Anda di halaman 1dari 29

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI

ALTERNATIF DUNIA

MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (KU2071)

Disusun Oleh:

Febrina (13416020)
Jesslyn Wijaya (13416066)
Marco Makmur (13416071)
Angeline (13416095)
Alfredo Kosasih (15016094)
Elfrida Ernestina (19016019)
Vivian (19016155)
Nabila Cania Putri (19016182)

Institut Teknologi Bandung


DAFTAR ISI

BAB I: PENDAHULUAN .................................................................................................1


1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................2
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan ............................................................................2
BAB II: ISI .....................................................................................................................3
2.1 Pengertian Ideologi .............................................................................................3
2.2 Fungsi Ideologi ....................................................................................................3
2.3 Jenis-Jenis Ideologi .............................................................................................4
2.4 Pancasila sebagai Ideologi Bangsa .....................................................................11
2.5 Kelebihan Pancasila dibanding ideologi yang ada ...............................................12
2.6 Pancasila Sebagai Dasar Untuk Penyelesaian Konflik di Dunia ............................14
2.7 Pancasila Sebagai Ideologi Alternatif Dunia ........................................................16
BAB III: KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................19
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................19
3.2 Saran ................................................................................................................20
Daftar pustaka ............................................................................................................20
BIODATA PENYUSUN .................................................................................................22
BAB I: PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berbeda dengan negara-negara lain yang banyak menganut ideologi
liberalisme, komunisme, dan ideologi lainnya, Indonesia merupakan negara yang
menganut ideologi Pancasila yang berlandaskan religiusitas (Ketuhanan). Setiap
ideologi memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Akan tetapi,
seiring berjalannya waktu kita memandang bahwa setiap ideologi memiliki
permasalahannya masing-masing, dimana ideologi dari suatu negara merupakan
cerminan dari jati diri masyarakatnya. Sama halnya dengan Indonesia yang
memilih Pancasila sebagai ideologi bangsa yang dipercayai dapat membangun
dan memperkuat bangsa, juga mempunyai kelebihan dan juga kekurangannya.
Pancasila juga secara ‘spesial’ dimuat dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea
Keempat, dimana posisi Pancasila di sini merupakan
Grundnorm/Staatsfundamentalnorm, yaitu pokok kaidah fundamental bangsa
Indonesia.
Implementasi dari konsepsi ideologi sendiri tidak mungkin bebas dari
masalah. Terbukti dari negara-negara penganut ideologi tertentu yang mulai
menemui masalah. Contoh dari masalah yang terkait dengan ideologi ini adalah,
warga negara penganut ideologi komunisme mengalami penurunan dalam
pengembangan diri mereka, karena segala hal telah diatur oleh negara, dari
negara, dan untuk negara. Di lain pihak, negara dengan ideologi liberalisme juga
mengalami kesenjangan ekonomi karena negara tidak ikut campur dalam
mengatur perekonomian, serta mengedepankan hak asasi setiap individu
sehingga terciptalah dominasi pasar oleh pihak swasta tertentu. Melihat hal ini,
bung Karno mencoba untuk membentuk dasar negara yang paling baik bagi
Indonesia, yaitu Pancasila. Namun, belakangan ini, dunia mulai ‘melirik’ Pancasila,

1
yang merupakan hasil pemikiran para founding father Indonesia untuk dijadikan
sebagai ideologi alternatif sebagai solusi dari konflik-konflik yang ada.

1.2 Rumusan Masalah


1. Mengapa Indonesia memilih Pancasila sebagai ideologi bangsa?
2. Apa kelebihan Pancasila dibandingkan dengan ideologi lain?
3. Bisakah Pancasila menjadi dasar penyelesaian konflik-konflik yang ada di
dunia?
4. Bisakah Pancasila menjadi ideologi alternatif dunia?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
KU2071 Pancasila dan Kewarganegaraan. Manfaat makalah ini adalah untuk
memberi pengetahuan mengenai Pancasila dan ideologi lainnya serta agar
pembaca dapat mengevaluasi kelebihan dan kekurangan ideologi Pancasila dan
ideologi lainnya. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan
pandangan tentang bagaimana implementasi Pancasila sebagai ideologi alternatif
dunia.

2
BAB II: ISI

2.1 Pengertian Ideologi


Ideologi berasal dari bahasa Yunani “idea” yang berarti mengetahui pikiran,
melihat dengan budi dan “logos” yang berarti gagasan, pengertian, kata, dan ilmu.
jadi, ideologi berarti kumpulan ide atau gagasan, pemahaman-pemahaman,
pendapat-pendapat, atau pengalaman-pengalaman. Secara umum, ideologi
adalah seperangkat gagasan vital yang menggambarkan sikap atau seperangkat
prinsip pengarahan yang secara yuridis-formal dan harfiah telah dirumuskan
dalam bagian akhir Pembukaan UUD 1945. Menurut Antoine Destutt Tracy
(1796), ideologi sebagai ilmu tentang pikiran manusia, yang mampu
menunjukkan jalan yang benar menuju masa depan. Setiap bangsa mempunyai
ideologinya sendiri, yang diibaratkan merupakan ciri khas mereka dan yang
menunjukkan eksistensi mereka. Ideologi dijadikan sebagai motivasi bagi warga
negaranya, sehingga membimbing suatu bangsa dan negara untuk tetap berada
pada jalur yang tepat dalam mencapai tujuan bersama.

2.2 Fungsi Ideologi


Keberadaan ideologi dalam kehidupan bermasyarakat dan berkenegaraan
sangatlah penting. Tanpa adanya ideologi, maka tidak adanya suatu pedoman bagi
masyarakatnya dalam mencapai tujuan bersama. Ideologi berkaitan dengan tertib
sosial, dan tertib politik yang ada, berupaya untuk secara sadar dan sistematis
mengubah, mempertahankan tertib masyarakat. Suatu pemikiran mendalam,
menyeluruh, menjadi ideologi apabila pemikiran, gagasan- gagasan tersebut
secara praktis difungsikan ke dalam lembaga- lembaga politik suatu masyarakat,

3
suatu bangsa, suatu Negara (Suparlan, 2012). Selain itu, ideologi juga dapat
dijadikan tempat berlindung bagi masyarakatnya sehingga masyarakat
mendapatkan kepastian dan rasa aman dalam menjalani hidupnya.

2.3 Jenis-Jenis Ideologi


Ada banyak ideologi yang dianut oleh negara-negara di dunia, yang secara
garis besar terbagi menjadi dua, yaitu Ideologi Terbuka, dan Ideologi Tertutup.
Ideologi tertutup memiliki ciri khas sebagai ideologi yang bersifat konkret
operasional. Ideologi ini berasal dari pikiran para elit, yang kemudian
dipraktikkan pada masyarakat. Akar ideologi tertutup sendiri berasal dari Karl
Marx yang kemudian dikembangkan oleh Vladimir Ilianov Lenin. Contoh dari
ideologi tertutup ini adalah Komunisme, Konservatisme, Fasisme dan Naziisme.
Sedangkan ideologi terbuka memiliki ciri khas sebagai ideologi yang bersifat
demokratis dan tidak totaliter. Penerjemahannya ke dalam tujuan-tujuan dan
norma-norma sosial-politik selalu dapat dipertanyakan dan disesuaikan dengan
nilai dan prinsip moral yang berkembang di masyarakat. Contoh dari ideologi
terbuka adalah Pancasila, Liberalisme. Sedangkan contoh ideologi tertutup adalah
Komunisme, Anarkisme, Konservatisme, Fasisme , dan Nazisme.
1. Pancasila
Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta dimana panca berarti lima dan sila
berarti asas atau prinsip. Pancasila merupakan ideologi Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang didasari oleh kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa dan juga merupakan gabungan dari ideologi-ideologi lainnya. Kekurangan
dari ideologi-ideologi tersebut yang akhirnya membentuk Pancasila. Pancasila
terdiri atas 5 sila, yaitu:

4
i. Ketuhanan Yang Maha Esa
Di Indonesia terdapat beragam agama, diantaranya Islam, Buddha,
Kristen, Katolik, Hindu, dan lain sebagainya. Karena ragamnya agama di
Indonesia, setiap masyarakat haruslah menghargai sesama penganut
agama tersebut. Setiap warga memiliki hak untuk menganut agama
sesuai dengan kepercayaannya dan tidak boleh adanya paksaan dari
pihak luar. Setiap warga juga harus menjunjung tinggi sikap toleransi
terhadap penganut agama lain, misalnya tidak membuat keributan pada
saat penganut agama apapun sedang beribadah.
ii. Kemanusiaan yang adil dan beradab
Perikemanusiaan adalah sifat-sifat dimana manusia merasakan bahwa
manusia yang lain juga mempunyai derajat yang sama dengan mereka,
sehingga akan timbul rasa mengasihi, suka menolong, dan tidak mau
menyakiti orang lain. Oleh karena adanya sikap kemanusiaan, sesama
manusia dapat hidup dengan aman, damai, dan tentram.
iii. Persatuan Indonesia
Ancaman bagi suatu negara dapat timbul dari luar maupun dari dalam.
Apabila masyarakat suatu negara tidak bersatu, maka eksistensi dari
suatu negara dapat terancam. Oleh karena itu, apabila suatu negara
ingin bertahan hidup, setiap masyarakatnya harus dapat bersatu untuk
menjaga ketentraman negara itu.
iv. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan dan perwakilan
Sila keempat ini erat sekali hubungannya dengan demokrasi. Demokrasi
berasal dari kata demos yang artinya rakyat dan kretos yang artinya
kekuasaan. Jadi, demokrasi adalah suatu istilah dimana rakyat
merupakan pemegang kekuasaan tertinggi. Semua masyarakat

5
memiliki hak untuk menyatakan pendapatnya dan keputusan diambil
dengan cara musyawarah mufakat.
v. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Semua warga masyarakat mempunyai hak dan kewajiban yang sama.
Status, kedudukan, dan agama seseorang tidak membedakannya dari
masyarakat yang lain. Siapapun yang berbuat salah berhak diberi
hukuman dan siapapun yang tidak berbuat salah berhak untuk
membela dirinya.

2. Liberalisme
Liberalisme berasal dari kata Liber yang berarti bebas. Liberalisme adalah
suatu ideologi yang mengutamakan kebebasan bagi penduduknya dimana
pemerintah tidak memiliki kekuasaan untuk membatasi tindakan atau pilihan
mereka. Hal ini dapat terlihat dari pemerintah penganut ideologi ini tidak ikut
campur dalam urusan masyarakatnya terutama dalam hal ekonomi sehingga
masyarakat dapat dengan bebas mengembangkan potensi mereka masing-
masing. Akan tetapi, hal ini malah menyebabkan kesenjangan ekonomi dimana
orang kaya semakin kaya dan orang miskin semakin miskin. Pemerintah tidak
dapat berbuat apa-apa sebab kesejahteraan masyarakat bukan tanggung jawab
mereka. Setiap masyarakat juga memiliki hak untuk bebas bependapat, hak
milik mereka diakui, dan hak asasi mereka juga sangat diutamakan.
Kelebihan:
a. Hak asasi manusia masyarakatnya dijunjung tinggi.
b. Pemerintah memiliki status dan kedudukan yang sama seperti warganya.
c. Segala sesuatunya berdasarkan atas hukum.
d. Potensi warga masyarakatnya terus berkembang karena persaingan ketat.
Kelemahan:
a. Timbulnya sistem monopoli

6
b. Masyarakat kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.
c. Pemerintah tetap berpangku tangan walaupun masyarakatnya sengsara.

3. Komunisme
Komunis merupakan salah satu ideologi yang awal ajarannya berasal dari
tokoh Karl Marx. Komunisme berasal dari bahasa Latin yaitu Comunis artinya
milik bersama. Pemikiran Karl Marx tersebut pertama kali ditulis dalam pamflet
yang berjudul “The Communist Manifesto” setelah ia mengamati kondisi Eropa
Barat yang pada saat itu masyarakatnya sedang mengalami masa peralihan dari
masyarakat agraris ke industrialisasi. Fokus utama dari ideologi ini adalah untuk
memperjuangkan hak semua kelas sosial yang ada di masyarakat menjadi kelas
sosial yang sama. Komunisme dapat terlihat dari bagaimana pemerintahan
mengatur segala sesuatu yang terjadi di negaranya tersebut, seperti
perekonomian dan politik negara. Negara penganut komunis seperti Korea Utara,
RRC, Laos, dan Vietnam tidak mempercayai adanya agama karena mereka
meyakini bahwa agama dapat menghambat pekerjaan dan kinerja mereka.
Kegiatan agama yang biasa dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu, dianggap
mengurangi produktivitas masyarakat dan menghambat perkembangan mereka.
Kelebihan:
a. Tidak adanya kesenjangan ekonomi antar masyarakat
b. Kemungkinan dominasi pasar oleh pihak swasta sangat minim
Kelemahan:
a. Warga negaranya tidak menganggap memiliki agama atau mempercayai Tuhan
adalah sesuatu yang esensial.
b. Pelaksanaan politik cenderung bersifat radikal.

7
c. Potensi masyarakat tidak berkembang karena hak-hak perseorangannya
dibatasi oleh negara.
d. Tidak mengakui secara penuh adanya hak asasi manusia, hanya partai yang
mempunyai hak.

4. Anarkisme
Anarkisme terdiri atas kata Anarki yang berasal dari bahasa Yunani yaitu
anarchos/anarchein yang berarti tanpa penguasa/pemerintah/pengendali dan
isme yang berarti ajaran. Penganut anarkisme percaya bahwa negara dan
lembaganya adalah sumber penyebab penindasan pada masyarakat, sehingga
pemerintah harus ditiadakan. Orang pertama yang menyatakan dirinya sebagai
seorang anarkis adalah Pierre-Joseph Proudhon, seorang penulis Prancis yang
menerbitkan buku “What is Property” pada tahun 1840 dimana banyak buruh
Prancis yang terinspirasi untuk melakukan gerakan anarkis. Namun, negara
penganut agama ini tidak bertahan terlalu lama karena penduduknya tidak
memiliki suatu patokan maupun aturan yang menyebabkan kekacauan.
Kelebihan:
a. Semua warganya memiliki kebebasan yang mutlak.
b. Menjunjung tinggi nilai kebebasan yang saling membangun antar rakyat.
Kelemahan:
a. Tidak adanya peraturan sehingga keamanan, kedamaian, dan ketentraman
tidak terjamin.
b. Masyarakat yang terus bebas bertindak dan berperilaku akan menimbulkan
ketidakteraturan, keresahan, dan ketidaknyamanan dalam masyarakat.

5. Konservatisme
Konservatisme berasal dari bahasa Latin yaitu consevare yang berarti
melestarikan. Masyarakat yang menganut paham ini ingin mengembalikan nilai-

8
nilai lama dan menolak modernisasi dan globalisasi. Ideologi ini mulai muncul
ketika revolusi Prancis dimana banyak penduduk yang merasa bahwa
modernisasi menyebabkan perpecahan dalam negara oleh karena itu, mereka
ingin kembali ke zaman dulu dimana belum ada modernisasi dan globalisasi.
Karena masyarakatnya pada umumya memiliki cara pandang bahwa apa yang ia
percaya dan yang ia anut adalah yang paling benar, maka muncullah
pendiskriminasian oleh sesama masyarakatnya. Masyarakatnya pun memercayai
bahwa agar terciptanya masyarakat yang teratur, maka dibutuhkan pemerintah
yang mengeluarkan peraturan yang mengekang.
Kelebihan:
a. Terciptanya suasana yang aman, tentram, dan teratur.
b. Adanya peraturan dari pemerintah yang menjamin terciptanya hidup yang
ideal.
Kekurangan:
a. Cenderung menolak adanya perubahan, sehingga menghambat kemajuan
negara penganutnya.
b. Adanya diskriminasi antar masyarakatnya.
c. Adanya sifat cenderung menganggap diri sendiri adalah pribadi yang paling
benar.

6. Fasisme
Fasisme merupakan salah satu ideologi yang sempat berkembang ketika
perang dunia kedua. Pencetus dari fasisme sendiri adalah Benito Mussolini
(1919). Fasisme berasal dari bahasa latin yaitu fasces. Pada tahun 1922, terjadi
suatu gerakan yang bernama “March on Rome”, akibatnya pemerintah Roma
mengundurkan diri dan mengangkat Mussolini menjadi perdana menteri. Sejak
saat itulah, fasisme mulai menjalar dan berkembang. Penganut fasisme tidak
terlalu percaya pada hal-hal ilmiah yang menyebabkan suatu fenomena. Mereka

9
lebih percaya pada mitos atau simbol simbol yang dipercaya dapat menyatukan
mereka dan menambah kekuatan mereka. Para penganut fasisme tidak memilih
pemimpin yang kuat namun seseorang yang memiliki kekuasaan penuh sehingga
berujung pada pemerintahan yang otoriter.

7. Nazisme
Adolf Hitler merupakan pencetus dari ideologi Nazisme. Hitler bergabung
dengan Nationalsozialisteische Deutsche Arbeiterpartei (NSDAP) atau partai Nazi
pada tahun 1919. Namun, pada saat itu ideologi ini belum populer. Kebangkitan
nazisme mulai terlihat ketika keadaan hiperinflasi yang terjadi di Amerika pada
tahun 1924 mulai mempengaruhi kestabilan Jerman pada tahun 1929 sehingga
keadaan saat itu sangat kacau. Hitler memanfaatkan momen ini untuk mengajak
orang-orang mengikuti ideologinya. Walaupun tidak menamatkan
pendidikannya, kemampuan berorasi membuat Hitler dipandang pengikutnya
sebagai sosok yang berkarisma. Dengan kemampuan tersebut, tentulah tidak sulit
untuk mendapatkan banyak pengikut. Pada tahun 1931, nazisme mulai menyebar
dan Jerman mulai dikenal sebagai Nazi Germany. Karena memiliki banyak
pengikut, Hitler bahkan menyingkirkan partai-partai politik lain sehingga hanya
tersisa partai Nazi. Hitler bahkan tidak ragu untuk membunuh pegawai atau
orang-orang yang dia ragukan. Para penganut nazisme mengutamakan ras Arya
yaitu ras tertinggi dan menyingkirkan ras-ras rendah seperti orang Yahudi.
Puncaknya, ketika para nazi melakukan gerakan Final Solution yaitu gerakan yang
mengeliminasi ras Yahudi dengan cara membunuh mereka dengan gas beracun
dan merampas semua kepunyaan Yahudi. Fasisme dan nazisme sekilas terlihat
sama. Namun ada perbedaan diantara kedua ideologi tersebut. Walaupun para
penganutnya sama-sama rasis terhadap ras yang lebih rendah, fasisme tidak
menggunakan cara sebrutal nazisme (memusnahkan satu ras). Dalam

10
keberjalannya, fasisme lebih sedikit menggunakan kekerasan dibandingkan
nazisme untuk mencapai suatu tujuan.

Saat ini, ideologi-ideologi yang masih bertahan di dunia adalah ideologi


yang condong ke arah komunisme dan ideologi yang condong ke arah liberalisme.
Contoh negara-negara penganut liberalisme adalah Amerika Serikat, Argentina,
Brazil, dan Republik Dominika. Sedangkan negara-negara penganut ideologi
komunisme adalah Korea Utara, Laos, Republik Tiongkok, dan Kuba. Namun,
dalam eksekusi di dunia nyatanya, ideologi ini tidak diterapkan secara mutlak.
Terutama, perkembangan ideologi komunisme pada abad ini yang tidak
sepenuhnya menjadi ideologi tertutup. Bahkan Uni Soviet di bawah
kepemimpinan Mikhael Gorbachev memilih radikal menuju ideologi terbuka.

2.4 Pancasila sebagai Ideologi Bangsa


Istilah Pancasila pertama kali dicetuskan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni
1945, yang kemudian dikenal sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Tak berapa lama,
pada tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila resmi menjadi dasar negara Indonesia.
Dasar negara tersebut dipilih karena kesakralan Pancasila yang dianggap
mencerminkan nilai-nilai yang muncul dalam masyarakat Indonesia. Bangsa
Indonesia tidak menerapkan ideologi liberalisme dan ideologi-ideologi ‘sayap
kanan’ karena ideologi tersebut mencerminkan masyarakat yang individualis dan
sangat tidak mencerminkan bangsa Indonesia yang suka bergotong-royong dan
menjunjung tinggi azas kekeluargaan. Ideologi komunisme serta ideologi-ideologi
‘sayap kiri’ juga tidak diimplementasikan karena ideologi tersebut tidak
menganggap religiusitas adalah suatu hal yang penting, padahal bagi masyarakat
Indonesia sebuah nilai religius adalah hal yang sangat penting (terlihat dari
banyaknya pahlawan yang berdoa sebelum berperang dan berkembangnya

11
berbagai kepercayaan pada saat itu) dan juga karena Indonesia merupakan
negara yang beragam dalam segala aspek. Bangsa Indonesia merupakan bangsa
yang memiliki rasa toleransi yang tinggi dan bergandengan bersama menuju
kemerdekaan.
Pancasila sendiri memiliki berbagai fungsi dan kedudukan. Diantaranya,
sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Rumusan Pancasila
bahkan juga tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, dan penjabaran dari nilai-
nilai dan butir-butir Pancasila ini juga terdapat dalam keseluruhan isi UUD 1945.
Ini berarti segala kehidupan ketatanegaraan Republik Indonesia berdasarkan
pada Pancasila, yang merupakan sumber dari segala sumber hukum yang ada.
Pancasila juga diharapkan mampu menjadi solusi bagi segala perbedaan yang
terdapat dalam bangsa ini, dimana adanya multikulturalisme di Indonesia
merupakan sebuah tantangan sendiri. Karena selain multikulturalisme adalah
sebuah anugrah tentang betapa kaya-nya budaya di negeri ini, hal ini juga dapat
menimbulkan perbedaan pendapat yang dapat memicu adanya konflik yang
berasal dari berbagai macam aspek di masyarakat. Mengingat bahwa jajaran
pendiri bangsa ini tidak ingin menghilangkan identitas asli masyarakat Indonesia
yang beragam, tentunya salah satu fungsi Pancasila adalah sebagai pemersatu
bangsa dan pondasi untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Terbukti, hingga saat ini, Pancasila masih dipertahankan sebagai
ideologi bangsa Indonesia, tanpa adanya perubahan akan rumusan dan nilai-nilai
yang terkandung didalamnya.

2.5 Kelebihan Pancasila dibanding ideologi yang ada


Pancasila merupakan ideologi yang memuat unsur komunisme dan
liberalisme. Sila kedua Pancasila yang berbunyi “Kemanusiaan yang adil dan
beradab” merupakan sila yang memuat ideologi liberalisme dimana setiap

12
individu memiliki derajat yang sama tanpa memandang agama, suku, ras maupun
warna kulit. Sila kelima Pancasila yang berbunyi “Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia” merupakan sila yang memuat salah satu nilai dari ideologi
komunisme dimana pemerintah sadar dan peduli dengan kesejahteraan rakyat
serta negaranya. Berbeda dengan negara yang menganut ideologi fasisme dan
nazisme, Indonesia sama sekali tidak memiliki pemerintah yang otoriter yang
tega menghabisi nyawa orang karena perbedaan suku, ras maupun agama.
Indonesia justru memiliki sistem pemerintahan yang otonom, dan diperkuat
dengan UU No. 23 Tahun 2014 (Revisi UU No. 32 Tahun 2004) tentang
Pemerintah Daerah yang membuktikan bahwa bangsa ini memberikan
kepercayaan pada setiap daerah untuk mengembangkan daerah masing-masing
sesuai dengan potensi yang dimiliki. Oleh karena itu, Pancasila dianggap sebagai
suatu ideologi yang berada di antara komunisme dan liberalisme, dimana
Pancasila sendiri mengambil intisari nilai-nilai positif dari tiap ideologi yang
kemudian ditambahkan dengan norma-norma masyarakat yang ada untuk
kemudian disempurnakan dan disesuaikan dengan jatidiri bangsa Indonesia.
Berbeda dengan masyarakat komunis, masyarakat Indonesia memiliki kebebasan
untuk mengembangkan diri dan boleh memiliki hak milik atas sesuatu. Di sisi lain,
Indonesia juga memerhatikan kesejahteraan rakyatnya, dengan mendukung
perkembangan individu atau swasta untuk ikut menyokong kemajuan bangsa.
Pemerintah sering kali memberikan bantuan pada masyarakat yang kurang
mampu dalam berbagai bentuk, seperti melalui subsidi. Berbeda juga dengan
masyarakat liberalisme yang kebanyakan individualis, masyarakat Indonesia
merupakan masyarakat yang peduli pada sekitar dan memiliki ciri khas tentang
gotong royong. Di sisi lain, Indonesia juga melindungi Hak Asasi Manusia
penduduknya, serta meminimalisasi terjadinya dominasi pasar agar start-up atau
usaha kecil menengah tidak mati begitu saja.

13
2.6 Pancasila Sebagai Dasar Untuk Penyelesaian Konflik di Dunia
Banyaknya ideologi yang berkembang di dunia tidak menutup
kemungkinan adanya konflik di dalam suatu negara. Masalah terkait ideologi ini
sendiri memiliki pengaruh yang besar terutama ketika terjadi dua perang dunia
yang lampau. Ideologi nyatanya berperang penting pada Perang Dunia I (1914-
1918) dan Perang Dunia II (1939-1945) dimana peperangan tersebut dilukiskan
sebagai bentuk dari pertentangan antar ideologi. Meskipun agaknya tidak hanya
ideologi yang menjadi pemicu peperangan ini, namun pada kenyataannya
persoalan tentang ideologi juga masuk dalam deretan pemicunya. Dari sini, dapat
ditarik sebuah kesimpulan bahwa ideologi dapat memicu sebuah efek yang besar
yang berkaitan dengan perpecahan dan pertumpahan darah.
Sebagai contoh adalah dua negara penganut ideologi komunisme. Banyak
negara terutama setelah Perang Dunia II (1939-1945) yang menganut ideologi
komunisme, seperti RRC dan Rusia. Namun, pada praktiknya, kedua negara
tersebut tidak memiliki hubungan yang cukup baik dan kepribadian mereka juga
jauh berseberangan. Kepribadian bangsa ini lahir dari akar sejarah bangsa itu
sendiri yang kemudian berlanjut sepanjang masa dengan ideologi yang silih
berganti.
Jika ditarik ke masa sekarang, dimana abad ke-21 ini sudah mulai dipenuhi
dengan technological society, permasalahan yang muncul karena ideologi ini
semakin beragam dan kompleks, baik itu konflik antar ideologi maupun konflik
didalam para penganut ideologi yang sama. Problema ini kemudian melebar ke
berbagai ranah seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, agama atau kepercayaan,
dan pendidikan. Melebarnya segala macam masalah yang ada ini agaknya jika
dibiarkan terlalu lama akan menimbulkan masalah yang lebih serius.
Yang kita saksikan dewasa ini adalah adanya perbedaan ideologi yang
dapat hidup bersama atas dasar penghormatan kedaulatan terhadap ideologi
sesamanya. Namun, beberapa permasalahan yang ada membuat banyak bangsa

14
mencoba memaksakan ideologinya melalui penguasa baru yang timbul di negara
itu, melalu pemberontakan atau pengambilalihan kekuasaan secara damai. Dalam
hal ini, peranan ideologi sebagai landasan utama penyelenggaraan
ketatanegaraan sangat diperlukan untuk memecahkan masalah yang ada.
Sayangnya, keberadaan ideologi-ideologi non-Pancasila agaknya kurang
bisa menyelesaikan problema yang ada. Kemudian, diliriklah Pancasila sebagai
ideologi bangsa yang diambil dari pandangan hidup bangsa dan kepribadian
bangsa Indonesia. Ideologi ini dianggap terbuka terhadap perkembangan ideologi
yang ada di dunia, baik yang bersifat historis maupun yang masih berkembang
dalam kehidupan bangsa-bangsa di dunia sekarang. Pancasila dianggap
melengkapi segala kekurangan ideologi-ideologi lainnya seperti Liberalisme,
Fasisme, Komunisme, maupun Sosialisme. Pancasila tidak bersifat totaliterisme
atau diktator, dan tidak juga memberikan kebebasan mutlak pada warganya.
Pancasila secara eksplisit memuat konsepsi “Negara Kekeluargaan” yang berarti
negara yang disusun dan digerakkan dengan semangat kebersamaan antara
pemerintah dan rakyatnya. Kerangka dasarnya terdapat pada UUD 1945, namun
lembaga-lembaganya dapat berkembang secara dinamik sesuai dengan
perkembangan zaman.
Adanya keragaman yang terkandung di dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan bagaimana ribuan bahasa, budaya, serta daerah mampu bersatu
dibawah naungan Indonesia agaknya juga menjadi bukti bahwa Pancasila
memiliki kekuatan untuk mempersatukan dan mengikat Indonesia menjadi
sebuah bagian yang utuh. Pengakuan atas segala keberadaan etnis, ras, suku,
agama ataupun kepercayaan membuat rakyat menjadi merasa memiliki negara
ini. Sedangkan, bagi negara-negara penganut ideologi selain Pancasila, hal-hal
semacam itu bisa menjadi sebuah permasalahan yang rumit. Itulah sebabnya,
Pancasila dianggap bisa menjadi solusi terbaik untuk menyelesaikan konflik-
konflik yang ada di dunia. Nilai-nilai sakralnya sangat menjunjung tinggi

15
hubungan erat antara manusia, negara, dan kepercayaan serta nilai-nilai yang
terkandung dalam diri mereka.

2.7 Pancasila Sebagai Ideologi Alternatif Dunia


Setiap ideologi yang ada memiliki kekhasannya masing-masing.
Komunisme, Liberalisme, Fasisme dan Pancasila itu sendiri juga memilikinya.
Namun, agaknya dunia ingin memiliki dan mengadopsi Pancasila sebagai ideologi
yang dianggap paling ‘mumpuni’ untuk mempersatukan suatu bangsa. Pancasila,
sebagai dasar negara Indonesia ada bukan untuk sekedar dipahami dengan
penalaran yang jernih, tetapi juga untuk dihayati dalam batin serta diamalkan
secara konsisten dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. Itulah mengapa, konsepsi Pancasila juga diberikan sejak dini, agar
rakyat tidak salah paham terhadap ideologi bangsa ini, dan agar rakyat mengenal
sejatinya siapakah bangsa Indonesia ini.
Sebagai salah satu negara pelopor Gerakan Non Blok, Indonesia memiliki
ideologi yang bersifat universal yang dapat diterima oleh negara manapun. Hal
inilah yang kemudian membuat negara-negara diluar Indonesia menjadi berpikir
untuk menjadikan Pancasila sebagai ideologi alternatif untuk menjaga keutuhan
negara mereka karena Pancasila juga mengatur banyak aspek dalam kehidupan.
Sejatinya, Pancasila memiliki beberapa kekhasan yang berhubungan
dengan kehidupan kemasyarakatan dan kenegaraan, dan membuatnya menjadi
bermakna lebih, dan inilah faktor penguat pantasnya nilai-nilai yang terkandung
dalam rumusan Pancasila jika diadopsi sebagai ideologi alternatif dunia.
Kekhasan itu terbagi menjadi lima, sesuai dengan butir itu sendiri.

16
1. Tuhan yang Maha Esa, yang berarti bahwa kita percaya akan adanya Tuhan
sebagai pencipta dunia dengan sendirinya kita harus taat kepada Tuhan
yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, berarti penghargaan kepada sesama
umat manusia, apapun suku bangsa dan bahasanya. Kita menghargai hak-
hak asasi seimbang dengan kewajiban-kewajibannya.
3. Persatuan Indonesia, berarti bangsa Indonesia menjunjung tinggi
persatuan bangsa dan dari persatuan itu dapat dibina kerjasama yang
harmonis.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, berarti kehidupan kita dalam
bermasyarakat dan bernegara berlandaskan atas sistem demokrasi. Dalam
hal ini, demokrasi itu dicerminkan dari kebiasaan rakyat Indonesia yang
melakukan musyawarah untuk menyelesaikan konflik atau membuat
sebuah keputusan bersama.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, berarti keadilan sosial bagi
hidup bersama, yang merupakan cita-cita bangsa kita sejak masa lampau.
Sejalan dengan sistem pemerintahan yang kita anut bertujuan untuk
menciptakan masyarakat yang adil dan makmur.

Kekhasan Pancasila antara satu dengan yang lain ini tidak dapat
dipisahkan, dimana nilai satu dengan yang lainnya saling berkaitan dan
berkesinambungan. Sedangkan, nilai-nilai lain dari Pancasila dijabarkan dalam
ke-45 butir-butir Pancasila yang menjelaskan lebih jauh tentang esensi dari setiap
rumusan sila.
Pancasila seperti tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 merupakan kesatuan yang bulat dari lima Sila, dan bertujuan untuk
memberi keyakinan kepada rakyat dan bangsa Indonesia bahwa kebahagiaan

17
hidup akan tercapai apabila didasarkan atas keselarasan dan keseimbangan, baik
dalam hidup manusia sebagai pribadi, dalam hubungan manusia dengan
masyarakat, dalam hubungan manusia dengan alam, dalam hubungan bangsa
dengan bangsa-bangsa lain, dalam hubungan manusia dengan Tuhannya, maupun
mengejar kemajuan lahiriah dan kebahagiaan rohaniah.
Satu kesatuan inilah yang merupakan jati diri bangsa ini, bahwa sedalam-
dalamnya Pancasila adalah pandangan hidup serta sumber kejiwaan Bangsa dan
dasar Negara Republik Indonesia. Keinginan dunia untuk mengadopsi nilai-nilai
Pancasila dapat diartikan sebagai suatu apresiasi terhadap Pancasila sekaligus
sebagai bentuk itikad baik dari mereka untuk memperbaiki ideologi yang mereka
anut ke arah yang lebih baik. Terlebih, terlihat dari Pancasila yang berada di posisi
non-blok dan tidak condong kearah ideologi manapun, yang memiliki nilai-nilai
positif untuk keberlangsungan sebuah negara. Namun demikian, jatidiri dari
rumusan Pancasila sendiri tidak boleh diingkari, karena pengingkaran nilai-nilai
Pancasila sama dengan ancaman terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Dan tidak boleh dilupakan bahwa Pancasila merupakan ideologi khas
Indonesia yang terkandung nilai-nilai sakral masyarakat Indonesia didalamnya.
Sekalipun Pancasila diterapkan sebagai ideologi alternatif namun Pancasila
adalah tetap satu kesatuan yang utuh dan merupakan buah dari pemikiran yang
berakar dari perjuangan dan pertumpahan darah bangsa Indonesia untuk
memperoleh kemerdekaan secara utuh untuk menjadi negara yang berdaulat.
Adapun masalah aktual yang sedang terjadi sekarang yang dapat dbantu
dengan Pancasila adalah masalah rasisme yang sering terjadi di negara luar
seperti Amerika Serikat. Dapat terlihat di Indonesia bahwa terdapat beragam ras
dan suku namun jarang terdengar pertikaian antar ras dan suku. Seperti
semboyan dari Bhinneka Tunggal Ika dimana artinya berbeda-beda tetapi tetap
satu, masyarakat Indonesia memiliki tingkat toleransi yang tinggi sehingga
memungkinkan minimnya rasisme terjadi. Dalam Pancasila juga terdapat sila

18
Persatuan Indonesia yang mendukung semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Hal-hal
ini yang tidak ada dalam ideologi negara luar sehingga menimbulkan konflik antar
masyrakat itu sendiri.

BAB III: KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Setiap bangsa pastinya akan selalu berusaha memelihara ideologi mereka di
samping kekurangan dan kelebihan ideologi tersebut. Karena ideologi suatu
bangsa merupakan identitas dari negaranya, setiap bangsa tidak memiliki hak
untuk mengubah ideologi bangsa lain. Indonesia sendiri memilih Pancasila
sebagai ideologi bangsanya karena Pancasila dipercaya dapat menutupi
kelemahan dari ideologi lain walaupun Pancasila sendiri juga mempunyai
kelemahannya sendiri. Pancasila dinilai lebih cocok untuk bangsa Indonesia
karena kondisi bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku,ras
dan agama (diliputi oleh rasa toleransi yang sangat tinggi) sehingga
dibutuhkan suatu pemersatu dari semua hal tersebut yaitu ideologi Pancasila.
Pancasila dipilih sebagai ideologi bangsa Indonesia karena Pancasila
dianggap yang paling mencerminkan jati diri masyarakatnya, dimana hak asasi
manusia dan hak milik diakui, pemerintah memiliki kekuasaan mengatur
perekonomian yang melibatkan kesejahteraan orang banyak, tidak
menggunakan kekerasan secara semena-mena, masyarakat memiliki hak
untuk memberikan suara, dan semua itu berlandaskan pada Ketuhanan.
Dalam menghadapi konflik-koflik yang ada, Pancasila dapat dijadikan solusi.
Hal ini dikarenakan Pancasila sangat menjunjung tinggi nilai harmonis antar
sesama masyarakat. Selain itu, Pancasila juga terbuka terhadap perubahan dan
perbedaan yang ada sehingga akan timbulnya sikap toleransi.

19
Pancasila cocok untuk dijadikan alternatif ideologi bangsa. Hal ini terlihat
dari nilai-nilai dan makna dari setiap silanya.

3.2 Saran
Pancasila merupakan ideologi yang sudah mencerminkan jati diri warga
negara Indonesia dengan cukup baik. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan
bersama, masih diperlukan kesadaran dari masyarakatnya. Oleh karena itu,
diharapakan masyarakat dapat dengan sungguh-sungguh memahami dan
mewujudkan nilai-nilai yang ada di Pancasila dan jadikan ideologi bangsa
sebagai potret dirinya sendiri. Karena ideologi menggambarkan tentang
manusia yang ideal ataupun yang diinginkan, maka masyarakat diharapkan
dapat bertindak dan berusaha menjadi seperti apa yang tercermin dalam
ideologi bangsa kita. Apabila hal tersebut sudah terlaksana, masalah-masalah
dan atau ancaman yang mungkin timbul pun dapat dihindari.

Daftar pustaka

Samsuri. (2011). PENDIDIKAN PANCASILA. Retrieved September 10, 2017, from


http://staffnew.uny.ac.id/upload/132300167/pendidikan/HandoutPendidikan
PANCASILA.pdf
S., D. D., H. (n.d.). Pancasila dalam Beberapa Perspektif(1983 ed., Vol. 3, No.
067/AL/82). Jakarta: ARIES LIMA.

20
Asmaroini, A. P., M.Pd. (2017). Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan . Menjaga
Eksistensi Pancasila dan Penerapannya Bagi Masyarakat di Era Globalisasi,
1(No.2), e- issn 2527-7057 , p-issn 2545 - 2683. Retrieved September 10, 2017.
M. (1991). Pancasila Sebagai Ideologi dalam Berbagai Bidang Kehidupan
Bermasyarakat Berbangsa dan Bernegara(Vol. 2). Jakarta.
Skidmore, M. J. (1989). Ideologies Politics in Action. Florida, US: Harcourt Brave
Jovanovich, Inch.
Van Dijk, T. A. (2006). Journal of Political Ideologies. Ideology and Discourse
Analysis,115-140.
doi:http://www.discourses.org/OldArticles/Ideology%20and%20Discourse%2
0Analysis.pdf
N. Z. (1984). REVITALISASI - RADIKALISASI FILSAFAT DAN IDEOLOGI PANCASILA
DI ERA REFORMASI DAN GLOBALISASI(1st ed., Vol. 1). Jakarta Utara, Indonesia: PT
RajaGrifindo Persada.

21
BIODATA PENYUSUN

Nama : Febrina
NIM : 13416020
No. kontak : 08116150972
Jurusan : Teknik Industri
Alamat : Jl. Ciumbuleuit no. 83
Asal : Medan

Pandangan setelah melengkapi topik ini :


Semua ideologi mempunyai kelebihan dan kelemahannya masing-masing, bahkan
ideologi Pancasila pun mempunyai kelemahan dan kelebihannya. Tidak ada
ideologi yang lebih benar atau paling benar, semua tergantung pada pandangan
masyarakat itu sendiri dan cara mereka bertindak.

Nama : Jesslyn Wijaya


NIM : 13416066
Kontak : 087807260022
Jurusan : Teknik Industri
Alamat : Jl. Tubagus Ismail VII no. 9
Asal : Pematangsiantar

Pandangan setelah melengkapi topik ini :


Dengan masyarakatnya yang beranekaragam, Pancasila mampu mencerminkan
jati diri bangsa Indonesia. Sebagai ideologi yang berada di tengah-tengan

22
liberalisme dan komunisme, tentulah Pancasila patut menjadi ideologi alternatif
dunia.

Nama : Vivian
NIM : 19016155
Kontak : 082160591919
Jurusan : Manajemen
Alamat : Jl. Ciumbuleuit no. 83
Asal : Medan

Pandangan setelah melengkapi topik ini :


Pancasila merupakan gabungan dari kelebihan-kelebihan ideologi lain dimana
membuat Pancasila dapat menjadi sebuah ideologi alternatif bagi negara lain.
Meskipun begitu, Pancasila juga tak luput dari kekurangan yang ada. Tidak ada
ideologi yang sempurna di dunia ini, hanya tergantung bagaimana masyarakat
melihat dan menjalankan ideologi tersebut.

Nama : Nabila Cania Putri


NIM : 19016182
Kontak : 081287354038
Jurusan : Manajemen
Alamat : Dago Bangbayang Residence no 23A
Kav B10
Asal : Cilegon, Banten

23
Pandangan setelah melengkapi topik ini :
Pancasila ternyata adalah gabungan dari beberapa ideologi yang sudah ada.
Pancasila memang terbentuk karena kesamaan nasib yang di alami saat itu.
Namun dengan adanya penggabungan, Pancasila tetap menjadi ideologi yang
berbeda dan menjadi ciri khas sendiri. Pancasila dapat di terapkan sebagai
ideologi alternatif dunia namun pelaksanaan yang tepat akan tergantung oleh
pemerintah dan masyarakatnya.

Nama : Elfrida Ernestina


NIM : 19016019
Kontak : 081277751547
Jurusan : Manajemen
Alamat : Dago Bangbayang Residence No 23A
Kav B10
Asal : Bojonegoro, Jawa Timur

Pandangan setelah melengkapi topik ini :


Pancasila adalah ideologi Indonesia yang lahir dari jatidiri bangsa ini. Kesakralan
akan nilai-nilai Pancasila yang masih bertahan hingga saat ini terbukti masih
mampu mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berada
di naungan yang sama, meskipun terdapat ribuan suku, budaya, etnis, dan bahasa,
nyatanya semangat “Bhineka Tunggal Ika” masih ada didalam jiwa-jiwa rakyat
Indonesia. Selama pembuatan artikel ini, saya merasa bahwa ideologi bangsa kita
adalah sesuatu yang harus kita jaga dan nilai-nilai didalamnya harus kita
implementasikan dalam kehidupan sehari-hari, karena rumusan Pancasila sangat

24
sarat akan nilai positif yang sanggup menjadi poros jawaban dari segala masalah
kenegaraan yang ada, tidak hanya di Indonesia itu sendiri, namun juga di belahan-
belahan dunia yang lain.

Nama : Angeline
Kontak : 082244074008
NIM : 13416095
Jurusan : Teknik Industri
Alamat : Jalan Ciumbuleuit no.83
Asal : Medan
Pandangan setelah melengkapi topik ini :
Semua ideologi memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Negara
Indonesia memilih pancasila sebagai ideologi karena Pancasila berada di antara
ideologi-ideologi yang ada di dunia. Warga Indonesia harus menjunjung tinggi
Pancasila karena Pancasila dibentuk berdasarkan kesamaan nasib yang dirasakan
pada saat belum merdeka dan Pancasila dipilih oleh rakyat Indonesia sendiri.

25
Nama : Marco Makmur
Kontak : 082366666698
NIM : 13416071
Jurusan : Teknik Industri
Alamat : Jl. Imam Bonjol no. 47
Asal : Medan
Pandangan setelah melengkapi topik ini :
Setiap ideologi yang dianut oleh suatu negara, mencerminkan jati diri dari negara
tersebut. Ideologi tersebut pastilah memiliki kelebihan dan kekurangannya
masing - masing. Dari kekurangan tersebut, timbulah masalah yang menjadi isu -
isu nasional karena ideologinya tidak mampu menjadi pedoman untuk
menyelesaikan isu yang ada. Disinilah Pancasila berperan sebagai solusinya, ini
dikarenakan Pancasila bersifat general dan tidak berpihak. Negara penganut
ideologi liberal dan komunis dapat mengadopsi Pancasila tanpa menghilangkan
jati diri dari bangsa tersebut.

Nama : Alfredo Kosasih


Kontak : 081262678971
NIM : 15016094
Jurusan : Teknik Sipil
Alamat : Jl. Cisitu Indah V Dalam no. 70A
Asal : Medan
Pandangan setelah melengkapi topik ini :
Ideologi merupakan sesuatu yang sangat penting bagi suatu
negara untuk mencapai tujuan dari negara tersebut. Namun dari berbagai

26
ideologi yang ada masih terdapat kelebihan dan kekurangan. Dari sini, Pancasila
merupakan salah satu ideologi yang berlandaskan ketuhanan dan juga
menggabungkan berbagai sisi positif dari berbagai ideologi lain seperti
liberalisme dan komunisme. Pancasila merupakan ideologi yang sangat cocok
sebagai ideologi alternatif dunia dikarenakan kelebihan dari Pancasila yang bisa
sebagai pemersatu.

27

Anda mungkin juga menyukai