tebal 5 mm.
2) Pipa bulat dapat diisi cor beton praktis 1 : 2 : 3 (sesuai standar konstruksi
Indonesia)
3) Angkur bawah terdiri dari minimal 2 batang besi siku 3x30x30 mm yang
dilas pada tiang rambu dengan bersilang atau besi beton yang masuk
menyilang ke pipa.
4) Rangka rambu tempat menempelkan daun rambu:
Menggunakan besi strip minimal 4x30 mm yang dilas pada tiang rambu
melingkar menyesuaikan bentuk profil tiang rambu atau besi siku yang
satu sisinya vertikal menghadap ke depan, dan sisi lainya horizontal
masuk ke tiang dan dilas rapat.
No. Kode Dok: :WOK/HSE/PRD/PRJ/01 /15
Tipe Dok : Proesudur Peraturan Konstuksi
Tingkatan Dok. :I
Status Revisi :0
Status Control : Terkendali
HSE
PROSEDUR KESELAMATAN Mulai Berlaku :
Halaman : 14 dari 19
KERJA ZONA KERJA DI JALAN

5) Ketinggian rambu (dari bagian daun rambu paling bawah sampai ke


permukaan aspal) minimal 2,1m dan tidak terpengaruh oleh kerataan
(countur) permukaan tanah.
Bentuk dan ukuran rambu standar sebagaimana gambar terlampir.
b. Bentuk huruf F (tiang 4’):
1) Jenis dan ukuran:
a) Pipa bulat diameter minimal 110 mm (4”) dengan tebal minimal 2,8
mm.
b) Pipa segi delapan dengan ukuran ekivalen pipa bulat.
2) Bagian bawah diberi sepatu (tapakan) dengan besi plat tebal minimal 10
mm lalu dilas ke tiang secara penuh dengan diberi plat besi untuk
penegak yang dilas secara penuh ke tapakan dan tiang, dipasang dengan
angkur baut. Bagian bawah terdiri dari minimal 4 buah angkur baut,
dengan besi beton diameter ukuran 20 mm dan panjang 800 mm. Struktur
rangka beton pondasi sebagaimana gambar.
3) Rangka rambu tempat menempelkan daun rambu menggunakan besi siku
minimal 3x30x30 mm atau disesuaikan ukuran rambu yang dilas pada
tiang rambu secara bersilangan.
4) Ketinggian rambu (dari bagian daun rambu paling bawah sampai ke
permukaan aspal) minimal 5,0 m dan tidak terpengaruh oleh kerataan
(countur) permukaan tanah.
c. Bentuk huruf F (tiang 6’):
1) Jenis dan ukuran:
a) Pipa bulat diameter minimal 150 mm (6”) dengan tebal minimal 2,8
mm.
b) Pipa segi delapan dengan ukuran ekivalen pipa bulat.
2) Bagian bawah diberi sepatu (tapakan) dengan besi plat tebal minimal 10
mm lalu dilas ke tiang secara penuh dengan diberi plat besi untuk
penegak yang dilas secara penuh ke tapakan dan tiang, dipasang dengan
angkur baut. Bagian bawah terdiri dari minimal 4 buah angkur baut
dengan besi beton ukuran 25 x 25 mm dan panjang 900 mm. Struktur
rangka beton pondasi sebagaimana gambar.
3) Rangka rambu tempat menempelkan daun rambu menggunakan besi siku
minimal 3x30x30 mm atau disesuaikan ukuran rambu yang dilas pada
tiang rambu secara bersilangan
4) Ketinggian rambu (dari bagian daun rambu paling bawah sampai ke
permukaan aspal) minimal 5,0 m dan tidak terpengaruh oleh kerataan
(countur) permukaan tanah.
d. Kantilever atau kupu-kupu dengan tiang tunggal menggunakan:
1) jenis dan ukuran:
a) pipa bulat diameter minimal 110 mm dengan tebal 2,8 mm atau
disesuaikan ukuran rambu.
b) Pipa segi delapan dengan ukuran ekivalen pipa bulat.
No. Kode Dok: :WOK/HSE/PRD/PRJ/01 /15
Tipe Dok : Proesudur Peraturan Konstuksi
Tingkatan Dok. :I
Status Revisi :0
Status Control : Terkendali
HSE
PROSEDUR KESELAMATAN Mulai Berlaku :
Halaman : 15 dari 19
KERJA ZONA KERJA DI JALAN

2) Bagian bawah diberi sepatu (tapakan) dengan besi plat tebal minimal 9
mm lalu dilas ke tiang secara penuh dengan diberi plat besi untuk
penegak yang dilas secara penuh ke tapakan dan tiang, dipasang
dengan angkur baut. Bagian bawah terdiri dari minimal 4 buah dengan
besi beton diameter ukuran 20 mm dan panjang 1000 mm. Atau
disesuaikan ukuran rambu.
3) Rangka rambu tempat menempelkan daun rambu menggunakan besi
siku minimal 3x30x30 mm atau disesuaikan ukuran rambu yang dilas
pada tiang rambu secara bersilangan.
e. Portal atau gantri dengan tiang ganda atau lebih menggunakan:
1) Jenis dan ukuran:
a) Pipa bulat diameter minimal 68,25 mm dengan tebal minimal 2,8 mm.
b) Pipa segi delapan dengan ukuran ekivalen pipa bulat.
2) Bagian bawah dilas secara siku pada 8 titik plat sejenis dengan tiang
rambu ukuran 300x300x3 mm dengan 8 buah lubang mur sesuai ukuran
baut pondasi.
3) Rangka rambu tempat menempelkan daun rambu menggunakan besi
siku 3x30x30 mm yang dilas pada tiang rambu secara bersilangan.
E. TATA CARA PENEMPATAN
Penempatan rambu lalu lintas jalan harus memperhatikan hal sebagai berikut :
1. Daerah
Daerah tempat dipasangnya rambu dihitung dengan cara mengaitkan jarak
kebebasan pandangan terhadap waktu alih gerak (manuver) kendaraan yang
diperlukan. Kecepatan yang digunakan dapat berupa kecepatan rencana, batas
kecepatan atau jika suatu masalah yang bersifat praktis telah diidentifikasikan
maka berdasarkan survai dapat ditetapkan kecepatan setempat atas dasar
presentile ke 85.
2. Penempatan
Rambu ditempatkan di sebelah kiri menurut arah lalu lintas, di luar jarak tertentu
dari tepi paling luar bahu jalan atau jalur lalu lintas kendaraan dan tidak
merintangi lalu lintas kendaraan atau pejalan kaki serta dapat dilihat dengan jelas
oleh pemakai jalan. Dalam keadaan tertentu dengan mempertimbangkan lokasi
dan kondisi lalu lintas, rambu dapat ditempatkan di sebelah kanan atau di atas
daerah manfaat jalan.Jarak penempatan antara rambu yang terdekat dengan bagian tepi
paling luarbahu jalan atau jalur lalu lintas kendaraan minimal 0,60 meter, sedangkan
rambu yang dipasang pada pemisah jalan (median) ditempatkan dengan jarak 0,30 m
dari bagian paling luar dari pemisah jalan.
Penempatan rambu di sebelah kanan jalan atau di atas daerah manfaat jalan
harus mempertimbangkan faktor – faktor antara lain geografis, geometris jalan,
kondisi lalu lintas, jarak pandang dan kecepatan rencana.
No. Kode Dok: :WOK/HSE/PRD/PRJ/01 /15
Tipe Dok : Proesudur Peraturan Konstuksi
Tingkatan Dok. :I
Status Revisi :0
Status Control : Terkendali
HSE
PROSEDUR KESELAMATAN Mulai Berlaku :
Halaman : 16 dari 19
KERJA ZONA KERJA DI JALAN

3. Tinggi
Bagian sisi rambu yang paling rendah harus minimal 1,75 m dan tinggi maksimum 2,65 m
diatas titik pada sisi jalanyang tingginya diukur dari permukaan jalan sampai dengan sisi
daun rambu bagian bawah atau papan tambahan bagian bawah apabila rambu dilengkapi
dengan papan tambahan, sedangkan rambu yang dipasang pada fasilitas pejalan kaki
tinggi minimum 2,00 m dan maksimum 2,65 m dari sisi daun rambu yang paling bawahatau
papan tambahan. Khusus untuk rambu peringatan ditempatkan dengan ketinggian 1,20 m
dan rambu yang ditempatkan di atas daerah manfaat jalan ketinggian 1,20 m dan rambu
yang ditempatkan di atas daerah manfaat jalan ketinggian 1,20 m dan rambu yang
ditempatkan di atas daerah manfaat jalan minimum 5,00 m.
No. Kode Dok: :WOK/HSE/PRD/PRJ/01 /15
Tipe Dok : Proesudur Peraturan Konstuksi
Tingkatan Dok. :I
Status Revisi :0
Status Control : Terkendali
HSE
PROSEDUR KESELAMATAN Mulai Berlaku :
Halaman : 17 dari 19
KERJA ZONA KERJA DI JALAN

4. Orientasi
Pemasangan rambu lalu lintas jalan berorientasi (mengarah) tegak lurus terhadap arah
perjalanan (sumbu jalan) untuk jalan yang melengkung/belok ke kanan. Untuk jalan yang
lurus atau melengkung/belok ke kiri pemasangan posisi rambu harus digeser minimal 30
searah jarum jam dari posisi tegak lurus sumbu jalan kecuali rambu petunjuk seperti
tempat penyeberangan, pemberhentian bis, tempat parkir dan petunjuk fasilitas,
pemasangan rambusejajar dengan bahu (tepi) jalan, dan arah dari rambu harus mengarah
kepadaarah yang tepat. Posisi rambu tidak boleh terhalang oleh bangunan, pepohonan dan
atau benda–benda lain yang dapat mengakibatkan mengurangi ataumenghilangkan arti
rambu yang terpasang.
5.tempat
Khusus RPPJ yang menunjukkan lokasi/tempat (warna dasar hijau, warna huruf putih)
harus memperhatikan hal-hal berikut :
a. Menunjuk lokasi yang umum dan perlu bagi masyarakat seperti bandara,
rumah sakit, nama kota, situs, dan lain-lain yang sejenis.
b. Lokasi yang ditunjuk bersifat tetap atau tidak berubah-ubah dalam waktu
panjang.

c. Untuk RPPJ yang menunjuk 2 (dua) atau lebih tempat/kota yang letaknya
berurut berlaku ketentuan tempat/kota yang paling dekat dituliskan paling
atas diikuti tempat/kota yang lebih jauh dibawahnya dan yang paling jauh
dibawahnya lagi.
d. Sedangkan untuk RPPJ yang ditempatkan di jalan Nasional.
No. Kode Dok: :WOK/HSE/PRD/PRJ/01 /15
Tipe Dok : Proesudur Peraturan Konstuksi
Tingkatan Dok. :I
Status Revisi :0
Status Control : Terkendali
HSE
PROSEDUR KESELAMATAN Mulai Berlaku :
Halaman : 18 dari 19
KERJA ZONA KERJA DI JALAN

F. TATA CARA PEMASANGAN


Pemasangan rambu lalu lintas jalan meliputi kegiatan :
1. Peletakan daun rambu pada tiang rambu;
Daun rambu yang telah dilapisi dengan lembaran reflektif, diletakan pada tiang
rambu dengan menggunakan baut yang dikencangkan. Daun rambu harus tetap
rata (tidak melengkung).
2. Pembuatan pondasi dan peletakan rambu untuk rambu tiang tunggal
Pembuatan pondasi dan peletakan rambu dengan syarat :
a. Ukuran pondasi rambu dibentuk dengan papan untuk bekesting dan setiap
tiang masing-masing berukuran :
1) Pengecoran di luar
- Sisi bagian atas = 250 mm
- Sisi bagian bawah = 400 mm
- Kedalaman = 600 mm
2) Pengecoran setempat
- Sisi bagian atas = 250 mm
- Sisi bagian bawah = 500 mm
- Kedalaman = 500 mm

b. Bagian tiang rambu yang terbenam pada pondasi sedalam 600 mm;
c. Bagian dasar galian pondasi diberi lapisan pasir yang dipadatkan dengan
ketebalan 100 mm;
d. Pondasi beton dibuat dari campuran semen, pasir dan batu kerikil/split
dengan perbandingan 1:2:3;
e. Bagian pondasi diatas permukaan tanah setinggi 100 mm.
3. Pembuatan pondasi dan peletakan rambu sebagaimana untuk jenis konstruksi
tiang rambu kantilever, kupu-kupu atau portal dengan syarat :
a. Ukuran pondasi rambu dibentuk dengan papan untuk bekesting dan setiap
tiang masing-masing berukuran :
- Sisi bagian atas = 250 mm
- Sisi bagian bawah = 500 mm
- Kedalaman = 500 mm
atau disesuaikan dengan ukuran rambu
b. Bagian dasar pondasi diberi lapisan pasir yang dipadatkan setebal 150 mm.
c. Pondasi beton terbuat dari beton tulangan kualitas campuran K 250 dengan
ukuran kedalaman 1000 mm dan luas 1 m2;
d. Pada bagian atas pondasi dipasang plat logam sejenis dengan tiang rambu
ukuran 300x300x3 mm serta 4 buah angkur baut dengan diameter 20 mm
dan panjang 1000. mm.
e. Pondasi untuk rambu dengan ukuran dan bentang rangka baja yang lebih
besar disesuaikan dengan kondisi dan kekuatan daya dukung tanah
setempat serta beban yang terjadi sehingga dapat dipertanggungjawabkan
kekuatannya;
No. Kode Dok: :WOK/HSE/PRD/PRJ/01 /15
Tipe Dok : Proesudur Peraturan Konstuksi
Tingkatan Dok. :I
Status Revisi :0
Status Control : Terkendali
HSE
PROSEDUR KESELAMATAN Mulai Berlaku :
Halaman : 19 dari 19
KERJA ZONA KERJA DI JALAN

f. Bagian pondasi diatas permukaan tanah setinggi 200 mm atau disesuaikan


dengan permukaan tanah dan jalan.
4. Pembuatan pondasi dan peletakan rambu untuk jenis konstruksi tiang rambu
tunggal dapat menggunakan beton cetakan dengan syarat :
a. pondasi rambu dibentuk dengan papan untuk bekesting dengan ukuran :
- Sisi bagian atas = 250 mm
- Sisi bagian bawah = 400 mm
- Kedalaman = 600 mm
b. Bagian tiang rambu yang terbenam pada pondasi sedalam 500 mm.
c. Pondasi beton dibuat dari campuran semen, pasir dan batu kerikil/split
dengan perbandingan 1:2:3;
d. Bagian dasar galian pondasi diberi lapisan perkerasan campuran semen dan
pasir dengan ketebalan 100 mm;
e. Setelah tiang rambu ditanam, urugan tanah harus dipadatkan dengan mesin
pemadat;
f. Bagian pondasi yang muncul di atas permukaan tanah setinggi 100 mm.

F. Catatan Mutu

No Catatan Mutu Tempat Lama Penanggung


Penyimpanan Penyimpanan Jawab
1
2
3

Prepared by: Checked by: Approved by: Copy No:

YUSUF FADHIL SAE BANI


HSE DIRECTOR

Anda mungkin juga menyukai