Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A. IDENTITAS
Nama : Ny. I M
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 58 tahun
MRS : 21 Oktober 2019
MR : 19145041
Diagnosis : Peritonitis Generalisata ec Perforasi Gaster
B. SUBYEKTIF – ANAMNESIS
Autoanamnesis dengan pasien tanggal 23/10/2019
Keluhan ini dialami sejak 10 hari yang lalu, awalnya luka berukuran kecil
dan kemudian luka bertambah lebar dengan cepat. Luka dirasakan nyeri, dan
berbau. Keluhan disertai perasaan lemas, dan nafsu makan kurang, mual (+),
muntah (-), demam (-), BAB biasa, BAK sedikit sedikit. Sebelumnya pasien
mendapat perawatan di PKM selama 2 hari namun tidak ada perbaikan.
• Leher :
Massa Tumor : (-)
Nyeri Tekan : (-)
DVS : R-2 cmH2O
• Thoraks :
I : simetris ki= ka
P : MT(-), NT(-), VF ki = ka
P : sonor ki = ka, BPH ICS VI dextra depan
A : BP = vesikuler, BT = Rh -/-,wh-/-
• Jantung :
I : ictus cordis tidak tampak
P : ictus cordis teraba di ICS V 2 jari ke arah lateral LMC
P : pekak, batas jantung ka = linea parasternalis ka, batas jantung ki =
ICS V 2 jari ke arah lateral LMC
A : BJ I/II murni regular, murmur (-)
• Abdomen:
I : Tampak cembung ikut gerak napas, warna kulit sama dengan
sekitarnya,
A : Peristaltik (+) kesan normal
P : NT (-) dinding perut, defans muskuler (-)
P : Timpani, nyeri ketuk
• Ekstremitas :
Edema -/- Akral hangat +/+ CRT < 3detik
2. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Laboratorium
Tanggal 17 Oktober 2019
Parameter Hasil
WBC 26.98 x 103 /µL
RBC 3.25 x106 / µL
HGB 9.4 g/dL
HCT 27.5 %
PLT 415 x 103/uL
Parameter Hasil
GDP 136 mg/dL
SGOT 27 U/L
SGPT 21 U/L
HBSAg Non Reaktif
CT 8’
BT 4’
EKG
Normal
FOTO Klinis
D. DIAGNOSIS AWAL
ULKUS DIABETIK PEDIS DEXTRA
DIABETES MELITUS TIPE 2
HIPERTENSI GRADE II
E. DIAGNOSIS BANDING
ULKUS VARIKOSUM
ULKUS ARTERIOSUM
F. TERAPI AWAL
Diet DM 1700 kkal
Diet rendah garam
IVFD NaCl 0,9% 28 tpm
Inj. Moxifloxacin 0,4 gr/24jam/iv
Novorapid 8-8-8
Amlodipin 5 mg 0-0-1
Konsul TS Bedah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Definisi
Salah satu komplikasi yang sangat ditakuti penderita diabetes adalah kaki
diabetik. Komplikasi ini terjadi karena terjadinya kerusakan saraf, pasien tidak
dapat membedakan suhu panas dan dingin, rasa sakit pun berkurang.3
II. 2 Epidemiologi
Kedua, sirkulasi darah dan tungkai yang menurun dan kerusakan endotel
pembuluh darah. Manifestasi angiopati pada pembuluh darah penderita DM
antara lain berupa penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah perifer (yang
utama). Sering terjadi pada tungkai bawah (terutama kaki). Akibatnya, perfusi
jaringan bagian distal dari tungkai menjadi kurang baik dan timbul ulkus yang
kemudian dapat berkembang menjadi nekrosi/gangren yang sangat sulit diatasi
dan tidak jarang memerlukan tindakan amputasi. 1
Yang sangat penting bagi diabetik adalah memberi perhatian penuh untuk
mencegah kedua kaki agar tidak terkena cedera. Karena adanya konsekuensi
neuropati, observasi setiap hari terhadap kaki merupakan masalah kritis. Jika
pasien diabetes melakukan penilaian preventif perawatan kaki, maka akan
mengurangi risiko yang serius bagi kondisi kakinya. 3
Beberapa bentuk infeksi kaki diabetik antara lain: infeksi pada ulkus
telapak kaki, selulitis atau flegmon non supuratif dorsum pedis dan abses dalam
rongga telapak kaki. Pada ulkus yang mengalami gangren atau ulkus gangrenosa
ditemukan infeksi kuman Gram positif, negatif dan anaerob. 5
Menurut berat ringannya lesi, kelainan kaki diabetik dibagi dalam enam
derajat menurut Wagner, yaitu;2
Derajat Lesi
Derajat 0 Tidak ada lesi terbuka, kulit utuh dan mungkin disertai
Dearjat IV Gangren jari kaki atau kaki bagian distal dengan atau tanpa
selulitis
Derajat V Gangren seluruh kaki dan sebagian tungkai bawah
C Partial gangrene
D Complete foot gangrene
II.7 Diagnosis
a. Pemeriksaan Fisik
Melakukan penilaian ulkus kaki merupakan hal yang sangat penting karena
berkaitan dengan keputusan dalam terapi. Pemeriksaan fisik diarahkan untuk
mendapatkan deskripsi karakter ulkus, menentukan ada tidaknya infeksi,
menentukan hal yang melatarbelakangi terjadinya ulkus (neuropati, obstruksi
vaskuler perifer, trauma atau deformitas), klasifikasi ulkus dan melakukan
pemeriksaan neuromuskular untuk menentukan ada/ tidaknya deformitas, adanya
pulsasi arteri tungkai dan pedis.5
Deskripsi ulkus DM paling tidak harus meliputi; ukuran, kedalaman, bau,
bentuk dan lokasi. Penilaian ini digunakan untuk menilai kemajuan terapi. Pada
ulkus yang dilatarbelakangi neuropati ulkus biasanya bersifat kering, fisura, kulit
hangat, kalus, warna kulit normal dan lokasi biasanya di plantar tepatnya sekitar
kaput metatarsal I-III, lesi sering berupa punch out. Sedangkan lesi akibat iskemia
bersifat sianotik, gangren, kulit dingin dan lokasi tersering adalah di jari. Bentuk
ulkus perlu digambarkan seperti; tepi, dasar, ada/tidak pus, eksudat, edema atau
kalus. Kedalaman ulkus perlu dinilai dengan bantuan probe steril. Probe dapat
membantu untuk menentukan adanya sinus, mengetahui ulkus melibatkan tendon,
tulang atau sendi. Berdasarkan penelitian Reiber, lokasi ulkus tersering adalah di
permukaan jari dorsal dan plantar (52%), daerah plantar (metatarsal dan tumit:
37%) dan daerah dorsum pedis (11%). 5
Pasien diabetes melitus dan hemodialisis yang mempunyai lesi pada arteri
kaki bagian bawah, (karena kalsifikasi pembuluh darah), maka ABI menunjukkan
lebih dari 1,2 sehingga angka ABI tersebut tidak menjadi petunjuk diagnosis. Pasien
dengan ABI kurang dari 0,5 dianjurkan operasi (misalnya amputasi) karena
prognosis buruk. Jika ABI >0,6 dapat diharapkan adanya manfaat dari terapi obat
dan latihan. 5
b. Pemeriksaan Penunjang
- gangguan sensorik
- perubahan trofik kulit
- ulkus plantar
- atropati degeneratif (sendi Charcot)
- pulsasi sering teraba
- sepsis (bakteri/jamur)
Iskemia Neuropati
5
Tabel 4. Stadium dari Fontaine
Stadium Gejala dan Tanda Klinis
IV Ulkus / gangrene
II.9 Penatalaksanaan
Pengobatan kelainan kaki diabetik terdiri dari penobatan umum yaitu pengendalian
diabetes dan pengobatan khusus yaitu penanganan terhadap kelainan kaki.2
II.9.1 Umum
Istirahat
Istirahat tempat tidur mutlak pada setiap penderita kelainan kaki diabetes.
Dengan berjalan akan memberi tekanan pada daerah ulkus dan merusak jaringan
fibroblas; sehingga akan menghalangi penyembuhan. Selain itu setiap tekanan pada
luka menciptakan kondisi iskemia pada daerah yang sakit dan sekitarnya sehingga
penyembuhan menjadi semakin sulit.
Antibiotik
Setiap luka pada kaki membutuhkan antibiotik, walaupun demikian tidaklah
berarti pemberian antibiotik boleh dilakukan secara serampangan.Biakan kuman
mutlak harus dilakukan untuk mendapat jenis antibiotik yang sesuai.Dari
pengalaman, hampir setiap infeksi menghasilkan biakan kuman ganda. Dari salah
satu penelitian di New England Deaconess Hospital selalu ditemukan 3 kelompok
kuman, yaitu: gram positif coccus, gram negatif coccus dan kelompok anaerob.
Tampaknya semakin buruk keadaan infeksi, semakin banyak pula jenis
kuman gram negatif.Bila infeksi yang berat ditemukan adanya jenis gram negatif
Proteus, Enterococcus, dan Pseudomonas, prognosis umumnya buruk.Gas gangren
harus dicurigai sebagai tanda adanya infeksi oleh kuman anaerob.Oleh karena
infeksi pada diabetes cenderung untuk cepat memburuk, pengobatan antibiotik
sebaiknya segera dimulai.Pada infeksi kaki yang memburuk, sebaiknya pilihan
antibiotik (sambil menunggu hasil biakan) ialah pemberian intravena.Dua
kelompok kombinasi yang dianggap baik yaitu kombinasi aminoglikosida,
ampisilin dan klindamisin atau sefalosporin dan kloramfenikol.
A. Strategi pencegahan2
Ulkus pada kaki neuropati biasanya terjadi pada kalus yang tidak terawat
dengan baik.Kalus ini terbentuk karena rangsangan dari luar pada ujung jari atau
penekanan oleh ujung tulang. Nekrosis terjadi dibawah kalus yang kemudian
membentuk rongga berisi cairan serous dan bila pecah akan terjadi luka yang sering
diikuti oleh infeksi sekunder.
Tingkat 0 :
Penanganan meliputi edukasi kepada pasien tentang alas kaki khusus dan
pelengkap alas kaki yang dianjurkan.Sepatu atau sandal yang dibuat secara khusus
dapat mengurangi tekanan yang terjadi. Bila pada kaki terdapat tulang yang
menonjol atau adanya deformitas, biasanya tidak dapat hanya diatasi dengan
pengguna-an alas kaki buatan umumnya memerlukan tindakan pemotongan tulang
yang menonjol (exostectomy) atau dengan pembenahan deformitas.
Tingkat I :
Tingkat III :
Tingkat IV :
Debridemen
Amputasi
Perlu palpasi perbandingan suhu kaki kiri dan kanan.Bahkan antara kaki
betis dan paha untuk mengetahui derajat suplai darah ke perifer.
1) Periksalah kaki anda setiap hari. Telitilah kelainan yang terjadi misalnya
lecet oleh karena sepatu, infeksi pada kaki/kuku.
2) Khusus pada kuku agar harus dipotong pendek. Potonglah kuku secara garis
lurus agar tidak memberi luka pada sudut kuku.
3) Kaki harus setiap hari dibersihkan dan segera dikeringkan. Ada baiknya bila
setelah dikeringkan digosok dengan bahan berminyak seperti minyak krim
(cream oil) agar kaki tidak terlalu kering. Jangan sekali-kali merendamkan
kaki pada air hangat/panas, sebab perubahan-perubahan temperatur dapat
menambah beban metabolisme jaringan kaki.
4) Pakailah sepatu yang agak lebar, jangan yang lancip. Khususnya wanita;
jangan gunakan sepatu tinggi.
5) Gantilah kaos kaki setiap hari. Jangan mempergunakan kaos kaki yang
terlalu ketat/elastik, sebaiknya kaos kaki wool. Khusus pada wanita
dianjurkan untuk tidak memakai stocking.
II.11 Prognosis
Prognosis penderita kaki diabetik sangat tergantung dari usia karena semakin tua
usia penderita diabetes mellitus semakin mudah untuk mendapatkan masalah yang
serius pada kaki dan tungkainya, lamanya menderita diabetes mellitus, adanya
infeksi yang berat, derajat kualitas sirkulasi, dan keterampilan dari tenaga medis
atau paramedis.